34. I Promise

Warning!!!
Mature Content!!!
21+

Hai,
Aku udah kasih peringatan di awal. Di part ini nggak ada adegan yang gimana-gimana. Makanya nggak aku kasih stiker merah di atas. Hanya saja banyak kata-kata vulgar yang mungkin bisa bikin eneg atau tersedak kalau kalian sedang makan dan minum. Jadi, berhati-hatilah.

Happy reading, hope you enjoy it.

Duduk di barisan terbelakang, Rasi tampak terdiam menatap layar ponselnya dengan fokus. Melihat komentar-komentar di sosial media yang sedang membahas cincin di jari manis tangan kanannya. Sementara kedua telinganya sudah tertutup ear buds semenjak keluar dari area XOXO Hall. Tidak ada yang berani mendekat, meski untuk bertanya hal kecil seperti bagaimana acara makan malam nanti misalnya.

Kevin pun memilih menghubungi Aries yang berada di base camp. Ia menanyakan perihal makan malam, apakah sudah dipesan atau belum. Ternyata Rasi sudah meminta Aries memesan makan malam untuk pesta kemenangan mereka di base camp.

Richy menoleh ke belakang sebelum bertanya pada Kevin, "Gimana, Kak? Apa makan malam kita nanti?"

"Iya, Kak. Lapar, nih," keluh Onyx sambil mengusap perut buncitnya.

"Apa nggak ada acara makan-makan gitu, Kak?" imbuh Rexi seperti berbisik. "Kita sudah menang, loh."

"Kita makan di base camp nanti," jawab Kevin setelah pesannya dibalas oleh Aries.

"Nggak ada acara makan di luar?" ujar Miez yang diiringi anggukan kepala dari Oz.

"Kak Kevin sudah pesan makanan?" giliran Elang bertanya.

"Aries sudah pesan makanan untuk kita," sahut Kevin.

"Ooo.... Bu bos yang pesan makanan," tutur Richy sebelum kembali duduk dengan tenang.

"Asyik...." Onyx berseru gembira.

"Boleh minum?" Miez bertanya asal, dan langsung membuat kehebohan.

"Cocok itu, Kak," timpal Rexi.

"Boleh, ya, Kak? Ya..., ya...," pinta Onyx memohon.

"Gimana?" tanya Kevin kepada Riyu yang sedari tadi duduk terdiam di sebelahnya.

"Tanya Rasi dulu," jawab Riyu lugas.

Suara tegas Rasi terdengar kala menerima sebuah panggilan telepon. Hal itu membuat semua orang yang berada di dalam bus terdiam sesaat. Menahan diri mereka agar tidak bersuara. Berpura-pura terdiam, walau telinga mereka bersiap untuk mendengarkan.

"It's okay, Om. Bukankah kita sudah pernah mengumumkan pernikahan para gamers dalam satu tim?" kata Rasi sambil menatap tajam Daisy yang sedang memerhatikannya.

Daisy langsung kembali duduk manis di sebelah Elang. Ia hanya tersenyum kecil ketika Elang menasehatinya untuk tidak ikut campur dengan urusan Rasi. Semua anak-anak junior akan tunduk jika mendapat tatapan mengintimidasi dari Rasi tanpa terkecuali.

"Iya, tapi mereka berbeda. Ini pernikahan kamu dan Aries. Bisa-bisa nanti ada yang membakar klub lagi," terang Ibra.

"Kita bersiap saja, Om."

Embusan napas kasar Ibra terdengar, "Bagaimana dengan Aries? Dia sudah diserang oleh fans fanatik kamu di sosial media."

"Rasi yang akan mengurusnya nanti. Om persiapkan saja pengumuman resminya--besok atau lusa."

"Oke. Kalian hati-hati!"

"Pasti, Om. Oia, tolong hapus daftar pencarian Rasi dan Aries di web browser secepatnya."

"Oke. Besok Om akan menjemput kamu dan Aries bersama Pak Ginting."

