28. We'll Be Fine

Dengan serius Rachel memerhatikan permainan Aries di smartphone-nya. Sesampainya di apartemen Rachel, Aries diminta bermain Onmyoji Arena mobile game untuk menaikkan ranking sang sahabat yang tertinggal. Entah sejak kapan Rachel mulai hobi bermain mobile game. Seingat Aries, Rachel tidak pernah suka bermain game. Namun hal itu tidak membuat Rachel kehilangan berita tentang beberapa pro gamer tampan di dunia Esports Indonesia. Rasi adalah salah satu alasan Rachel mulai sering menonton pertandingan Esports meski tidak mengerti bagaimana permainan tersebut dimainkan.

"Curang kamu," olok Aries setelah menyelesaikan permainannya.

Rachel tersenyum sumringah menerima smartphone-nya kembali, "Enggak ada yang curang dalam sebuah pertarungan. Kalau nggak kayak gini, shikigami gue nggak akan bertambah."

Shikigami adalah karakter yang digunakan dalam permainan, di game moba lain disebut Hero. Salah satu cara mendapatkan shikigami dalam permainan Onmyoji Arena adalah dengan menyelesaikan achievement reward untuk membantu mendapatkan koin secara signifikan, semakin sulit achievement diselesaikan maka semakin besar koin yang diterima. Koin tersebut bisa ditukar untuk mendapatkan shikigami baru.

"Jadi setiap ketemu Bang Riyu, kamu suruh dia main game?" tanya Aries yang sedang menonton film kartun Frozen sambil menikmati permen lolipop kesukaannya.

"Nggak pernah. Kalau sama Bang Riyu, gue harus main sendiri. Katanya, bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian," cerita Rachel mengenang nasehat Riyu yang terdengar begitu menjengkelkan.

Aries tertawa, "Iya, emang benar begitu. Kalau mau enak dan gampang, seduh aja tu mie gelas," ejek Aries yang langsung mendapat toyoran kepala dari Rachel. "Lagian tumben banget kamu main game. Mau jadi pro gamer juga?"

"Ogah! Gue pengin jadi bosnya pro gamer kayak Bang Rasi sama Om Ibra. Jadi nggak ada salahnya, kan, gue belajar bermain sebelum terjun ke dunia Esports?" terang Rachel.

"Kamu mau beli RAN Esports? RAN Esports nggak bangkrut, kan?"

"Gue nggak sekaya lu dan Bang Rasi. Ya, kali, gue beli RAN Esports. Punya 15% saham RAN Esports aja harus merengek-rengek dulu sama Ayah."

"Kamu tahu siapa aja yang punya saham di RAN Esports?"

"Tahu. Kenapa?"

"Siapa aja?"

"Bang Rasi, lu, gue, Om Ibra, Abhra, Tante Dia, Olivia, Bang Riyu, sama ada 4 orang lagi--teman dekatnya Bang Rasi."

"Berapa persen sahamku di sana?"

"Kalau nggak salah, lu itu pemilik saham terbesar kedua di RAN Esports setelah Bang Rasi. Sekitar 20%, dan saat ini masih di bawah kendali Bang Rasi. Dengan saham segitu, lu bisa mendepak siapa pun yang bikin masalah sama lu di RAN Esports. Why?"

Aries mengangguk paham, "Bisa nggak kita ambil alih saham yang ada di tangan Oliv?"

"Bisa mungkin. Tapi gue nggak tahu caranya gimana. Tanya langsung aja sama Bang Rasi. Cemburu lu sama Oliv?"

"Nggak level cemburu sama dia."

Rachel tertawa keras, "Yups. Nenek lampir kayak dia nggak level sama kita yang seperti preman."

"Apa kamu tahu masalah yang ada di RAN Esports sekarang?" tanya Aries ingin tahu.

"Masalah lu yang kemarin itu?"

"Apa itu akan menjadi masalah besar?"

"Kalau sudah masuk ke ranah hukum, ya, otomatis bakalan jadi masalah yang besar jika klub ikut turun tangan. Lu tenang aja. Bang Rasi pasti bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik. Dulu juga pernah ada kasus kayak begini. Tapi di RAN Esports Singapura."

"Kalau aku nggak datang ke sini, pasti RAN Esports nggak akan banyak masalah. Aku nggak mau menghancurkan impian Bang Rasi."

"Ngomong apa, sih, lu. Emangnya lu nggak kangen sama Bang Rasi? Gue yakin, suatu saat lu pasti akan balik ke Indonesia. Entah jadi pro gamer, atau enggak. Di sini tempat kelahiran lu, ini rumah lu. Nggak kasihan sama Bang Rasi yang selalu menunggu lu pulang?"

Kedua mata Aries tiba-tiba memburam. Mendengar perkataan Rachel tentang kesetiaan Rasi yang selalu menunggunya untuk pulang. Ia mengerutak permen lolipop di dalam mulutnya. Kemudian mengunyahnya pelan-pelan. Membuat kepala Rachel menoleh karena mendengar suara permen yang dipecah dengan keras oleh gigi-gigi Aries. Ia memandang Aries yang tiba-tiba terdiam dengan mata merebak.

