15. No Choice
Sinar matahari yang menyusup masuk ke celah-celah gorden mulai menyilaukan kedua mata Aries. Perlahan Aries mengerjapkan matanya. Menyesuaikan diri untuk menerima kilauan cahaya yang sudah membangunkan tidurnya. Suara hiruk pikuk juga sudah terdengar di luar kamar Aries. Tidak seperti hari biasanya yang masih sepi saat pukul tujuh pagi. Aries pun bergegas bangun, dan ke kamar mandi sebelum keluar dari kamar seperti biasa.
Babak kualifikasi OPL ID season 7 sudah memasuki minggu kelima. Esok RAN Ryuga akan kembali bertarung melawan tim Arctic Gaming-salah satu tim baru yang lolos masuk dalam kualifikasi OPL ID. Tidak ada persiapan khusus untuk melawan tim Arctic Gaming yang belum memiliki jam terbang tinggi. RAN Ryuga sudah memiliki taktik sendiri untuk melawan tim baru tersebut. Yaitu menyerang sang jungler yang merupakan pentolan di tim tersebut.
"Pagi, Kak," sapa RC yang berjalan melewati Aries sebelum menuruni anak tangga.
"Pagi," sahut Aries yang masih keheranan dengan suasana base camp di pagi hari ini.
"Ada apa? Tumben kalian sudah pada bangun," tanya Aries saat bertemu dengan Breeze yang berjalan santai menyusul RC.
"Kak Onyx dibawa ke rumah sakit," terang Breeze yang membuat Aries terkejut.
"Heh?! Kok, bisa?" tanya Aries tak percaya.
Semalam Aries masih bermain push rank bersama dengan Onyx. Onyx tampak sehat wal'afiat seperti biasanya. Bagaimana bisa tiba-tiba dibawa ke rumah sakit sepagi ini?
"Ayo, Kak. Kita ada meeting bersama," ajak Felix yang berada paling belakang.
Aries mengangguk. Mengikuti langkah Felix menuju ruang meeting. Semua orang sudah berkumpul di sana. Kecuali Rasi, Kevin, dan coach Xavi. Dalam kebingungan, Aries duduk di kursinya seperti biasa. Di antara dua kursi kosong. Kursi-kursi yang biasa diduduki oleh Rasi dan Onyx.
Aries memandang kursi kosong tersebut dalam diam, diiringi degup jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang. Memikirkan bagaimana keadaan Onyx sekarang, dan apa yang sedang dilakukan Rasi saat ini. Perasaan takut mendadak menyelinap masuk ke dalam diri Aries. Membuat kedua tangannya mulai terasa dingin dan basah.
"Selamat pagi semua," salam Riyu sebelum membuka meeting.
"Selamat pagi, Bang." Semua menjawab bersamaan.
"Hari ini saya mengumpulkan kalian semua di sini untuk memberitahukan tentang rencana latihan bersama antara tim inti dan tim K. Tim K, tolong bantu kakak-kakak kalian untuk berlatih hari ini," tanya Riyu tanpa basa-basi.
"Siap, Bang," sahut tim K serempak.
"Jam 4 pagi tadi, Onyx dilarikan ke rumah sakit. Onyx tiba-tiba demam, diare dan muntah-muntah. Kemungkinan Onyx mengalami keracunan makanan. Jadi, pertandingan besok Aries yang akan menjadi support menggantikan Onyx," tutur Riyu yang membuat Aries terperanjat tak berdaya.
"Apa?!" Satu kata yang langsung meluncur dari mulut Aries.
"Abhra, persiapkan diri kamu untuk pertandingan besok," lanjut Riyu memberi perintah.
"Siap, Bang," jawab Richy patuh.
"Tunggu. Kenapa aku yang menjadi support besok? Bukannya Abhra yang menjadi pemain pengganti? Kenapa bukan Abhra aja yang menjadi support?" tanya Aries bingung.
"Abhra memang pemain pengganti, tetapi posisi dia sebagai mid laner untuk menggantikan kamu. Kita tidak mempunyai pemain support pengganti, jadi salah satu pemain inti harus mengisi kekosongan tersebut," jelas Riyu lugas.