"Terima kasih, Om."

Rasi kembali mengenakan ear buds-nya setelah panggilan itu selesai, "Kalian boleh minum. Minumannya sudah tersedia di base camp."

Semua anggota tim RAN Ryuga bersorak gembira. Mereka berdiri dari kursinya, dan saling bertos tangan. Terkecuali Riyu dan Kevin yang hanya menggelengkan kepala. Rasi memang akan membebaskan timnya setelah mereka menyelesaikan pertandingan. Apalagi jika mereka memenangkan kompetisi tersebut.

"Hore!!!"

"Yeay!!!"

"Let's get the party, guys!"

"Makan-makan."

"Minum-minum."

♡♡♡

Kedatangan tim RAN Ryuga disambut meriah oleh para penghuni base camp. Aries, Rachel, Breeze, Felix, RC, coach Xavi beserta staf telah memakai seragam tim RAN Ryuga sesuai perintah Kevin untuk berfoto bersama. Mereka bersorak-sorai sebelum saling memberi tos tangan serta pelukan bahagia. Tidak lupa dengan suara terompet yang bersahutan, dan taburan confetti kertas berwarna-warni yang melengkapinya.

Kedua kaki Aries berlari kecil ketika melihat kehadiran Rasi di barisan terakhir. Ia langsung memeluk Rasi dengan erat. Menyalurkan kebahagiaan atas kemenangan tim RAN Ryuga yang selalu dipertahankan setiap tahunnya.

"Congratulations. Your hard work paid off finally," ucap Aries saat mendekap Rasi sambil berjinjit.

Rasi mengulas senyumnya. Ketika kepala Aries mendongak untuk memandangnya, Rasi segera mencium bibir sang istri sekilas. Hingga suara bersorak menggema di setiap sudut base camp. Membuat Aries tersadar dari keterkejutannya. Menampilkan wajah malunya yang semakin membuat Rasi gemas, dan mengulang aksinya kembali. Merapatkan diri sembari menarik tengkuk Aries untuk menautkan bibir lagi.

"Ew...."

"Ooo...."

"Anjiiir."

"Bangke!" teriak Richy sebal.

"Kamar mana kamar?!"

"Jomlo minggir, woy!"

"Ayo, kita foto dahulu!" Riyu memecah keributan.

"Rasi cepat ganti baju!" perintah Kevin.

"Jersey-nya di kursi gaming Abang," kata Aries yang hanya dibalas usapan lembut di atas kepalanya.

Di tengah ingar-bingar kebahagiaan anak-anak tim RAN Ryuga, Rasi segera melepas kemeja yang dikenakanya sebelum menanggalkan dalaman kaos hitam. Ia berganti seragam jersey tim RAN Ryuga di tempat. Tidak mengacuhkan keberadaan orang-orang di sekitarnya. Setelah itu ia langsung bergabung bersama istri dan rekan-rekannya untuk berfoto.

Onmyoji's Cup--trofi kemenangan OPL ID berbentuk mangkuk besar berkaki dari perak murni dengan ukiran gambar naga dan bintang di kepalanya--berada di tengah tim RAN Ryuga. Tim K berjongkok di bawah, sedang tim inti berjajar di antara Onmyoji's Cup. Semua tampak gembira. Tersenyum bahagia dan bangga karena telah membawa pulang Onmyoji's Cup lagi ke base camp.

"Kapan kita makan?" rengek Onyx yang sudah kelaparan.

"Ayo! Makanannya sudah siap di bawah," ajak Rachel, dan langsung diikuti oleh anak-anak tim K dan lainnya.

"Nggak dingin?" tanya Rasi memandang pakaian yang dikenakan Aries.

Aries mengenakan jersey tim RAN Ryuga dipadu dengan skort jeans berwarna hitam. Skort adalah perpaduan antara skirt and short. Yaitu celana pendek dengan panel kain tumpang tindih yang dibuat menyerupai rok menutupi bagian depan dan belakang, atau rok dengan celana pendek integral yang tersembunyi di bawahnya. Salah satu pakaian favorit Aries selain hot pants dan rok mini.

