14. Talk Love

OPL ID season 7 sudah berjalan selama hampir sebulan. Saat ini babak kualifikasi telah memasuki minggu keempat. RAN Ryuga masih bertengger manis sebagai pemuncak klasemen dengan rekor menang tujuh kali, dan kalah dua kali. Masih tersisa lima pertandingan hingga pekan keenam.

Suasana bus tampak sunyi. Tidak ada senda gurau atau alunan musik yang terdengar seperti biasanya. Semua orang terdiam. Merenungi kekalahan kedua mereka hari ini. Di kekalahan pertama minggu ketiga waktu itu, semua orang masih tampak biasa saja. Namun situasi sekarang sangatlah berbeda, ketika Rasi tiba-tiba saja menjadi pendiam dan acuh tak acuh kepada semua orang. Tidak ada yang berani menegur Rasi. Pun dengan Aries.

"Miez, ke ruang VIP," perintah Rasi setelah mengganti sepatunya dengan sandal rumah berwarna hitam.

Miez segera mengikuti langkah Rasi tanpa bantahan apa pun. Ia menyadari kesalahannya saat bertanding beberapa jam lalu. Kesalahan yang akhirnya membuat RAN Ryuga takluk melawan Golden Fairy dengan skor 1-2. Sesuatu yang tidak pernah terjadi selama ini. Menjengkelkan, dan juga memalukan.

Golden Fairy Esports merupakan tim esports yang diisi oleh jajaran para wanita cantik. Dengan penggawa seorang mantan model yang jago dalam bermain Mobile Legends dan Onmyoji Arena, sekaligus satu-satunya ADC wanita di OPL ID season 7-Angel. Betapa bahagianya Golden Fairy ketika menundukkan RAN Ryuga yang dikenal begitu kuat di Arena OPL Indonesia.

"Harusnya aku juga ikut ke sana," ujar Oz yang merasa bersalah karena datang terlambat menyelamatkan Miez saat bertanding di babak terakhir.

"Kita semua," imbuh Aries merasa kasihan kepada Miez.

"Lu masuk, gih, sana. Kasihan Kak Miez," kata Richy memerintah Aries.

"Iya, Rascal. Aku khawatir Bang Rasi mengamuk nanti. Mukanya nakutin banget tadi," sahut Onyx menambahkan.

"Memangnya kapan kalian pernah dimarahi oleh Rasi?" tanya Kevin mengikuti Oz, Aries, Onyx dan Richy ke tempat latihan.

"Bang Rasi emang nggak pernah marah sama kita, cuma auranya itu, loh. Lebih menakutkan dari pada kuburan," ungkap Onyx, "nggak bisa tidur nyenyak, nih, nanti malam."

"Benar. Bang Rasi memang nggak pernah marah-marah, tapi kata-kata dia kalau lagi menahan emosi itu nyakitin," imbuh Oz.

"Nanti malam suruh Bang Rasi tidur di kamar Aries aja. Aman," tutur Richy sambil melirik Aries yang berada di sampingnya.

"Aman apaan? Yang ada nanti tiba-tiba dikasih ponakan lagi sama Bang Rasi," sela Onyx menggerutu.

"Kalian ngomong apaan, sih?!" kata Aries sebal.

"Yah, bekas kecupannya udah ditutup," ledek Richy yang langsung mendapat pukulan keras dari Aries, diiringi tawa keras dari Onyx dan Oz.

"Sudah, istirahat sana. Rasi nggak akan mungkin macam-macam sama Aries. Nama baik RAN Esports taruhannya," lerai Kevin.

"Istirahat, setelah itu kita review kekalahan kalian saat bertanding tadi," tutur Riyu sebelum menaiki anak tangga, diikuti Kevin dan Aries.

Sementara itu di dalam ruang VIP, Rasi tampak sibuk berselancar mencari sesuatu di komputernya. Mendiamkan Miez yang sudah duduk sejak beberapa menit lalu. Sebagai kapten tim, Rasi juga harus bertanggung jawab atas performa timnya saat bertanding. Posisinya sebagai ADC pun dipertaruhkan jika tim RAN Ryuga mengalami kekalahan.

