5. Love Virus
Richy membanting pintu setelah berdebat dengan Olivia agar segera pulang. Ia menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul karena ulah Olivia. Sedang tim K yang menonton pertengkaran itu dari lantai dua langsung dibubarkan oleh coach Xavi untuk kembali berlatih.
"Mana Aries?" tanya Richy kesal.
"Dibawa Bang Rasi ke ruang VIP," ujar Onyx sambil menatap ruang VIP yang sedari tadi tertutup.
"Rascal nggak akan diapa-apain Rasi, kan?" tanya Miez khawatir.
"Ya kali Bang Rasi marahin kesayangannya," kata Richy sebelum mengambil minuman milik Rasi.
"Siapa kesayangannya Rasi?" tanya Miez bingung.
Richy merengut, "Ah, parah lu, Kak."
"Kok, parah? Rasi beneran marah sama Rascal?" ulang Miez lagi yang semakin membuat Richy gemas.
Richy melangkah pergi menuju kursi gaming-nya, "Bodo!"
"Apa hubungan Bang Rasi sama Rascal? Kenapa Richy bilang kesayangan? Dan tadi Oliv bilang mantan, mana yang bener?" gumam Oz ingin tahu.
"Atau Rascal itu mantan kesayangannya Bang Rasi?" tebak Onyx.
"Maksud lu, Rasi belum move on dari Rascal?" tutur Miez yang langsung disetujui oleh Oz.
"Lebih baik kalian tanyakan langsung sama Rasi," kata Riyu saat melewati Onyx, Oz, dan Miez untuk mengambil minuman di dapur.
Onyx bergidik ngeri mendengar ucapan Riyu. Menanyakan hal pribadi kepada Rasi sama seperti memberi daging kepada singa yang kelaparan. Onyx bergegas ke meja makan untuk menikmati pizza kembali. Diikuti Oz di belakangnya. Sedangkan Miez masih terdiam karena kebingungan yang dibuatnya sendiri. Ia pun mengikuti Kevin ke arah meja makan untuk berkumpul.
"Sebelum membuka pintu, izin dulu sama Rasi. Jangan sampai ada keributan lagi seperti tadi," peringat Kevin kepada para penghuni RAN III.
♡♡♡
Sementara itu, Rasi membawa Aries ke ruang VIP. Ruang VIP merupakan ruangan yang biasa digunakan CEO RAN Esports jika datang berkunjung, dan juga sering digunakan Rasi untuk bekerja sebagai founder sekaligus owner RAN Esports. Tidak ada yang berani memasuki ruangan tersebut tanpa seizin Rasi.
"Duduk," kata Rasi meminta Aries duduk di kursi di depan meja kerjanya.
Aries menurut. Ia hanya terdiam ketika Rasi menyodorkan sebotol air mineral yang sudah dibuka penutupnya.
"Diminum," ujar Rasi memerintah.
Aries mendongak, "Aku nggak haus."
"Diminum," perintah Rasi dengan nada lembut namun penuh ketegasan.
Dengan kesal, Aries mengambil botol air mineral itu. Kemudian meminumnya hingga hampir habis, lantas meletakkan botol itu dengan kasar. Rasi yang duduk di depannya hanya memandang dalam diam. Memerhatikan Aries yang benar-benar telah berubah dan semakin tak terkendali. Sepertinya Rasi harus memulai dari awal kembali untuk bisa mengendalikan emosi Aries. Jika tidak, maka apa yang dilakukan Aries saat ini akan berbalik menyerangnya di kemudian hari.
"Apa kamu sudah membaca peraturan klub dan tim RAN Esports?" tanya Rasi tanpa mengalihkan pandangannya kepada Aries.
Aries menyahut dengan muka masamnya, "Huum."
"Sudah tahu kesalahan kamu sekarang?" tanya Rasi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Aries.
"Enggak. Aku nggak punya salah," jawab Aries berani.
