Prolog

Aroma kopi mendominasi ruangan barbershop bernuansa dark ini. Selain menjual jasa pangkas rambut, Raven Barbershop juga menjual kopi. Setiap pelanggan yang mencukur rambut di sana, berhak mendapatkan satu shot espresso gratis dari Erhan dan Erik, kembar pemilik tempat tersebut.

Di tempat ini ada dua kursi pelanggan yang letaknya berhadapan, spot kecil untuk menunggu, dan mini bar untuk coffeeshop kecil mereka.

Sebenarnya Raven Barbershop bukanlah coffeeshop. Kembar itu membeli mini bar dan berbagai alat olah kopi untuk mereka pribadi. Hanya saja, sebagai fitur tambahan, pelanggan akan diberikan kopi gratis, sementara yang menunggu bisa membeli kopi. Jadi tidak dijual untuk umum.

Hari ini pengunjung sepi. Erhan, pemuda rambut belah tengah dengan sorot mata dingin itu sibuk membuat kopi untuk dirinya sendiri, sementara Erik asik menonton siaran komedi di televisi sambil tertawa riang. Jika Erhan memiliki poni belah tengah, maka Erik menyamping ke kiri.

Gemerincing lonceng di pintu membuat kedua pemuda kembar itu menoleh. Erik bangkit dari duduknya menyambut pelanggan yang datang. Pelanggan itu duduk di kursi, dan Erik segera memasang kain untuknya agar rambut yang terpotong tidak mengotori pakaian si pelanggan.

"Mau potong model apa, Pak?" tanya Erik ramah.

"Gagak kembar," jawab pelanggan itu.

Erik langsung merubah raut wajahnya menjadi tanpa ekspresi, sementara Erhan sudah tak berada di tempatnya berdiri. Pelanggan itu meletakkan secarik kertas di meja tempat meletakkan peralatan cukur.

"Rapihin dikit aja ya, Bang," ucap pelanggan itu.

Erik memasang senyum ramah kembali. "Oke." Ia menyulap rambut pelanggannya menjadi rapi. Pelanggan itu kemudian memberikan amplop dan berjalan pergi.

Erik kembali merubah raut wajahnya menjadi datar. Ia balik plang buka menjadi tutup, kemudian masuk ke dalam ruangan pribadi. Di sana Erhan sudah mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan sarung tangan hitam dan juga buff hitam yang menutupi mulutnya.

Erik berjalan ke arahnya, lalu memberikan kertas dan juga amplop pada Erhan. Amplop itu berisi uang DP, sementara kertas itu berisi nama, foto, dan segala detail tentang target.

Erhan Cakrawala dan Erik Cakrawala, mereka adalah pemangkas rambut sekaligus pemangkas nyawa. Ya, mereka adalah pembunuh bayaran yang memiliki sampingan berupa pangkas rambut. Di dunia hitam, mereka dijuluki gagak kembar. Berpakaian serba hitam, memantau di kala hari terang, dan mengeksekusi di saat gelap.

"Yok, waktunya berburu." Erik sudah siap dengan penampilannya. Ia mengenakan pakaian serba hitam seperti Erhan, tetapi tak ada buff. Erik mengenakan topi baseball berwarna hitam dengan gambar bunga mawar. Erhan beranjak dan berjalan di belakang Erik. Sepasang pemangsa mulai turun ke jalan untuk berburu.

Ini cerita di luar Universe Mantra, jadi jangan dikait-kaitin kalo ada sesuatu yang berbau mantra! Bukan Wijayakusuma pokoknya!

Selamat datang dan selamat membaca. Ini cerita bakalan penuh darah, penuh kata-kata kasar, dan adegan tidak senonoh yang mencerminkan dunia gelap. Yang jijay dan masih bocah diharapkan jangan membaca lebih dalam, karena cerita ini punya rasa dan aroma yang kelam!

Enjoy!

Salam sayang, tapi boong.



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top