"Dikit," jawab Aries seraya tersenyum, lalu segera menggandeng Rasi untuk menyusul teman-temannya. "Nanti Abang angetin, ya."

Seulas senyum Rasi kembali tersungging mendengar ucapan menggoda dari Aries, "Malam ini kita pulang ke apartemen."

"Oke," sahut Aries gembira.

"Cepetan, woy!" teriak Rachel gemas.

"Dari pacaran sampai sudah menikah, nggak berubah," gerutu Richy.

"Iri lu?" goda Miez.

"Dikit," kata Richy melirik Rasi yang duduk di sebelahnya.

"Cepetan move on," sindir Rasi.

"Abang kira move on itu gampang?!" Richy bersungut.

Setelah bersulang atas kemenangan tim RAN Ryuga di OPL ID season 7, mereka segera menyantap makanan yang sudah tersedia di meja makan. Onyx dan Breeze terlihat fokus menikmati makan malam mereka tanpa ingin diganggu. Menyantap hot pot Mongolia dengan daging kambing khasnya. Ada yang berkuah kaldu gurih, bahkan pedas. Ada pula kuah mala hangat dengan kaldu ayam dan rasa tom yam yang segar. Selain itu tersedia juga shabu-shabu ala Jepang. Shabu-shabu all you can eat dengan berbagai pilihan kuah, salah satunya miso.

Oz, Miez, Rexi, Felix, RC, berkreasi dengan berbagai isian dan saus untuk membuat shabu-shabu mereka semakin nikmat. Sementara itu Elang dan Daisy menikmati sushi terlebih dahulu. Aneka gorengan, makanan penutup, hingga berbagai macam minuman botol dan kaleng telah tersedia untuk melengkapinya--minuman non alkohol hingga minuman beralkohol.

"Bang Rasi, nggak jadi tarung di dojo-nya eyang?" tanya Rachel setelah mengambilkan makanan untuk Riyu.

"Oia, seru tuh kayaknya. Kalau habis ini lihat Kak Richy sama Bang Rasi tanding," imbuh Rexi.

"Emang lu diajak ke rumah eyangnya Bang Rasi?" olok RC.

"Sue lu." Rexi menoyor RC hingga suara gelak tawa menggema.

"Itu kalau gue kalah tadi," kilah Richy.

"Lu udah janji, ya," sela Miez.

"Gue bakalan resign kalau kalah di babak kedua semi final. Nyatanya, kita menang sampai lolos ke grand final. Jadi ancaman Bang Rasi buat gue sudah expired," terang Richy setelah meminum bir tanpa alkohol.

"Kenapa nggak di sini aja tandingnya?" usul Elang mengompori. "Kemarin aku lihat ada kiriman matras dari klub. Katanya, buat latihan taekwondo."

"Latihan taekwondo?" tanya Aries sambil melirik Rasi yang sedari tadi terdiam menikmati hot pot pedas dengan kuah tom yam.

"Semua gamers RAN Esports diharuskan berlatih taekwondo setiap seminggu sekali di base camp masing-masing. Bang Riyu yang akan menjadi sabeum di tim RAN Ryuga nanti," jelas Rasi setelah selesai mengunyah makanannya.

"Dalam rangka apa, Bang?" tanya Oz.

"Bukannya kita sudah ada jadwal olah raga setiap minggu?" tambah Onyx tidak suka, "capek, lah, Bang."

"Yang sudah bisa taekwondo ikut juga, Bang?" tanya Felix sebelum memakan yuzu cake.

"Semua ikut. Bagi yang sudah memiliki sabuk hitam, kalian membantu Bang Riyu nanti," tutur Kevin. "Siapa yang sudah memiliki sabuk hitam?"

