10. Leave Me Breathless

Suasana di mobil tiba-tiba sunyi. Hanya suara lagu milik Day6 berjudul 'Congratulations' dalam versi bahasa Inggris yang terdengar di telinga Aries setelah Rasi memberikan kejutan kepadanya beberapa menit lalu. Game not over-kalimat yang sedang terngiang-ngiang di pikiran Aries. Ya, ia dan Rasi tak pernah memutuskan apa pun sebelum dirinya pergi ke Thailand kala itu.

Sedang Rasi masih terdiam setelah mengucapkan kalimat pamungkasnya. Meminta Aries hanya untuk bersamanya saja. Memberi kepastian kepada Aries bahwa hubungan mereka masih sama seperti dulu. Sebelum jarak memisahkan keduanya.

"Apa Abang sedang mempermainkan perasaanku? Seperti yang dilakukan papa dan mama?" tanya Aries memecah keheningan di dalam mobil sport Rasi.

Rasi menoleh sesaat, "Abang nggak pernah mempermainkan perasaan kamu."

"Sejak aku datang ke base camp sampai tadi, Abang nggak pernah bersikap baik sama aku. Selalu ngomel, dan marah-marah sama aku. Sekarang Abang tiba-tiba berubah jadi perhatian sama aku. What is that?" terang Aries yang sedang merasakan keanehan dalam diri Rasi.

"Bagaimana perasaan kamu ketika seseorang yang sangat kamu cintai tiba-tiba pergi begitu saja tanpa pamit? How do you feel?" Rasi membalikkan pertanyaan Aries dengan penalarannya.

Aries bungkam. Lagi, Rasi kembali menyentak hatinya dengan pertanyaan yang tak mudah untuk dijawab. Pertanyaan itu bak senjata makan tuan bagi Aries. Ia pun teringat saat dirinya tiba-tiba pergi ke Thailand tanpa berpamitan kepada Rasi setelah menghabiskan malam bersama. Membawa serta Leo untuk menemani kesendiriannya atas keputusan mendadak sang mama.

"Abang nggak pernah bisa tidur nyenyak setelah malam itu. Sesudah tidur bersama, lalu kamu pergi begitu saja. Apa Abang nggak boleh marah? Kamu pikir Abang itu lelaki seperti apa? Gimana kalau kamu hamil setelahnya?" kata Rasi mencoba tenang seraya menahan emosinya.

"Itu yang aku inginkan. Hamil anak Abang. Jadi kita nggak perlu berpisah," ungkap Aries mengingat kebodohannya kala itu.

"Jadi kamu memanfaatkan Abang malam itu?" ucap Rasi penuh penekanan di setiap kata.

"Enggak. Aku memang pengin melakukannya. Seenggaknya sebelum kita berpisah, kita pernah menyatu bersama. Saling memiliki satu sama lain. Memiliki seutuhnya."

"Kamu gila, Aries."

"Huum. Itu hal tergila yang pernah aku lakukan. Dan aku berani melakukan itu cuma sama Abang."

"Really?"

Aries tertawa, "Ternyata aku beneran sudah jadi cewek murahan di mata Abang."

"Maksud Abang, kenapa kamu berani melakukan itu sama Abang?"

"Karena aku percaya sama Abang. Kalau pun aku hamil, Abang pasti akan bertanggung jawab. Menikahi aku, dan bawa pergi aku dari mama."

"Sebenci itu kamu sama mama?"

"Aku nggak benci sama mama. Aku cuma kecewa. Memperjuangkan hidup tidak sebercanda itu, kan? Menipu anaknya sendiri."

Rasi telah kehabisan kata-kata. Aries benar-benar sudah berubah menjadi lebih berani dari sebelumnya. Seperti kucing rumahan yang sudah menjadi liar setelah kabur dari pemiliknya. Aries sudah di luar kontrolnya saat ini.

Suara mesin mobil sudah mati sesaat setelah memasuki garasi base camp. Aries segera keluar dari mobil. Meninggalkan Rasi yang sedang bingung karena tingkahnya.

"Aries," panggil Rasi menghentikan langkah Aries yang sedang menaiki anak tangga.

"Apa?" tanya Aries.

"Apa kita sudah balikan?"

"Emang kapan kita putus?"

"Apa kita sudah bersama-sama lagi seperti dulu?"