"Why?!" ulang Aries yang tak bisa berkata-kata lagi.
"Karena prosedurnya memang seperti itu. Kecuali kita memiliki pemain pengganti yang bisa bermain dalam semua posisi, seperti Daisy. Daisy adalah stand-in di tim K. Dia bisa bermain menjadi mid-laner, jungler, dan support. Dan tim inti RAN Ryuga belum memiliki stand-in seperti itu," jelas Riyu sabar.
Pada esports, stand-in adalah pemain pengganti, sesuai arti sebenarnya dalam padanan bahasa Indonesia. Sedang pemain utama dalam tim disebut roster. Roster tidak dapat digantikan oleh stand-in di tengah jalan. Seorang roster harus bermain sampai selesai. Jikalau ada roster yang tiba-tiba pingsan, misalnya, maka tim akan terus main tanpa pemain pengganti. Pun demikian dengan stand-in, akan bermain penuh dari awal game sampai selesai.
"Kamu itu roster, Rascal. Orang yang berada dalam jajaran roster, ya, hanya itu-itu saja. Kecuali dia sakit, berhalangan, atau dipecat, maka akan bisa digantikan oleh stand-in atau pemain dari luar tim," tambah Oz menjelaskan.
"Stand-in kita cuma Richy, dan dia sudah terdaftar sebagai mid-laner," imbuh Miez.
"Aku nggak pernah bermain sebagai support. Kalau jungler, aku masih bisa," keluh Aries.
"Kamu pasti bisa," kata Rasi yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Aries, dan segera duduk di kursinya.
"Aku nggak bisa, Bang," rengek Aries tak mau.
"Bisa. Jangan bilang nggak bisa kalau kamu belum mencobanya," ujar Rasi tegas.
Aries merengut. Kemudian menelungkupkan wajah ke kedua tangannya yang dilipat di atas meja. Ia merasa lemas karena pergantian posisi yang mendadak, dan juga belum sempat sarapan. Tak peduli dengan usapan lembut Rasi di kepalanya. Diiringi ledekan dari semua orang yang berada di ruang meeting.
"Kapan Kak Onyx pulang?" tanya Aries setelah mengangkat kepalanya kembali.
"Kalau kondisi Onyx cepat membaik, dia bisa pulang besok," jawab Rasi.
"Kalau begitu Kak Onyx bisa main dong?" kata Aries bersemangat lagi.
"Tega, lu. Gimana kalau tiba-tiba Kak Onyx pingsan di tengah permainan? Nggak ada yang bisa menggantikannya. RAN Ryuga harus menyelesaikan pertandingan hanya dengan empat pemain tanpa support. Mau lu?" terang Richy.
"Besok Onyx biar beristirahat dulu. Onyx akan kembali bermain lusa," jelas Riyu lugas.
"Oke, kita akan mulai latihan jam 8. Silakan kalian sarapan terlebih dahulu. Sementara, Kak Kevin yang akan membelikan makanan untuk kalian," tutur Riyu.
"Gratis, Bang?" tanya RC gembira.
"Dibayarin klub?" imbuh Rexi.
"Saya yang tanggung," kata Rasi yang tak ingin membebankan siapa pun.
"Yeay!"
"Asyik."
"Thanks, Bang Rasi."
"Jangan beli makanan sembarangan lagi. Atau kalian berangkat ke rumah sakit sendiri," peringat Rasi keras.
"Siap, Bang!"
Riyu kembali mengambil alih, "Felix, tolong ajari Aries bermain sebagai support. Daisy, kamu bermain menggantikan Felix nanti."
"Siap, Bang," sahut Felix.
"Oke," balas Daisy.
"Yang, jangan lupa lindungi aku dari Bang Rasi," ujar Elang yang langsung mendapat tatapan tajam dari Rasi.
"Elang, double kill," olok Miez diiringi tawa rekan-rekannya.
"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Riyu sebelum kembali ke ruangannya untuk mengurusi sesuatu.
"Bang, aku jadi mid-laner aja, ya." Aries merengek lagi, hingga mendapat kekehan dari tim K dan teman-temannya.
"Sorry, Aries. You're a roster, now. Oke, kembali ke tempat masing-masing. Dan, bersiap untuk latihan," tukas Riyu mengakhiri meeting.