"Apa kamu sudah tahu kesalahan kamu?" tanya Rasi sebelum memutar layar komputer ke arah Miez. "Apa yang sudah kamu lakukan saat bertanding tadi?"

"Maaf, Ras," jawab Miez yang tidak tahu harus menjawab apa.

"Saya nggak butuh maaf kamu. Yang saya butuhkan sekarang adalah penjelasan kamu. What did you do in the last game? Where is your focus?" kata Rasi lugas.

"Gue sudah dikepung di top lane, kalau gue bergerak, itu namanya cari mati," jelas Miez, "lagipula gue sudah mengembalikan battle point yang sempat hilang di top lane. Lu bisa cek sendiri."

"Look at this," perintah Rasi kepada Miez untuk melihat layar komputer, "Dari data KDA, Kill nol, Death enam, Assist dua. Kamu pikir kita sedang bermain push rank? Kita sedang bertanding di turnamen nasional, Miez."

"Di menit ke 13, total ada 8 kali teamfight baik dalam skala kecil atau besar. Kamu cuma datang sekali, dan itu satu-satunya kemenangan kita di babak pertama.

Next, Menit ke 25 di babak terakhir, kamu sebagai top laner hanya ganking sebesar 12%. Tingkat kerusakan yang kamu buat pada lawan hanya 12.000. Lebih tinggi 2.000 dari support. Jadi, apa yang mau kamu jelaskan?" tanya Rasi seraya menekan egonya.

Miez terpaku. Tak berdaya akan semua kata-kata lugas dan tegas Rasi saat mengatakan semua kesalahannya pada saat pertandingan tadi. Miez terkagum-kagum dengan ingatan Rasi yang begitu tajam. Selain tingkat ganking dan KDA, jumlah teamfight, siapa yang ada dan tidak ada kala itu, tidak masuk dalam rekaman data. Miez pun akhirnya memahami, bagaimana semua orang bisa ditaklukkan oleh Rasi. Sekali berbicara, maka semua akan tunduk padanya.

"Equip gue nggak bagus. Battle point lawan jauh lebih banyak. Memukul lawan sama saja seperti menyentil mereka, tidak akan ada yang mati," jelas Miez yang sudah kehabisan kata-kata.

"Saya nggak masalah kalau kita kalah dalam babak kualifikasi. Menang atau kalah, kita akan tetap lolos ke babak playoff. Yang terpenting, kita harus menang di babak playoff nanti," tutur Rasi tegas. "Ada apa? Kamu nggak fokus dari kemarin. Beruntung kemarin kita menang. Kalau enggak, rangking kita akan turun."

Miez berpikir sejenak sebelum menjawab, "Cewek gue hamil, Ras."

"Cewek kamu yang mana?" tanya Rasi ingin tahu.

Selama mengenal Miez, beberapa kali Rasi melihat Miez bersama dengan perempuan-perempuan yang berbeda. Entah siapa yang sebenarnya dicintai oleh Miez sekarang. Rasi pun tidak tahu.

"Angel," jawab Miez.

"Angel? Golden Fairy?" Rasi terperanjat mendengarnya.

"Iya," sahut Miez mengiyakan.

"Jadi tadi kamu sengaja kasih kemenangan buat mereka?"

Miez menggeleng, "Enggak, Ras. Gue nggak pernah melakukan itu. Sumpah!"

"So, what are you going to do now?"

"Gue nggak tahu."

"Kenapa nggak tahu? Emang waktu bikin nggak mikirin nanti jadinya gimana?"

"Gue lupa pakai pengaman."

"Golden Fairy klub sudah tahu?"

"Sudah. ADC pengganti Angel belum ada. Jadi mereka masih mengizinkan Angel bermain sampai babak playoff nanti. Itu pun karena kondisi kehamilan Angel sehat tanpa banyak drama.

Orang tua gue suruh langsung menikahi Angel, tapi orang tua Angel minta digugurin. Katanya Angel masih muda, dan kalau gue pensiun main, mau dikasih makan apa anaknya nanti. Sial!"

"Terus?"

"Gue harus gimana, Ras?"

"Kamu maunya gimana?"

"Gue pengin menikahi Angel secepatnya, sebelum orang-orang bully Angel."

