8. All about You

Pukul 04.50 pagi–Aries bergegas keluar dari kamar. Ia menuruni anak tangga dengan hati-hati agar tak membangunkan para penghuni base camp. Langkahnya mendadak terhenti, ketika melihat Miez, Oz dan Onyx sedang duduk di kursi gaming masing-masing tanpa memainkan permainan apa pun. Ketiganya serempak menoleh saat mendengar suara seseorang turun dari lantai dua.

Miez, Oz dan Onyx menatap Aries dengan penuh kekaguman. Pagi ini Aries sedikit merias diri. Ia memoles wajahnya dengan make up natural. Biasanya Aries hanya menggunakan pelembab muka dan lip gloss. Meski tampak natural, namun Miez, Oz dan Onyx mengetahui perubahan itu. Pun Rasi, Riyu dan Abhra yang baru saja pulang dari masjid. Semua lelaki itu seperti terpana melihat Aries yang tiba-tiba berubah menjadi perempuan cantik dewasa.

Aries mengenakan rok mini jeans dan sweater berwarna putih bergambar kucing dengan bertuliskan aksara Thai. Jauh berbeda dengan keseharian Aries. Hanya berpakaian kaus oblong kebesaran yang akan menutupi hot pants-nya. Hal yang tidak asing di mata Rasi sedari dulu.

"Wow.... Rascal, kamu cantik hari ini," puji Onyx yang tak sadar akan kehadiran Rasi.

"So beautiful. Pantas Rasi nggak bisa move on," tutur Miez.

"Chanel Rouge Allure Luminous Intens lip colour number 96 Excentrique," kata Oz menyebut merk dan shade lipstik yang dipakai Aries.

"Emang lu pake lipstik?" tanya Richy meneliti wajah Aries.

Oz, Onyx dan Miez terkejut dengan kedatangan Richy. Onyx tersenyum kikuk saat melihat Rasi memandangnya dengan tatapan tajam tak mengenakkan.

"Seal. First blood," ledek Oz melihat Rasi menatap Onyx seakan ingin menerkam.

"Rascal emang cantik, kok. Ya, kan, Bang?" ujar Onyx menyelamatkan diri.

"Ngapain kalian di sini?" tanya Aries sebelum duduk di kursi gaming-nya.

"Kamu mau live streaming atau mau pergi ke mall?" tanya Rasi yang sedang menahan emosi karena Aries membuat kegaduhan dengan penampilannya.

"Kenapa emangnya? Masalah buat Abang? Pergi sana. Ngapain kalian pada di sini!" sungut Aries yang mulai geram karena pertanyaan Rasi.

"Kita mau lihat kamu live streaming," kata Onyx yang sudah berada di samping kanan Aries.

"Kata Kak Kevin, kita harus awasin kamu waktu live streaming," imbuh Oz yang membuat Aries merengut.

Rasi duduk di kursi gaming-nya bersebelahan dengan Aries, "Kita semua ada di sini atau enggak, sama aja. Tetap bisa menonton kamu live streaming di mana pun."

Helaan napas kasar dari Aries berembus. Dengan kesal ia mulai menyalakan komputer dan bersiap untuk live streaming. Beberapa menit kemudian, kedua mata Aries melotot. Melihat jumlah viewers yang siap menonton live streaming-nya.

"Wow.... Banyak banget. Fans Bang Rasi aja nggak sebanyak ini kalau lagi live streaming," ujar Onyx yang langsung mendapat anggukan kepala dari Oz dan Miez.

Tubuh Aries tampak melemas, "Ini orang nggak pada tidur? Jam segini masih stand by main?"

"Sudah sebulan mereka menunggu live streaming kamu, Aries," tutur Riyu.

"Mereka ingin melihat RAN_Rascal. Cepat mulai live streaming-nya," perintah Rasi setelah menyalakan komputernya.