"Ada burger di meja makan. Kita makan bersama sebelum latihan," perintah Rasi sebelum menarik salah satu tangan Aries agar segera bangkit dari kursinya, "Ayo."
"Yeay...!"
"Ini tu antara berkah, atau musibah?" ujar RC yang langsung mendapat gaplokan dari Rexi.
"Mulut lu dijaga, ya!" peringat Rexi keras.
"Maaf, Kak," ucap RC menyesal.
"Abang, aku jadi mid-laner aja, ya," pinta Aries memohon lagi, "please...."
"Kalau masih berisik, Abang cium di depan anak-anak nanti," bisik Rasi yang langsung membuat Aries bungkam di tempat.
♡♡♡
"Dimana support?" tanya Rasi mencari support-nya.
"Pionku!" teriak Aries yang sedang berlatih sebagai support, "Ya! Aish."
"Aries, berisik," ujar Richy terganggu.
"Shut up!" pekik Aries sebal.
"Lindungi Bang Rasi," kata Felix memberi arahan kepada Aries.
"Aries, closer," perintah Rasi kepada Aries.
"Argh!" keluh Aries frustasi sambil mengacak-acak rambutnya setelah dibunuh oleh lawan.
Beberapa menit kemudian, tanda kemenangan terdengar dari komputer masing-masing. Setelah dua kali dikalahkan oleh tim K, akhirnya tim inti RAN Ryuga berhasil menang. Meski dengan permainan support yang tertatih-tatih.
"Latihan lagi," kata Rasi kepada Aries.
Aries memberungut, "Gimana kalau seandainya aku juga sakit? Terus siapa yang menggantikanku?"
"Berarti kita harus cari pemain luar," jawab Oz setelah melepas headset.
"Ya, udah. Besok bawa Felix aja, bilang kalau aku lagi sakit. Gimana?" ujar Aries yang langsung mendapat sentilan di dahi dari Rasi.
"Aaaw! Sakit," keluh Aries.
"Jaga mulutnya," tutur Rasi tak suka dengan ide konyol Aries.
"Nggak profesional, lu," ejek Richy sebelum beranjak menuju dapur.
"It's okay, Aries. Tugas lu cukup melindungi ADC dari serangan musuh," kata Miez.
"Betul. Kamu cukup mengingat-ingat itu. Lindungi calon suami dari musuh," tambah Oz dengan gurauannya.
"Eaaak...." olok Miez yang membuat wajah Aries semakin masam.
"Kamu pelajari cara Onyx bermain melawan Arctic saat pertandingan latihan. Tulis semua pergerakan Onyx di buku catatan kamu," titah Rasi sembari meletakkan tangan kanannya di atas puncak kepala Aries. "Mengerti?"
Aries menepuk-nepuk tangan Rasi agar terlepas dari kepalanya, "Hmmm."
"Felix, ajari Aries lagi sampai hafal," perintah Rasi sebelum beranjak dari kursi gaming-nya.
"Abang, aku jadi mid-laner aja, ya," comel Aries kembali hingga membuat Oz, Miez dan Felix terkikik.
"Latihan lagi. Nanti Abang belikan es krim sampai kamu bosan," bujuk Rasi sebelum melepas genggaman tangan Aries yang sedang memohon.
"Abang, jahat!!" teriak Aries marah.
"Bang, lu kayaknya nggak bakalan dapat jatah nanti malam," ledek Richy sebelum kembali ke kursi gaming Aries.
"Shut up!!" Aries berteriak sambil melempar botol air mineral kepada Richy, namun meleset, dan gelak tawa pun terdengar mengejeknya.
Aries menatap Felix dengan tatapan memelas seakan meminta tolong. Sementara Felix hanya tersenyum kecil karena tak tega melihatnya. Aries menuruti perintah Rasi. Ia menulis pergerakan Onyx melawan tim Arctic berdasarkan arahan Felix dengan malas. Ia lelah, namun tugasnya sebagai support harus bisa dilaksanakan dengan baik besok. Jika tidak, ia akan di-bully para haters dan mempermalukan dirinya sendiri di pertandingan nanti.
