36. Sorry, I Love You

Tepat pukul tujuh pagi, Rasi telah bersiap untuk pergi ke klub, dan ke base camp. Senyumnya tertahan ketika menjahili Aries yang masih tertidur dengan lelap. Jari telunjuk tangan kanannya menelusuri wajah Aries. Mulai dari dahi, lantas meluncur naik melewati hidung mancung sang istri dan berakhir di bibir tipis yang selalu menggodanya. Hingga Aries mulai terusik tanpa ingin membuka matanya.

"Hmmm...." keluh Aries.

"Miaw...." Leo ikut menepuk pipi Aries menggunakan kaki depannya.

"Bangunin Ibu, Leo," perintah Rasi, dan langsung dilaksanakan oleh Leo. "Disayang, Leo. Simpan kukunya."

"Ih! Leo.... Minggir," usir Aries sebal.

"Bangun, Sayang. Abang mau berangkat," kata Rasi sebelum mencium bibir Aries.

Perlahan Aries mengerjapkan matanya. Ia mengaduh ketika mendapat tabokan lagi dari Leo. Membuatnya terpaksa membuka mata karena kesal. Ditatapnya Leo dengan tatapan tajam mengintimidasi. Hingga Leo segera melompat, dan berpindah ke samping Rasi.

"Maaf, Ibu," ucap Rasi sambil menangkupkan kedua kaki depan Leo.

"Meow." Leo bersuara kembali.

"Tidur di kandang nanti," ujar Aries kesal.

Rasi tersenyum sumringah sebelum mencium bibir Aries lagi, "Marah-marah terus. Cepat tua nanti. Ya, kan, Leo?"

"Kenapa kalau aku udah tua? Abang mau cari istri yang muda lagi gitu?!" sungut Aries sambil terbangun, lantas duduk bersandar di kepala ranjang.

"Sensitif banget, sih."

Rasi kembali mengecup bibir Aries yang mencebik, berlanjut memagutnya hingga beberapa detik dengan Leo sebagai saksi mereka. Leo seperti CCTV yang siap merekam segala ulah kedua orang tua manusianya.

"Jam berapa Kak Rachel jemput?" tanya Rasi sambil mengusap bekas pagutannya di bibir Aries.

"Jam 10 mungkin. Aku minta siangan aja," jawab Aries sembari memeluk Leo yang meronta-ronta meminta turun. "Oh, nggak nurut sama Ibu ini. Sana ikut Ayah aja! Nggak dikasih ayam goreng entar."

"Sudah. Leo jangan diomelin terus. Nanti dia nggak mau lagi sama kamu. Mau?" tutur Rasi menasehati.

"Berani? Emang kamu nggak mau snack crab?" Aries kembali berbicara pada Leo.

"Miau...." jawab Leo bersemangat, seakan mengerti ucapan Aries.

"Nanti malam, ya, makan snack crab-nya. Siang tidur di kandang dulu. Oke?"

Rasi mengusap kepala Aries dengan gemas, "Mau tidur lagi?"

"Enggak. Nanti mama ngomel-ngomel lagi. Abang mau sarapan dulu? Aku temenin," tutur Aries.

"Huum."

Aries beranjak dari tempat tidur. Tangan kanannya terulur menerima baju kimono panjang berwarna hitam dari Rasi untuk menutup lingerie mini. Kemudian menggelung rambut sambung panjangnya ke atas dengan gelang karet, lalu mencuci wajah di wastafel ditemani Rasi. Dengan sabar Rasi memerhatikan Aries yang sedang membersihkan diri sebelum keluar dari kamar.

"Nanti jalan-jalannya ditemani sama Mbak Ranti," kata Rasi sambil menuruni anak tangga.

"Mbak Ranti bisa ganti baju yang lebih santai nggak? Biar kelihatan kayak teman aja gitu," usul Aries.

"Tanya langsung saja sama Mbak Ranti."

"Oke. Nanti aku beliin Mbak Ranti baju casual juga."

"Hati-hati! Jangan jauh-jauh dari Mbak Ranti."

"Oke."

Senyum Trisha tersungging. Menyambut kedatangan putri dan menantu kesayangannya. Ia memerhatikan pakaian Aries yang masih mengenakan baju tidur. Sementara Rasi sudah rapi dengan kaos hitam dan celana blue jeans.