Dengan malas Aries mengenakan headset. Ia mengatur arah kamera sebelum live streaming dimulai. Ia mengembuskan napas, sebelum meng-klik mouse. Layar komputer menampilkan wajahnya yang sedang gugup. Beberapa gambar love bertaburan. Komentar-komentar pun mulai berjalan memenuhi layar komputer.

"Aaaaah.... cute-nya Rascal."

"Wooow..., Rascal is a cute girl. Daebak!"

"Anjiiir..., cantiknya istri gue."

"Demi, apa?! Rascal itu cewek?"

"Damn! I love you so much, Rascal."

"Welcome, Rascal. Love you."

"Fighting, Rascal!"

"Sawatdee kha, Rascal."

Aries melambaikan tangan seraya menyapa, "Hai, semua. Selamat pagi."

"Aku RAN_Rascal. Terima kasih sudah menunggu. Mulai hari ini dan seterusnya, aku akan live streaming seperti teman-teman yang lain. Semoga kalian nggak bosan. Oia, please subscribe."

Aries mencakup tangan menjawab salam yang ada di layar, "Sawatdee Kha. Yindee tèe dài rūujăk."

"Artinya, halo. Senang berkenalan dengan kamu," terang Aries saat ada komentar yang menanyakan arti kalimat sapaan tadi.

"Aku asli Indonesia," jawab Aries sebelum bermain Onmyoji Arena. "Bahasa Indonesia, Inggris, Thailand sedikit."

"Ayo, solo," ajak Rasi yang tak suka dengan berbagai pertanyaan aneh di layar komputer Aries.

"Hah?!" Aries terkejut.

"Solo?" tanya Onyx terkejut.

Komentar langsung membanjiri layar komputer Aries ketika suara Rasi terdengar.

"Apa itu suara Bang Ares?"

"Iya, itu suara Ares."

"Aaaa.... My Ares!"

"Miss you, Ares."

"Bang, live streaming juga dong."

"Bang Ares, jangan cinlok, please!"

"Cinlok?! Lover to hater!"

"Demi apa?! Pagi-pagi udah denger suara merdunya my Ares."

"Wow! Dewa Ares ngajak solo. Pertanda apakah ini?"

Richy tertawa, "Pertanda pubertas."

"Siapa yang puber?" tanya Miez bingung.

"Kak Miez nonton aja. Jangan banyak tanya," titah Richy gemas.

"Aku main dulu. Nanti kita lanjutkan lagi Q&A-nya. Selamat menonton," kata Aries yang akan mulai bermain solo dengan Rasi.

Aries dan Rasi bersiap. Keduanya memandang layar komputer masing-masing dalam diam. Sedangkan tangan mereka sudah berada di atas keyboard dan mouse. Bersiaga untuk saling menyerang satu sama lain. Ketika permainan dimulai, tanpa terduga Rasi langsung menyerang Aries dengan cepat.

"Rampage. Seal. First blood."

Suara-suara itu terdengar berurutan saat Rasi menyerang untuk membunuh Aries. Aries menoleh. Menatap Rasi dengan kesal. Sedangkan Rasi hanya terdiam. Melanjutkan permainan untuk mendapat pion tambahan.

Setelah beberapa menit permainan berlangsung, skor mereka sama. Aries berhasil mengejar ketertinggalannya dari Rasi. Namun tiba-tiba Aries terdiam dan tidak berkutik. Memerhatikan cara bertarung solo Rasi yang tak asing baginya. Hal itu membuat Rasi memenangkan pertandingan.

"Impossible," gumam Aries tak percaya.

"Wooow.... you lose, Rascal." Miez berkomentar.

"Level lu belum setara sama Bang Rasi," olok Richy.

"Masih mengantuk?" ledek Rasi dengan wajah tanpa ekspresinya.

Aries menoleh sambil melayangkan tatapan tak percayanya kepada Rasi.

"Kamu..., Ma Boy?" ungkap Aries menyebutkan ID seseorang yang sering mengajaknya bermain solo saat berada di Thailand.

Rasi tak menyahut. Ia kembali membenarkan posisi kursi gaming-nya, dan mulai membaca beberapa komentar yang muncul di live streaming Aries.