♡♡♡
Tubuh Aries merasa lemas saat melihat tanda kekalahan di layar komputernya. Kemudian melepas headset dengan perlahan. Terdengar sorak sorai para fans tim Arctic berkumandang di venue pertandingan. Membungkam penonton pendukung tim RAN Ryuga di babak pertama. Rasi mengusap lembut pucuk kepala Aries. Menyadarkan sang kekasih dari lamunannya.
"It's okay. Ayo," ajak Rasi sebelum beranjak turun, dan beristirahat di ruang tunggu.
"Tenang, Rascal. Masih ada dua babak lagi," ujar Miez menenangkan.
Ruang tunggu tampak sunyi ketika Rasi, Aries, Richy, Oz dan Miez kembali. Tidak ada yang menyapa, atau bertanya untuk sekadar berbasa-basi. Rasi mengambil laptop yang berada di hadapan Felix. Ia memutar kembali live streaming pertandingan RAN Ryuga melawan Arctic beberapa menit lalu. Kemudian menggeser laptop tersebut ke arah di mana Aries duduk.
"Lihat baik-baik permainan kamu. Apa saja kesalahan yang sudah kamu lakukan di babak pertama tadi? Di babak kedua nanti, jangan mengulangi kesalahan yang sama," kata Rasi sabar kepada Aries.
Aries menatap Rasi dengan kesal, "Excuse me. Bukannya kalian yang memaksa aku buat menjadi support? Terus sekarang Abang menyalahkan aku?!" ujar Aries marah, hingga membuat teman-temannya terkejut.
"Astaga." Miez terperanjat mendengar teriakan marah Aries.
"Subhanallah! Kaget gue," ucap Richy yang hampir tersedak saat minum.
"Abang nggak menyalahkan kamu, Sayang. Coba dilihat. Kamu selalu salah posisi. Kamu menjadi support hari ini, bukan mid laner," tutur Rasi dengan sabarnya, menyingkirkan emosinya jauh-jauh.
Begitulah Rasi. Tegas dan lugas dalam setiap tindakannya. Walau sedang marah dan emosi, Rasi tidak pernah menaikkan nada suaranya atau membentak saat berbicara. Ia tampak begitu tenang, meski di dalam dirinya sedang beradu dengan berbagai macam emosi. Terlebih jika menghadapi Aries. Rasi terlihat begitu sabar menyambut emosi Aries yang selalu meledak-ledak. Jika memang amarahnya tidak bisa dikendalikan, Rasi akan lebih memilih terdiam hingga emosinya mereda.
"Aku, kan, udah bilang. Aku nggak bisa main menjadi support. Tapi kalian tetap memaksa. Terus sekarang menyalahkan aku karena kita kalah?!" sungut Aries.
"Kita belum kalah, Aries," tutur Riyu menenangkan, "kita masih bisa menang."
"Kalau kalah? Kalian semua pasti menyalahkan aku juga, kan?!" sahut Aries jengkel.
"Nggak akan ada yang menyalahkan kamu, Sayang. Kita semua tahu bagaimana usaha kamu untuk bisa menggantikan Onyx. Kamu baca catatan analisi Felix baik-baik. Kamu diskusikan dengan Felix, apa yang harus kamu lakukan di babak kedua nanti. Kamu pasti bisa menjadi support yang baik," tegas Rasi tenang.
Akhirnya Aries pasrah, dan menurut. Ia menonton kembali pertandingan babak pertama tadi dalam diam. Mencatat semua hal yang seharusnya dilakukan sesuai arahan Felix. Ia tampak fokus mempelajari gerakan-gerakan support lawan yang sedang melindungi ADC-nya. Sedang tadi, ia justru dilindungi oleh sang ADC yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.
Dalam jeda istirahat yang singkat, Aries juga kembali menonton pertandingan RAN Ryuga saat melawan tim Arctic. Ia memerhatikan dengan saksama, bagaimana Onyx melindungi Rasi dari serangan musuh. Menjaga sang ADC agar tetap bertahan hidup selama masa ganking dan bertarung.
Brak!!
Aries menggebrak meja dengan keras ketika suara berisik dari Richy, Miez dan Oz terdengar sangat mengganggu telinganya. Hingga membuat semua orang di ruangan terperanjat kaget. Tak terkecuali Rasi.