"Dilarang memukul, dilarang berkelahi, dan juga melakukan tindak kekerasan kepada siapa pun. Ingat peraturan itu?" peringat Rasi sabar.
"Apa tadi Abang lihat aku memukul cewek itu?!"
"Kamu melakukan tindak kekerasan pada Oliv."
"Aku cuma melempar botol. Dan itu tidak termasuk dalam tindak kekerasan. Dia nggak luka sama sekali. It's self defense. Abang tahu, kan, apa itu self defense?!"
Rasi terdiam sesaat. Inilah Aries-nya. Cerdas dalam menjawab pertanyaan, dan selalu mampu menggunakan kata-kata yang tepat untuk menyerang seseorang. Hal yang tak akan pernah Rasi lupakan dari sosok berani seorang Aries.
"Gimana kalau seandainya kepala Oliv benjol karena lemparan botol tadi?" tanya Rasi sebelum memberi pengertian kepada Aries tentang emosi dan tingkah lakunya.
"It's none of my business! Abang nggak tanya, apa aku baik-baik aja setelah cewek itu mendorong kursiku?" sungut Aries sebal.
"Apa ada yang sakit?" tanya Rasi khawatir.
Aries tak menjawab. Desiran di hatinya saat mendengar nada khawatir Rasi seakan membuat air mata bergumul dan ingin merembes keluar.
"Jangan minta aku untuk minta maaf. Sampai mati, aku nggak akan pernah minta maaf sama cewek itu!" kata Aries tegas.
"Kalian sama-sama salah. Urusan kamu mau minta maaf atau enggak, itu bukan urusan Abang. Apa ada yang sakit?" ulang Rasi bertanya.
"Menurut, Abang?!"
"Mau Abang antar ke dokter?"
"Nggak perlu. Apa lagi yang belum aku tahu soal RAN Esports selama ini? Kenapa dia bisa memiliki saham di sini? Apa nggak ada orang lain yang bisa membeli saham RAN Esports?!" gerutu Aries yang sedari tadi tertahan.
"Oliv hanya memiliki 5% saham di RAN Esports. Sampai sekarang Abang masih memiliki setengahnya, jadi kamu nggak perlu khawatir. Ada lagi yang mau kamu tanyakan?" terang Rasi yang selalu sabar menghadapai perangai Aries.
"5% juga bisa bikin Abang kalang kabut nanti! Tahu gitu, aku nggak akan ke sini."
"Menyesal?"
"Iya!"
"Abang nggak akan membiarkan hal itu terjadi. Semua masih di bawah kendali Abang."
"Apa RAN juga berhubungan dengan Ryotasoft?"
"Kenapa? Kamu masih dendam dengan Ryotasoft?"
"Sebelum mereka hancur, aku nggak akan bisa bahagia."
"Lakukan apa yang ingin kamu kerjakan. Abang akan melakukan apa yang harus dikerjakan, termasuk mempertahankan Ryotasoft."
"Fine. Sekalian nikahin cewek itu, biar makin kokoh Ryotasoft!"
Aries beranjak berdiri setelah meluapkan kekesalan dan kecemburuannya kepada Rasi. Melangkah pergi tanpa pamit. Hingga suara tegas Rasi menginterupsi langkah kecilnya.
"Duduk. Abang belum selesai bicara," perintah Rasi dengan nada tak ingin dibantah.
"Apalagi?!" tanya Aries yang sudah kehilangan mood-nya.
"Pikirkan dulu sebelum bertindak. Jangan sampai apa yang kamu lakukan hari ini akan berbalik menyerang kamu suatu saat nanti," peringat Rasi sambil menatap lekat Aries.
Rasi menambahkan, "Jalan kamu masih panjang, Aries. Jangan biarkan emosi dan tingkah laku kamu menjadi senjata bagi orang lain untuk menjatuhkanmu. Abang mau kamu menjadi pro gamer terbaik. Meski nanti kamu berhenti bermain, namun orang-orang akan selalu mengingat kamu dengan baik."