"Why? Kok, diam?" selisik Rachel khawatir.

"Aku malu sama Bang Rasi. Aku sudah kotor," ucap Aries dengan tetesan air matanya. "Aku sudah nggak pantas buat Bang Rasi."

"Bang Rasi ngomong gitu sama lu?" ulik Rachel.

Aries menggeleng, "Bang Rasi masih baik banget sama aku. Tapi dia jadi lebih hati-hati sekarang. Jarang cium-cium aku. Dia nggak kayak biasanya. Dia pasti jijik sama aku."

"Apa lu udah bicarakan masalah ini sama Bang Rasi?" tanya Rachel yang langsung disambut anggukan kepala dari Aries.

Sedari tadi Rachel memang sengaja tidak membahas kejadian kemarin kepada Aries sesuai perintah Rasi. Rasi mengatakan, jika Aries tidak bercerita sendiri, maka jangan pernah mengungkitnya.

"Bang Rasi bilang apa?" tanya Rachel lagi.

"Kata Abang, dia akan terus jatuh cinta sama aku, sampai hari di mana dia mati nanti. Abang akan selalu menggenggam tanganku, dan menjadi tempat ternyamanku untuk bersandar dalam keadaan apa pun. Abang juga bilang, itu janji dia sejak pertama kali aku menerima cintanya." Aries bercerita sambil terisak.

"Kalau gitu, buat apa lu meragukan cinta Bang Rasi lagi? Bisa jadi Bang Rasi sedang bingung. Dia hati-hati sama lu, mungkin karena lu sedang nggak sehat sekarang. Apa lu mau gue kasih saran, biar yakin kalau Bang Rasi menerima lu apa adanya?" ujar Rachel seraya tersenyum, dan membantu menghapus air mata Aries yang masih mengalir.

"Apa?" tanya Aries serius.

"Lu goda Bang Rasi nanti malam. Pakai lingerie hitam yang paling seksi. Kalau Bang Rasi merespon seperti biasa, berarti dia nggak ada masalah dengan lu karena kejadian kemarin," usul Rachel diikuti kerlingan matanya.

Aries menoyor kepala Rachel. Hingga suara tawa terbahak-bahak dari Rachel menggema di kamar.

"Kotor banget otak kamu," sungut Aries.

"Dih! Otak lu sama Bang Rasi tu yang kotor. Bobok bareng tiap hari. Dosa, woy!" peringat Rachel.

"Cuma Bang Rasi yang aku punya di sini," elak Aries.

"Wah! Gue nggak dianggap ini."

"Bukan gitu ---"

"I see. Lagian Bang Rasi nggak akan izinin lu nginep di sini sama gue. Kalau bisa sama dia, ngapain sama gue. Ya, kan?"

"Bukan gitu, Rachel. Aku butuh Bang Rasi sekarang. Walau rasanya aku nggak pengin ketemu dia untuk sementara waktu karena malu. Tapi ---"

"Gue ngerti. Pokoknya, gue akan selalu ada buat lu di sini. Kalau Bang Rasi lagi pergi, lu bisa ke sini sama gue. Oke?"

Aries tersenyum sambil meneteskan air mata. Ia berhambur pelukan pada Rachel. Menangis dalam diam. Meluapkan perasaannya yang masih bercampur aduk akibat kejadian kemarin.

"Antar aku ke kamar mandi," pinta Aries sambil menyeka air matanya.

"Heh?!" Rachel terkejut.

"Ayo! Aku pengin pipis," ajak Aries sambil menarik tangan Rachel.

Langkah Rachel terhenti di depan wastafel dekat pintu kamar mandi. Ia memandang Aries dengan bingung. Otaknya tiba-tiba menghubungkan tingkah Aries saat ini dengan kejadian kemarin.

"Wait! Apa Bang Rasi selalu menemani lu ke kamar mandi?" tanya Rachel ingin tahu.

"Iya. Ayo! Aku kebelet." Aries menarik tangan Rachel lagi.

Rachel menolak, "Gue tunggu di sini. Ya, kali, gue menemani lu sampai sana."

"Aku takut."

"Takut?"

"Gimana kalau tiba-tiba ada orang di dalam sana? Ayo, Rachel. Temani aku."

"Apa Bang Rasi juga menemani lu sampai ke dalam?"

"Iya."

"Dia nggak bilang apa-apa?"

"Enggak. Ayo!"

Akhirnya Rachel pasrah saat tangannya ditarik kasar oleh Aries menuju toilet. Ia berbalik ketika Aries akan duduk di toilet. Helaan napas beratnya berembus. Ia iba dengan apa yang terjadi kepada Aries. Aries tidak pernah takut pada apa pun dulu. Sekarang sahabatnya itu ketakutan hanya karena berada di dalam toilet sendirian.

"Bang Rasi pasti udah bucin akut sama lu. Iri gue," ucap Rachel menutupi rasa sedihnya.

"Bang Rasi punyaku!" pekik Aries.