Aries kembali menuruni anak tangga untuk menghampiri Rasi. Kepalanya mendongak setelah berada di hadapan Rasi. Menatap lekat mata Rasi yang selalu membuatnya terkagum-kagum. Perlahan kedua kaki Aries berjinjit, diiringi salah satu tangannya yang memegang bahu Rasi. Kemudian mencium bibir Rasi sekilas. Sebagai balasan atas pertanyaan tidak penting dari sang kekasih.

"Forgive me. I always love you," kata Aries yang langsung dibalas ciuman memabukkan dari Rasi.

Sosok sempurna Rasi selalu mampu menutupi sisi buruknya. Tak banyak yang mengetahui, bagaimana sikap nakal Rasi terhadap Aries selama ini. Meski mengetahui hal itu salah, namun ia tetap akan melakukan apa yang ingin dilakukannya. Tentu saja hanya bersama orang yang dicintainya.

♡♡♡

Aries berjinjit setelah membuka lemari dapur teratas. Melihat berbagai macam roti untuk menu sarapan. Hingga suara sapaan seseorang mengurungkan niatnya untuk mengambil roti croissant. Roti yang memiliki tekstur unik dengan lapisan melingkar hingga bagian dalamnya.

"Pagi," sapa Rasi seraya tersenyum manis kepada Aries.

Lagi. Aries terpana akan sosok Rasi pagi ini. Wangi parfum Eternity dari kombinasi karakter spicy dan sporty menguar pada diri Rasi. Aroma lavender dan jeruk mandarin, berpadu bersama bergamot serta lemon. Wewangian itu membuat Aries betah berlama-lama untuk menciumnya. Ditambah rambut basah yang hanya diatur berantakan semakin membuat Rasi terlihat tampan bak jelmaan karakter manga di komik daring favoritnya.

"Pagi," sahut Aries setelah menikmati pemandangan pagi terindahnya.

"Abang sudah pesan makanan tadi. Kita sarapan bareng, ya," ajak Rasi sumringah.

"Tumben. Biasanya jam segini masih tidur," sindir Aries.

"Mumpung anak-anak belum bangun. Kita quality time berdua," goda Rasi sambil mengerlingkan salah satu matanya.

"Dating?" sahut Aries yang sudah merasakan debaran hebat di dadanya.

"Dating tipis," ujar Rasi bahagia sambil membenarkan letak barang bawaannya-laptop dan smartphone, "Nanti kalau makanannya datang, bawa ke lantai bawah, ya. Kita makan di sana."

Aries mengangguk patuh. Kedua matanya melotot ketika Rasi memberi kecupan di bibir. Detak jantung pun menjadi semakin liar karena ulah Rasi itu. Salah satu tangan Aries bersandar di meja pantri saat Rasi mengusap kepalanya dengan penuh sayang. Ia merasa linglung akan perubahan sikap Rasi. Sikap manis yang selalu Rasi tunjukkan kepadanya dulu.

"Abang meeting dulu sebentar," pamit Rasi sebelum meninggalkan Aries yang masih bergeming tanpa mengalihkan tatapan kepadanya.

Suara bunyi bel telah menyadarkan Aries dari keterpakuannya pada sang kekasih, Rasi. Ia bergegas mengecek di layar kecil yang berada di samping pintu utama. Kemudian membuka pintu setelah mengetahui jika security base camp sedang membawa pesanan makanan milik Rasi.

"Terima kasih, Pak Anton," tutur Aries bersamaan dengan datangnya Mbok Surti dan Arum yang baru saja berbelanja.

"Sama-sama, Mbak Rascal," sahut Pak Anton ramah.

Aries, Arum dan Mbok Surti berjalan bersama menuju dapur. Aries mengambil sebuah nampan kayu sebelum menyusul Rasi di lantai bawah. Ia meletakkan semua makanan itu di atas nampan. Segelas black coffee, segelas cafe latte, cream puff, Krunchy burger, spaghetti, cream soup, lengkap dengan puding sebagai pencuci mulut.

"Banyak banget, Mbak," tutur Arum.

"Mau dimakan sama siapa, Mbak Rascal?" tanya Mbok Surti ingin tahu.

"Ini pesanannya Bang Rasi, Mbok," jawab Aries malu-malu sebelum beranjak pergi.

"Oh." Mbok Surti dan Arum saling berpandangan karena tak percaya akan ucapan Aries barusan.

Selama ini Rasi tidak pernah mengajak seseorang untuk makan bersamanya. Terkecuali jika Rasi sedang ingin mentraktir anak-anak. Itu pun makan bersama. Hal ini membuat rumor hubungan Rasi dan Aries menjadi semakin jelas.

