11. Best Damn Thing
Perlahan kedua mata sendu Aries terbuka. Ia menatap smartphone yang berdering di sebelahnya. Deretan angka-angka baru terpampang di layar smartphone itu. Kemudian memandang jam digital yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Tangan kanan Aries meraih smartphone dengan malas.
"Halo," sapa Aries saat mengangkat panggilan itu.
Tak ada suara yang menyahut. Namun hembusan napas si penelepon terdengar jelas di telinga Aries. Pun dengan helaan napasnya.
"Halo," ulang Aries sebelum memutus panggilan seseorang yang menganggu tidurnya.
"Assalamu'alaikum," salam seseorang yang membuat Aries segera tersadar dari rasa kantuknya.
Dengan ragu Aries membalas salam itu, "Wa'alaikumsalam."
"Aries, ada yang mau mama sampaikan sama kamu," ujar Trisha.
"Apa?" tanya Aries tanpa basa-basi.
"Mama minta maaf. Papa dan mama hanya ingin melindungi kamu dari orang-orang jahat itu. Papa dan mama takut, kalau kecelakaan yang menimpa mama Rasi akan terjadi juga pada kita. Kejadian itu seperti peringatan untuk papa dan Om Alrescha. Dan juga, keluarga papa tidak suka dengan mama," terang Trisha sedih.
"Haruskah kita berpisah dengan cara seperti itu?"
"Mama tidak punya pilihan lain saat itu."
"Bukankah kita selalu mempunyai pilihan?"
"Memilih itu memang mudah. Tetapi bertahan, dan bertanggung jawab dengan pilihan itu yang sulit. Papa dan Mama hanya ingin melindungi kamu. Memastikan kamu agar selalu baik-baik saja."
"Tapi aku nggak pernah baik-baik saja, Ma. Apa mama dan papa tahu soal itu?"
Hening. Tidak ada sahutan apa pun dari sang mama. Setitik air mata Aries menetes, ketika mendengar suara samar isak tangis mamanya.
"Orang-orang selalu bilang kalau aku anak haram, karena papa nggak pernah pulang. Mereka juga bilang, mama itu wanita murahan, pelacur. Nggak ada yang mau berteman sama aku. Apa papa dan mama tahu soal itu?" Aries menangis saat mengatakan apa yang selama ini hanya disimpannya sendiri di dalam hati.
"Kemana pun mama membawa aku pergi, kata-kata itu selalu mengikutiku. Cuma Rachel dan Bang Rasi yang mau menjadi temanku sampai sekarang," cerita Aries yang semakin membuat isakan tangis mamanya terdengar.
"Apa mama tahu yang aku inginkan selama ini? Aku mau seperti teman-teman yang lain. Bisa bertemu dengan papa, dan kita bisa berkumpul bersama walau hanya sebentar."
"Maafkan mama, Aries."
"Kenapa mama harus berbohong tentang papa? Apa aku pernah menuntut sesuatu sama mama?"
"Maaf."
"Apa kata maaf mama bisa mempertemukanku dengan papa sekarang?"
"Aries...."
"Papa kasih semua hartanya untuk aku, Ma. Tapi aku cuma mau ketemu sama papa. Sebentar aja...."
Keduanya menangis di tempat masing-masing. Trisha tak kuasa menahan tangis dan rasa bersalahnya kepada Aries. Begitu juga dengan Aries yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Ia memutus panggilan itu secara sepihak. Tangisnya pun pecah. Tergugu di antara isaknya yang membuncah. Air matanya terus mengalir tanpa bisa dihentikan.
Tanpa Aries ketahui, suara tangisnya telah terdengar oleh beberapa orang yang berada di luar kamar. Daisy bergeming di depan kamar Aries saat mendengar suara tangisan. Ia mengurungkan niatnya untuk membujuk Aries agar keluar dari kamar atas perintah Rasi dan Kevin.
Begitu juga dengan Onyx yang sedang berada di kamarnya. Kamar Onyx dan Rasi bersebelahan dengan kamar Aries. Onyx segera memanggil Rasi saat mendengar suara tangisan Aries. Ia memandang Rasi yang hanya terdiam sedari tadi. Berusaha mendengarkan percakapan samar antara Aries dan sang mama dari balik tembok yang memisahkan.