"Tahu. Gue udah punya Bang Riyu. Nggak kalah dari Bang Rasi. Kalah nominal aja di bank," sahut Rachel diiringi gelak tawanya.

♡♡♡

"Apa ada wartawan di depan base camp, Pak?" tanya Rasi sebelum mobil papanya memasuki kawasan base camp RAN Esports.

"Iya, Bang. Ini masih ada beberapa wartawan di sini. Ada yang menginap malah," cerita Pak Anton, security di base camp.

"Tolong buka pintu garasi base camp, Pak. Kalau ada yang tanya, bilang saja, ada perwakilan klub datang."

"Baik, Bang."

Jari telunjuk tangan kanan Rasi menyentuh handsfree setelah menyelesaikan panggilan. Kedua tangannya terangkat bersamaan. Mengambil hoodie jumper untuk menutupi kepalanya. Tatapan tajamnya terlihat fokus. Memandang beberapa orang yang sedang bergerombol di depan gaming house RAN III--base camp RAN Ryuga.

"Pak, langsung masuk ke garasi nanti," perintah Rasi.

"Baik, Den," sahut Pak Deni, supir pribadi papanya.

Pak Anton dan Pak Untung membuka jalan mobil SUV Rasi agar bisa langsung masuk ke garasi base camp. Setelahnya dua orang supir RAN Ryuga segera menutup pintu garasi setelah mobil tersebut masuk. Helaan napas lega Rasi berembus sebelum turun dari mobil.

"Pak Deni, nanti kita pulangnya agak sore. Bapak bisa istirahat dulu di sini. Kalau ada apa-apa, silakan tanya sama Pak Anton saja," ujar Rasi sebelum turun dari mobil.

"Iya, Den," jawab Pak Deni sopan.

"Terima kasih, Pak."

"Sama-sama, Den."

Langkah lebar Rasi tergesa-gesa memasuki base camp. Ia berlari kecil menaiki anak tangga dari pintu belakang. Suara ketikan mouse dan keyboard mulai terdengar kala Rasi memasuki dapur. Ia mengambil sekaleng minuman isotonik sebelum menemui Kevin, Riyu, dan coach Xavi.

"Lho! Udah di sini aja lu," kata Miez melihat Rasi berjalan ke arahnya.

"Mana Rascal, Bang?" tanya Oz.

"Aries baik-baik aja, kan, Bang?" tanya Richy yang langsung menghentikan permainannya saat mendengar Oz berbicara.

"Rascal nggak ikut, Bang?" tanya Onyx.

"Aries masih istirahat," jawab Rasi sambil mengambil permen karet dalam toples kecil di samping mouse-nya.

"Rascal lu tinggal sendirian?" tanya Miez khawatir.

"Sama Rachel," sahut Rasi setelah memakan permen.

"Abang bawa pulang Aries ke rumah Papa Alres?" tanya Richy yang langsung mendapat tatapan mengintimidasi dari Rasi.

"Kepo," jawab Rasi sebelum beranjak pergi menuju ruangan Kevin.

Miez, Oz, Richy dan Onyx memandang punggung tegap Rasi yang menjauh, dan menghilang dari balik pintu ruang kerja manager tim. Mereka berempat saling berpandangan sebelum membahas nasib RAN Ryuga di babak semifinal atas skorsing yang diterima sang kapten tim.

"Jadi, Rascal selalu dibawa pulang ke rumah Rasi kalau keluar base camp?" ucap Miez bermonolog.

"Enggak. Aries nggak pernah menginap di rumah Bang Rasi," terang Richy sebelum memulai bermain kembali di kursi gaming Aries.

"Terus di bawa kemana? Hotel?" tanya Onyx ingin tahu.

"Mama gue bilang, Bang Rasi punya apartemen mewah di Jaksel. Tapi nggak ada yang tahu lokasinya di mana," cerita Richy.

"Kapten kita benar-benar serigala berbulu domba," kata Onyx yang baru mengetahui sifat asli Rasi.

"Apa gue bilang," imbuh Richy.

"Semoga Rascal nggak hamil dulu," ucap Miez yang hampir keceplosan.

"Wah! Bahaya ini." Onyx bergidik ngeri.

"Yang penting nanti kita bisa selamat di babak semifinal. Seenggaknya kita bisa masuk grand final. Menang atau kalah, itu urusan terakhir," tutur Oz yang tidak ingin mengetahui urusan pribadi Rasi.

"Apa Rascal bisa menggantikan Bang Rasi sebagai ADC?" tanya Onyx cemas.

"Tugas lu kayaknya makin berat, Kak," ledek Richy.

Onyx menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengunyah macaroni pedas, "Nggak bisa membayangkan, gimana Rascal bermain sebagai ADC."

"Kacau," timpal Miez mengingat permainan Aries saat mengantikan Onyx waktu itu.

Sementara itu di ruangan manager tim, Rasi terdiam mendengarkan gerutuan Kevin. Riyu dan coach Xavi bergeming memandang Rasi yang dengan santainya mengunyah permen karet saat Kevin memberi nasehat.