"My Boy???"

"Apa?! My Boy???"

"Rascal nggak cocok sama Ares!"

"Dewa Ares jangan cinlok, please!!"

"Ares dan Rascal? F*ck!"

"Kalian seperti dua anjing gila!!"

"Oh.... my double C. Suka."

"Meragukan. Gimana bisa gantiin Simba?!"

"RAN Ryuga, bye!"

"Nggak ada pro gamer cewek!"

"Gamer cewek nggak akan bisa menang!!"

"Rascal loser!!!"

"Love Richy. Bye Rascal!"

Aries tersenyum sinis setelah membaca komentar atas kekalahannya, "Wow! Kalian luar biasa. Setelah memuji, terus memaki. Lanjutkan!"

"Aku baru kalah kali ini. Kalau aku menang, kasihan Bang Rasi. Dia pasti malu," sindir Aries yang membuat Rasi menoleh, dan menatapnya tajam.

"Ooow...." gumam Oz dan Miez serempak.

"Rascal gokil," ujar Onyx berani.

"Sombong membawa malapetaka, woy!" peringat Richy.

"Wajar, dong, Bang Rasi menang. Dia tetua di sini. Ya kali, the best ADC lost the game. Apa kata dunia?!" geram Aries membalas komentar fans.

"Single?" Aries kembali membaca komentar, "What is single?"

"I've already had someone who I love. Sorry, Jomlo," tegas Aries yang mampu membuat waktu terasa berhenti bagi Rasi saat mendengarnya.

"Oooh. Sorry, Jomlo. Hahaha...." ulang Onyx, Oz, Richy dan Miez serempak kemudian tertawa bersama.

"None of your business," jawab Aries ketika fans menanyakan siapa kekasihnya, apa pekerjaan kekasihnya, dan lain-lain.

"Operator, tolong blokir akun atas nama istrinyaRasi, xxxrasiku, dan RANcintaares, selama sebulan. Bye!" perintah Aries keras.

"Okay. I think that's enough. I'm starving now. Aku nggak mau nambah dosa kalau tetap live streaming sekarang. Thank you so much. And see you soon," ucap Aries sebelum menutup live streaming.

Aries melepas headset setelah selesai live streaming. Ia meregangkan otot-ototnya sebelum beranjak dari kursi gaming. Kedua alisnya terangkat saat pandangannya terkunci oleh tatapan tajam Rasi.

"Good job, Rascal!" teriak Kevin dari lantai dua, menginterupsi kegiatan Rasi dan Aries.

"Oz, sudah mandi? Jangan sampai kita telat ke gereja. Breeze, Rexi, Felix, RC cepat keluar!" tambah Kevin sambil menuruni anak tangga.

Oz menyahut, "Sudah, Kakak."

"Beliin bubur ayam nanti," pinta Onyx memohon.

"Masih bisa nahan lapar?" tanya Oz.

"Aku mau tidur lagi," jawab Onyx sebelum beranjak pergi, diikuti Rasi di belakangnya.

Sementara Aries melangkah pergi menuju dapur untuk membuat susu cokelat hangat dan roti bakar. Riyu dan Richy mengekor. Meminta roti bakar kepada Aries. Suasana dapur pun menjadi ramai karena keributan Aries dan Richy.

Base camp RAN Ryuga memang seperti moto bangsa Indonesia–berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Riyu, Rasi, Richy, Aries, Elang, dan Daisy beragama Islam. Kevin, Oz, Felix, Rexi, RC serta Breeze adalah pemeluk agama Kristen. Sedang Onyx dan Miez memeluk agama Konghucu seperti leluhurnya. Dan coach Xavier, satu-satunya yang beragama Hindu. Di sini semua pemeluk agama yang berbeda berkumpul dalam satu base camp. Hidup bersama dengan satu tujuan. Tujuan untuk menjadi pemenang di pertandingan Onmyoji Arena dunia.