"Kamu baru bangun?" tanya Trisha pada Aries yang sudah duduk di sebelah Rasi.

"Huum," sahut Aries sebelum meminun susu cokelatnya.

"Kamu itu sudah jadi istri, Aries. Bangun tidur harus lebih pagi dari Bang Rasi. Malah Bang Rasi yang bangunin kamu," omel Trisha setelah meletakkan bubur ayam di hadapan Aries yang sedang menutup telinga.

Trisha mengambil kedua tangan Aries yang menutupi telinga, "Kebiasaan kamu."

"Nggak apa-apa, Ma. Aries lagi nggak salat," bela Rasi sebelum menyantap nasi goreng seafood kesukaannya.

"Tuh! Abang aja nggak apa-apa. Kenapa Mama yang ngomel? Lagian kalau salat juga aku pasti bangun pagi-pagi," sela Aries membela diri.

"Jangan bela Aries terus, Bang. Mama nggak suka anak mama jadi manja nanti," gerutu Trisha sebelum memakan nasi goreng yang sama seperti milik Rasi.

"Aku nggak manja, ya, Ma. Anak manja itu nggak ada yang kerja cari uang sendiri." Aries merengut sebal.

"Cepat dimakan. Habis mandi, bantuin Mama," perintah Trisha tidak ingin dibantah.

"Mama sudah selesai belum ngomelnya? Kalau belum, lanjutkan sampai aku kenyang," timpal Aries.

"Dimakan, Sayang," lerai Rasi yang tidak ingin mendengar keributan lagi di antara istri dan ibu mertuanya setiap mereka bertemu.

Aries langsung menurut. Sedang Trisha hanya mengembuskan napas melihat sang putri yang lebih mendengarkan ucapan Rasi dibanding ibunya sendiri. Ia memandang Rasi yang menikmati nasi gorengnya dalam diam. Ya, Rasi memang akan bersuara jika diperlukan saja. Terkadang membuat orang yang akan mengajaknya mengobrol menjadi sungkan. Terkecuali jika Rasi bersama Aries. Rasi seperti mengeluarkan seluruh kosakata yang telah lama dipendam di otaknya.

♡♡♡

"Sudah," ucap Trisha selesai membantu Aries menata rambut.

"Thanks, Ma." Aries mencium pipi mamanya sebelum mengambil jaket putih yang berada di atas sofa bed.

Inilah kegiatan baru Trisha jika Rasi berangkat bekerja, dan meninggalkan Aries di rumah bersamanya. Trisha harus selalu sedia untuk menemani Aries ke kamar mandi. Hal itu membuat Trisha menyusun jadwal baru agar kegiatan sehari-harinya tidak berantakan karena trauma Aries yang belum sembuh benar. Aries langsung menurut jika mamanya memerintahkan untuk segera mandi, atau ia tidak akan mandi hingga Rasi dan sang mama pulang.

"Kamu pakai baju seperti itu, apa Abang nggak akan marah?" tanya Trisha sambil memerhatikan penampilan Aries.

Aries saat ini mengenakan setelan jaket dan rok mini berbahan baby terry di atas lutut, dipadu dengan dalaman crop top--semua berwarna putih. Pakaian itu adalah oleh-oleh Rachel saat liburan ke Singapura bersama keluarga besarnya, dan baru dikenakan oleh Aries sekarang. Aries dan Rachel merencanakan mengenakan pakaian yang sama meski dengan warna berbeda.

Aries mengulas senyum sambil menarik ritsleting jaketnya ke atas, "Selesai. Abang nggak akan tahu."

"Kamu ini. Mama sudah ingetin, ya. Mama nggak mau kamu masuk headline berita online lagi cuma gara-gara pakaian kamu begitu," peringat Trisha khawatir.

"Mama nggak usah mengurusi omongan haters. Mau benar atau salah, mereka akan tetap menyalahkan aku, Ma," jawab Aries malas.

Trisha mengangguk paham, "Sini ponsel kamu."

"Buat?"

"Bang Rasi melarang kamu bermain ponsel hari ini untuk beberapa hari ke depan."

Dengan pasrah Aries memberikan smartphone-nya setelah mendengar nama Rasi disebut. "Gimana kalau aku mau telepon atau butuh sesuatu?"