"Draken sudah dipecat dari klub TENZ Esports. Dia juga didiskualifikasi dari turnamen OPL ID season 7. Hal ini jelas menguntungkan tim RAN Ryuga nantinya. Jika Draken tidak ada, maka bisa dipastikan tim TENZ akan kewalahan. Tapi ternyata, kondisi kita juga sama dengan TENZ. Kamu diskors, Rasi. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Kevin setelah mengomel sebelumnya.

"Kita buat barisan baru untuk babak semifinal nanti," jawab Rasi santai.

"Kamu bisa serius tidak?! RAN Ryuga sedang di ujung tanduk sekarang," omel Kevin.

"Rasi, kita hanya mempunyai waktu 4 hari sebelum babak semifinal. Apa kamu yakin, Aries bisa menjadi ADC untuk menggantikan kamu?" tanya Riyu.

Babak playoff OPL ID season 7 memiliki format yang sama seperti tahun sebelumnya. Dimana pemuncak dan runner-up di babak regular season akan mendapatkan keuntungan dengan menunggu di babak semifinal. Tim RAN Ryuga Esports mendapatkan kesempatan emas tersebut karena berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemuncak klasemen.

"Rasi ingin membuat line up baru untuk babak semifinal nanti," ulang coach Xavi.

"Tim K nggak mungkin turun. Minggu depan mereka sudah memasuki babak kualifikasi President Esports Cup." Riyu mengingatkan.

"Aries nggak akan turun bermain nanti. Saya berencana menurunkan Elang dan Richy di babak semifinal. Untuk tim K, Rexi yang akan menggantikan Elang. Dia pernah bermain sebagai marksman di tim terdahulu. Bagaimana, Coach Xavi? Apa itu memungkinkan?" usul Rasi yang mampu membuat semua orang bungkam.

"Dulu Rexi bermain sebagai marksman di MLBB. Dan itu berbeda sekali dengan marksman di Onmyoji Arena," sela coach Xavi.

"Saya juga mantan marksman di MLBB, Coach. Setidaknya, itu membuat saya tidak kesulitan untuk beradaptasi di Onmyoji Arena," ungkap Rasi tenang.

MLBB merupakan kependekan dari Mobile Legends: Bang Bang. Game yang telah membuat Rasi menjadi sosok terkenal di kalangan Esports hingga sekarang. Pun dengan Rexi. Dulu Rexi juga pernah bermain sebagai pro player MLBB. Namun ia memutuskan untuk mencari pengalaman baru dengan mendaftar sebagai pemain baru di RAN Esports Divisi Onmyoji Arena.

"Apa kamu sedang mencoba mengacak-acak line up RAN Ryuga dan tim K?!" sungut Kevin.

"Kak Kevin, it's urgent. Kondisi Aries nggak memungkinkan untuk turun bermain besok. Apalagi harus menggantikan saya menjadi marksman. It's impossible. Cuma itu yang bisa kita lakukan sekarang," tegas Rasi.

"Apa kamu juga berencana membawa Elang ke OPL SEAC?" tanya Riyu.

"Enggak, Bang. Elang hanya akan menggantikan saya di babak semifinal. Kalau kita bisa masuk grand final, otomatis dia juga yang harus menyelesaikan pertarungan RAN Ryuga besok. Setelah itu Elang akan kembali ke timnya seperti semula. Terkecuali saya pensiun," jelas Rasi.

"Apa rencana kamu sekarang? Jangan berbelit-belit. Otak saya hampir meledak sekarang karena ulah kamu, Rasi," geram Kevin.

"Dokter bilang, saya masih bisa bermain selama kurang lebih dua tahun ke depan. Setelah itu, jika saya tetap memaksa bermain, cedera tangan saya akan semakin parah. Seperti yang pernah dialami Bang Riyu dulu," cerita Rasi sambil memegang tangan kanannya yang masih berbalut plester kinesio.

"Sekarang adalah kesempatan saya untuk menguji Elang di turnamen OPL. Tim K akan mulai kita saring untuk masuk ke tim inti RAN Ryuga. Saya, Miez atau mungkin Aries, akan pensiun sebentar lagi. Jadi kita harus mempunyai line up baru untuk berjaga-jaga," tambah Rasi mengungkapkan rencananya.

"Rascal hamil?" tanya Kevin yang membuat Rasi tersedak saat meminum air mineral.

"Sejak kapan Aries hamil?" ulang Riyu dengan wajah terkejutnya.

"Apaan, sih! Aries nggak hamil," sungut Rasi sebal.

"Kamu bilang Rascal mau pensiun. Jadi dia nggak akan ikut OPL SEAC?!" tutur Kevin tak sabar.

Rasi mengembuskan napasnya dengan kasar, "Kak Kevin, tadi saya bilang 'mungkin'. Aries mau berhenti main atau tidak, itu urusannya. Saya nggak akan pernah melarang dia meski kita sudah menikah nanti. Saya cuma ingin mencoba barisan baru di RAN Ryuga. That's it."

