4. Battle Scars

Pukul 07.30 saat Aries mengecek jam di layar smartphone sembari menuruni anak tangga. Suasana base camp sangat sepi. Entah jam berapa teman-temannya itu bermain bersama semalam. Aries menyudahi permainannya tepat pada pukul sepuluh malam.

"Pagi, Mbak," sapa Aries ketika bertemu dengan seseorang yang sedang menyapu lantai.

"Selamat pagi, Mbak. Mbak pemain baru di sini?" tanya Arum, salah satu asisten rumah tangga di base camp.

Aries mengangguk, lalu mengulurkan tangan kanannya, "Aries."

"Saya Arum, Mbak. Wah, Mbak Daisy sudah ada teman ceweknya sekarang," ujar Arum senang.

"Mbak Arum juga yang bantu bersih-bersih komputer dan lainnya?" tanya Aries ingin tahu.

"Saya di sini cuma bersih-bersih base camp, dan bantuin Mbok di dapur. Kalau bagian komputer dan teman-temannya itu ada sendiri," tutur Arum yang dibalas anggukan kepala oleh Aries.

"Aku ke dapur dulu, ya, Mbak."

"Silakan, Mbak."

Aries bergegas ke dapur. Ia ingin mencari sesuatu untuk bisa meredakan rasa laparnya. Ada beberapa makanan dan minuman yang telah disediakan klub serta sponsor. Semua bebas memakan dan mengambilnya setiap saat.

"Pagi, Mbok." Aries menyapa Mbok Surti yang sedang mengeluarkan berbagai macam sayur mayur di atas meja.

"Pagi, Mbak. Mbak Rascal, ya?" sahut Mbok Surti ramah.

"Iya, Mbok. Namaku Aries. Terserah Mbok mau panggil aku apa," kata Aries melihat apa saja yang Mbok Surti keluarkan dari tas belanja.

"Mbak Rascal, aja."

Aries mengangguk, "Mbok mau masak buat sarapan?"

"Di sini nggak ada yang sarapan, Mbak. Mereka semua bangunnya siang, paling kalau ada acara aja pada bangun pagi. Ini mau masak buat makan siang. Kalau makan malam biasanya pada beli sendiri atau makan bersama di luar. Mbak mau sarapan?"

"Iya, Mbok. Aku lapar."

"Roti, mau? Biasanya kalau sarapan pada makan roti atau buah."

"Boleh, Mbok."

Mbok Surti membuka lemari dapur yang berada di sebelah kulkas side by side. Ia menunjukkan berbagai macam makanan dan cemilan yang bisa dimakan siapa pun di base camp.

"Ini tempat roti. Semua makanan kering di simpan di sini. Mbak Rascal pilih sendiri saja," terang Mbok Surti, "minuman dingin dan buah ada di kulkas. Kalau yang gak dingin ada di rak meja bawah. Makanan yang ada di kotak berarti ada yang punya."

"Terima kasih, Mbok," ucap Aries senang.

"Kalau Mbak Rascal mau simpan makanan, ambil kotak makan di kitchen set. Jangan lupa dikasih nama nanti. Mbok lanjutin beres-beres dulu, ya, Mbak," pamit Mbok Surti.

"Iya, Mbok."

Setelah mengambil roti dan susu kotak, Aries meletakkannya di meja makan. Ia meminum susu kotak terlebih dahulu sebelum memakan roti bun cokelat. Sembari menikmati sarapannya, Aries me-non-aktifkan mode plane di smartphone. Suara notifikasi terdengar tanpa henti. Membuat Aries keheranan karena notifikasi masuk yang membludak.

Aries tersedak saat membuka salah satu social media, "What the heck!"

Di sana Aries mendapat ucapan selamat datang, dukungan dan juga makian secara bersamaan dari para fans RAN Esports. Semua itu terjadi setelah klub RAN Esports mengumumkan Aries sebagai mid-laner baru di tim RAN Ryuga menggantikan Simba yang telah pensiun dini. Surat resmi pengumuman tersebut di-posting tepat pada pukul tujuh pagi. Dan dalam waktu setengah jam, postingan tersebut langsung mendapat reaksi hingga ratusan bahkan jutaan dari para pengikutnya. ID Aries yang di-tag berulang membuat notifikasi di smartphone meledak.

"Pagi, Aries. Kirain belum bangun," sapa Riyu yang akan mengambil kopi dan roti untuk sarapan.