Elang mengangkat tangan kanannya ke atas, "Aku, Kak. DAN I."

"Anjiiir. Elang udah sabuk hitam juga," ujar Rexi terkejut.

"Elang emang titisannya Bang Rasi. Almost perfect," puji RC.

"DAN II," kata Felix sembari mengacungkan tangan.

"Lu juga?" Rexi dan Miez kembali kaget.

Elang terperangah, "Wow..., kamu udah DAN II?? Rajin banget."

"DAN I," ucap Aries yang membuat Richy tersedak saat minum.

"Serius?! Sejak kapan? Gue aja baru sabuk merah," ungkap Richy.

"Sejak dua tahun lalu," cerita Aries.

"Merah strip berapa, lu?" tanya Rachel ingin tahu.

"Strip dua," jawab Richy yang membuat Rachel cemberut. "Kenapa? Lu mau tarung sama gue? Gue ada di atas lu."

"Sombong membawa malapetaka," peringat Riyu meniru ucapan khas Richy.

Semua terkekeh mendengar sahutan Riyu yang sedari tadi terdiam menyantap makanannya. Mereka pun berlanjut menikmati makan malam mereka sembari meminum bir yang sudah lama tidak muncul penampakannya di base camp. Hanya Aries, Rachel dan Daisy serta beberapa staf yang tidak menyentuh minuman itu. Sedang Riyu, Rasi, Elang dan Richy meminum bir non alkohol.

"Jangan banyak minum! Kalau mabok, saya lempar kalian ke kolam renang," ancam Kevin kala melihat Onyx, Miez, Rexi dan RC sudah menghabiskan masing-masing 4 kaleng bir.

"Santai, Kak," ucap Onyx yang mulai terpengaruh alkohol.

"Onyx mulai teler," ujar coach Xavi.

"Jeburin aja, tuh, coach," olok Breeze, yang disetujui rekan-rekannya.

"Nggak ada lagi yang memiliki sabuk hitam selain Elang, Felix, Aries dan Rasi?" tanya Kevin kembali.

"Cuma aku yang belum bisa taekwondo?" ungkap Daisy.

"Kakak bantu nanti," kata Elang bersemangat.

"Modus, lu!" Rexi menampol Elang seenaknya.

"Aku juga belum bisa, Kak." Breeze menjawab.

"Gue juga. Tapi kalau berantem gaya bebas, gue pasti menang," ucap Miez membanggakan dirinya.

"Raja tawuran, nih," olok Onyx.

"Bang Rasi sudah DAN berapa?" tanya Rachel.

"DAN IV," jawab Rasi singkat.

"Abang?" tanya Rachel seraya mengambil kaleng minuman Riyu. "Jangan minum lagi!"

Riyu tersenyum, "DAN V. Nanti kamu yang menyetir, ya. Abang capek."

"Mau kemana kalian?" tanya Miez ingin tahu.

"Dating, Kakak." Breeze menyahut.

"Ah, sial. Harusnya gue jangan minum malam ini. Jadi bisa ketemu Angel," gumam Miez.

"Check in?" tebak Oz.

"Yoi," jawab Miez enteng.

"Abang mau check in juga?" ledek Richy pada Riyu.

"Mau ikut?" tanya Riyu diiringi tawa Breeze dan RC.

"Bangke!" umpat Richy.

"Ikut aja, Kak. Sekalian belajar materi perkembang biakan," ledek Rexi.

RC terbahak-bahak, "Apaan. Tiap malam Kak Richy nonton BF sama gue."

Richy segera menoyor kepala RC yang mulai terlihat mabuk akibat bir yang diminumnya. Gelak tawa pun berkumandang. Menertawakan Richy yang hobi menonton blue film sebelum tidur.

"Heh! Nggak usah munafik kalian. Itu film dari Kak Miez sama Rexi. Busuk semua!" gerutu Richy.

"Kalian juga?" tanya Kevin pada Rasi dan Aries yang sepertinya memiliki obrolan intim berdua.