"Kalau Rexi menjadi marksman, lalu siapa yang akan menggantikannya? RC? Atau Daisy? Hanya mereka yang bisa berubah posisi saat ini," ujar coach Xavi.

"RC. Kita coba RC bermain sebagai top laner. Saya pernah melihat dia bermain sebagai top laner beberapa kali saat push rank. Biarkan Daisy berada di posisi mid laner. Daisy lebih menonjol sebagai mid laner seperti Aries," terang Rasi. "Kita coba untuk beberapa hari ini saja, Coach. Saya hanya ingin melihat formasi baru tersebut. Apakah bisa berjalan, atau tidak? Setelah itu, kita kembalikan mereka ke posisi semula. Bagaimana?"

"Bagaimana kalau formasi ini gagal? Apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Riyu.

"Kita akan merekrut pemain baru, terutama untuk posisi ADC dan top laner. Elang adalah suksesor saya. Saya yang merekrut dia secara langsung untuk mempersiapkannya sebagai Ares muda. Elang sudah teruji untuk masuk ke tim inti," tegas Rasi tidak ingin dibantah.

"Oke," jawab Riyu pasrah.

Coach Xavi menurut, "Baik."

"Oke. Saya akan mengecek beberapa nama yang pernah masuk mendaftar di RAN Esports Divisi Onmyoji Arena," pungkas Kevin.

"Bisa kita coba sekarang? Bukankah nanti sore RAN Ryuga ada jadwal latihan bersama dengan DK7?" usul Rasi bersemangat.

"Kita kumpulkan anak-anak terlebih dahulu," ujar coach Xavi sebelum beranjak pergi memanggil tim K.

"Kamu urus RAN Ryuga sekarang. Jangan pulang sebelum semuanya beres," perintah Kevin kepada Rasi. "Ah, jangan lupa dengan tim yang akan turun bermain di The Asian Games tahun depan. Diskusikan sekalian nanti."

Rasi mengangguk, "Fine."

Rasi dan Riyu memanggil anggota tim RAN Ryuga untuk berkumpul di ruang meeting. Onyx, Richy, Oz dan Miez segera mengakhiri permainan mereka. Disusul tim K yang sedang menuruni anak tangga atas perintah coach Xavi. Mereka semua menatap Rasi yang sudah berdiri tegap di depan layar besar di ruang meeting. Jika Rasi duduk di kursi gaming, maka ia hanyalah pemain dan kapten tim RAN Ryuga. Tetapi jikalau Rasi berdiri di hadapan rekan-rekannya seperti sekarang, itu berarti ia sedang menjadi bos besar RAN Esports yang ingin bertemu dengan para pro player-nya.

Rasi memandang rekan-rekannya yang sudah duduk di kursi masing-masing. Riyu duduk di kursi yang biasanya dipakai oleh Rasi. Di sampingnya ada Richy, Onyx, Oz dan Miez berurutan. Di hadapan mereka sudah berderet rapi coach Xavi dan tim K--Elang, Daisy, Breeze, Felix, RC dan Rexi.

"Selamat siang," salam Rasi saat jam tangannya sudah menunjukkan pukul setengah satu siang.

"Selamat siang, Bang." Semua serempak menjawab.

"Terima kasih karena sudah berkumpul di sini sebelum makan siang bersama," ucap Rasi membuka meeting. "Kalian pasti sudah tahu, apa yang telah terjadi di venue OPL ID season 7 kemarin. Saya telah mendapat skors sementara dari klub, dan karena kondisi Aries yang sedang tidak stabil, maka Aries tidak bisa tampil di babak semifinal nanti."

"Sial," ucap Richy kaget.

"Damn it!" umpat Miez kesal.

"Terus, gimana dengan RAN Ryuga, Bang?" tanya Onyx cemas.

"Apa tim K yang akan turun nanti?" tanya Oz sambil menatap tim K.

"Tidak. Richy yang akan bermain menggantikan Aries. Dan Elang akan turun untuk menggantikan saya nanti," tegas Rasi yang mampu membuat Elang dan anggota tim inti RAN Ryuga terperanjat.

"Heh?! Aku, Bang?" Elang tidak percaya.

"Cuma kamu yang bisa menggantikan saya di sini," tegas Rasi lugas. "Selama Elang menggantikan saya, saya akan membuat line up baru untuk tim K. Rexi, kamu akan menggantikan Elang sebagai marksman dan kapten sementara tim K. RC, kamu akan menggantikan posisi Rexi sebagai top laner. Daisy, kamu tetap menjadi mid laner. Dan yang lain, tetap pada posisi masing-masing. Is there any question so far?"

Onyx mengangkat tangan kanannya ke atas, "Bang, siapa kapten sementara RAN Ryuga? Abang, kan, nggak ada nanti."

"Oz yang akan memimpin kalian bertarung nanti," jawab Rasi lugas.

"Aku, Bang?" Oz terperanjat tak percaya.

"Iya. Kamu yang akan menjadi kapten sementara RAN Ryuga. Bisa?" Rasi menatap Oz yakin.