"Do it. Yang salah itu kamu sama Angel, jadi jangan bunuh anak yang ada di kandungan Angel."

"Thanks, Ras. Gue akan melapor ke Kak Kevin."

Rasi mengangguk menyetujui, "Kalau butuh sesuatu, bilang aja. Setelah ini kita akan me-review pertandingan tadi."

"Siap. Sekali lagi, thanks."

"Salam buat Angel."

Miez mengangguk sambil tersenyum sumringah. Bebannya seakan berkurang sedikit karena mendapat dukungan dari Rasi. Ia pun pamit, dan segera menghubungi Angel untuk menyelesaikan masalah mereka yang sempat tertunda.

Helaan napas Rasi berembus kasar. Ia menyandarkan kepala di kursi kerjanya. Lalu memejamkan mata. Mendengar cerita Miez, Rasi seperti sedang bercermin. Membayangkan jika dirinya yang kebingungan karena kehamilan sang kekasih. Ditambah dengan hukum agama yang dianutnya. Dan semua orang pasti akan menyalahkan pihak perempuan tanpa ampun. Sungguh mengerikan.

♡♡♡

Setelah selesai me-review kekalahan pertandingan hari ini, semua anggota tim kembali untuk berlatih. Terkecuali Rasi dan Miez. Rasi masih berada di ruangan meeting bersama dengan Kevin, Riyu dan coach Xavi. Membahas masalah yang sedang dihadapi oleh Miez. Sedangkan Miez meminta izin untuk pergi menemui Angel dan kedua orang tuanya.

Di tempat latihan bermain, Onyx, Aries, Oz dan Richy masih bergeming di kursi gaming masing-masing. Menatap layar komputer yang menampilkan pertandingan tim Zeus Esports melawan tim Black Hawk Gaming sore tadi. Tim Zeus terlihat dibantai oleh tim Black Hawk Gaming secara membabi buta. Tim Zeus mengalami kesulitan untuk berkembang karena kedisiplinan tim Black Hawk Gaming dalam bermain. Hal inilah yang harus selalu diwaspadai oleh RAN Ryuga saat bermain melawan Black Hawk Gaming di pekan keenam mendatang.

"Ini timnya Lee Rang?" tanya Aries yang sedang mengingat-ingat wajah Lee Rang saat bertemu di restoran cepat saji kala itu.

"Iya, tim Black Hawk Gaming. Kamu tahu dari mana nama asli Foxy?" tanya Onyx.

"Dari Bang Rasi," jawab Aries singkat.

"Bang Rasi kurang ganteng apa coba, sampai lu penasaran gitu sama cowok blasteran Korea itu," sindir Richy, "masih gantengan juga gue kemana-mana."

"Huweeek...." Onyx bereaksi atas ucapan Richy.

"Yang interlokal harus roaming dulu, Rascal," imbuh Oz.

"Apaan, sih, kalian!" sungut Aries sebal, dan hanya dibalas kekehan tawa dari ketiganya.

"Eh, Miez bakalan tetap main sama kita, kan?" tanya Oz cemas.

"Huum," jawab Aries dan Onyx serempak.

"Jangan dibahas. Nanti malah melebar kemana-mana," peringat Richy.

"Cukup kita aja yang tahu," tambah Onyx.

"Kak, sampai kapan kita nggak boleh main smartphone?" tanya Aries yang sudah merindukan smartphone-nya.

Tim inti RAN Ryuga dilarang menggunakan smartphone selama beberapa hari ke depan. Kevin menyita smartphone mereka untuk sementara waktu. Menghindari kecaman dari para fans RAN Ryuga yang tidak menerima kekalahan mereka hari ini. Dan juga, melindungi kesehatan mental para pemain inti RAN Ryuga yang masih harus bertanding minggu depan.

"Nanti kalau suasana sudah mereda, pasti langsung dikembalikan sama Kak Kevin," terang Onyx yang sudah terbiasa mengalami penyitaan tersebut.

"Kalau ada telepon atau pesan penting gimana?" tanya Aries lagi.

"Ya elah, Bang Rasi juga 24 jam ada di sebelah lu. Emang lu nungguin telepon dari siapa? Gebetan lu di Thailand?" sela Richy yang langsung mendapat lemparan bantal dadu dari Aries.