"Bang, nggak mau jengukin Aries?" tanya Onyx kepada Rasi.
Rasi menggeleng, "Biarkan Aries menangis sepuasnya."
"Kasihan, Bang," imbuh Onyx dengan mimik sedihnya.
"Jangan cerita sama siapa-siapa," peringat Rasi sebelum berlalu pergi menuju kamar mandi di kamarnya.
♡♡♡
Tepat pukul 9 malam, pesanan Rasi datang. Rasi memesan makanan kesukaan Aries. Makanan yang selalu menjadi pelarian Aries ketika malas untuk makan. Setelah menyiapkan makanan itu, Rasi bergegas ke kamar Aries. Acuh tak acuh dengan pandangan anak-anak RAN Ryuga yang semakin ingin tahu tentang hubungannya dengan Aries.
"Nyx, mereka udah baikan?" tanya Oz kepada Onyx yang merupakan teman sekamar Rasi.
Onyx mengangkat bahunya, "Ayo main lagi."
"Mereka pasti udah balikan. Lihat aja, Bang Rasi mulai kelihatan bucin," imbuh Richy penuh keyakinan.
"Baikan sama balikan, apa bedanya? Kan, ending-nya sama. Bareng lagi," keluh Miez yang mulai bingung.
"Serah lo, Kak," sahut Richy gemas, dan langsung mendapat lemparan miniatur bola basket sebesar genggaman tangan orang dewasa dari Miez.
Bug.
Suara tawa Oz dan Onyx terdengar. Diiringi keluhan dari Richy. Keributan pun dimulai di lantai satu. Sebelum akhirnya Riyu datang, dan mengawasi mereka bermain push rank.
Di lantai dua, Rasi membuka pintu kamar Aries tanpa mengetuk terlebih dahulu seperti biasa. Ia meletakkan nampan kayu yang berisi semangkuk bubur ayam dan segelas teh madu lemon hangat di atas meja nakas dengan hati-hati. Ia tak ingin membangunkan Aries yang sepertinya sedang tidur. Akan tetapi, Aries belum benar-benar tertidur saat itu. Aries hanya sedang memejamkan matanya kerena kelelahan menangis.
Seulas senyum Rasi tersungging. Melihat kedua mata sembap Aries terbuka. Aries menatap Rasi yang sedang mengelus kepalanya dengan penuh sayang.
"Abang bawakan bubur ayam buat kamu. Makan, ya, sedikit," kata Rasi membujuk.
"Aku nggak lapar," sahut Aries malas.
"Lapar atau enggak, kamu harus makan. Abang nggak mau kamu kenapa-kenapa nanti. Abang suapin, ya."
Air mata Aries kembali menetes saat memandang Rasi. Rasi yang sedari dulu selalu ada untuknya. Rasi yang tidak pernah berkata keras dan kasar terhadapnya. Meski terkadang ia sering membentak Rasi saat marah. Namun Rasi selalu bersikap baik layaknya sosok kakak yang selalu menjaga dan melindungi sang adik.
"Can you hug me, please?" pinta Aries yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Rasi.
Rasi segera berbaring di sebelah Aries. Ia memeluk Aries dengan erat tanpa berkata apa pun. Hanya berharap, pelukannya mampu membuat Aries merasa lebih baik dari sebelumnya.
"Tell me, it's okay," lirih Aries sesaat setelah membenamkan dirinya dalam dekapan hangat Rasi.
"It's okay, Sayang. It's okay to not be okay," kata Rasi menenangkan seraya mengusap kepala belakang Aries, lalu mencium pucuk kepalanya dengan penuh sayang.
Aries mengangguk sambil menangis kembali mendengar ucapan lembut Rasi. Dipeluknya Rasi dengan erat. Mencoba mencari kekuatan dalam dekapan sang kekasih. Berharap bahwa sinar matahari akan segera terbit, dan mengembalikan senyumnya untuk memulai hari baru bersama teman-teman di RAN Ryuga.