"Siap, Bang," sahut Oz yang tidak bisa membantah perintah Rasi.

Giliran Rexi yang mengangkat tangannya, "Maaf, Bang. Ini formasi sementara karena Elang masuk ke tim inti, kan?" tanya Rexi bingung.

"Kemungkinan juga bisa menjadi formasi barisan tetap jika saya pensiun. Saya tidak bisa bermain lebih lama lagi karena cedera tangan kanan saya sudah sedikit mengganggu. Jadi saya harap kalian bisa memanfaatkan sedikit waktu latihan ini dengan sebaik mungkin. Saya ingin melihat, apakah line up baru ini bisa berjalan dengan baik atau tidak? Kalian semua yang akan menentukannya nanti," jelas Rasi.

"Gimana dengan line up tim K di President Esports Cup nanti? Bukankah sudah terdaftar di sana?" tanya Elang.

"Line up tim K tidak berubah untuk President Esports Cup. Setelah OPL ID selesai, kamu akan kembali ke tim K," terang Rasi lugas.

"Latihan bersama nanti, siapa yang akan bermain sebagai ADC, Bang?" tanya Onyx.

"Elang yang akan bermain nanti," jawab Rasi lugas.

"Apa Aries akan ikut ke venue saat babak semifinal nanti?" tanya Richy yang langsung mendapat olokan dari teman-temannya.

"Eaaaak...."

"Move on, woy!"

Rasi menatap tajam Richy, "Kenapa? Kamu kangen sama Aries?"

"Seal. First blood."

"Rampage."

"Killing spree."

"Bukan gitu, Bang. Biasanya Aries akan kasih saran dan hasil analisisnya buat gue," kata Richy was-was.

"Ahaaay...."

"Alasan."

"Modus."

"Bangke semua!" sungat Richy.

"Aries akan menonton pertandingan secara live streaming nanti. Kita bisa video call dengan Aries. Gimana? Puas?" tanya Rasi dengan nada sedikit sebal.

Richy tersenyum, "Puas."

"Anjiiir...."

"Berani dia!"

"Oke. Cukup," peringat Rasi kala suasana menjadi tidak kondusif. "Apa ada yang mau ditanyakan lagi?"

"Kapan kita makan siang, Bang?" tanya Breeze yang melewatkan sarapan paginya.

"Duh, bocil!"

"Sue."

"Lapar, Kakak. Aku nggak sarapan tadi," ucap Breeze jujur.

"Baik. I think that's enough. Mulai siang ini, Elang turun ke lantai satu. Tim K juga langsung pindah ke posisi baru kalian. Selamat berlatih. Semoga RAN Ryuga dan tim K bisa sukses selalu," tutur Rasi sebelum menutup meeting. "Fighting!"

"Fighting!!!" Semua serempak berseru saling memberi semangat.

"Selamat beristirahat. Untuk RAN Ryuga, jam tiga sore nanti berkumpul di lantai satu," peringat Rasi.

"Siap, Bang," jawab semua anggota tim RAN Ryuga sebelum beranjak dari tempat duduknya.

Semua anggota tim telah meninggalkan ruang meeting. Tersisa Rasi, Riyu dan coach Xavi yang sedang berdiskusi untuk mempersiapkan tim yang akan dikirim ke The ASEAN Games tahun depan.

"Tim K," tegas Rasi.

"Kamu yakin?" ujar Riyu.

"Bukankah lebih baik tim RAN Ryuga yang dikirim? Ini kali pertama Onmyoji Arena masuk ke dalam list of esports games di The ASEAN Games, kalau bisa kita mengirimkan tim terbaik. Setelah RAN Ryuga selesai di OPL SEAC, kalian langsung bersiap ke The ASEAN Games. Kamu bilang tim K akan disaring untuk masuk ke tim inti, bukankah lebih baik mereka dikirimkan untuk turnamen ODL selanjutnya? Tim K membutuhkan banyak jam terbang bermain sebelum mereka masuk ke tim inti RAN Ryuga melawan tim-tim unggulan," usul Xavi.

"Benar itu, Ras. Kita turunkan tim K di ODL selanjutnya," imbuh Riyu.

"Oke. Bang Riyu dan Coach Xavi persiapkan semuanya. Saya mau istirahat dulu," pamit Rasi yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Riyu dan coach Xavi.

♡♡♡

Aries membetulkan posisi baju tidurnya setelah melaksanakan salat isya. Kemudian mengembalikan perlengkapan beribadahnya ke tempat semula. Tidak lupa menghampiri Leo yang sedang berbaring santai di atas tempat tidurnya dan Rasi. Aries meminta Rasi membawa pulang Leo ketika mengetahui sang kekasih berada di base camp sore tadi sebelum menjemputnya di apartemen Rachel. Leo tampak sudah beradaptasi setelah berada di kamar Rasi dan Aries. Ia mulai mengkudeta tempat tidur orang tuanya dengan bebas.

"Ayo, Leo," ajak Aries sebelum menyusul Rasi di kamar sebelah.