Suara bel yang berbunyi menginterupsi keributan Aries dan Richy. Onyx, Richy, Aries dan Oz saling berpandangan. Tidak ada yang berani membuka pintu. Mereka semua masih mengingat dengan jelas perintah Kevin yang melarang membuka pintu base camp tanpa seizin Rasi.

"Aries, lu tanya Bang Rasi, gih, sana," ujar Richy menyuruh Aries.

"Atau, itu pesanan makanan Kak Kevin yang datang?" tebak Onyx yang sudah hafal dengan kebiasaan Kevin saat menyita smartphone anak-anak.

"Otak lu isinya makanan doang, ya, Kak," cibir Richy, dan hanya dibalas senyum malu oleh Onyx.

"Rascal, minta izin dulu sama Bang Rasi," tutur Oz memerintah.

Dengan malas Aries beranjak dari kursi gaming-nya. Ia berlari kecil menuju ruang meeting di mana Rasi berada. Diketuknya pintu kaca sebelum memasuki ruang tersebut. Langkah kecil Aries segera memasuki ruangan ketika suara Kevin mengiyakan.

"Abang, ada suara bel. Boleh buka pintu?" tanya Aries kepada Rasi yang sedang menatapnya heran.

"Siapa yang datang?" tanya Rasi.

Aries menggeleng, "Nggak tahu."

"Suruh Abhra yang buka pintu. Kalau kalian nggak kenal, jangan dibuka. Termasuk kalau Oliv yang datang," tegas Rasi yang langsung mendapat anggukan kepala dari Aries.

"Kalau nggak kenal, pasti nggak diizinin naik sama Pak Anton," imbuh Riyu.

"Oke," jawab Aries sebelum pergi.

Sesaat setelah keluar dari ruang meeting, Aries memanggil Richy. Memintanya untuk membuka pintu atas perintah Rasi. Richy pun menurut. Ia segera membuka pintu saat mengenali siapa yang datang dari layar kecil di dekat pintu.

"Kok, lu, sih, yang buka?" kata kekasih dari kakak sepupu Richy-Rachel.

"Bersyukur udah gue bukain ini pintu buat lu," sungut Richy yang tidak kaget dengan gerutuan wanita itu.

"Yang sopan lu sama calon kakak ipar," sahut Rachel sebal, "bawain tuh."

"Sialan, lu!" umpat Richy kesal, "Kak Onyx, Kak Oz!"

Onyx dan Oz segera datang saat mendapat teriakan dari Richy. Disusul Aries yang terkejut melihat kedatangan sahabatnya, Rachel.

"Rachel?" panggil Aries tak percaya.

"Surprised!" seru Rachel sebelum berhambur pelukan kepada Aries, "Miss you so much, Rascal."

"Miss you too...." sahut Aries bahagia sambil berpelukan.

"Smartphone lu kemana? Gue telepon bolak-balik nggak diangkat-angkat. Disita sama Bang Rasi?" gerutu Rachel.

"Disita sama Kak Kev," ujar Richy sebelum melewati teman-teman perempuan semasa SMA-nya.

"Rachel, ini buat kita semua?" tanya Onyx kepada Rachel.

"Bagi rata dong, Kak. Kayak biasa," jawab Rachel santai.

"Thanks, Rachel," ucap Oz yang membantu membawa masuk barang bawaan Rachel.

"You're welcome, Kak," balas Rachel sopan.

"Kok, kamu udah kenal mereka? Bukannya kamu baru datang ke sini?" tanya Aries bingung, dan hanya dibalas tawa keras dari Rachel.

"Aku aja baru tahu kalau kamu temannya Rachel juga. Kirain Rachel cuma berteman sama Richy," kata Onyx setelah kembali melewati Aries dan Rachel.

"Gue bukan temannya dia, ya, Kak," sungut Richy seraya berjalan ke kursi gaming Rasi.

"Yang sopan, lu, sama gue. Gue cut uang jajan lu baru tahu rasa," ancam Rachel yang langsung membuat Richy memberikan senyum manisnya.