♡♡♡

Rasi mengurungkan niatnya untuk membuka pintu kamar Aries. Ia mendengarkan percakapan Aries dengan seseorang. Sepertinya Aries sedang melakukan video call, hingga obrolan itu terdengar dengan jelas di telinga Rasi.

"Rascal, are you okay?"

"Huum."

"Bang Rasi? Kenapa lagi dia?"

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Minta kepastian!"

"Caranya?"

"Duh! Bego ini."

"Rachel!"

"Lu pasti tahu, gimana caranya menghadapi Bang Rasi. Kalau gue, udah pasti gue acak-acak tu muka ganteng dia."

"Kalau tiba-tiba aku merasa biasa aja dengan perlakuan Bang Rasi, apa aku udah nggak cinta lagi sama dia?"

"Heh? Seriously?! Lu ngerasain itu?"

"Kalau. Aku takut, kalau nanti tiba-tiba perasaanku berubah begitu aja."

"If you really love him, learn to wait. Maybe you are not meant to be together for today, but meant to be in the future."

"If the mouse and keyboard is what I use to control the game, what then can I use to take control of his heart?"

"Wah, berat ini. Susah."

"Bye!"

Jantung Rasi berdebar kencang saat mendengar ucapan Rachel, sahabat Aries. Ia pun teringat kata-kata Aries ketika live streaming tadi pagi. Ia ingin mengetahui, siapa seseorang yang sedang dicintai Aries sekarang. Mungkinkah masih dirinya? Atau sudah tergantikan dengan lelaki lain? Itulah pertanyaan yang sedang menari-nari di kepala Rasi sedari pagi. Tiba-tiba pintu kamar Aries terbuka. Membuat Rasi terperanjat

"Abang ngapain di sini?" tanya Aries yang juga kaget akan kehadiran Rasi di balik pintu kamar.

"Papa pengen ketemu sama kamu," tegas Rasi menutupi keterkejutannya.

Perlahan dahi Aries berkerut, "Papa siapa?"

"Papanya Abang," terang Rasi.

"Om Alres?"

"Huum. Sana, ganti baju."

"Nggak mau."

Rasi mengembuskan napas, lantas mengambil smartphone dari saku celana ripped jeans hitamnya. Kemudian menyodorkan smartphone itu kepada Aries.

"Ya udah, kamu ngomong sendiri sama Papa," kata Rasi memerintah.

Aries menolak keras, "Nggak mau!"

Rasi memegang pergelangan tangan Aries, dan menariknya masuk ke dalam kamar. Ia tak ingin menjadi tontonan jika berdebat lagi dengan Aries.

"Aku nggak mau berurusan dengan siapa pun yang berhubungan dengan Ryotasoft," ungkap Aries lugas.

"Termasuk Abang?" tanya Rasi sedikit tak suka.

Aries terdiam sesaat. Ia menatap kedua mata indah Rasi yang selama ini dirindukannya. Mata amber yang memiliki warna kuning keemasan seperti warna tembaga atau berkarat. Mata yang sering disebut sebagai mata serigala. Rasi juga memandang Aries dalam hening. Menikmati wajah imut Aries yang selalu menggoda imannya.

"Kecuali Abang," jawab Aries tanpa keraguan.

"Kamu tahu, kan, suatu saat Abang akan menjadi pewaris Ryotasoft. Apa kamu juga akan menjauhi Abang saat hari itu tiba?" tanya Rasi yang membuat Aries bungkam.

Suara dering smartphone Rasi berbunyi. Menginterupsi percik ketegangan di antara Rasi dan Aries. Rasi segera mengangkat panggilan itu. Ia kembali memandang Aries dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Assalamualaikum, Pa," salam Rasi sopan.

"Wa'alaikumsalam. Gimana, Bang? Jangan kemalaman," ucap Alrescha, Papa dari Rasi.

"Aries nggak mau, Pa," jawab Rasi tanpa mengalihkan tatapannya kepada Aries.

"Biar Papa bicara sendiri sama Aries," tutur Alrescha.