"Pakai punya mama," jawab Trisha sambil memberikan ponsel pintarnya pada Aries. "Atau kamu bisa pinjam ponsel Rachel nanti."

Kepala Aries mengangguk. Ia mencoba mengerti. Pasti ada sesuatu hingga dirinya tidak diizinkan berselancar di dunia maya oleh Rasi. Rasi tidak suka jika Aries mengecek sosial media yang berisi cacian dan makian setiap hari. Entah cemoohan tentang klub RAN Esports, tim RAN Ryuga, atau masalah pribadinya dan Rasi. Ditambah kasus Draken yang sedang bergulir panas, serta kehadirannya saat menemani Rasi kemarin malam di Gala Dinner CEO Indonesia yang dikhususkan bagi single dan pasangan suami istri.

♡♡♡

Pengumuman Resmi RAN ESPORTS ID.

Teruntuk para penggemar RAN Esports.

Salam untuk semua,

Terima kasih kepada seluruh penggemar dan media atas perhatian, serta dukungan kalian selama ini kepada dua anggota RAN Esports Divisi Onmyoji Arena; Rasi Antares Nataya (RAN_Ares) dan Arieska Hayi Pratama (RAN_Rascal).

Klub RAN Esports dengan resmi menyatakan bahwa kedua pemain kami tersebut telah menikah, baik secara agama dan negara. Pernikahan tersebut berlangsung secara tertutup.

Untuk pernikahan mereka berdua, seluruh keluarga besar klub RAN Esports memberikan restu dan doa yang terbaik bagi keduanya. Kami semua mengucapkan, selamat menempuh hidup baru untuk RAN_Ares dan RAN_Rascal. Semoga cinta kalian terus bertumbuh dan semakin menguat setiap harinya, serta menjadi keluarga yang selalu berbahagia.

Dengan ini klub--atas nama Rasi Antares Nataya, dan Arieska Hayi Pratama--meminta maaf untuk kegaduhan yang ada karena masalah hubungan pribadi kedua pemain kami.

Sekali lagi, terima kasih kepada seluruh penggemar dan media atas perhatian, dukungan, beserta kasih sayangnya selama ini.

Tertanda,

RAN ESports Indonesia.

-----------------------------------------------------------------

"Udah?" tanya Rachel sembari menyetir mobil pada Aries yang sedang meminjam ponselnya untuk membuka sosial media. "Sini balikin."

"Bentar. Aku belum selesai. Kamu menyetir aja. Smartphone kamu biar aku yang pegang," kata Aries yang membuat bibir Rachel mencebik.

"Smartphone kamu disita sama Bang Rasi?" tanya Rachel lagi kala melihat Aries membawa ponsel Trisha.

"Disita sama Mama. Mama disuruh sama Bang Rasi," cerita Aries miris.

Rachel tertawa keras. Ia sangat mengerti, mengapa Rasi melarang Aries membawa smartphone saat ini. Rasi tidak ingin Aries membaca komentar-komentar fans dan haters atas pengumuman resmi klub RAN Esports tentang pernikahan mereka yang telah diunggah satu jam lalu--tepat pukul sembilan pagi tadi. Kolom komentar tersebut tidak hanya berisi ucapan selamat dan doa. Tetapi juga dihiasi oleh berbagai macam caci maki tanpa henti hingga detik ini.

"Sudahlah. Nggak usah dibaca lagi. Bang Rasi ngelarang lu buka smartphone karena dia pasti tahu bagaimana komentar-komentar fans kalian," tutur Rachel menenangkan.

"Selamat nenempuh hidup baru my baby Ares dan Rascal. Semoga pernikahan kalian selalu dilanda keributan, dan berakhir di pengadilan," baca Aries marah. "Bangke!!"

Aries melanjutkan membaca, "Subhanallah. Untuk Sayangku Ares dan Rascal, selamat atas pernikahannya. Semoga akan cepat kandas nantinya. Fuck you!!"

"Maaf, Mbak Aries," sela Mbak Ranti yang duduk di kursi penumpang belakang.

"Iya," sahut Aries asal sambil membaca-baca komentar atas pernikahannya.

"Ada telepon dari Bang Rasi, Mbak," tutur Mbak Ranti, lalu memberikan ponselnya kepada Aries.