"Wait! Kok, cut uang jajan juga?" tanya Aries yang masih kebingungan dengan keakraban Rachel dan tim inti RAN Ryuga.

"Rachel," panggil Riyu saat berjalan beriringan dengan Rasi dan Kevin.

Rachel tersenyum bahagia melihat kedatangan Riyu, "Surprised!"

"Wah, kamu bawa apa aja itu?" tanya Kevin yang melihat banyaknya bawaan Rachel di atas meja makan.

"Bawa yang nggak ada di base camp, Kak," gurau Rachel, membuat Kevin hanya menggelengkan kepala.

"Kok, nggak bilang mau pulang? Abang, kan, bisa jemput," kata Riyu sebelum menerima jabat tangan dari Rachel.

Rachel mencium tangan Riyu tanpa canggung di hadapan semua orang. Membuat kebingungan Aries semakin menjadi. Kepala Aries menoleh ketika merasakan rambutnya dielus oleh seseorang. Aries menatap Rasi dengan tatapan penuh tanya. Seakan meminta Rasi untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

"Rachel itu tunangannya Bang Riyu," terang Rasi yang membuat Aries melotot kaget.

"What?!" pekik Aries tak percaya.

"Nih," kata Rachel sambil menunjukkan cincin pertunangannya seraya mengapit salah satu lengan Riyu.

"Kok, bisa?!" seru Aries yang masih tidak mempercayai hubungan Rachel dan Riyu.

"Gue aja masih nggak percaya. Bisa-bisanya Abang gue mau nikahin si Rachel," ujar Richy yang langsung mendapat teriakan kesal dari Rachel.

"Ya!!!" pekik Rachel yang membuat tim K menonton dari lantai atas.

"Kak Rachel!" teriak Daisy sebelum menuruni anak tangga.

"Hai, girl. Ayo, kita makan," ajak Rachel sebelum menggandeng Aries yang masih terpaku di samping Rasi.

Semua berkumpul di meja makan. Menatap gembira pada kotak makanan yang berlimpah di sana. Semua tersenyum bahagia saat Rachel membagikan oleh-oleh yang dibelinya langsung dari Amerika.

"Ini buat tim K," kata Rachel memberikan tote bag besar berwarna putih berisi kotak-kotak persegi panjang kepada Daisy.

Kemudian memberikan satu tote bag besar kepada Onyx, dan satu tote bag sedang kepada Kevin, "Yang ini buat Kak Onyx, Kak Oz, Abhra dan Kak Miez. Dan ini buat Kak Kevin sama coach Xavi."

"Terima kasih...."

Rachel memberikan sebuah tote bag berukuran sedang juga kepada Aries, "Ini buat lu sama Bang Rasi."

"Thanks, Kak," ucap Rasi yang membuat Aries mengerutkan dahinya.

"Kakak?" ulang Aries bergidik geli, dan hanya mendapat balasan gelak tawa dari Rachel.

"Ini buat Abang," kata Rachel sopan seraya memberikan sebuah tote bag hitam kepada Riyu.

"Terima kasih, Sayang," ujar Riyu seraya tersenyum sumringah, membuat Aries merinding saat melihat interaksi keduanya.

"Ini boleh langsung dimakan nggak, Chel?" tanya Onyx tak sabar.

"Iyalah. Ayo, makan," ajak Rachel yang langsung menarik tangan Riyu untuk duduk di sebelahnya.

Dua buah kotak pizza sepanjang satu meter langsung di buka oleh Onyx dan Rexy. Beberapa kotak makanan lain pun dibuka. Ada berbagai macam pasta dengan rasa yang berbeda-beda. Tak lupa dua buah botol saus merk Indonesia yang sudah mendunia pun melengkapinya. Kevin segera mengambil beberapa minuman dingin, dibantu oleh Daisy dan Breeze. Sedang Rasi mengambil dua botol air mineral, dan segelas air putih hangat untuk Aries.

"Gue akan cerita semuanya nanti," kata Rachel ketika mendapat tatapan mengintimidasi dari Aries. "Belajar yang sopan sama gue mulai sekarang."

"Dih! Dari dulu juga aku lebih sopan dari kamu," kata Aries sebelum meminum air hangat yang diberikan oleh Rasi.