Leo bergeming setelah menjilati tubuhnya. Memandang Aries yang sedang mengajaknya keluar kamar. Ia kembali membersihkan dirinya tanpa ingin beranjak dari mana pun. Membuat Aries merengut sebal melihat tingkah sang majikan berbulu itu.

Kedua mata Aries menatap pintu di sebelah kamarnya. Diketuknya pintu itu dua kali sebelum suara Rasi menyahut mempersilakan masuk. Setelah masuk, pandangan Aries mengedar. Memerhatikan apa saja yang berada di ruang kerja Rasi. Ruang kerja yang lebih mirip seperti tempat bermain. Ruangan tersebut berukuran sama dengan walk in closet di kamarnya dan Rasi.

Ada beberapa pintu lemari yang berderet rapi bersebelahan dengan pintu kamar mandi. Ada juga rak buku minimalis dari kayu jati dengan sekat berbagai bentuk geometris yang menutupi seluruh dinding kamar. Di sana banyak buku-buku, dan berbagai macam mainan miniatur karakter game terkenal. Seperti Sonic, Mario Bros, Granger (hero marksman terkuat di Mobile Legends), Nana (hero terimut di Mobile Legends), shikigami Hakuro, Yuki Onna, Chin, Youku dari game Onmyoji Arena, serta masih banyak lagi. Di tengah ruangan terdapat sofa bed dan televisi besar. Di meja televisi ada perlengkapan home theater, serta perangkat konsol game terbaru dengan segala peralatannya.

"Wooow.... ini keluaran terbaru?" tanya Aries kagum melihat konsol game terbaru.

"Huum. Mau main?" sahut Rasi sambil menonton pertandingan latihan bersama RAN Ryuga dengan tim DK7.

"Mau!" seru Aries sebelum menghampiri Rasi di meja kerjanya.

Kepala Rasi mendongak ketika mendengar seruan Aries. Ia terperangah. Melihat Aries mengenakan lingerie berwarna hitam yang dipesannya khusus dari brand ternama di luar negeri. Lingerie dengan jubah kimono mini yang hanya menutupi tubuh hingga paha atas saja. Rasi tahu betul detail yang ada di balik jubah kimono tidur tersebut. Jubah kimono itu terbuat dari bahan sutra, serta dipadu dengan kain lace berpola paisley cantik. Dilengkapi bralette dan panties dengan sulaman indah bermotif bunga-bunga berwarna hitam.

Rasi menelan ludah ketika Aries tiba-tiba duduk di pangkuannya. Aroma wangi bayi begitu semerbak di indera penciumannya. Setelah kejadian itu Aries selalu mengenakan parfumnya. Ini kali pertama Aries memakai parfum sendiri setelahnya. Wewangian yang selalu Rasi rindukan dari Aries. Berulang kali Rasi mengumpat dalam hati karena menjadi tidak fokus menonton pertandingan latihan RAN Ryuga di komputernya.

"Sial." Rasi mengumpat dalam hati.

"Abang baik-baik saja, kan?" tanya Aries dengan kedua tangannya yang sudah mengalung di leher jenjang Rasi.

"Maksudnya?" tanya Rasi sedikit linglung.

"Aku tahu, Abang diskors dari pertandingan karena menolongku kemarin. Maaf," ucap Aries yang kembali menyalahkan dirinya.

"Berhenti meminta maaf. Kamu nggak punya salah sama Abang. Abang menyesal nggak menghabisi Draken kemarin," sesal Rasi yang masih menyisakan dendam pada Draken.

"Kalau Abang bunuh Draken, aku gimana?" cebik Aries.

Rasi mengulas senyum, "Abang akan membawa kamu juga nanti."

Aries merengut. Ia kembali menonton pertandingan latihan antara RAN Ryuga melawan DK7. Tatapannya fokus melihat nama RAN_Richy dan RAN_Elang di layar komputer Rasi. Hatinya merasa tercubit. Karena kejadian itu, Rasi tidak bisa bermain bersama timnya. Posisinya sebagai mid laner juga telah digantikan oleh Richy. Padahal ia sudah tidak sabar untuk bisa bertanding di babak semifinal dan merasakan atmosfer panas saat grand final nanti.

"Kenapa aku nggak boleh main besok?" tanya Aries ingin tahu.

"Apa kamu mau menjadi ADC menggantikan Abang? Kalau kamu turun bermain, berarti kamu yang harus menggantikan posisi Abang saat bertanding nanti. Mau?" terang Rasi yang langsung mendapat gelengan kepala dari Aries.

"Abang tahu, Abang pasti akan mendapat hukuman karena telah memukul Draken. Karena itu, kemarin Abang meminta surat keterangan dokter supaya kamu bisa beristirahat terlebih dahulu. Dan ternyata dugaan Abang benar. Abang diskors dari pertandingan," cerita Rasi sambil memeluk pinggang kecil Aries.

"Aku pengin main di babak semifinal besok," ucap Aries sedih.