Aries segera menjawab panggilan Rasi. Tanpa mengalihkan tatapannya pada layar ponsel. Membaca komentar-komentar fans RAN Esports di sana. Aries akan mengaminkan komentar yang berisi doa-doa baik. Sementara ia akan mengumpat keras jika komentar itu adalah cemoohan.

"Assalamu'alaikum," salam Aries.

"Wa'alaikumsalam. Lagi di mana? Kok, ngumpat gitu? Macet?" ucap Rasi tanpa basa-basi.

"Di jalan. Macet dikit. Abang di mana?"

"Mau ke base camp. Mau jalan kemana aja nanti?"

"Mau ke butik ambil gaun, terus ke mal. Abang mau nitip sesuatu?"

"Enggak. Hati-hati nanti, jangan jauh-jauh dari Mbak Ranti dan Kak Rachel."

"Oke, Sayang."

"Tumben panggil sayang. Ada apa?"

"Ish! Suami itu di mana-mana kalau dipanggil sayang seneng. Ini malah tanya, ada apa. Nggak romantis."

"Nggak romantis, tapi yang penting selalu manis. Ya, kan?"

Aries tersenyum bahagia, lalu tertawa, "Huum."

"Ya, sudah. Jangan pulang kesorean."

"Siap."

Setelah Rasi mengakhiri panggilannya, Aries mengembalikan smartphone Mbak Ranti. Ia tersenyum sumringah, seakan melupakan kejadian-kejadian tidak mengenakkan di hari lalu.

"Kenapa Bang Rasi? Nggak suka dia dipanggil sayang?" tanya Rachel ingin tahu.

"Aku emang jarang panggil Bang Rasi sayang. Jadi tiap kali aku panggil begitu, Abang selalu tanya ada apa," terang Aries disambut kekehan dari Rachel.

"Iya, ya. Gue jarang banget denger lu panggil sayang sama Bang Rasi. Tapi sebaliknya, Bang Rasi sering banget panggil lu sayang. Kecuali kalau udah enek sama lu, langsung panggil nama."

"Kamu juga gitu, kan?"

"Oh, tentu tidak. Dapetin cowok model Bang Riyu itu susah, jadi sekali dapat gue sayang-sayang terus. Kecuali di depan orang."

"Benar juga. Sudah ngobrol sama Bang Riyu?"

"Udah. Katanya hari ini mau bicara sama Bang Rasi. Lu nggak cerita sama Bang Rasi, kan, soal ini?"

"Enggak. Gimana reaksi Bang Riyu kemarin kalau kamu hamil?"

Mbak Ranti tersedak saat sedang meminum air mineral. Ia terkejut mendengar pertanyaan Aries pada Rachel. Sepengetahuannya Rachel belum menikah. Pernikahan Rachel dan Riyu akan berlangsung beberapa minggu lagi. Jika tentang Aries dan Rasi, ia sudah mengetahui semuanya. Selain Pak Agus, Mbak Ranti juga salah satu mata-mata Alrescha yang ditugaskan mengawasi Rasi dan Aries dulu.

"Mbak Ranti nggak apa-apa?" tanya Aries khawatir.

"Maaf, Mbak. Aries, nih, emang ember mulutnya. Gue nggak hamil, kok. Eh, belum hamil," terang Rachel khawatir.

"Nggak apa-apa, Mbak. Saya kaget saja tadi," tutur Mbak Ranti.

"Maaf, ya, Mbak," ucap Aries tidak enak. "Mbak, ini rahasia. Jangan cerita sama siapa-siapa."

"Baik, Mbak. Tugas saya memang menjaga rahasia dari klien. Mbak Aries dan Mbak Rachel tenang saja." Mbak Ranti sedikit canggung.

"Alhamdulillah," ucap Rachel lega.

"Terima kasih, Mbak. Oia, bagaimana kalau Mbak Ranti ganti baju yang lebih casual? Biar samaan kayak aku dan Rachel. Gimana?" tanya Aries hati-hati.

"Maaf, Mbak. Ini memang baju yang selayaknya saya pakai saat bekerja," jelas Mbak Ranti.

"Iya, aku tahu. Tapi hari ini kita mau jalan-jalan. Masa Mbak Ranti pakai baju formal gitu? Aku udah izin, kok, sama Papa Alres dan Bang Rasi. Kalau nanti Mbak Ranti mau ganti baju casual. Mau, ya, Mbak?" desak Aries.