"Bang Rasi, gue nggak diambilin minum?" tanya Rachel meledek.

"Kakak mau?" tanya Rasi polos.

"Abang ambilkan nanti," ucap Riyu sabar.

"Aku cuma meledek Bang Rasi aja. Serius banget, sih, kalian berdua," tutur Rachel sebelum tertawa keras, dan langsung mendapat usapan sayang di kepala dari Riyu.

"Maklum, mereka udah tua. Bebannya banyak," olok Richy diiringi kekehan anak-anak lain.

"Abang, beneran ini?" tanya Aries yang masih tak percaya, hingga anggukan kepala Rasi membuatnya menunduk pasrah.

♡♡♡

Sembari berjalan ke arah pintu, Rachel menggulung lengan panjang kemeja putih kebesaran yang baru saja dipakainya. Kemeja putih milik Riyu yang sengaja diminta untuk mengobati rindunya selama belajar di negeri orang. Sedari tadi, Aries tak pernah melepaskan pandangannya dari sang sahabat. Keberadaan Rachel ternyata mampu membuat Aries terlepas dari keberadaan smartphone sejak beberapa jam lalu.

Rachel meminta izin kepada Kevin untuk bisa menginap di base camp malam ini. Tentunya pengecualian bagi Rachel-calon istri dari Riyu, sekaligus salah satu pemilik saham ketiga terbesar di RAN Esports. Atas izin semua orang, Rachel pun memilih tidur di kamar Aries dari pada di kamar tamu.

"Bang Rasi tambah tinggi, ya? Apa perasaan gue doang? Terakhir ketemu Bang Rasi waktu gue tunangan. Hampir satu tahun lebih. Kok, Bang Riyu kelihatan lebih pendek dari Bang Rasi?" tanya Rachel yang sedari tadi sudah penasaran.

"Berapa tingginya Bang Riyu?" tanya Aries sebelum duduk bersandar di kepala ranjang.

"179cm mungkin."

"Tingginya Bang Rasi 187cm sekarang. Kalau Abhra 180cm."

Rachel terkejut, "Pantas. Masih bertumbuh dia."

"Kok, dikunci?" tanya Aries saat Rachel mengunci pintu kamarnya.

"Kenapa? Bang Rasi tiap malam tidur di sini?" tebak Rachel yang langsung membuat raut wajah Aries tampak gelisah.

"Enggak," elak Aries yang tidak sepenuhnya benar.

"Enggak salah gitu? Udah diapain aja lu sama Bang Rasi?" Rachel menginterogasi setelah duduk di samping Aries.

Aries merengut, "Apaan, sih! Orang Bang Rasi nggak pernah ngapa-ngapain sama aku."

"Masa? Gue nggak akan pernah lupa, kalau Bang Rasi udah buka segel lu dari kapan tahun. Ya, kali, sekarang Bang Rasi cuma memandangi lu doang. Ini, apa? Gigitannya Bang Rasi, kan?" Rachel mencubit bekas tanda kemerahan di sekitar tulang selangka Aries.

"Hmmm."

"Lu nggak takut hamil?"

"Nggak tahu."

"Jawabannya itu cuma iya atau tidak. Kenapa malah nggak tahu?"

"Karena aku nggak pernah mikir sampai ke sana. Kalau aku hamil, ya, udah. Bang Rasi juga nggak pernah mempermasalahkan itu. Let it flow. Aku cuma takut kalau kamu dan Bang Rasi pergi meninggalkanku sendirian."

"Sinting!"

"Kita cuma sebatas french kiss sekarang. Bang Rasi bilang, dia nggak mau mengulangi kesalahan yang sama kayak dulu."

"Lu percaya?"

"Enggak. Bang Rasi itu dominan banget. He's like an alpha male. Dia selalu tahu apa yang diinginkannya, dan apa tujuan di hidupnya. Aku nggak pernah bisa menolak kalau dia sudah sepenuhnya memegang kendali. Tapi sejauh ini, dia bisa mengontrol dirinya dengan baik."

"How lucky you are! Pantas, gue sempat deg-degan kalau menatap Bang Rasi. Ternyata, dia cowok dominan. Cowok idaman semua cewek di mana pun."