♡♡♡

Perlahan Aries menuruni anak tangga menuju lantai dasar di base camp. Base camp RAN Esports sengaja dibangun seperti rumah hunian modern. Base camp didesain serupa balok dan kubus yang bertumpuk. Dari luar tampak seperti hunian berlantai dua, namun sebenarnya memiliki lantai dasar yang digunakan untuk area out door dan garasi tersembunyi.

Base camp RAN Esports rata-rata berdinding kaca dengan perpaduan kayu sebagai desain primernya. Dinding kaca bisa memberikan kesan yang lebih luas, dan juga dapat memperbaiki pencahayaan. Menggunakan cahaya alami dapat menghemat biaya listrik yang dikeluarkan oleh klub. Serta pemandangan di sekeliling rumah bisa tertangkap dengan lebih sempurna.

"I know. If it went viral, it's not a privacy anymore," tegas Rasi lugas saat Aries sudah berada di hadapannya.

Aries meletakkan nampan dengan perlahan dan hati-hati di atas meja yang terbuat dari kayu jati utuh. Ia tak ingin mengganggu Rasi yang sedang meeting via video conference. Rasi tampak sangat serius memerhatikan layar laptop sembari sesekali mengecek smartphone. Tangan kanannya melepas salah satu earphone yang terpasang di telinga. Kemudian memandang Aries dengan lekat, dan memintanya untuk makan terlebih dahulu. Ia segera meminum black coffee yang baru saja diberikan oleh Aries.

"But, he is a special pro player," ungkap Mark, general manager RAN Esports Thailand.

"Rasi, dia aset terbaik kita," peringat Ibra–CEO RAN Esports, dan juga Om dari Rasi.

"Where is our focus now? If he is a special player, he have to know how to be a professional gamer with good attitude." Rasi kembali menegaskan keputusannya.

"So, are we going to fire him?" tanya Mark memastikan.

"Of course," sahut Rasi lugas.

"Rasi, are you sure? Sebentar lagi ada turnamen nasional juga di Thailand," tanya Ibra memastikan.

"Can we give him a sanction or some punishment?" Mark kembali membujuk Rasi.

"Kita sudah mengeluarkan uang banyak untuk merekrut Summer agar bisa bergabung dengan RAN Esports. Think about it," tutur Ibra mengingatkan keponakannya.

Rasi berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan terakhir, "Give him severe penalties. Salary deduction, and ban him from the tournament."

"Okay. I'll take care of it."

Atchi.

"What is that?" tanya Ibra saat mendengar suara bersin yang begitu lucu di telinganya.

"It sounds like a pikachu," ujar Mark menambahkan.

"Sorry. That's my girlfriend," kata Rasi.

"Ah, good. You've moved on," sindir Mark.

"Nope. She's the one," ungkap Rasi seraya memandang Aries dengan tatapan penuh cinta.

"What?!" Mark terperanjat tak percaya.

"Get the new line up as soon as possible," perintah Rasi yang tak ingin membahas tentang masalah asmaranya.

"Okay. Bye," pamit Mark yang sangat memahami sifat introvert Rasi.

"Bye." Rasi membalas singkat, "Om mau ikut kita sarapan?"

"Kamu mau kirim makanan buat Om?" tanya Ibra yang mulai kesal dengan keponakan satu-satunya.

"Enggak. Kita sarapan online bersama," ujar Rasi dengan ekspresi datarnya.

"See you, Aries. Bye."

"Bye."

Rasi mengakhiri video conference-nya sebelum memilih makanan yang akan dimakan. Sedang Aries sudah memakan cream soup kesukaannya.

"Dingin?" tanya Rasi seraya memerhatikan pakaian yang dipakai Aries.

Aries mengenakan jumper berwarna pink yang kebesaran hingga menutupi hot pant jeans-nya. Pakaian simple yang tidak bisa dihilangkan dari diri Aries sedari dulu. Bersin dan hidung meler merupakan salah satu tanda ketika Aries sedang merasa kedinginan.

"Dikit," jawab Aries singkat.

"Kenapa nggak pakai celana panjang?" tanya Rasi sebelum memakan burger.

"Kenapa Abang nggak bilang kalau mau ngajak aku makan di sini?" tanya Aries balik.

"Biasanya kalau direncanakan sering gagal," sahut Rasi.