"Kalau RAN Ryuga menang, kita akan berangkat ke OPL SEAC. Kamu akan bertanding lagi sampai bisa membawa pulang piala OPL SEAC," tutur Rasi sabar, menenangkan Aries.

"Kalau kita kalah?"

"Kita akan maju lagi memperebutkan wild card OPL SEAC setelahnya. We'll be fine."

Aries menatap Rasi dengan haru. Salah satu tangannya merapikan rambut Rasi yang sengaja disisir berantakan seperti biasa. Kemudian menangkup wajah Rasi sebelum mencium bibir sang kekasih dengan begitu lembut. Membuat Rasi terdiam membeku dalam beberapa detik atas ulah tidak terduga dari Aries. Saat tersadar, Rasi membalas ciuman itu perlahan. Memagut mesra bibir Aries yang sedari kemarin sangat dihindarinya.

Saat hasrat mulai membuncah, Rasi segera melepaskan bibirnya yang bertaut di bibir ranum Aries. Ia menatap Aries dengan napasnya yang terengah-engah. Berbeda dengan Aries yang memandang Rasi dengan tatapan kecewa. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Mengiringi hatinya yang berdenyut nyeri menahan sakit.

"Why?" tanya Aries lirih.

"Maaf. Abang nggak bisa melakukan itu sekarang. Kamu belum sembuh benar," kata Rasi mencoba meredakan hasratnya yang sedang menggebu.

"Oh."

Senyum Aries tersungging sebelum turun dari pangkuan Rasi. Menahan air matanya yang hampir terjatuh. Namun Rasi menahannya. Tidak mengizinkan Aries beranjak sedikit pun.

"Abang nggak mau kamu kenapa-kenapa," jelas Rasi yang tidak ingin Aries salah paham dengan ucapannya.

"Aku ngerti. Abang pasti jijik sama aku. Maaf, aku nggak bisa jaga diri kemarin," ucap Aries sambil menghapus setitik air matanya yang terjatuh.

"Bukan. Abang nggak mau menyakiti kamu," tegas Rasi.

"Tapi sikap Abang sudah menyakiti aku. Abang seperti sedang berhati-hati sama aku. Kayak -- Abang sedikit jaga jarak sama aku."

"Sayang, nggak gitu."

"I see."

"Abang khawatir sama kamu. Apa kamu tahu gimana takutnya Abang melihat kamu menangis histeris kemarin? Abang bingung. Abang nggak tahu harus gimana melihat kamu trauma seperti itu."

Aries menangis, "Kalau gitu, bantu aku untuk melupakan kejadian kemarin. Tolong aku, Bang. Aku nggak mau kayak gini terus. Aku nggak bisa menolong diriku sendiri."

Rasi mengalihkan pandangannya. Berpikir sejenak ketika hati dan otaknya bertarung hebat di dalam sana. Hatinya sangat ingin menolong, namun otaknya berusaha keras untuk menolak permintaan gila Aries. Rasi tidak ingin melakukan hubungan intim kepada Aries hanya karena terpaksa. Ia ingin melakukannya dengan keadaan normal atas keinginan masing-masing tanpa memikirkan apa pun.

"Tolong hilangin bau dia dari tubuh aku, Bang," ucap Aries di tengah isak tangisnya.

"Sayang, Abang nggak bisa," tolak Rasi.

"Please." Aries memohon.

Helaan napas berat Rasi berembus. Ia tidak tega melihat Aries menangis kembali karena selalu teringat akan kasus pelecehan itu. Kedua tangannya terangkat. Menghapus air mata Aries yang masih terus mengalir. Kemudian menarik pelan kepala Aries mendekat, lantas memagut bibir lembut kekasihnya dengan perasaan bercampur aduk. Sembari menangis, Aries membalas ciuman itu dengan perlahan. Mencoba menikmati sentuhan tangan Rasi yang mulai bergerilya di tubuhnya. Berusaha mengenyahkan rasa takutnya akan sentuhan-sentuhan lembut itu.

"Abang di sini. Jangan membayangkan siapa pun," bisik Rasi sebelum mengecupi leher Aries--memberi tanda kepemilikannya di sana.

Aries mengangguk. Ia pun tidak tinggal diam. Tangannya mulai aktif membuka kancing baju piama Rasi satu per satu. Memancing hasrat Rasi agar terus melanjutkan giatnya hingga mencapai klimaks bersama. Tubuh Aries bergeliat saat tangan besar Rasi menjamah raganya dengan begitu hati-hati dan lembut. Desahannya meluncur di tengah keintiman mereka yang semakin menggairahkan. Aries sudah mnikmati sentuhan hangat Rasi yang membuatnya lupa akan segala.

Setelah puas membuat Aries mendesah hebat, Rasi segera beranjak dari kursi kerjanya. Membawa Aries ke sofa bed sambil mencumbunya. Menyamankan sang kekasih sebelum menyatukan diri. Saling berbagi kenikmatan dunia, seraya membenamkan semua masalah yang ada untuk sesaat. Meledakkan hasratnya yang sedang bergejolak mengiringi desauan keras Aries.

Tbc.

22.02.10

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top