"Ya!! Udah pada tua, buang sampah aja nggak bisa. Susah banget gitu buang sampah sendiri-sendiri?!" pekik Aries jengkel.
"Kalau nanti kita kalah lagi, jangan salahin aku!!!" teriak Aries sebelum keluar dari ruang istirahat dengan membanting pintu.
Rasi segera menyusul Aries, "Buang sampahnya sendiri-sendiri."
Langkah Rasi melambat saat melihat Aries dihadang oleh Draken di sebuah lorong yang sepi. Dalam beberapa langkah, Rasi sudah berada di belakang Aries. Ia menatap Draken dengan menyalangkan tatapan bencinya. Sedang Draken hanya mengulas senyum membalasnya. Tidak gentar meski Rasi seperti sudah siap menerkamnya.
"Kenapa berhenti?" tanya Rasi kepada Aries tanpa mengalihkan tatapan tajamnya pada Draken.
Dengan kesal Aries sengaja menginjak salah satu kaki Draken yang menghalangi jalannya. Membuat Draken memekik kesakitan. Sedang Rasi menahan senyum bangganya melihat gerakan tak terduga dari sang kekasih. Setelah kemarin mengigit leher, sekarang menginjak kaki Draken.
"Damn it!" keluh Draken kesal.
"Sekali lagi kamu sentuh dia, saya nggak akan tinggal diam," tegas Rasi mengancam.
Draken terkikik, "Let's see. Gue pasti mendapatkan Rascal."
"In your dream," ucap Rasi sebelum melangkah pergi meninggalkan Draken.
Sembari memakan permen lolipop, Rasi menunggu Aries dengan sabar di sekitar toilet wanita. Sesekali ia balas menatap orang-orang yang sedang memandangnya dengan tatapan kesal. Membuat orang tersebut bergegas pergi meninggalkannya.
"Abang ngapain di sini?" tanya Aries setelah keluar dari toilet.
"Abang akan mengantarkan kamu ke mana pun. Ingat?" jawab Rasi seraya menatap kedua mata Aries.
Aries mengambil permen lolipop dari mulut Rasi, lalu memakannya sebelum pergi meninggalkan sang kekasih. Seulas senyum tersungging, ketika kepalanya kembali diusap lembut oleh tangan besar Rasi. Ia segera menyingkirkan tangan itu sebelum seseorang melihatnya. Membuat Rasi semakin ingin menggodanya.
♡♡♡
"Ready?" tanya Rasi sebelum memimpin pertempuran.
"I'm all set," jawab Miez.
"Ready," sahut Richy dan Oz yang sudah berada di posisi masing-masing.
"Gank, now!" perintah Rasi kepada timnya, "Aries, follow me. Abhra, use your ulti."
"Get it," balas Aries yang sudah mampu mengikuti ritme permainan sebagai support.
Pertarungan pun dimulai. Aries mulai menikmati permainannya sebagai support. Ia selalu tersenyum senang ketika berhasil melindungi Rasi dari serangan musuh. Hatinya berbunga-bunga saat melihat sang ADC aman bersamanya.
"Victory."
"Yes!" teriak Aries bahagia ketika melihat menara lawan meledak di layar komputernya.
"Yes, yes, yes!" ucap Miez gembira, dan langsung bertos tangan dengan Oz.
"Finally," ujar Richy lega.
"Good job," tutur Rasi sebelum mengajak bertos tangan dengan Aries.
Senyum sumringah langsung tercipta di wajah Aries. Hingga membuat Rasi begitu gemas melihatnya. Rasi segera mengajak Aries untuk bersalaman dengan tim Arctic sebelum turun dari panggung pertandingan. Arctic Gaming kembali menelan kekecewaan setelah ditaklukkan oleh RAN Ryuga dengan skor 1-2. Membuat mereka harus bekerja keras agar bisa masuk lagi ke peringkat sepuluh besar di tabel klasemen OPL ID season 7.
Keriuhan kembali terdengar di ruang tunggu tim RAN Ryuga. Felix, Kevin dan Riyu menyambut kedatangan tim RAN Ryuga dengan bersuka cita. Saling bertos tangan dan berpelukan. Setelahnya mereka semua bergegas untuk pulang. Bersiap untuk pertandingan besok melawan tim Astro Esports.