"Siapa tadi? Apa ada masalah di RAN Esports Thailand?" tanya Aries ingin tahu.

Dibesarkan oleh sang papa, membuat kepribadian introvert Rasi lebih mendominasi. Rasi jarang sekali bercerita tentang apa pun kepada orang-orang terdekatnya. Jika tidak ditanya, maka ia tidak akan memulai untuk bercerita. Hal itulah yang membuat Aries membutuhkan kesabaran ekstra saat berhadapan dengan sang kekasih.

Rasi lebih suka menyendiri untuk mengumpulkan energi. Menghabiskan waktu dengan melakukan hal yang disukai seorang diri adalah masa yang paling menyenangkan bagi Rasi. Sebagai seorang introvert, ia juga lebih senang menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga. Pertemanan yang dimiliki oleh Rasi sangat berkualitas. Pasalnya, ia hanya memiliki satu dua orang teman dekat. Dan ia akan selalu menjaga, serta merawat pertemanannya dengan baik.

"Om Ibra sama Mark. Ada masalah sedikit di sana," kata Rasi yang masih membuat Aries penasaran.

"Masalah apa?" tanya Aries lagi.

"Ada pro gamer yang sedang live streaming, dan mematikan kameranya. Tapi sepertinya dia lupa mematikan microphone. Kemudian tiba-tiba terdengar suara desahan wanita beberapa kali. Diduga mereka sedang ML pada sesi live streaming. Of course, rekaman suaranya tersebar dengan cepat di media sosial dan menjadi viral. Terutama di kalangan esports Thailand," cerita Rasi.

"ML?"

"Making love."

"How can?"

"Mau coba?"

"Mulai mesum."

"Mesum sama calon istri nggak apa-apa, kan?"

Tubuh Aries terpaku sesaat atas pernyataan Rasi. Ia bergeming. Memandang Rasi yang sedang menikmati cream puff dengan lahapnya. Ia seakan tak bermasalah dengan ungkapan terakhirnya itu.

"Kenapa lihatin Abang kayak begitu?" tanya Rasi ingin tahu.

"Abang tadi bilang calon istri sama aku," jawab Aries ragu.

"Apa kamu nggak mau menikah sama Abang? One day, Abang pasti akan menikahi kamu. Abang akan menunggu kamu sampai siap," ungkap Rasi sebelum mengelus kepala Aries.

Aries terpaku. Menikah-kata yang sempat terlintas beberapa tahun silam di otak nakal Aries. Namun tidak untuk saat ini. Banyak hal yang ingin dilakukannya sebelum menikah dengan seseorang seperti Rasi. Ia pun ingin menyelesaikan tugasnya sebagai seorang putri dari Yuga Pratama Adhi sebelum menjadi istri Rasi.

"Tidur jam berapa tadi malam?" tanya Rasi saat akan menyinggung kejadian di rumah orang tuanya.

"Jam satu kayaknya. Kenapa?" tanya Aries balik.

"Abang melihat kamu masih online jam 12 malam," sahut Rasi seraya menatap Aries yang sedang memakan cream puff, "Kamu mempunyai hak untuk menerima dan menolak pemberian Om Tama. Lakukan apa yang ingin kamu kerjakan."

Aries menelan makanannya dengan susah payah, "Apa yang akan terjadi dengan Ryotasoft kalau aku nggak datang saat Rapat Umum Pemegang Saham nanti?"

"Abang kurang tahu. Mungkin, mereka akan menggulingkan Papa. Rumor itu yang sedang beredar di Ryotasoft saat ini," cerita Rasi setelah menghabiskan pudingnya.

"Apa Olivia dan mamanya juga mendapat bagian saham di Ryotasoft?"

"Om Tama sudah memberikan Cybrfox Esports kepada mamanya Oliv. Sedangkan Oliv mendapat 5% saham di Ryotasoft. 5% yang membuat beberapa orang berempati pada Oliv. That's why, Om Tama menyembunyikan keberadaan kamu. Karena kamu adalah kartu AS bagi Om Tama."

"Apakah sama seperti yang Om Alres lakukan kepada Abang dulu?"

"Huum. Mulai sekarang kalau kamu perlu sesuatu, atau mau pergi kemana pun, bilang dulu sama Abang. Kamu tanggung jawab Abang sekarang."