Mbak Ranti tampak berpikir. Ia memerhatikan pakaian Aries dan Rachel yang sepertinya tidak cocok untuk dirinya--rok mini dan crop top. Ia tidak pernah memakai baju yang terbuka selama hidupnya.

"Berkamuflase, Mbak. Pokoknya kalau Mbak Ranti nemenin kita jalan, Mbak Ranti harus bisa menyamar jadi teman sepermainan. Mbak Ranti seumuran sama kita, bukan? Mbak Ranti juga nggak mau, kan, Aries nanti jadi pusat perhatian kalau melihat Mbak Ranti pakai baju hitam formal begitu?" tutur Rachel.

"Baik, Mbak. Tapi saya nggak bawa ganti," jawab Mbak Ranti.

"Tenang, Mbak. Nanti kita beli," sahut Rachel bersemangat.

"Jangan, Mbak. Saya beli sendiri saja nanti," tolak Mbak Ranti sungkan.

"Hari ini aku yang traktir. Mbak Ranti dan Rachel boleh beli apa aja di mal nanti. Aku yang bayar," tegas Aries senang.

"Tuh, Mbak. Hari ini kita jalan-jalan sama yang punya black card. Jadi nurut aja, nggak usah mikirin duit." Rachel tampak senang bukan main.

Aries menoyor kepala Rachel, "Heh! Ada limitnya, nih. Ya, kali, aku habisin uangnya."

"Uang lu nggak akan habis. Kalau pun habis, lu tinggal telepon Bang Rasi. Beres," timpal Rachel.

"Bangke!" umpat Aries yang disambut gelak tawa Rachel.

♡♡♡

Dari butik, Rachel dan Aries langsung menuju mal favorit mereka. Salah satu mal terbesar di kawasan pusat kota Jakarta. Meski mengenakan masker, beberapa fans Aries masih mengenali gamer idola mereka. Ada yang ingin berfoto bersama, hingga meminta tanda tangan. Rachel dan Mbak Ranti begitu sigap setelah para fans Aries pergi. Mereka membawa Aries ke salah satu butik pakaian wanita yang tidak ramai.

"Kayaknya nggak cuma Mbak Ranti yang harus ganti baju, lu sama gue juga perlu ganti baju. Biar nggak diserbu sama penggemar," ujar Rachel sambil memilih baju.

"Ide bagus," sahut Aries diikuti Mbak Ranti di belakangnya. "Mbak Ranti jangan ikutin aku terus. Cepat pilih bajunya, terus ganti. Habis ini kita beli sepatu."

"Nggak usah, Mbak. Pakai sepatu ini saja," tolak Mbak Ranti lagi.

Rachel menggandeng salah satu tangan Mbak Ranti untuk memilih pakaian yang disuka, "Udah, Mbak. Kalau Aries nyuruh ambil jangan ditolak, mubazir. Kapan lagi kita shopping gratis. Ya, kan? Pilih yang Mbak Ranti suka."

"Mbak, nih, dicoba." Aries memberikan rok jeans pendek dan kemeja boyfriend berwarna hitam.

Mbak Ranti menurut. Ia membawa baju pilihannya sendiri dan juga pilihan Aries ke ruang ganti pakaian. Diikuti Rachel dan Aries yang akan mencoba pakaian sebelum dibeli. Ketiganya bergonta-ganti pakaian untuk memilih mana yang paling cocok dan bagus. Hingga Mbak Ranti mulai tampak terbiasa bergaul dengan Aries dan Rachel. Ikut terhanyut dengan kekonyolan dua sahabat karib itu.

Selesai membeli pakaian, sepatu, tas, bahkan ke salon kecantikan, mereka segera menuju ke restoran khas sunda untuk makan siang. Aries, Rachel dan Mbak Ranti terlihat santai berjalan-jalan menikmati suasana mal yang mulai ramai sambil membawa barang belanjaan mereka sendiri. Aries yang sudah berganti pakaian dan mengenakan kacamata telah berhasil mengecoh para penggemarnya. Tidak ada yang meminta tanda tangan atau berfoto seperti sebelumnya.