"Sekarang masih deg-degan?!"

"Kadang."

Rachel tertawa saat mendapat tabokan kecil dari Aries. Sedang Aries merengut dibuatnya. Ya, siapa yang tidak terpesona jika melihat sosok Rasi. Sosok yang tampak sempurna luar dan dalam. Seseorang yang mungkin tidak nyata di dunia, layaknya karakter di cerita novel.

"Lu nggak pernah takut sama sikap dominannya Bang Rasi?" tanya Rachel serius.

"Kadang. Bang Rasi kelihatan menakutkan kalau lagi marah," jawab Aries jujur.

"Tapi dia nggak pernah marahin lu, kan?"

"Enggak pernah. Sama siapa pun kayaknya dia nggak pernah marah-marah. Kalau Bang Rasi diam, berarti lagi marah."

"Kalau dia diam di ranjang sambil menatap lu, berarti dia lagi marah?"

"Kalau itu lagi nahan nafsu."

"Anjiiir."

"Kamu datang ke sini cuma buat ceramahin aku?!"

"Iya. Kenapa?! Gue ngeri bayangin lu tinggal seatap sama Bang Rasi. Duh, sialan ni otak gue! Udah bayangin yang enggak-enggak aja. Bang Rasi itu ganteng-ganteng meresahkan. Ngerti nggak lu?"

"Emang Bang Riyu enggak?"

Rachel menoyor kepala Aries, "Gue masih virgin! Bang Riyu itu tipe keep halal sampai menikah."

"Jadi Bang Riyu nggak pernah menyentuh kamu?"

"Ya, pernah. French kiss beberapa kali kalau ketemu. Tapi nggak seganas Bang Rasi gitu.

Lu bandingkan aja mukanya Bang Riyu sama Bang Rasi. Bang Riyu tu auranya adem kayak di dalam masjid. Kalau Bang Rasi aura tenang menghanyutkan. Seperti arus sungai Bengawan Solo. Kalau kita renang di sana, terus tiba-tiba keseret dah tu kita sampai mati."

"Sialan!" Aries menonyor balik kepala Rachel, hingga sahabatnya itu tertawa.

"Gue serius. Lu datang ke sini karena cita-cita lu pengen jadi pro gamer. Kalau lu hamil, kelar impian lu. Even, Bang Rasi bakalan tanggung jawab. Tapi, apa lu mau anak kalian akan menanggung beban yang sama seperti apa yang sudah lu rasakan selama ini?"

"Bang Rasi janji nggak akan bikin gue hamil, meski nanti kita sudah menikah."

"Bullshit! Mana ada ceritanya modelan Bang Rasi diemin lu di ranjang."

"Kamu sengaja, kan, bikin aku lupa buat bahas soal kamu dan Bang Riyu?"

Rachel terkekeh, "Sorry. Lu mau tanya apa? Tapi gue belum kelar ceramahin lu."

"Whatever! Sejak kapan kalian bareng? Kenapa nggak pernah cerita sama aku?"

"Sejak satu tahun yang lalu, lebih dikit. Karena gue tahu, lu akan dibawa ke sini sama Kak Kevin. Jadi gue mau kasih surprised buat lu. Gue udah buktikan sama lu, kalau nggak ada yang nggak mungkin. Selama kita berusaha, Allah pasti akan mengabulkan semua doa kita. Kayak sekarang, gue bakalan nikah sama Bang Riyu. From a fans to be a lover. Dari cuma memandang dia dari jauh, sekarang gue bisa memeluk dia sepuasnya. Padahal gue nggak pernah mengobrol berdua sebelumnya sama Bang Riyu, tapi tiba-tiba Bang Riyu datang ke rumah buat meminta izin menikahi gue. Gimana gue nggak meleyot dengarnya?"

"Segampang itu?"

"Nope. Tiap sepertiga malam gue berdoa, semoga jodoh gue adalah yang terbaik dari yang paling baik. Karena gue sadar, gue bukan cewek baik-baik. Ternyata Allah sayang banget sama gue. Gue pengen punya cowok kayak Bang Rasi, eh, malah dikasih yang lebih baik dari Bang Rasi. Double kill nggak, tuh?"

