Lorong Pengemas Sebuah Rasa

Karya: Reza Maulana Rahman

****

Lorong panjang, selalu lorong panjang yang ada didepan mataku. Aku merasa mimpi itu benar-benar nyata. Tidak ada hal lain di tempat itu, selain hawa dingin dan suara tetesan air di belakangku. Setelah itu, aku langsung terbangun dari tidurku.

Omong-omong, aku adalah murid baru di sekolah baruku, SMP Pratama Budi. Yaa, walaupun aku agak sedikit ragu untuk sekolah disana, tapi mau bagaimana lagi? Teman-temanku di kelas menyebutku raja santuy. Awalnya aku tidak tau apa maksudnya, ternyata itu karena aku tidak pernah sekalipun mengkhawatirkan pelajaran praktek fisika, walaupun aku ya tidak pernah mengerti pelajaran fiisika.

Hari terus berlalu, tiba dimana aku mulai akrab dengan keadaan dan teman-teman konyolku. Ada seorang wanita teman sekelasku yang selalu malu ketika bertatap muka denganku, namanya Anjani. Pada mulanya, aku tak peduli dia mau malu atau kurang ajar sekalipun, yang jelas dia wanita dan perlu untuk dikasih sayangi, kata ibuku. Dan yaa, berkaitan dengan mimpi aneh yang selalu menghampririku ketika malam, jelas aku masih tidak mengerti. Akupun bercerita pada teman-temanku, mereka memang menikmati ceritanya, tapi bukannya memberi solusi mereka malah lebih asyik pada argumen mereka sendiri entah seperti "mimpi dikejar setan" "tanda-tanda cinta" dan segala macam. Ya, namanya juga teman konyol, ya begitu dehh...

Aku tetap mencari pemecahannya, melalui browsing atau bertanya pada guru ngajiku. Hasilnya tetap saja seperti argumen konyol teman-temanku. Aku selalu berpikir untuk memecahkan mimpi itu, tapi aku masih belum tau caranya. Anehnya, setiap kali aku melupakan masalah mimpi itu, aku selalu kepikiran Anjani, ya anak kalem ituu. Masa iya sih, itu ada kaitannya? Apa menurut kalian iya?

Aku ragu pada pendapat itu. Sampai suatu ketika, aku memimpikan hal itu lagi, tapi tak sesepi sebelumnya. Ada seorang wanita duduk di sebuah batu yang ukurannya cukup tinggi, dan wanita itu memainkan sebuah biola kuno yang sudah tua. Ketika aku ingin menghampiri wanita itu, aku malah terbangun dan berkeringat. Heran sihh,, apa mungkin itu mimpi buruk? Atau hal lain yang belum aku mengerti?

Aku pun browsing di Internet yang judulnya "Apa makna mimpi bertemu wanita yang memainkan biola?" dan hasilnyaa, nihil. Kalau menurutku sih, gak bakalan ada orang yang gak heran. Mungkin aku gak bakalan tenang, kalau belum menemukan solusi dari mimpi ini. Keesokannya di sekolah, Anjani datang kepadaku, aku kira dia mau nagih uang kas kelas yang belum aku bayar 2 bulan. Ternyata dia malah memberikanku secoreng kertas yang akupun tidak tau isinya apa. Dia menyuruhku untuk membacanya di rumah. Dia bilang "Jangan baca disini, di rumah kamu aja, disini nanti aku malu." "Okelah" sambungku.

Bel pulang pun berbunyi, aku bergegas pulang. Sampainya dirumah aku penasaran dengan isi kertas itu, lalu akupun membukanya. Dan terkejutnya aku, kenapa isi dari kertas itu, adalah lirik sebuah lagu dengan chord biola. "Hah? Kok bisa sih?". "Eh eh, bentar bentar, apa mungkin yang ada di mimpiku itu Anjani?", "Aaarrgghhh... Bikin pusing aja nih..." Akupun tertidur, yaaahhh.. mimpi itu lagi, lagi dan lagi. Aku ya juga bosan dengan mimpi itu, kayak gak ada mimpi lain aja. Dan anehnya mimpi itu sama seperti sebelumnya, tidak berubah lagi. Akupun bertekad untuk menyelesaikan masalah ini.

Dua hari berlalu, aku belum juga menemukan jawabannya. Tak kunjung selesai, aku kembali pada pendapatku sebelumnya kalau ini ada kaitannya dengan Anjani. Besok aku berencana untuk menghampiri Anjani. Keeseokannya, eh, dia malah gak masuk. Sumpah, hal ini bikin aku kesal... Akupun menunggu hari esok, dan hasilnya nihil dia malah masih belum masuk. "Kenapa? Kenapa malah jadi ribet gini sih?" keluhku dalam hati. Lalu ada pengumuman kalau Anjani bakalan pindah sekolah. Semua teman-temanku sedih, ada yang menangis, ada pula yang update status. Yaa, kecuali aku. Bukannya sedih, aku malah jadi kesal sama Anjani. Katanya sih, dia mau pindah ke Singapura, jadi aku akan tunggu dia di bandara keesokannya.

Aku berdiri di pintu masuk bandara, aku plenga plongo, tidak ada Anjani dimanapun. Akhirnya, aku memutuskan untuk masuk ke dalam, melihat keadaan didalam. Dan akhirnya aku menemukan Anjani, ratu dari kesengsaraanku. Akupun menghampirinya "Anjani!!! Heyy!!" lalu diapun menoleh kearahku, dan membuang muka karena malu. "Anjani, heyy...", "Ngapain kamu kesini?" sahutnya. "Aku mau nanya sesuatu sama kamu." "nanya apa?". Akupun terus terang tentang mimpiku pada Anjani, ya kalo bukan karena kesal apa lagi? "Aku pengen tau, aku selalu mimpi, di mimpiku itu, selalu ada wanita memainkan biola, dan setelah aku nerima kertas dari kamu yang isinya lagu dan chrod biola, aku jadi berpikir kalo yang di mimpi itu kamu??". "Ya aku juga gak tau, mimpi kan mimpi kamu, kok malah tanya ke aku?" tegasnya lagi. "Terus, maksud kamu kasih aku kertas ini apa? Tujuan kamu apa coba?" lanjutku dengan nada tinggi. "Ya.. Sebenernya, aku kasih itu ke kamu karena aku suka sama kamu, tapi aku gak berani ngucapinnya, jadi aku mutusin untuk buat lagu sama chord biolanya dan aku kasih ke kamu, biar kamu bisa baca isi lagu itu.. Maaf, udah bikin kamu kesel" jelasnya. Dalam hatiku "What? Ni cewek giniamat ya?". Tapi aku jadi sadar sih, akhirnya masalah terselesaikan.

Dari situ, aku sudah terima Anjani sepenuhnya, walaupun akhirnya dia pergi. Aku jadi sedih Anjani pergi, dan di satu sisi aku lega masalahku selesai. Aku jadi gak ketemu sama mimpi aneh itu lagi. Akhirnya, aku jalani hari-hariku dengan biasanya. Walaupun gak ada Anjani. Kepikiran dia terus, udahlah yaa..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top