"Abang minta aku buat berubah jadi cewek baik-baik?" ujar Aries tersinggung.
"Tidak. Abang nggak meminta kamu untuk berubah. Abang hanya ingin kamu berpikir sebelum bertindak," jelas Rasi tanpa ingin berkonfrontasi dengan Aries.
"Oke, aku coba. Tapi aku nggak akan membiarkan siapa pun mencaci maki ku seenaknya," sahut Aries yang ingin segera pergi dari hadapan Rasi.
Langkah Aries tertahan. Ia berbalik kembali sebelum pergi meninggalkan ruang VIP. Kedua matanya menyalangkan tatapan tajam penuh amarah kepada Rasi tanpa takut.
"Aku seperti ini karena mencoba bertahan untuk tetap hidup. Kalau aku seperti dulu, aku nggak akan bisa berdiri di depan Abang sekarang. Mungkin aku udah mati di jalan," ungkap Aries geram, dan mampu membuat Rasi bungkam di tempat.
Helaan napas berat Rasi berembus. Ia membayangkan betapa kerasnya hidup Aries di Thailand. Tetapi Aries telah memilih untuk pergi saat itu. Pilihan yang membuat Rasi pasrah. Sebisa mungkin ia menjaga Aries dari jauh. Meski sulit, namun Rasi selalu berusaha agar Aries tetap bertahan sampai waktunya tiba.
♡♡♡
Dengan menahan sakit di perut, Aries bangun dari tempat tidurnya. Ia melirik jam digital yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia pun bergegas untuk mandi sebelum keluar dari kamar. Dilihatnya lebam di bagian perut atas karena benturan keras kemarin malam. Helaan napas berembus lemah. Menahan sakit dan nyeri yang tak mengenakkan.
Perlahan Aries menuruni anak tangga. Tak lupa ia menyapa Mbak Arum yang sedang menyapu di lantai satu. Setelah bertanya di mana tempat obat berada, Aries segera melangkah menuju dapur. Mencari kotak obat yang berada di kitchen set di atas kulkas side by side. Kedua kakinya berjinjit. Kemudian mengambil kotak yang bertuliskan P3K. Karena kesulitan menggapai, tiba-tiba kotak itu dan beberapa barang lain jatuh mengenai kepala Aries tanpa terduga.
"Ah!" keluh Aries kesakitan seraya berjongkok dan mengusap-usap kepala.
"Kenapa nggak minta tolong?" tanya Rasi yang sudah berdiri di samping Aries.
Dengan kesal Aries mengambil kotak P3K, dan beranjak berdiri tanpa mengindahkan pertanyaan Rasi. Ia meletakkan kotak itu di atas meja dapur, lantas segera mencari obat memar yang dibutuhkannya.
"Apanya yang sakit?" tanya Rasi ingin tahu.
Rasi kembali bertanya kala Aries mengambil obat memar dan segera menutup kotak P3K, "Apa yang sakit?"
Aries tak menjawab. Ketika ia akan mengembalikan kotak itu ke tempatnya, Rasi merebut. Membantu meletakkan kotak itu di kitchen set, di atas kulkas. Lalu membereskan barang-barang yang juga terjatuh tadi. Tanpa mengucapkan terima kasih, Aries beranjak pergi. Dengan cepat Rasi meraih lengan Aries agar berhenti.
"Abang tanya, apa yang sakit?" tanya Rasi sabar.
"Perut aku," sungut Aries tak suka, lalu melepaskan diri dari cengkeraman tangan besar Rasi.
"Abang antar ke dokter," kata Rasi serius menghalangi langkah Aries.
Aries menatap Rasi dengan sebal, "Nggak usah pura-pura baik sama aku. Aku lagi nggak mau ribut sama Abang. Minggir!"
"Kenapa pagi-pagi sudah ribut?" sela Riyu saat memasuki dapur.