Aries mendongak, "Pagi, Bang. Habis subuh nggak bisa tidur lagi."

"Good. Kenapa muka kamu begitu?" tanya Riyu sebelum duduk di depan Aries.

"Notifikasi meledak."

Riyu tertawa kecil, "Jangan sering-sering buka social media kalau mental kamu belum siap."

"Aku belum ngapa-ngapain udah dimaki aja di sini."

"Bungkam mereka dengan prestasi. Saat kamu menang di pertandingan, mereka akan memuji kamu setinggi langit. Tapi saat kamu kalah, mereka akan mencaci maki tanpa henti sampai kamu bisa menang kembali."

"Separah itu, Bang?"

"Kalah atau menang memang hal yang biasa di setiap pertandingan. Tetapi bagi fans, kemenangan itu mutlak."

"Kenapa malah jadi kayak artis? Semua harus perfect gitu?"

"Pro gamer itu, ya, artisnya dunia game. Habis sarapan, kita langsung latihan."

"Oke."

♡♡♡

Kedua mata Aries berkedip, ketika melihat setumpuk buku tentang permainan Onmyoji Arena yang diberikan oleh Riyu. Entah dari mana buku-buku tersebut berasal. Yang pasti, buku itu tidak dijual secara bebas. Namun di cover buku-buku itu terdapat nama Riyu Nataya dan Xavier Lian.

"Jangan lupa dibaca dan dipelajari semuanya," kata Riyu seraya menyunggingkan senyum manis yang terkesan meledek Aries.

Aries mendongak, menatap Riyu dengan tatapan menahan kesal, "Abang serius? Kita mau latihan main game, loh. Kenapa kayak mau bikin skripsi gini?"

"Kamu itu anak baru di sini. Sebelum menjadi pro gamer, kamu harus belajar terlebih dahulu."

Aries mencibir setelah membuka buku modul yang berada paling atas, "Seriously? Abang suruh aku belajar tentang shikigami? Aku sudah khatam semua, Bang. Ini, mah, buku buat orang yang nggak pernah main game."

"Kalau begitu buktikan sekarang. Lingkari shikigami yang sudah bisa kamu kuasai, jangan sampai kamu mati."

Aries merengut sambil mengambil headset bertelinga kucing dan memakainya. Ia membunyikan jari-jari sebelum tangannya menyentuh mouse dan keyboard. Riyu tersenyum setelah mengenakan headset untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Aries yang sedang bermain. Ia menulis beberapa catatan penting di tumpukan kertas di atas sebuah papan ujian. Di sana akan tercatat perkembangan bermain Aries selama berlatih sebelum mengikuti turnamen.

"Ini semua shikigami?" tanya Aries lagi.

Aries tak percaya dengan bentuk latihan yang diberikan Riyu kepadanya saat ini. Latihan seperti itu pernah Aries lakukan beberapa waktu silam. Saat itu Rasi yang mengajarinya cara bermain Onmyoji Arena. Mengenalkan beberapa shikigami, hingga memberikan posisi mid-laner kepada Aries. Hari ini, Aries merasa dikembalikan ke masa itu. Masa-masa bahagia saat bersama dengan Rasi.

"Semua. Pasti ada shikigami yang belum kamu kuasai secara maksimal," tutur Riyu seraya menulis.

"Apa Abhra sudah menguasai semua shikigami?" tanya Aries ingin tahu.

"Abhra hanya menguasai seperempat shikigami yang ada," cerita Riyu yang membuat Aries tak percaya.

"Hah? Kok, bisa? Dan dia mau menggantikan Simba? Impossible."

"Karena itu kami menjemput kamu. Abhra mungkin pemain lama, tapi dulu dia hanya bermain-main saja. Itu pun bukan bermain Onmyoji Arena. Abhra serius bermain sejak dua tahun lalu. Besok dia akan berlatih bersama kamu."

"Nope!"

"Semua sudah dijadwalkan oleh klub. Besok akan ada pengumuman kembalinya Abhra di tim RAN Ryuga."

Helaan napas Aries berembus kasar. Ia tak bisa membayangkan bagaimana akan berlatih bersama dengan Abhra. Dulu, jika bukan karena Rasi, Aries tak akan pernah mengenal Abhra meski berada dalam satu sekolah. Ya, semua memang karena Rasi. Seperti layaknya rasi bintang yang membentuk konfigurasi indah saat saling berhubungan.

"Be stronger, Aries!" Riyu memberi semangat.