♡♡♡
Kedua mata Aries menyipit saat tubuhnya menghadap ke arah jendela kamar. Matanya memejam lagi. Menahan cahaya matahari yang menyilaukan. Salah satu tangannya meraba bantal yang berada di sebelahnya. Mencari keberadaan Rasi yang menemaninya tidur semalam. Namun tempat itu kosong. Rasi pasti sudah kembali ke kamarnya entah kapan.
Aries terbangun dengan malas. Pandangannya mengedar. Mencari-cari keberadaan Leo di setiap sudut kamar. Ia segera beranjak dari tempat tidur, dan bergegas ke kamar mandi sebelum mencari Leo. Dalam hati Aries berdoa, semoga Leo sedang bersama Rasi. Jika tidak, ia tak akan bisa tidur sampai bisa bertemu lagi dengan Leo.
"Leo.... Leo," panggil Aries sebelum menuruni anak tangga, "Leo!"
"Leo...." Aries mencari ke tempat-tempat favorit Leo.
Suara sahutan kecil dari Leo terdengar dari dapur, "Meow."
Aries segera berlari kecil ke arah dapur. Ia bernapas lega karena doanya terkabul. Leo sedang bersama dengan Rasi.
"Leo lagi makan," kata Rasi yang sedang menutup toples makanan kering Leo.
"Kirain kemana," ujar Aries cemas.
"Leo nggak akan kemana-mana. Semua pintu base camp selalu tertutup rapat. Kecuali ada yang membawa Leo keluar," terang Rasi sebelum mengusap kepala Aries.
"Tumben jam segini Abang sudah bangun," ucap Aries seraya memerhatikan Rasi membuat secangkir kopi hitam dan segelas susu cokelat.
"Abang selalu bangun sebelum subuh," sahut Rasi lugas.
"Tapi habis itu tidur lagi, kan?"
"Sekarang enggak. Ada yang harus Abang lakukan setiap pagi hari."
"Apa?"
"Memastikan kamu supaya sarapan dengan baik dan benar."
Aries tertegun, "Aku selalu sarapan, kok."
"Iya. Susu kotak sama roti."
"Yang penting kenyang."
"Kurang bergizi."
Aries mencibir. Ia menghampiri tote bag besar di atas meja makan. Ada 4 tumpuk tempat makan stainless bertutup plastik berukuran sedang di dalamnya. Aroma tomyam seafood segar tercium dari sana.
"Abang beli tomyam?" tanya Aries.
"Dikasih. Katanya ada bubur juga buat kamu," cerita Rasi sumringah.
"Siapa yang kasih?"
"Mama kamu."
Aries terpaku menatap Rasi. Sedari kemarin otaknya sudah dipenuhi banyak pertanyaan yang tak bisa terjawab. Membuat dirinya seperti komputer yang sedang ngelag. Sedang Rasi tampak sibuk mengeluarkan tempat makan itu dari tote bag. Setelah itu mengambil sendok sayur, dan peralatan makan lainnya.
"Ayo makan," ajak Rasi setelah selesai mengambilkan semangkuk bubur dan semangkuk tomyam untuk Aries.
Salah satu tangan Aries ditarik pelan oleh Rasi. Rasi membawa Aries untuk duduk, dan memintanya makan sarapan yang sudah disiapkan di meja makan. Kedua mata Aries merebak kala aroma segar tomyam kesukaannya tercium jelas. Aroma masakan itu sangat familiar di ingatannya sampai kapan pun. Aroma yang hanya bisa didapatkannya dari masakan sang mama.
"Abang suapin," ujar Rasi sambil menyendok bubur yang sudah dibasahi oleh kuah tomyam dengan potongan cumi di atasnya, "buka mulutnya. Kamu belum makan dari tadi malam."
Dengan ragu Aries membuka mulut. Membiarkan Rasi menyuapinya. Setitik air mata Aries menetes, ketika mengunyah makanan itu. Teringat bagaimana ucapannya kepada sang mama yang berakhir dengan tangisan kencang. Dengan cepat salah satu tangan Aries menghapus air mata itu.
"Shit!" umpat Aries pelan seraya menengadahkan kepala ke atas, mencoba menghentikan tetesan air matanya.
Rasi menggenggam salah satu tangan Aries, "It's okay."
"Aku nggak mau nangis lagi," kata Aries yang mulai merasa kesal, "Kenapa Abang nggak antar mama ke bandara? Aku, kan, udah bilang, anterin mama ke bandara."