"Maksud kamu, Bang Rasi bukan cowok baik-baik?!"

"Cewek cantik tidak akan luluh dengan kalimat I love you, tapi dengan qobiltu. Apa pernah Bang Rasi bahas soal menikah?"

Aries mengangguk, "Sering. Bang Rasi sudah pengen menikah. Katanya, kalau aku nggak pergi ke Thailand, kita berdua pasti sudah menikah."

"Kan! Bang Rasi udah nggak tahan itu."

Rachel kembali tertawa terbahak-bahak setelah mendapat toyoran kepala dari Aries.

"Tapi gue salut sama Bang Rasi. Meski lu pergi tanpa pamit, dia tetap setia menunggu lu pulang. Dia juga selalu memastikan keadaan lu baik-baik saja setiap hari. Meski dia nggak ada di samping lu. Itu yang bikin gue kagum sama Bang Rasi," kata Rachel.

"Selalu memastikan aku baik-baik aja? Maksudnya?"

"Lu nggak pernah merasa selalu diikuti oleh seseorang di Thailand?"

"Kadang."

"Pernah lihat orang yang mengikuti lu?"

"Enggak. Kenapa?"

"Lu itu dari dulu udah punya bodyguard. That's why, Ayah sama Bunda gue senang kalau gue main sama lu. Karena selalu ada yang jagain."

"Bodyguard?"

"Papa lu sama Bang Rasi punya bodyguard khusus buat jagain lu sampai sekarang."

"Papa aku udah meninggal."

Rachel segera memeluk Aries, "Besok gue antar lu ke makam Om Tama."

"Kamu tahu? Kenapa nggak cerita sama aku?!"

"Gue nggak boleh cerita sama Ayah dan Bunda. Asal lu tahu, kisah lu itu sudah jadi rahasia publik di kalangan pebisnis kelas atas. Mereka semua sedang menunggu kehadiran lu."

"Apa?!"

"Seperti itu kenyataannya. Meski Ayah nggak dekat dengan papa kamu, tapi dia tahu cerita soal anak kandung Om Tama. Yaitu, Lu."

Aries terdiam setelah mendengar cerita Rachel. Entah harus bersyukur atau marah atas apa yang terjadi kepadanya saat ini. Dalam hitungan hari, kehidupan Aries berubah. Aries bukanlah sosok gadis biasa seperti dulu lagi. Ia pun dilarang Rasi untuk bepergian sendiri. Meski hanya ke toilet umum.

Bunyi suara notifikasi bersahutan dari smartphone Rachel dan Aries. Keduanya berpandangan setelah membaca pesan dari kekasih masing-masing. Kemudian mereka terbahak-bahak bersama sebelum akhirnya menuruti perintah si pengirim pesan.

"Sayang, udah malam. Tidur!" tulis Rasi yang tak segera dibalas oleh Aries.

"Sayang, cepat tidur. Sudah malam. Besok dilanjutkan lagi," pesan Riyu yang dikirimkan kepada Rachel.

"Miss you so bad," balas Aries kepada Rasi setelah membaca pesan dari Riyu di smartphone Rachel.

Rasi membalas singkat, "Just kiss me."

"Make me."

"Ayo ketemu."

Senyum sumringah langsung tercipta di wajah Aries sebelum menarik bed cover menutupi tubuhnya, dan menyusul Rachel untuk menutup mata.

"Nggak usah senyum-senyum lu. Mimpi basah baru tahu rasa entar," sindir Rachel yang langsung mendapat tabokan dari Aries.

Tbc.

21.12.02

Selamat siang,
Semoga makan siangnya lancar, ya. ☺
Btw, dari awal aku udah kasih rate cerita ini MATURE CONTENT. So, semoga kalian semua yang membaca bisa bijak memilih bacaan. Jadi, MATURE CONTENT ceritaku itu bukan karena ada adegan yang panas-panas terus, tapi ada kata-kata kasar juga di dalamnya. Semoga nggak keselek pas baca. Aamiin 🤲

Thanks untuk semangatnya kemarin. Terima kasih juga untuk vote dan komennya. Love you All. 💙

See you next time, insya Allah. 🥰

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top