♡♡♡

Sementara itu di base camp, Rasi terlihat sibuk bersama manager, pelatih-pelatih, dan para staf tim RAN Ryuga di ruang meeting. Mereka sedang mempersiapkan tim K yang akan bertanding pada hari minggu besok untuk turnamen The President Cup. Ini kali kedua tim K mengikuti kompetisi tersebut. Di pertandingan pertama, tim K berhasil meraih posisi kedua. Perolehan terbaik di kala tim K baru beberapa bulan dibentuk. Nantinya mereka juga akan diturunkan untuk turnamen kasta kedua ODL ID season 8. Tim K akan digodok tahun ini agar bisa menggantikan tim inti yang akan bertarung di kancah regional beberapa bulan ke depan.

"Bagaimana dengan posisi Daisy?" tanya Rasi kepada coach Xavi.

"Daisy akan tetap menjadi pengganti mid laner dan jungler. Total nilainya dengan RC sangat tipis, hanya terpaut satu angka. RC masih unggul," terang coach Xavi.

"Apa ini juga formasi untuk ODL ID nanti, coach?" tanya Riyu.

"Jika RC bermain stabil sampai akhir di turnamen ini, maka posisinya akan aman hingga ODL ID." Coach Xavi kembali menerangkan.

"Lagi pula Daisy baru bergabung di tim K, sama seperti Rascal. Meski Daisy lebih pintar dalam menganalisis serangan lawan, tetapi sikap tenang RC lebih dibutuhkan agar tim tetap solid," imbuh Kevin.

"Rascal dan Daisy hampir mirip, sama-sama emosional. Hanya saja kecepatan Rascal dalam mengambil keputusan di arena belum ada yang menandingi," tutur Axel, salah satu analis data di tim RAN Ryuga.

"Lalu, Kapan tim inti mulai berlatih kembali? Tersisa empat belas minggu sebelum kita berangkat ke OPL SEAC di Thailand," peringat Rasi.

"Hari senin depan. Bagaimana? Sudah cukup bukan liburannya?" ujar Riyu.

"Bagaimana dengan janji Rasi yang akan membawa anak-anak berlibur nanti? Kapan mereka akan diajak berlibur bersama?" Kevin mengenang janji Rasi.

"Oke, senin depan kita mulai berlatih di lantai dua. Biarkan tim K menggunakan lantai satu," tegas Rasi. "Untuk liburan, mungkin sekalian saja di Thailand. Bukankah jika sesuai jadwal OPL ID Season 8 akan selesai bersamaan dengan usainya OPL SEAC?"

"Serius kamu, Ras, bakalan membawa anak-anak berlibur ke Thailand? Bisa?" tanya Kevin tidak percaya.

Rasi mengulas senyum keraguannya, "Bisa, Kak. Tapi cuma bisa membawa mereka berangkat saja."

"Ye, elah, Bang. Terus pulangnya kita ngesot gitu dari Bangkok sampai Jakarta?" keluh Aris, salah satu terapis RAN Ryuga.

"Atau sekalian saja nanti liburan bersama saat Riyu menikah di Bali?" usul Sakti, salah satu IT RAN Ryuga.

"Nah, cocok itu. Kan, tiket berangkat ditanggung pemilik acara. Kita tinggal beli tiket pulang saja," ujar Kevin yang membuat Riyu menatapnya tajam. "Gimana?"

"Oke. Kita ke Bali setelah ODL ID selesai," putus Rasi sambil tersenyum penuh arti kepada Riyu. "Abang pasti akan mengundang seluruh tim RAN Ryuga bukan?"

"Ya, iyalah," jawab Riyu malas.

"Nggak ada masalah berarti. Rasi tinggal membelikan tiket pulang saja nanti," timpal Rasi lagi.

"Cocok, Bang," sahut Kitty, satu-satu perempuan di staf RAN Ryuga.

"Grand Final The President Cup kali ini juga akan diadakan di Bali," kata coach Xavi.

"Pas. Kita semua bisa berangkat ke sana bersama-sama," imbuh Kevin.

"Kak Kevin, tolong jadwalkan semuanya. Apakah kira-kira waktunya bisa berbarengan dengan acara pernikahan Bang Riyu dan Grand Final ODL ID nanti?" perintah Rasi sebelum menutup meeting.

Kevin bersemangat, "Oke."

♡♡♡

Setelah meeting selesai, Rasi membawa Riyu ke ruang VIP. Disaksikan juga oleh tim K yang sedang berlatih di lantai satu. Bukan hal baru memang, ketika Rasi membawa Riyu ke ruang VIP. Namun biasanya Rasi tidak hanya membawa Riyu saja jika ada urusan mengenai tim RAN Ryuga. Hal itu membuat tanda tanya bagi semua yang melihatnya.