"Bawain," ucap Aries memberikan tas ranselnya kepada Rasi.
"Mau kemana?" tanya Rasi.
"Toilet," jawab Aries singkat.
"Beser, lu," olok Richy.
"Berisik!" sahut Aries sebal sembari menahan Rasi untuk mengikutinya, "Ada Rachel di toilet."
"Bucin banget lu, Ras," ledek Miez.
"Tadi ketemu Draken lagi," kata Rasi tak suka.
"Lama-lama Bang Rasi jadi ekornya Aries entar," gurau Richy.
"Diam, atau nggak ada uang jajan tambahan bulan depan," ancam Rasi kepada Richy sebelum keluar dari ruang ganti, dan berencana menyusul Aries ke toilet.
Richy mengulas senyum manis, "Siap, Abang."
"Mata duitan," ejek Oz yang hanya dibalas juluran lidah dari Richy.
Richy membalas, "Yang penting saldo aman."
Sementara itu di toilet wanita, kasak-kusuk terdengar jelas di telinga Aries dan Rachel yang masih berada dalam kamar kecil masing-masing. Mereka mendengarkan dalam diam, bagaimana para perempuan itu membahas Aries yang tiba-tiba saja bergabung dengan tim RAN Ryuga.
"Katanya, Rascal itu anak haram," ujar Rose, perempuan berambut panjang terurai.
"Kata siapa?" tanya Lea, cewek berambut keriting yang sedang menggulung rambutnya.
Rose menjawab, "Kata teman gue, gamer di Thailand. Katanya nggak ada orang yang pernah melihat bapaknya Rascal. Ibunya Rascal punya bar and lounge di Thailand."
Killy–perempuan berambut bob sebahu menyahut, "Pantas, gampang banget dia jadi roster di RAN Ryuga. Deketin Ares segitunya. Cewek murahan. Bisa-bisanya RAN Esports merekrut cewek nggak jelas begitu. Bikin image rusak aja."
"Gue nggak pernah lihat Ares seintim itu sama cewek," imbuh Lea di sebelahnya.
"Benar. Ares ramah aja cuma sama Angel," ungkap Rose.
"Itu juga karena Angel pacarnya Miez. Coba kalau enggak, mana mau Ares nyapa," ujar Lea.
"Kucing mana yang nggak doyan dikasih ikan," ejek Killy.
"Kucing gue nggak doyan sama ikan cue, woy!" elak Lea, diiringi gelak tawa Killy dan Rose.
"Sekelas Ares mau aja sama cabe-cabean macam Rascal. Seleranya murahan banget," imbuh Rose.
"Punya Rascal lebih gede dari lu," peringat Lea sambil menunjuk dada Rose yang datar.
"Bangke!" kata Rose menoyor kepala Lea.
"Ah, sial! Masa Ares suka main gitu juga?" tutur Killy tak percaya.
"Boys will be boys," peringat Lea sambil tertawa.
Rose, Killy, dan Lea menoleh ketika salah satu pintu kamar mandi terbuka. Mereka tampak terkejut ketika melihat seorang wanita mengenakan kaos jersey RAN Ryuga berjalan ke arah wastafel tempat ketiganya berdandan sambil merumpi. Mereka bertiga terdiam. Melihat nama yang tertulis di belakang kaos jersey wanita tersebut-Naga.
"Kalian tahu apa soal Rascal? Nggak usah sombong karena baru sekali menang melawan RAN Ryuga. Kalian nggak ada apa-apanya dibanding Rascal," ujar Rachel jengkel.
"Kok, lu, yang nyolot, sih?" ujar Rose sebal.
"Kita ngomong apa adanya, kok," tambah Killy.
Lea menimpali, "Lagian, lu itu cuma fans RAN Ryuga. Pake nama ID coach Riyu lagi. Kasihan gue lihat fans macam lu."
Rachel tergelak, "Asal lu tahu, Bang Rasi itu suka barang yang mahal dan berkelas. Kayak cabe yang harganya lagi mahal banget sekarang. Nggak kayak kalian, murahan," timpal Rachel santai sambil mengeringkan tangan selesai mencucinya.