Rasi membantu Aries menghapus air mata, "Kemarin Tante Trisha minta diantar ke hotel. Tante Trisha bilang, dia ingin bertemu dengan papa sebelum kembali ke Thailand."
"Apa yang Abang bicarakan dengan mama kemarin? Abang sama mama nggak mungkin saling diam di mobil, kan?" cerca Aries yang masih terisak.
"Nggak ada."
"Bohong!"
"Abang minta tolong sama Tante Trisha, supaya mengizinkan kamu untuk tetap tinggal di sini. Abang bilang, Abang dan RAN Esports membutuhkan kamu saat ini. Karena kamu satu-satunya gamer yang memenuhi kualifikasi di RAN Ryuga untuk bisa mempertahankan ranking nasional dan regional se-Asia Tenggara."
"Terus?"
"Tante Trisha mengizinkan. Dengan syarat, Abang harus selalu menjaga kamu dengan baik. Dan jangan lupa, sempatin pulang ke Thailand kalau ada waktu luang."
"Terus?"
"Terus, Abang minta izin mau menikahi kamu."
"Apa?!"
Rasi mengangguk sebelum menyicipi bubur dengan tomyam yang sedari tadi sudah menggodanya. Senyum manis Rasi merekah kala mengunyah makanan yang selama ini dirindukannya. Tomyam buatan Tante Trisha merupakan yang terenak bagi Rasi. Ia menyendok kembali tomyam seafood dengan hati gembira. Membuat Aries terpana kembali saat melihat senyum manis Rasi dengan lesung pipi yang melengkapinya. Senyum langka yang akan menularkan kekaguman pada siapa pun yang melihatnya.
Rasi menyuapi Aries lagi sebelum melanjutkan ceritanya, "Tante Trisha merestui hubungan kita. Soal menikah, keputusannya ada sama kamu. Gimana? Abang tunggu jawabannya sebelum babak semifinal."
"Kenapa sebelum semifinal? Memangnya sudah pasti kalau nanti kita masuk semifinal?" tanya Aries yang sudah mulai berhenti menangis.
"RAN Ryuga harus menang. Itu sudah menjadi tujuan kita setiap mengikuti pertandingan."
"Kenapa sebelum semifinal?"
"Karena setelah final dan kita menang, Abang akan langsung menikahi kamu."
"Hah?!"
"Jadi nanti saat kita mengikuti OPL SEAC, kamu sudah menjadi istri Abang. Abang bisa bebas menjaga kamu di sana."
Rasi tersenyum bahagia setelah selesai mengutarakan angan-angannya kepada Aries. Impian yang selama ini ingin diwujudkannya bersama sang kekasih. Jika saja Aries tidak pergi saat itu, mereka pasti sudah menikah.
"Abang nggak akan melarang aku untuk bermain setelah menikah?" tanya Aries ingin tahu.
Rasi menggeleng, "Abang nggak akan pernah melarang-larang kamu, selama itu sesuatu yang positif. Kamu boleh bermain sepuas kamu. Kecuali, kalau kita sudah mempunyai anak."
"Pikirkan caranya, gimana Abang nggak akan bikin aku hamil setelah menikah nanti," pungkas Aries sebelum kembali makan.
Rasi tertawa, lalu menganggukkan kepala. Membenarkan ucapan Aries yang sudah lama dipikirkannya. Menikahi Aries, dan mencegah kehamilan selama beberapa tahun ke depan. Sesuatu yang mungkin di luar kendalinya. Tetapi bukankah tidak ada yang tidak mungkin? Selama tetap berusaha, maka apa pun hasilnya biarkan menjadi ketetapan Sang Maha Pemilik Semesta.
Sedang Aries membiarkan Rasi berimajinasi sendiri sembari menikmati kelezatan tomyam. Aries berjanji akan melakukan apa pun agar bisa selalu bersama dengan Rasi. Selama ia mampu, ia tak akan menyerah untuk mendapat kebahagiaannya itu.
"Mau makan apa nanti malam?" tanya Rasi setelah selesai mengunyah makanan yang Aries suapkan untuknya.
"Aku pengen makan siomay Bandung," jawab Aries sambil menatap Rasi.