Rasi memberikan smartphone-nya kepada Aries. Aries hanya terdiam. Tangan kanan Rasi mengambil tangan kanan Aries, lalu meletakkan smartphone itu di sana.

Dengan terpaksa Aries menerima telepon itu, "Halo, Om. Ini Aries."

"Aries, Om ingin bertemu dengan kamu. Apa kita bisa bertemu sekarang? Kalau kamu bersedia, Om akan ke base camp," ujar Alrescha tanpa basa-basi.

"Ada apa, ya, Om?" tanya Aries memastikan.

"Ada hal penting yang ingin Om sampaikan pada Aries," terang Alrescha.

"Soal Ryotasoft?" tebak Aries.

"Ya. Tentang Ryotasoft."

"Aku nggak mau berurusan dengan Ryotasoft, Om."

"Om mengerti. Om janji, ini yang terakhir kalinya kita membahas Ryotasoft. Bagaimana?"

"Oke."

"Om ke base camp sekarang."

"Biar Aries yang ke rumah Om."

"Om tunggu."

Panggilan itu berakhir setelah Alrescha memberi salam penutup. Aries mengembalikan smartphone Rasi dengan hati tak tenang. Rasi pun mengerti.

"Ganti baju yang sopan. Jangan lupa bawa jaket," peringat Rasi yang selalu mengingat alergi dingin Aries.

Rasi segera keluar dari kamar Aries. Ia menunggu Aries bersiap di depan pintu kamar. Membuat anak-anak tim K penasaran. Hanya dengan sekali tatap, Rasi langsung bisa mengendalikan keingintahuan para juniornya. Felix, Elang, Daisy, Breeze, RC dan Rexy segera kembali ke kegiatan mereka–push rank.

♡♡♡

Aries mengikuti di mana Rasi duduk. Ia merasa tak nyaman dengan orang-orang yang sedang memandangnya di ruang keluarga rumah kedua orang tua Rasi.

"Apa kabar Aries?" tanya Alrescha, Papa dari Rasi.

Aries tersenyum simpul, "Baik, Om. Om Alres apa kabar?"

"Alhamdulillah, baik. Terima kasih, Aries, karena sudah mau datang ke sini. Kita langsung saja, ya," ucap Alrescha tanpa ingin berbasa-basi.

"Mereka ini adalah orang-orang kepercayaan Papa kamu," tutur Alrescha sebelum mengenalkan orang-orang tersebut satu per satu, "Paling ujung, itu Pak Putra Sinaga. Beliau adalah notaris kepercayaan Papa kamu. Sebelahnya Pak Arif Wibowo, pengacara yang selalu mendampingi Papa kamu jika ada masalah tertentu."

"Salam kenal, Mbak Aries," ujar Pak Putra.

"Senang bisa bertemu dengan Mbak Aries secara langsung," tambah Pak Arif.

Aries hanya mengangguk dan mengulum senyum. Alrescha kemudian berlanjut memperkenalkan Pak Shawn yang saat ini menjadi Dewan Komisaris di Ryotasoft. Tak lupa Alrescha juga mengenalkan beberapa orang penting yang masih aktif di Ryotasoft, seperti Angga Mahendra dan Barra Zayan Maulana--Direktur Keuangan dan CEO Ryotasoft.

"Dan Om sendiri saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur Ryotasoft," jelas Alrescha. "Silakan, Pak Putra. Anak-anak hanya bisa keluar sampai jam 10 malam."

Pak Putra mengangguk. Ia mengambil beberapa amplop cokelat besar dan map dari dalam tas kerjanya. Lalu menatap Aries seraya tersenyum ramah.

"Mbak Aries, saya telah diberikan mandat untuk menyampaikan surat wasiat rahasia yang ditulis tangan sendiri oleh Tuan Yuga Pratama Adhi sebelum beliau meninggal," terang Pak Putra yang membuat Aries tersentak.

"Meninggal?" tanya Aries tak percaya.