"Wah! Berani juga ini cewek," ucap Lea menahan emosi.
"Bangsat, lu!" pekik Rose marah sambil mendorong bahu Rachel.
"Lu yang bangsat! Ya kali Bang Rasi melirik cewek modelan kayak lu semua. Nggak level!" sungut Rachel.
Aries segera keluar dari kamar kecil karena tak tahan, "Rachel, ayo keluar!"
Rose, Lea dan Killy terkejut melihat kedatangan Rascal. Mereka tak menyangka jika Rascal berada di salah satu kamar kecil di sana. Ketiganya merasa cemas saat melihat raut wajah tak bersahabat dari Rascal.
"Kalau kalian mau dekat dengan Bang Rasi, silakan mendaftar di RAN Esports. Semoga kalian beruntung," ucap Aries sebelum menarik salah satu tangan Rachel.
Rachel menampik tangan Aries, "Urusan gue belum selesai sama mereka."
"Rachel, kita harus pulang sekarang!" titah Aries keras yang ingin menghindari keributan.
"Lu takut sama kita?" ejek Rose yang mulai berani.
"Takutlah. Kan, nggak ada Ares di sini," sahut Killy diiringi tawa Lea dan Rose.
"Fuck you!" teriak Rachel sebelum menyerang Killy dan Lea.
Aries mundur selangkah kala Rachel menjambak rambut Killy dan Lea dengan kedua tangannya. Rose pun tak mau kalah. Ia menjambak rambut panjang Rachel dengan kuat. Membuat Rachel melepaskan kedua tangannya. Kemudian segera memelintir tangan Rose hingga suara jeritan kesakitan terdengar.
"Bangsat! Lepasin!!" teriak Rose sambil mengeluh kesakitan.
"Ya!!!" pekik Rachel ketika Killy menjambak rambutnya.
"Mau apa lu?" larang Lea ketika Aries ingin membantu Rachel.
"Minggir!" peringat Aries sebelum mendorong tubuh Lea.
Lea yang hampir terjatuh langsung menendang punggung Aries. Aries jatuh tersungkur. Ia merasakan bibirnya berdarah. Tangam kanannya langsung mengusap darah yang menetes.
"Shit!" pekik Aries kesal sambil mencoba berdiri.
Aries segera menampar keras Lea. Membuat kepala Lea seperti terlempar ke arah kanan dengan keras. Rose yang melihatnya langsung menjambak rambut Aries dengan kuat. Aries yang sudah menahan amarah sedari tadi langsung berbalik menjambak rambut Rose dengan sekuat tenaga.
"Ares," ucap Lea kala melihat kedatangan Rasi alias Ares, hingga membuat keributan itu berhenti seketika.
Rasi terbelalak melihat kericuhan di dalam toilet wanita saat ini. Ia terdiam membeku. Melihat pertarungan nyata antara RAN Ryuga ladies melawan Golden Fairy. Kedua mata tajam Rasi menatap Rose dengan tatapan mengintimidasi karena sedang menjambak rambut kekasihnya. Kemudian berganti memandang Aries yang perlahan melepas jambakannya di rambut Rose. Lalu beralih ke arah Rachel yang sedang menindih Killy untuk melanjutkan menampar.
"Bersihkan diri kalian. Dan cepat keluar dari sini. Atau kalian akan dilarang bermain lagi di turnamen nasional," tegas Rasi keras kepada para wanita yang sedang menatapnya ketakutan, terkecuali Aries.
Tbc.
Tue, 21.12.07.
Sore....
Semoga nggak ada yang keselek kayak kemarin. ☺
Oia, aku masih belum terlalu paham dengan pergantian stand-in di esports. So, itu aku tulis sesuai info yang aku baca dari blog. Aku kira-kira aja maksudnya gimana. Karena kalau di olah raga lain ada yang seperti itu. Maaf, kalau salah. Silakan kalau ada yang mau menjelaskan lebih rinci lagi, biar makin real bacanya. Hehehe.
Terima kasih untuk jejak di part sebelumnya. It made my day. 🥰
Tabik.
🙏
Thu, 21.12.09 PM.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top