"Makan, Sayang. Bukan jajan," peringat Rasi.
"Kentang, telur, tahu, kol, sama aja dengan makan, kan? Kentang itu pengganti nasi," kata Aries yang menganut paham 'makan untuk hidup', selama makanan itu mengandung karbohidrat berarti nasi bukanlah yang utama.
"Pengen apa lagi?" tanya Rasi setelah mengangguk pasrah akan kebiasaan sang kekasih.
Aries berpikir sejenak, "Takoyaki, sama matcha latte."
"Oke. Nanti malam kita beli."
Seulas senyum manis Rasi kembali tercipta setelah Aries memberinya ciuman di pipi sebagai ungkapan terima kasih. Rasi mengusap puncak kepala Aries seperti biasa. Menyalurkan rasa sayangnya kepada sang kekasih. Meski tanpa kata, namun keduanya memahami arti dari tindakan mereka beberapa detik lalu. Sederhana, dan penuh makna.
♡♡♡
Base camp tampak ramai ketika tim inti RAN Ryuga sedang melaksanakan pertandingan latihan dengan DK7. Dragon Kingdom Seven–salah satu tim yang berada di peringkat lima teratas nasional. Perkembangan mereka setiap mengikuti turnamen patut untuk diacungi jempol. Dalam satu setengah tahun terakhir, tim DK7 melesat jauh meninggalkan tim-tim lain yang terjun lebih awal dalam permainan Onmyoji Arena.
"Ready?" tanya Rasi kepada timnya.
"Ready," sahut Onyx dan Aries yang telah siap sedia untuk menyerang.
"5 detik lagi," ujar Oz.
"All set," kata Miez yang sudah siap di posisinya.
"Take down Orochi sekarang, move!" perintah Rasi lugas.
Bunyi ketikan keyboard bergaung dan bersahutan. Sesekali suara tegas Rasi mengiringinya. Memimpin penyerangan ke markas lawan tanpa ragu. Dalam beberapa menit, sorak sorai bergema. Pertanda tim inti RAN Ryuga kembali memenangkan pertandingan.
"Yes!" teriak Miez bahagia.
"Nice," ujar Onyx dengan kata andalannya.
"Yeay," kata Aries seraya tersenyum senang menatap layar komputernya.
Rasi mengulum senyum saat Aries mengajak bertos tangan, "Good job."
"Bang, kenapa mujinya Aries doang?" cibir Onyx.
"Baru kali ini lihat Bang Rasi memuji," ledek Oz.
"Gue aja yang udah bertahun-tahun jadi top laner di sini nggak pernah dipuji," gerutu Miez.
"Kamu nggak punya tempat di hati Bang Rasi," sahut Oz.
Miez menatap Oz jahil, "Tapi gue punya lu."
"Njiiir...."
"Wew!"
"Bangke!"
Rasi segera menginterupsi keributan anak-anak RAN Ryuga. Hubungannya bersama dengan Aries sudah menjadi rahasia umum di base camp RAN III. Meski begitu, Rasi harus selalu berhati-hati dalam bersikap. Karena ia adalah role model sekaligus founder RAN Esports yang akan selalu diperhatikan oleh semua orang di sekitarnya. Ia tak ingin hubungannya dengan Aries menjadi bumerang di masa depan.
"Ayo makan. Saya traktir," ajak Rasi yang langsung membuat suasana semakin tak kondusif.
"Yey!!"
"Makan enak."
"Asyik!"
"Enak, enak, enak."
"Makan gratis."
"Makan dimana, Bang?"
"Di halaman belakang," kata Rasi yang membuat anak-anak RAN Ryuga terdiam.
"Ayo! Nanti keburu habis diserang anak-anak RAN lain," ajak Kevin seraya berjalan menuju pintu ke lantai bawah.
"Serius?!" Onyx langsung berlari menyusul Kevin, diikuti oleh yang lain termasuk tim K dan juga para coach.
Di barisan terakhir tersisa Rasi. Rasi berjalan santai di belakang Aries. Suara sorak sorai kembali terdengar. Onyx, Oz, Miez beserta tim K langsung berhamburan menuju tempat makanan yang tersedia.