"Tuan Yuga Pratama Adhi telah meninggal dunia tujuh bulan yang lalu. Beliau meninggalkan surat wasiat dan beberapa harta warisan untuk Mbak Aries," jelas Pak Putra yang membuat kedua mata Aries mulai merebak.

"Apa mamaku tahu soal ini?" tanya Aries penasaran.

"Mama kamu tahu, Aries. Mama kamu juga sempat datang ke pemakaman. Dua bulan setelah Papa kamu dimakamkan," cerita Alrescha.

Aries terdiam. Berbagai emosi sudah mulai dirasakannya saat ini. Ia ingin marah dan menangis. Namun kepada siapa ia harus melampiaskan rasa amarahnya. Orang-orang di hadapannya itu pasti hanya sedang melaksanakan tugas dari sang papa.

"Apa Mbak Aries ingin membaca surat wasiat ini sendiri?" tanya Pak Putra sebelum memberikan amplop cokelat besar bersegel cap lilin merah di belakangnya, "Surat ini masih tersegel rapi. Hanya Mbak Aries yang berhak untuk membuka dan membacanya. Silakan."

"Tolong bacakan saja," kata Aries dengan suara yang sedang menahan tangis.

"Mbak Aries yakin?" Pak Putra kembali memastikan, dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Aries.

Suasana sangat hening ketika Pak Putra menunjukkan segel cap lilin merah yang masih rapi kepada Aries dan para saksi sebelum membukanya. Dengan hati-hati Pak Putra mengeluarkan beberapa lembar kertas dan sebuah amplop cokelat kecil dengan cap yang sama. Ia pun membuka segel itu, dan menghela napas sebelum membacakan isi surat wasiat rahasia itu kepada Aries.

"Untuk Aries tersayang,

Apa kabar, Aries? Papa harap saat kamu membaca surat ini, kamu dalam keadaan sehat walafiat.

Papa ingin mengucapkan terima kasih kepada kamu, karena sudah menjadi seorang putri cantik yang selalu membanggakan papa dan mama. Terima kasih, Sayang. Maafkan papa, karena tidak pernah hadir di hidup kamu selama ini. Papa hanya ingin melindungi kamu dari orang-orang yang tidak menyukai kebersamaan kita. Papa harap kamu mengerti.

Papa senang melihat kamu bersama dengan Rasi. Rasi memang lelaki yang akan papa pilihkan untuk kamu. Ternyata, Semesta sudah terlebih dahulu mengikat kalian tanpa perantara siapa pun. Papa sangat merestui hubungan kalian. Papa yakin, Rasi pasti bisa menjaga dan membuat kamu bahagia."

Aries menangis tergugu mendengar apa yang Pak Putra bacakan. Sedang Rasi hanya bisa terdiam di sampingnya. Membiarkan Aries menangis untuk meluapkan emosi yang mungkin sudah terpendam lama. Setelah jeda sejenak, Pak Putra kembali membacakan isi surat wasiat yang ditulis sendiri oleh papa Aries.

"Papa sudah menitipkan kamu kepada Om Alrescha dan Rasi. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa meminta tolong kepada mereka. Papa hanya percaya kepada Om Alrescha dan Rasi untuk bisa menjaga kamu saat papa tidak ada.

Papa ingin memberi beberapa hadiah buat kamu. Papa harap kamu mau menerimanya. Ini semua adalah milik papa. Saat papa berusaha untuk membangun Ryotasoft lebih besar lagi, mamalah yang selalu ada untuk papa saat itu. Tolong kamu jaga dengan baik hadiah papa ini. Kamu bisa menggunakannya kapan pun jika dibutuhkan. Om Alrescha akan membantu mengurusnya untuk kamu.

Papa sayang sama Aries. Papa berdoa supaya Aries bisa selalu sehat dan bahagia.

Salam rindu,

Papa."

Suara isakan tangis Aries semakin keras. Hingga Rasi tak tahan untuk memeluknya dengan erat. Rasi membiarkan Aries menangis di pelukannya. Tanpa memedulikan orang-orang tua yang sedang memandang mereka dalam diam.