Aries mengangguk patuh. Ia teringat cerita dari mama yang merawat Rasi setelah kecelakaan maut itu terjadi. Mama angkat yang juga merupakan ibu kandung Abhra. Rasi kecil sempat disembunyikan untuk sementara waktu bersama dengan keluarga besarnya. Rasi pun tak pernah bersekolah formal seperti teman sebayanya. Namun hal itu tidak membuat Rasi tertinggal. Justru membuat Rasi selalu melampaui lebih jauh dari teman seumurannya. Seperti pencapaiannya saat ini.

♡♡♡

Sorak sorai bergema sesaat setelah permainan berakhir. RAN Ryuga kembali memenangkan pertandingan latihan dengan tim Cybrfox. Tim Cybrfox merupakan salah satu tim degradasi yang lolos masuk dalam kualifikasi turnamen nasional Onmyoji Arena.

"Yes!" seru Oz bahagia sambil bertos tangan dengan Miez, Riyu dan lainnya.

"Good job," puji Riyu kepada tim RAN Ryuga.

"See," kata Richy menyombongkan diri di hadapan Aries.

"Begitu cara main kamu? Cuma muter-muter di mid lane nunggu lawan datang?" ejek Aries yang sedari tadi sudah gemas melihat cara bermain Richy.

"Kalau belum bisa membunuh, ngapain nyerang. Kehilangan pion lagi. Yang ada mati konyol entar," elak Richy yang selalu bermain dengan cara aman namun tetap stabil.

"Kamu bisa belajar bermain dengan sabar dan stabil dari Richy. Semua harus bisa diperhitungkan. Kapan waktunya berkembang, dan kapan waktunya menyerang," tutur Rasi menasehati Aries.

"Kalau aku main kayak Richy, yang ada aku mati di tempat nanti," sahut Aries sambil menendang kaki kursi gaming-nya yang masih diduduki Richy. "Bangun!"

"Dih! Hari ini jatah gue duduk di sini. Lu duduk di sana," ujar Richy seraya menunjuk kursi gaming-nya yang berada di ujung.

"Bangun nggak?!" perintah Aries sebal.

"Ogah!" sahut Richy.

"Kalian berdua bisa nggak sehari aja nggak ribut?" tanya Rasi sambil mengecek KDA di layar komputernya.

"Nggak bisa!" seru Aries dan Richy serempak, hingga Rasi menatap keduanya dengan sebal.

"Abhra, kembali ke kursi kamu," perintah Rasi kepada sepupunya.

"Abang nggak asik!" sungut Richy sebelum beranjak dari tempat duduknya.

Onyx dan Oz saling berpandangan ketika melihat perubahan sikap Rasi kepada Aries. Keduanya sering memergoki Rasi yang sedang sembunyi-sembunyi menatap Aries sambil menahan senyum. Berbeda dengan Miez yang terkesan masa bodo dengan keadaan sekitar.

"Rascal, ada tamu," ucap Kevin yang sudah berada di belakang kursi gaming Aries.

Aries memutar kursinya sedikit, "Siapa, Kak?" tanya Aries bingung.

"Mama kamu," ujar Kevin sambil memandang Aries dan Rasi bergantian.

Tanpa banyak kata, Aries segera beranjak dari kursi gaming-nya. Langkah Aries tertahan, ketika Rasi meraih salah satu tangannya. Helaan napas berembus kasar saat mulai memahami maksud dari tatapan Rasi kepadanya. Tatapan tajam yang terkesan meneduhkan.

"Bicara baik-baik," tegas Rasi memperingatkan kekasihnya.

Semua melihat perlakuan tegas Rasi yang mulai melembut kepada Aries. Tatapan tajam Rasi pun sedikit berubah. Tidak ada emosi di dalamnya, hanya terpancar rasa kasih dan sayang. Kepala Aries mengangguk patuh. Kemudian melangkah pergi menuju ruang meeting setelah Rasi melepas genggaman tangannya.

Aries memasuki ruang meeting dalam diam. Duduk di hadapan sang mama yang sedang memandangnya penuh arti. Keduanya hanya saling memandang satu sama lain. Tidak ada yang mencoba untuk memulai pembicaraan. Hingga mama Aries mengalah.

"Kenapa kamu bohong sama mama? Apa kamu yakin ingin menjadi seorang gamer?" tanya Trisha, mama Aries.

"Aku nggak bohong sama mama. Aku bilang, aku akan bekerja di RAN Esports di bagian komputer," terang Aries mencoba bersikap tenang meski gemuruh di dadanya tak tertahankan lagi.