"Mau duduk di sofa atau di kursi situ?" tanya Rasi sambil menunjuk kursi kerjanya.

Riyu langsung menuju sofa, "Sini, saja."

"Ada apa, Bang?" tanya Rasi setelah duduk bersebelahan dengan Riyu.

"Ada yang mau Abang tanyakan sama kamu," tutur Riyu canggung.

"Soal?" Rasi tampak fokus memerhatikan wajah Riyu yang terlihat gugup.

"Apa kamu pernah merasa takut setelah setiap kali berhubungan dengan Aries? Gimana kalau Aries hamil sebelum kalian menikah?" tanya Riyu yang membuat alis tebal Rasi seperti akan bertaut.

"Tentu. Terkadang Rasi takut kalau nanti Aries hamil. Abang tahu sendiri, tugas RAN Ryuga ke depannya seperti apa. Abang habis tidur dengan Kak Rachel?"

Riyu mengangguk takut, "Huum. Abang mabuk kemarin."

"Kan! Apa Rasi bilang, jangan coba-coba minum."

"Kan, cuma sedikit. Mana tahu langsung berefek gitu."

"Abang belum pernah minum sebelumnya. Wine dan teman-temannya itu berbeda dengan bir tanpa alkohol yang terkadang Abang minum. Apa Abang sudah pulang ke rumah?"

"Belum. Abang takut bertemu dengan Ayah."

"Abang cerita aja sama Ayah. Siapa tahu Ayah punya solusi buat Abang."

"Berapa persen kemungkinan terjadinya kehamilan karena petting?"

Kedua mata Rasi langsung menatap tajam Riyu setelah mendengar pertanyaan tersebut. Helaan napas beratnya berembus. Ia tidak menyangka kakak sepupunya yang saleh itu bisa melanggar peraturan keluarga dan agama.

"Kalau Abang dan Kak Rachel masih memakai pakaian lengkap, kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil. Apalagi kalau Kak Rachel sedang tidak dalam masa subur," terang Rasi yang membuat Riyu semakin tampak gelisah.

"Tapi kemarin dikeluarkan di luar. Bukankah itu aman?" elak Riyu mencari pembenaran.

"Abang yakin semua sperma itu dikeluarkan di luar?" tegas Rasi yang membuat Riyu mematung sesaat.

"Petting atau aktivitas seksual tanpa penetrasi itu tetap dapat berpotensi kehamilan. Tidak ada jaminan sperma tidak melekat di vagina ataupun adanya cairan praejakulasi. Sperma yang terkandung itu sudah cukup untuk membuahi sel telur. Jika petting dilakukan sampai menimbulkan adanya sperma yang melekat pada vagina dan masuk ke rahim, maka ada kemungkinan hamil. Tapi kalau Abang yakin vagina pasangan bersih dari sperma, maka tidak ada kehamilan," jelas Rasi yang semakin membuat Riyu tidak berkutik. "Abang bisa minta Kak Rachel untuk memastikannya dengan melakukan pemeriksaan testpack nanti."

"Dari mana kamu tahu sebanyak itu?"

"Dokter. Supaya berhubungan aman dan nyaman, Rasi dan Aries punya dokter pribadi."

"Abang harus gimana sekarang? Kenapa kamu bisa selalu santai seperti itu? Bukannya ML lebih beresiko dari pada petting?"

"Rasi santai supaya Aries nggak takut dan khawatir. Kita selalu pakai pengaman, Bang. Tetapi pengaman apa pun juga nggak bisa menjamin akan terhindar dari kehamilan. Mau ML atau petting, sama saja. Sama-sama bisa mengakibatkan kehamilan. Abang cerita saja sama Ayah. Nggak usah menunggu Ayah Archie tahu sendiri, bahaya."

"Abang belum berani."

"Terus?"

"Abang nggak tahu. Tapi Rachel bilang, dia tidak dalam masa subur."

"Kalau begitu, Abang tinggal berdoa. Semoga Kak Rachel nggak hamil. Jangan lupa salat taubat setelah ini. Dan jangan diulangi lagi."

"Bisa-bisanya kamu menasehati Abang kayak gitu. Berapa kali kamu sudah salat taubat?"