Beberapa menit setelah tangisan Aries mereda, Pak Putra kembali membacakan sebuah surat yang dibuatnya sesuai permintaan sang papa. Surat itu berisi tentang apa saja yang diberikan sang papa untuk Aries seorang.

"Tuan Yuga Pratama Adhi memberikan hibah wasiat atas seluruh kepemilikan saham perseroan terbatas PT. Ryotasoft kepada ahli warisnya–Arieska Hayi Pratama, putri kandung Tuan Yuga Pratama Adhi dan Nyonya Trisha Elina–dengan bagian-bagian yang telah ditentukan sedemikian rupa dalam akta wasiat tersebut. Oleh karena pemberian hibah wasiat tersebut merupakan perbuatan hukum mengalihkan hak milik atas saham perseroan terbatas, maka dalam melakukan perbuatan hukum tersebut harus memenuhi syarat-syarat peralihan hak milik yang telah disebutkan di atas," tutur Pak Putra.

Aries bergeming. Ia hanya mendengarkan apa saja yang Pak Putra bacakan untuknya sedari tadi. Termasuk saat membacakan surat wasiat rahasia yang ditulis langsung oleh papanya, Yuga Pratama Adhi. Seseorang yang tak pernah hadir di dekat Aries hingga ajal menjemput. Namun ia selalu menjaga Aries dari jauh, seperti yang sering dilakukan Rasi beberapa tahun lalu. Tanpa sepengetahuan Aries.

Yuga Pratama Adhi atau biasa dikenal dengan sebutan Mas Tama-sahabat baik dari Alrescha, papa Rasi. Ia adalah pemilik saham terbesar pertama di Ryotasoft. Ryotasoft merupakan perusahaan perseroan terbatas tertutup. Ryotasoft tidak melakukan aktivitas jual-beli sahamnya untuk masyarakat luas, hanya untuk kalangan tertentu saja, seperti dari sahabat, keluarga, kerabat, dan kolega terdekat. Oleh karena itu, saham kepemilikan Mas Tama di Ryotasoft diwariskan kepada putri kandungnya.

"Apakah ada yang ingin ditanyakan Mbak Aries?" tanya Pak Putra setelah selesai membacakan semua isi surat wasiat dari Tuan Yuga Pratama Adhi.

"Bapak tadi menyebutkan kalau aku adalah putri kandung Pak Yuga Pratama Adhi. Apakah itu termasuk dengan predikatku sebagai anak haram?" tanya Aries yang membuat semua orang terkejut.

"Mbak Aries adalah putri sah dari Tuan Yuga Pratama Adhi. Di sini dilampirkan fotokopi surat nikah Tuan Yuga Pratama Adhi dan Nyonya Trisha Elina. Lengkap dengan beberapa berkas-berkas lainnya. Untuk buku nikah asli masih disimpan oleh Nyonya Trisha Elina hingga saat ini," terang Pak Putra.

Aries tercengang dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca, "Apa?! Mereka tidak bercerai?"

"Tidak, Mbak. Tuan Yuga Pratama Adhi tidak pernah menceraikan Nyonya Trisha Elina. Begitu pula sebaliknya. Sepengetahuan saya, Tuan Yuga Pratama Adhi selalu melaksanakan kewajibannya dalam memberikan nafkah kepada Nyonya Trisha Elina hingga beliau meninggal dunia," jelas Pak Putra yang membuat perasaan dan emosi Aries semakin bercampur aduk.

"Kamu lahir setelah satu tahun pernikahan mereka, Aries," ucap Alrescha menjelaskan kebenaran yang selama ini dikaburkan oleh sebagian keluarga Mas Tama.

"Nggak ada anak haram," tambah Rasi yang duduk di sebelah Aries.

"Bagaimana dengan istri dan anak papa yang lain? Apa mereka tahu soal surat wasiat ini?" tanya Aries memberondong.