"Apa?" tanya Rasi bingung.

"Jangan main di base camp!" peringat Richy, disetujui Onyx, Miez dan Rexi.

"Main apa?" tanya Daisy tidak tahu.

"Main belah duren, Yang," jawab Elang sebelum terkekeh.

"Coba dipraktekin, Kak," ejek Breeze, yang langsung mendapat toyoran kepala dari Felix.

"Ni anak kecil otaknya gercep banget," imbuh Rexi.

Olok-olokan pun terjadi dengan tema konten dewasa hingga Rasi bersuara.

"Saya mau pulang malam ini," sahut Rasi.

"Bang, jangan bikin Rascal hamil. Please," tutur Onyx asal.

"Iya. Rascal masih harus bertanding di OPL SEAC dan The Asian Games," imbuh Oz yang sudah mulai terpengaruh alkohol.

"Yups. Jangan hamil dulu, Rascal," celoteh Miez yang mulai teler.

"Tahan dulu, Kak Rascal," peringat Rexi diikuti gelak tawanya.

"Apaan, sih, kalian!" sungut Aries sebal.

"Siram aja mereka," kata Rachel mengompori.

"Kalian nggak perlu khawatir, saya tidak lupa dengan cita-cita RAN Ryuga," ungkap Rasi lugas. "Tetapi sekeras apa pun saya dan Aries berusaha untuk mencegah kehamilan itu, kalau Tuhan sudah berkehendak, maka siapa pun tidak bisa menolaknya."

Miez kembali mengoceh, "Betul. Waktu Angel hamil, gue bisa apa?! Nothing."

Obrolan intim itu terus berlanjut hingga Rasi dan Riyu menyudahi acara makan malam tersebut. Dengan bantuan security base camp, Rasi meminta anak-anak yang mabuk untuk segera masuk ke kamar. Sedang Kevin menyuruh Daisy dan mbak Arum untuk tidur bersama serta mengunci pintu kamar sebelum tidur. Khawatir jika nanti ada kejadian tidak diinginkan di dalam base camp.

Sebelumnya Rasi meminta tolong kepada Kevin, coach Xavi, dan para staf yang tidak minum untuk mengawasi anak-anak RAN Ryuga selama kepergiannya. Kemudian Rasi dan Riyu berpamitan sebelum meninggalkan base camp dengan mobil masing-masing. Diikuti Aries dan Rachel yang digandeng oleh pasangan mereka sendiri.

♡♡♡

"Hampir home run."

Aries bergeming sejenak dari kegiatannya menyisir rambut sebelum tidur. Tiba-tiba otaknya menjadi lambat saat membaca pesan dari Rachel tepat di tengah malam. Kepala Aries menoleh kala pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan Rasi yang terlihat lebih segar setelah mandi sesampainya di apartemen. Salah satu usaha Rasi untuk menghilangkan rasa kantuknya di perjalanan pulang tadi.

Karena khawatir, Aries mengambil alih kunci mobil Rasi dengan paksa. Saat itu Rasi tampak mengantuk dan mulai terpengaruh oleh bir yang diminumnya. Rasi telah menghabiskan beberapa kaleng bir non alkohol selama menikmati makan malam. Hal tersebut sempat membuat Aries dan Rasi ribut di pelataran base camp. Hingga berakhir dilerai oleh Rachel dan Riyu.

Rasi tidak pernah mengetahui jika Aries sudah mahir menyetir sejak dua tahun lalu. Aries juga sudah mendapat lisensi menyetir mobil di Thailand. Bahkan sebelum kembali ke Indonesia, Aries sempat membuat SIM Internasional.

"Masih mengantuk?" tanya Aries sebelum beranjak ke tempat tidur menyusul Rasi.