♡♡♡

Malam ini, ruang bermain tim inti RAN Ryuga terlihat ramai. Semua tim berkumpul untuk bermain dan live streaming. Mereka berlomba-lomba untuk memenuhi penilaian bulanan oleh klub. Penilaian akan menentukan jumlah gaji yang diterima setiap pemain.

"Nggak ada cewek ganteng di sini."

"Kalian bisa tanya sendiri nanti."

"Bulan depan."

"WNI."

"Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Thailand mungkin."

"Nggak ada larangan berpacaran dalam tim."

Onix, Oz, Miez, Richy berhenti dari kegiatannya. Pun Aries yang merasa menjadi topik bahasan di live streaming Rasi. Mereka menatap Rasi yang sedang live streaming dengan wajah datar dan serius. Bermain sambil menjawab beberapa pertanyaan fans yang tertulis di layar komputer.

"Wah! Bentar lagi ada duo carries, nih," olok Richy.

"Maksudnya? ADC sama mid-laner gitu?" sela Onyx.

"Eh. ADC, kan, pasangannya sama support. Susah kalau sama Mid," ujar Miez yang tak paham dengan sindiran Richy.

"Kak Miez mulai, nih," gurau Richy seraya menggelengkan kepala.

Oz menepuk pundak Miez memaklumi, "Kita bikin trio aja. Top, Mid dan Jungler."

Rasi mengembuskan napas menahan emosi, "Operator, tolong blokir akun atas nama 'istriAres1' selama sebulan. Dia sudah menghina salah satu anggota tim RAN."

"Istri Ares?" ujar Miez sambil terkikik.

"Fans Bang Rasi parah. Semua ngaku istrinya Bang Rasi," tutur Onyx.

"Heh! Entar istri asli Bang Rasi sewot, loh," imbuh Richy yang langsung mendapat tatapan tajam dari Aries.

"Siapa?" tanya Onyx, Miez dan Oz serempak.

"Saya akan menutup kolom komentar kalau kalian masih ribut," ancam Rasi setelah membaca komentar tentang siapa istrinya, "Operator, blokir akun 'myAres' dan 'loveRasi'."

"Uuuhh.... Abang marah," ledek Richy yang langsung mendapat lemparan botol air mineral dari Rasi.

Bug!

Suara tawa menggema di lantai satu. Hanya Aries yang terdiam dan melanjutkan berlatih shikigami. Ia berpura-pura tak mengerti apa yang sedang dibahas Richy dan teman-teman lain. Tugas dari Riyu sudah cukup membuat kepalanya pusing. Ditambah dengan sikap Rasi yang semakin tak jelas terhadapnya.

Sesaat kemudian terdengar suara bel. Onyx segera beranjak dari tempat duduknya. Sebelum membuka pintu, ia melihat di layar kecil siapa yang datang untuk bertamu. Senyumnya merekah kala melihat seorang wanita yang tak disukainya membawa dua plastik besar dengan beberapa pizza dan minuman. Tanpa ragu ia segera membuka pintu.

"Malam, Onyx," sapa Olivia-seseorang yang selalu datang mencari Rasi. "Ini buat kalian semua."

Onyx tersenyum bahagia, "Thank you, Oliv."

Tanpa dipersilakan masuk, Oliv melangkah menuju tempat Rasi bermain. Rasi memandang Onyx yang membawa dua plastik makanan diikuti Oz dan Miez ke meja makan. Ia melepas headset sebelum memutar kursi gaming-nya. Melihat siapa yang datang. Ia tidak suka jika ada seseorang yang datang tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Rasi tak ramah.

Olivia tersenyum manis, "Mau ketemu Bang Rasi. Bisa ngobrol sebentar?"

"Saya sibuk," sahut Rasi sebelum kembali sibuk dengan komputernya.

Olivia merengut. Ini bukan kali pertama dirinya tak diacuhkan oleh Rasi. Tapi ia tidak pernah bisa membenci Rasi. Hanya ada cinta di hatinya untuk Rasi.

Olivia menatap seseorang yang duduk di sebelah Rasi, "Siapa dia, Bang?"

"Mid-laner baru," jawab Rasi singkat.

"Kan, udah ada Richy," ujar Olivia seraya menunjuk Richy yang duduk di seberang.