"Mereka sudah mendapatkan bagiannya masing-masing. Dan satu-satunya anak kandung dari Tuan Yuga Pratama Adhi adalah Mbak Aries," terang Pak Putra seraya memberikan tiga buah amplop dengan kepala surat rumah sakit ternama di Jakarta dan dari luar negeri, "Silakan dibuka, Mbak."

Dengan ragu Aries membuka amplop-amplop putih itu bergantian. Satu per satu Aries mengambil lembaran kertas di dalamnya. Kemudian membacanya dalam hati. Ia terkejut dengan semua isi di surat-surat itu. Semua isi surat-surat tersebut sama. Di sana tercantum bahwa, probabilitas Yuga Pratama Adhi sebagai ayah biologis dari Olivia Neva Adhi adalah 0%.

"Bagaimana jika aku tidak bisa menerima warisan itu?" tanya Aries sambil menahan air matanya yang hampir menetes.

"Mbak Aries bisa mengalihkan saham tersebut kepada orang lain. Menurut surat wasiat, Mbak Aries bisa memberikannya kepada orang yang bisa dipercaya. Kepada ibu kandung, atau suami Mbak Aries nanti. Tentunya atas persetujuan para pemilik saham Ryotasoft, dengan tanpa memperjual belikannya," ungkap Pak Putra.

"Om dan semua yang ada di sini tidak akan mengintervensi keputusan kamu, Aries. Apa pun keputusan kamu, kami akan menerimanya," kata Alrescha menenangkan.

"Apa yang akan terjadi kepada Ryotasoft setelahnya?" tanya Aries kembali.

"Akan ada orang-orang yang memanfaatkan ketidakhadiran kamu untuk kepentingan tertentu. Mereka semua ingin menguasai seluruh saham di Ryotasoft dengan cara apa pun. Meski Pak Alrescha adalah pemilik saham terbesar kedua di Ryotasoft, tetapi itu tidak akan berguna jika beliau berjalan sendirian. Hanya kamu yang bisa menghentikan orang-orang itu," terang Pak Shawn, salah satu pemilik saham dan ketua dewan direksi di Ryotasoft.

Helaan napas berat Aries berembus. Ia memandang orang-orang di hadapannya dengan rasa kesal bercampur emosi. Kedua matanya sudah merebak sedari tadi. Ia tak ingin menangis lagi di hadapan para lelaki yang sebagian tidak dikenalnya. Meski mereka semua adalah orang-orang kepercayaan sang papa.

"Apa masih ada yang perlu di sampaikan lagi?" tanya Aries sebelum beranjak dari tempat duduknya, "Jika tidak ada, aku pamit. Selamat malam."

Kepala Aries menunduk. Memberi salam sebelum melangkah pergi meninggalkan rumah Rasi. Rasi pun pamit. Mengejar Aries dengan tergesa-gesa.

"Aries," panggil Rasi sebelum meraih salah satu tangan Aries.

"Aku mau pulang sendiri!" pekik Aries seraya mencoba melepas pegangan tangan Rasi.

"Kita ke sini berdua, jadi pulang juga harus sama-sama. Ayo," kata Rasi sambil menggandeng Aries ke mobil sport-nya, "Masuk."

Aries menyalangkan tatapannya kepada Rasi. Sedang Rasi membalas tatapan tajam itu dengan penuh kekhawatiran. Kedua mata Aries sudah berkaca-kaca. Rasi mengerti, apa yang membuat Aries begitu marah setelah pembacaan surat wasiat tadi. Bukan tentang warisan yang didapatnya, tetapi soal status pernikahan kedua orang tuanya.

"Mau pulang nggak?" tanya Rasi sabar.

Dengan terpaksa Aries masuk ke dalam mobil sport Rasi. Tanpa bertanya apa pun, Rasi segera membawa pergi Aries dari rumah kedua orang tuanya. Ia hanya terdiam ketika Aries mulai menangis kembali. Berulang kali Aries mencoba menghapus air matanya, namun ia tak mampu. Air mata itu seperti bendungan yang dihancurkan. Mengalir tanpa bisa dihentikan.

Tbc.

14.10.21

13.35 AM 21.11.30

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top