Rasi menggeleng, lantas ia merengkuh tubuh kecil Aries untuk mendekat. Membuang jarak di antara mereka dengan mengecup dan memagut bibir. Saling bertukar saliva sebelum nantinya akan menyatu bersama. Melampiaskan hasrat yang telah tertahan beberapa hari ketika berada di base camp.

Desahan kecil Aries berhasil lolos saat sentuhan lembut Rasi bergerilya di tubuhnya. Desauan tersebut semakin terdengar nyaring ketika tangan Rasi berhasil merangsek masuk setelah membuka tali kimono tidur berwarna krem yang menutupi lingerie seksi sang istri. Aries tidak pernah mampu menepis sentuhan hangat Rasi yang menjamah tubuhnya. Ia seakan kehilangan kendali jika sudah tersentuh oleh belaian Rasi yang perlahan dan pasti menjadi candu.

"Stop!" Aries menahan tangan Rasi yang akan melepas lingerie-nya.

"Kenapa?" tanya Rasi di tengah deru napas beratnya.

"Tadi sudah menetes merah," terang Aries sambil menormalkan napasnya.

"Apa?" Otak Rasi tiba-tiba menjadi lamban dalam mencerna perkataan Aries.

"Aku datang bulan barusan," ungkap Aries segan.

"Shit!" umpat Rasi kesal. "Kenapa nggak bilang dari awal?"

"Maaf. Abang mau aku temani mandi lagi?"

"Mandi darah maksud kamu?!"

"Ya, enggak. Mau oral?"

Rasi mengacak rambutnya karena kesal. Rasa sesak di celana boxer-nya sedikit memercikkan emosi tersendiri. Ia segera bangkit. Bergegas beranjak dari tempat tidur. Langkahnya tertahan oleh cengkraman tangan Aries.

"Maaf. Aku mau tanggung jawab," kata Aries menyesal, diiringi ketakutan yang mulai menjalar di setiap aliran darahnya.

"Nggak perlu. I need a space," pamit Rasi.

"Abang mau kemana? Ninggalin aku sendirian?"

"Abang mau ke kamar mandi. Kamu tetap di situ. Jangan kemana-mana! Mengerti?!"

Aries mengangguk paham. Matanya reflek memejam ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbanting keras. Dada Aries mendadak berdebar kencang. Rasa takut, cemas, dan bersalah telah merasuki diri Aries. Ia terus memandang pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Berharap pintu itu segera terbuka secepatnya.

♡♡♡

Menunggu, dan terus menunggu. Itulah yang bisa dilakukan Aries sedari tadi. Helaan napas lega Aries berembus, kala mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Rasi tampak segar kembali dengan rambut yang masih basah. Beberapa tetesan air masih menitik di wajahnya. Rasi membutuhkan waktu kurang lebih empat puluh lima menit di kamar mandi untuk meredam hasrat dan emosinya yang hampir meledak karena interupsi tidak terduga dari Aries.

Rasi hanya terdiam. Meraih air minum yang telah diberikan Aries kepadanya. Ia meminum air tersebut hingga hampir habis. Setelahnya menatap wajah Aries yang tampak takut dan khawatir saat memandangnya.

"Maaf," ucap Aries lagi.

Tangan kanan Rasi terulur, kemudian mengusap kepala Aries seperti biasa.

"Abang juga minta maaf. Tadi Abang sempat emosi sama kamu. Dimaafkan tidak?" ujar Rasi yang hanya dibalas anggukan kepala dari Aries. "Ayo tidur."

"Aku nggak dimaafin?" tanya Aries balik.

"Abang sudah memaafkan kamu. Lain kali bilang dari awal," tegas Rasi.

"Aku juga pengin," tutur Aries sambil menunduk malu.

Senyum Rasi tersungging mendengar ucapan Aries. Ia berjongkok di hadapan Aries yang sedang duduk di tepi ranjang. Kedua tangannya memegang tangan Aries yang sedari tadi saling meremas satu sama lain. Menutupi kegugupan sang empunya. Perlahan Aries mendongak. Menatap Rasi yang juga sedang memandangnya dalam diam.