Rasi terkekeh. "Setiap kali habis ketemu Aries sudah pasti langsung salat taubat. Rasi nggak pernah hitung. Rasi kasih nasihat karena tahu, gimana perasaan Abang sekarang."

Fokus Rasi teralihkan saat notifikasi smartphone-nya berbunyi tanpa henti. Hal itu juga terjadi pada ponsel pintar Riyu. Dahi Rasi mengernyit. Membaca beberapa headline berita online yang menampilkan gambar istrinya dengan pakaian yang berbeda-beda. Komentar-komentar pun mulai berdatangan silih berganti. Membuat smartphone Rasi menjadi sibuk karena beberapa fans memberi tanda kepadanya.

"Heboh! Penampilan sederhana RAN_Rascal curi perhatian fans." Riyu membaca berita online tersebut, "Tampil perdana, RAN_Rascal muncul di hadapan publik setelah menikah."

"Aries masuk trending topic lagi siang ini. Padahal pakaian dia biasa saja. Fans kalian benar-benar gila," ujar Riyu heran.

Rasi segera menelepon Rachel. Ia ingin memastikan bagaimana keadaan Aries saat ini. Berharap Aries tidak membuka sosial media atau melihat berita-berita online esports yang sedang beredar sekarang.

"Rasi mau bicara dengan Aries, Kak." Rasi segera mengajukan niatnya pada Rachel tanpa berbasa-basi.

"Sebentar," sahut Rachel di tempatnya.

"Iya, Abang. Ada apa?" tanya Aries penasaran.

"Kamu di mana? Baik-baik aja, kan?" tutur Rasi khawatir.

"Aku baik-baik aja. Ini lagi makan siang di resto Sunda. Abang di mana?"

"Abang di base camp. Kamu pakai baju apa sekarang?"

Aries melayangkan tatapan intensnya pada Mbak Ranti, "Mbak Ranti kirim foto sama Abang?"

Ranti langsung menggeleng. "Enggak, Mbak."

Hari ini Ranti mendapat tugas untuk menemani dan menjaga Aries saat di luar rumah. Jadi tidak ada keharusan untuk mengirimkan foto-foto apa pun tentang Aries kepada Alrescha atau Rasi seperti biasanya.

"Abang tanya sama kamu, Sayang. Kenapa malah balik tanya?" gerutu Rasi.

"Aku tanya sama Mbak Ranti tadi. Kenapa Abang tanya-tanya baju yang aku pakai sekarang? Emang ada yang mengirimkan fotoku sama Abang?" Aries penasaran.

"Kamu masuk headline berita online sekarang."

Rachel memberikan tablet-nya kepada Aries. Di sana terpampang berita terbaru tentang penampilan Aries pada salah satu media esports online terkenal. Ternyata ada wartawan yang mengikuti mereka sedari tadi. Ranti merasakan telah dibuntuti, namun ia tidak berkewajiban untuk menegur wartawan-wartawan tersebut. Ia tidak ingin menambah masalah bagi Aries atau Rasi nantinya.

"Shit! Aku sudah ganti baju tadi. Kok, bisa trending topic lagi?!" sungut Aries sebal.

"Abang akan urus nanti. Setelah makan siang selesai, cepat pulang."

"Huum. Jadi aku nggak bisa bebas main di luar lagi?"

"Bisa, Sayang. Nanti kita atur. Oke?"

"Hmmm."

"Sorry."

"Buat?

"Sorry, I love you."

Di resto, Aries tersenyum sumringah mendengar ucapan sederhana Rasi. Ia tahu betul bagaimana resikonya menjadi seseorang yang istimewa bagi sosok Rasi sedari dulu. Ia harus siap dicaci dan dimaki oleh fans berat sang suami. Marah dan benci hanya bisa ditahan di dalam hati, tanpa bisa meluapkan sesukanya.

"I'm yours, and I'm happy with you," balas Aries--mengukir senyuman bahagia di wajah Rasi yang masih berada di base camp.

Tbc.
22.06.10

Hai,
I'm back.
Terima kasih karena sudah menunggu dengan sabar di sini. Dan terima kasih juga karena telah meninggalkan vote dan komen di part sebelumnya. It made my day.

Jadi, begini kira-kira headline berita online yang sedang trending topic menyerang Aries. 😆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top