Setelah memenangkan permainan, Aries melepas headset. Ia mengecek perolehan KDA (kill/death/assist) dan peringkat sebelum menengok ke arah seseorang yang sedang memerhatikannya. Kedua matanya melotot. Melihat seseorang yang sangat dibencinya sedari dulu. Pun Olivia. Ia terkejut melihat Aries di hadapannya.

"Ngapain lu di sini?!" geram Olivia saat melihat Aries.

"Aku pengganti Simba. Ngapain kamu di sini? Bikin bad mood aja," kata Aries sebelum meminum air mineral.

"Abang, kenapa nggak ada pemberitahuan kalau mengundang pemain baru? Kenapa harus dia? Emang dia bisa main?" gerutu Olivia yang membuat Onyx, Oz dan Miez berkumpul untuk mendekat.

"Emang lu siapanya Abang pake pemberitahuan segala?" sindir Richy tak suka.

"Gue punya saham di klub RAN Esports. Gue berhak tahu," sungut Olivia.

"Saya founder RAN Esports. Soal pemain, itu urusan saya. Saya lebih tahu tentang skill para pemain dibanding para pemilik saham," kata Rasi yang membuat Olivia bungkam.

"Berapa persen saham lu? Jumlah saham lu ada di bawah gue, nggak usah sombong!" Richy mulai berang melihat kesombongan Olivia. "Pulang sana!"

"Lu...!" pekik Olivia marah.

"Iya, gue ngusir lu!" ujar Richy setelah memotong ucapan Olivia.

Dengan kesal Olivia melangkah pergi. Tetapi tiba-tiba dia berbalik. Kemudian menendang kursi gaming Aries dengan kencang sebelum pergi meninggalkan base camp. Tubuh Aries langsung membentur meja dengan keras hingga suara mengaduh kesakitan terdengar. Hal itu juga membuat Rasi dan yang lainnya terkejut serta kesal dengan ulah Olivia.

"Shit!" pekik Aries naik pitam.

Aries memundurkan kursi gaming-nya. Dalam hitungan detik ia berdiri, dan maju beberapa langkah sebelum melempar botol air mineral yang dipegangnya ke arah kepala Olivia. Olivia memekik kesakitan karena lemparan Aries tepat mengenai kepala belakangnya.

"Dasar cewek murahan!" teriak Olivia kesal.

Kata-kata yang paling dibenci Aries terdengar. Membuat darah Aries benar-benar mendidih. Olivia kembali mengusik hidupnya. Dan kali ini ia tak akan membiarkan Olivia keluar base camp dengan selamat. Aries bergegas melangkah mendekati Olivia yang sedang menyalangkan tatapan benci kepadanya. Rasi langsung mengejar, dan menahan Aries agar tidak berkelahi dengan Olivia.

"Lepasin!!" teriak Aries kala tangan kanan Rasi menahan tubuhnya agar berhenti di tempat.

"Lu belum tahu siapa gue. Gue bisa buat lu pergi dari sini, dan ngemis-ngemis sama gue," ujar Olivia yang semakin membuat Aries marah.

Aries mendongak, lalu melayangkan tatapan marahnya kepada Rasi, "Abang, lepasin!!!"

"Lu itu cuma mantannya Bang Rasi, jadi nggak usah belagu. Nggak akan ada yang bisa bantuin lu di sini!" imbuh Olivia.

"Oliv keluar," kata Rasi yang masih menahan amarahnya.

"Masih mending jadi mantan, diakuin. Dari pada kamu, diakuin aja enggak. Cewek nggak punya harga diri, what a bitch!!" geram Aries keras.

"Apa lu bilang?!"

"You son of a bitch!!!"

"Abhra, bawa Oliv keluar!" perintah Rasi tegas.

"Sial!!" gerutu Richy tak suka.

Richy segera berlari ke arah Olivia yang hendak mendekati Aries. Ia segera menarik tangan Olivia, dan menyeretnya keluar dari base camp. Olivia semakin marah karena perlakuan Richy terhadapnya. Namun Richy tak peduli. Ia sudah sangat kesal dengan sikap Olivia selama ini.

"Mantan?" ucap Oz yang sedang mengumpulkan puzzle tentang hubungan Rasi dan Aries.

"Rascal mantan Bang Rasi?" kata Onyx tak percaya.

"Heh?! Rascal mantan Rasi?" Miez mengulang perkataan Onyx dengan bingung.

Sementara di tempatnya, Rasi memegang lengan Aries yang masih menatap Olivia dengan sebal, "Ikut, Abang."

Tbc.

20.09.21

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top