"Abang, aku izin istirahat sebentar buat latihan, ya. Perut aku sakit. Boleh?" izin Aries ragu-ragu.
"Boleh. Kita latihan lagi kalau kamu sudah baikan. Besok lusa ada latihan pertandingan dengan tim TENZ. Kamu ikut bermain nanti. Sementara kita akan review permainan tim TENZ terlebih dahulu," kata Riyu yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Aries.
Tak lupa Aries berpamitan kepada Riyu setelah berterima kasih. Meninggalkan Rasi yang sedang khawatir kepadanya. Aries telah memutuskan untuk menghadapi sikap Rasi yang sedang tak bersahabat kepadanya. Ia mengesampingkan perasaannya kepada Rasi agar bisa tetap bertahan di RAN Ryuga. Mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pro gamer.
"Minta maaf sana," ujar Riyu seraya mengambil kopi instan kaleng dan roti.
Sedangkan Rasi mengambil jus jeruk instan dari kulkas, "Minta maaf buat apa? Rasi nggak punya salah."
"Jangan sampai kamu menyesal nanti," peringat Riyu sebelum menikmati sarapan paginya di meja makan.
"Menyesal kenapa? Orang Rasi nggak ngapa-ngapain tadi. Aries aja yang lagi bad mood," sahut Rasi sebelum duduk di depan Riyu.
"Kalau sikap kamu kayak gini terus, bisa-bisa Aries minta pulang ke Thailand. Kamu mau Abhra jadi mid laner di turnamen nanti?" tutur Riyu yang mampu membuat Rasi kesulitan menelan kunyahan rotinya.
"Mending nggak usah ikut turnamen kalau Abhra yang turun," sungut Rasi sebelum menghabiskan roti dan jusnya.
"Kalau masih cinta, tunjukkan. Nggak usah marah-marah terus," kata Riyu menasehati.
Rasi beranjak dari tempat duduknya. Membuang kotak jus dan plastik roti ke tong sampah. Kemudian mengambil air es dari kulkas, lantas melangkah pergi meninggalkan Riyu yang masih menikmati sarapannya dalam diam. Rasi bergegas menaiki anak tangga. Ia mengambil kantong kompres air di kamar, dan mengisinya dengan air es. Setelah itu ia segera menuju kamar Aries.
Aries membuka mata saat pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, "Kenapa nggak ketuk pintu?"
"Kenapa nggak dikunci pintunya?" tanya Rasi balik.
"Ngapain ke sini? Aku mau tidur," ujar Aries yang tak ingin melihat Rasi.
"Abang bawa kantong kompres buat perut kamu," kata Rasi menyodorkan kantong kompres berwarna hitam dengan gambar anime dirinya dan nama ID RAN_Ares.
Aries hanya terdiam menatap Rasi yang tiba-tiba perhatian kepadanya. Detak jantung Aries berdegup kencang, ketika Rasi membuka t-shirt untuk melihat lebam di perutnya. Lalu meletakkan kantong kompres itu di perut Aries yang lebam.
"Kalau udah nggak dingin, bilang, ya. Nanti Abang ganti air esnya," tutur Rasi penuh perhatian.
"Keluar!" perintah Aries saat kedua matanya mulai merebak.
Rasi mengusap kepala Aries dengan penuh sayang, "Cepat sembuh. Telepon Abang kalau ada apa-apa."
Setitik air mata Aries menetes setelah Rasi beranjak pergi. Beberapa menit yang lalu Aries sedih karena menahan sakit di saat sedang merasa sendirian. Rasanya ia ingin pergi agar tidak bertemu Rasi kembali. Namun ternyata, Rasi datang menjenguknya. Memberikan perhatian yang selama ini selalu dirindukan oleh Aries.
Tbc.
23.09.21
20.44 21.11.27
Happy Saturday night, and happy reading.
Hope you enjoy this fanfic story.
Terima kasih untuk kalian yang masih baca dan selalu meninggalkan jejak di sini.
See you soon.... 🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top