"Kenapa nggak bilang kalau kamu bekerja di RAN Esports Indonesia?"

"Apa mama akan mengizinkan kalau aku cerita yang sebenarnya?"

"Mama nggak ngerti lagi sama kamu, Aries. Kamu tahu, kan, kenapa mama nggak suka kamu main game?"

"Mama nggak akan pernah ngerti tentang aku."

"Apa maksud, kamu? Sekarang kita pulang. Mama akan bayar uang penaltinya."

Kedua mata Aries merebak. Menatap sang mama dengan perasaan bercampur aduk. Kepalanya seakan ingin meledak. Segala ucapan Rasi dan juga mamanya seperti sedang beradu di dalam sana.

"Berapa banyak uang yang papa kasih untuk mama setiap bulan? Kenapa kita seakan hidup kekurangan meski papa selalu menafkahi mama?" tanya Aries ingin tahu.

Trisha terkejut mendengar pertanyaan Aries, "Apa maksud kamu, Aries? Mama bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan kita. Mama tahu, mama nggak bisa selalu memenuhi keinginan kamu. Kamu juga tahu alasannya, bukan?"

"Kenapa mama bohong sama aku?"

"Mama nggak pernah bohong sama kamu."

"Mama dan papa nggak pernah bercerai. Papa selalu menafkahi mama sampai sebelum dia meninggal. Apalagi yang aku nggak tahu?"

"Apa kamu sudah bertemu dengan Om Alrescha?!"

"Aku nggak bisa pulang sekarang. Aku sudah terikat kontrak dengan RAN Esports."

"Mama akan bayar semua uang penaltinya."

"Ma! Ini bukan soal uang. Ini tentang tanggung jawab aku di RAN Esports."

"Lalu bagaimana dengan tanggung jawab kamu sebagai anak mama?"

Aries terdiam. Ia kembali diingatkan tentang posisinya sebagai seorang anak yang terkadang tak memiliki pilihan apa pun. Hal yang begitu menjengkelkan bagi Aries.

"Aku akan melakukan apa pun yang mama minta, tapi tolong izinkan aku menyelesaikan tugasku di sini sebagai pro gamer. Sebentar lagi akan ada turnamen nasional. Setelah turnamen itu selesai, aku akan pulang ke Thailand. Apa mama puas?" kata Aries menahan tangis.

"Kamu harus ikut mama pulang sekarang. Mama sudah bicara dengan manager tim RAN Esports tadi. Jadi kamu nggak perlu menunggu sampai turnamen nasional," pungkas Trisha lugas.

"Sekali aja, Ma. Izinkan aku untuk melakukan apa yang aku inginkan," pinta Aries memohon.

"Karena Rasi?" tebak Trisha yang tak tega melihat Aries menahan diri supaya tidak menangis.

"Bukan," jawab Aries diiringi tetesan air matanya.

"Kasih mama satu alasan, kenapa mama harus mengizinkan kamu tetap berada di sini?"

Aries menyeka air matanya, "Aku bahagia di sini, Ma. Semua orang yang ada di sini selalu sayang sama aku. Mereka nggak pernah jahat sama aku. Aku janji, aku akan segera pulang kalau pekerjaanku sudah selesai di sini. Maaf, karena aku selalu buat mama marah-marah."

Aries beranjak pergi. Meninggalkan sang mama yang tak bisa lagi berkata-kata setelah mendengar ucapan Aries. Aries menangis setelah menutup pintu ruang meeting. Tangisnya semakin tak terbendung saat melihat Rasi sudah berada di hadapannya.

"Abang, tolong antar mama ke bandara. Temani mama sampai take off," pinta Aries sambil menangis, "Abang bisa, kan?"

Rasi mengangguk. Ia memandang punggung Aries yang berlalu pergi tanpa pamit. Aries bergegas menaiki anak tangga. Tidak memedulikan tatapan teman-temannya. Ia segera masuk ke kamar, dan menangis sepuasnya. Melampiaskan semua rasa sesak di dada yang sedari tadi tertahan.

Tbc.

04Nov.21

Base camp RAN Ryuga; RAN III.

Sudah mulai bisa meraba-raba cerita ini, kan? Semoga bisa, jadi nggak pusing lagi.

Terima kasih untuk antusiasnya di part kemarin. Terima kasih untuk jejak-jejak indahnya, baik bintang atau komentar kalian, jadi semangat ngayal. ☺

See you next time 🙏

Thu, 21.12.12 AM

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top