Aries mematung ketika melihat beberapa grobak makanan dan food truck berjejer rapi di halaman belakang, bersebelahan dengan garasi bus. Ia memandang dua gerobak siomay Bandung, food truck jajanan Jepang, dan coffee truck yang juga menjual sandwich toast serta berbagai jenis minuman non coffee. Aries menoleh kala kepalanya diusap lembut oleh Rasi.
"Makan yang banyak," tutur Rasi seraya tersenyum manis, membuat Aries ikut menyunggingkan senyum bahagianya.
"Eeeaaak...," teriak anak-anak tim K yang melihat adegan langka dari Rasi.
"Ooow...." Onyx dan Miez berseru senang.
"Apa gue bilang," ujar Richy yang tak salah menebak.
"Sudah. Ayo pesan," tutur Riyu menenangkan.
"Nanti keburu RAN I dan RAN II datang," imbuh coach Xavi.
Mereka segera memesan makanan dan minuman yang diinginkan. Pun dengan Aries. Menyusul Daisy dan Elang yang sedang memesan siomay. Alih-alih menemani Aries, Rasi memilih bergabung dengan Riyu, Xavi, Kevin, RC, Onyx dan Miez di coffee truck.
"Egg and cheese, spicy bulgogi, ice latte," pesan Onyx sambil tersenyum sumringah, "tambah es susu cincau."
"Hati-hati! Awas kalau sampai sakit perut," peringat Kevin yang hanya dibalas cibiran oleh Onyx.
"Onyx mana kenyang makan satu toast," kata Xavi, dan langsung mendapat anggukan kepala dari Onyx.
"Ini makan-makan dalam rangka balikan, ya, Bang?" tanya RC memberanikan diri.
"Bang Rasi belum putus dari Aries," sahut Onyx.
"Berarti udah baikan?" tanya Miez.
"Kalau masih pada ribut, kalian bayar sendiri," tegas Rasi yang tidak ingin membahas hubungan percintaannya.
"Hehehe...." Onyx, Miez dan RC langsung tersenyum penuh arti kala mendapat ancaman dari Rasi.
"Pesan apa kamu, Ras?" tanya Riyu.
"Hot americano, sama hot matcha latte," jawab Rasi.
"Uh..., Bang Rasi udah mulai pesan double," ledek Richy yang tiba-tiba datang.
"Oow..., seleranya bu bos hot matcha," ledek RC.
"Matcha cih?" imbuh Richy yang langsung mendapat tatapan tajam dari Rasi.
"Matcha lah buat lu?!" tambah Miez yang langsung disambut gelak tawa oleh semua, terkecuali Rasi.
Beberapa menit kemudian para gamer dan staf dari RAN I dan RAN II datang. Mereka semua berbaur layaknya menghadiri pesta kebun di halaman belakang base camp RAN III. Ini kali pertama Rasi mengundang beberapa penjual makanan kaki lima memasuki perumahan elit dimana kawasan base camp RAN Esports berada. Dengan beberapa izin dari pihak setempat, akhirnya keinginan Rasi bisa terwujud.
"Terima kasih, Sayang," tulis Aries yang segera dikirimkan kepada kekasihnya.
Rasi tersenyum sambil membaca pesan dari Aries. Ia segera membalas pesan itu secepat kilat. Tanpa mengacuhkan keberadaannya di tengah-tengah keluarga besar RAN Esports.
"Just kiss me," balas Rasi yang langsung membuat wajah Aries berona memerah di tempatnya.
Semua bersorak meledek Rasi yang sedang tersenyum-senyum saat menatap layar smartphone, "Ahaaay...!"
Tbc.
12Nov.21
This is Leo, anaknya Rasi sama Aries. 😸
Hai semua,
Bagaimana?
Sudah bisa mengikuti keribetan di cerita ini?
Semoga masih bisa menghibur, ya.
Setelah ini, aku mau libur dulu sebentar.
Kalau kangen, tinggalin pesan aja. Barangkali masih ada stok cerita, dan bisa aku kasih ke kalian. ☺
Terima kasih untuk antusiasnya di part sebelumnya. 🙏
Happy Friday, and happy weekend.
Have a good day.
🥰
Fri,21.12.03 AM.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top