Tre. Tuts hitam-putih


"Izan."

Anak laki-laki yang dipanggil Izan itu menoleh dengan wajah masam. Uminya tersenyum teduh, sangat mengerti kenapa anak keduanya yang biasa bersikap manis memanyunkan bibirnya.

"Izan ke sini deh."

Setengah hati Izan mendekati Uminya.

"Umi dan Abi bukannya menentang keinginan Izan, tapi ada hal-hal yang harus dipertimbangkan oleh Umi dan Abi."

"Apa?" tanya Izan sedikit berteriak.

"Belajar menjadi pianis tidak murah Izan, apalagi jika harus membeli piano. Mau ditaruh di mana juga kan?"

Izan masih diam, satu sisi ia mengerti keadaan ekonomi orang tuanya tapi disisi lain hatinya ingin memberontak, ingin memaksa keinginanya dipenuhi.

"Baiklah Umi, Izan mengerti."

03 November 2019.
100 kata.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top