"Jadi karena tadi kamu pengin, terus mau kasih oral buat Abang?" tanya Rasi yang dibalas anggukan kepala dari Aries.

"Abang nggak suka oral seks. Abang nggak mau cuma Abang yang puas nantinya," tegas Rasi.

"Kan, bisa petting," jawab Aries pelan.

"Abang nggak suka yang setengah-setengah. Apa kamu mau Abang puasin sekarang?" tanya Rasi balik.

Aries menggeleng cepat, "Nanti Abang kepanasan lagi."

Tawa Rasi meledak. Ia terbahak-bahak mendengar penuturan Aries. Aries memang selalu terbuka dengan apa yang ada di pikirannya. Ia selalu mengungkapkan apa pun yang ingin disampaikannya. Layaknya seseorang yang telah kehilangan rasa malu.

"Ayo tidur," ajak Rasi sembari membopong Aries untuk berbaring. "Besok kalau datang bulannya sudah selesai, kamu langsung bilang sama Abang. Oke?"

Mereka berbaring sambil berhadap-hadapan. Aries mengulas senyum, lalu mengangkat ketiga jarinya ke arah pelipis kepala seperti memberi hormat.

"Tiga hari lagi?" tanya Rasi saat melihat kode jari dari Aries.

"Ini maksudnya oke. Mana ada datang bulan secepat itu. Biasanya paling cepat 5 hari, atau sampai seminggu," terang Aries yang membuat Rasi merengut.

"Lama banget."

"Sabar, dong. Ini cuma datang bulan, loh. Gimana kalau aku lagi masa nifas nanti?"

"Itu beda cerita, Sayang."

"Sama. Cuma beda waktunya aja yang lebih panjang."

"Beda, Sayang. Kalau kamu di masa nifas nanti, Abang harus berpikir ulang buat enak-enak sama kamu. Melihat kamu sakit perut bulanan aja nggak tega. Apalagi setelah melihat kamu kesakitan saat akan melahirkan nanti. It's okay, kalau puasa dulu, sampai kamu merasa nyaman dan aman."

"Kalau gitu, sekarang belajar puasa dulu. Oke?"

"Huum. Oia, besok kamu ada panggilan ke kantor polisi soal kasus Draken waktu itu."

Aries terperanjat mendengarnya. Tubuhnya mendadak terasa kaku sesaat. Ia bisa merasakan kedua telapak tangannya berkeringat dingin dalam hitungan detik. Detak jantungnya pun menjadi tidak beraturan. Rasa takut yang teramat membuatnya kesulitan untuk berucap.

"Kalau nggak datang?" ujar Aries seperti berbisik.

"Nanti kasusnya nggak akan selesai-selesai, Sayang," tutur Rasi sabar.

"Aku nggak mau ketemu sama Draken."

"Abang akan menemani kamu besok."

"Gimana kalau nanti kasusnya seperti yang sudah-sudah? Korban pelecehan akan kalah di persidangan. Dan tersangka akan dibebaskan begitu saja."

Perlahan salah satu tangan Rasi meraih tubuh Aries untuk dipeluk. Ia mengusap kepala belakang Aries sebelum mengecup kening sang istri. Mencoba menghalau ketakutan dan rasa khawatir pada Aries.

"Draken harus mendapatkan hukuman. Abang akan melakukan apa pun supaya kita menang di persidangan. Sekalipun Abang harus membeli hukum nantinya," tegas Rasi, dan hanya disambut dekapan erat dari Aries.

"I promise," kata Rasi lugas sembari membalas pelukan Aries.

Tbc.

22.05.13

Semoga masih bisa menghibur, ya. 🤗
By the way, untuk arti kata-kata yang aneh itu, silakan cari artinya di google saja. Nggak enak nulis artinya di sini--terlalu vulgar.

Terima kasih. And see you soon.

Tabik.

🙏🏻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top