0 : past

Ibu! Ibu!

Pria itu datang lagi, ibu menyuruhku bersembunyi. Mendorongku menjauh. Dengan tergesa gesa aku masuk kedalam lemari kayu penuh pakaian. Mengintip dari cela-cela lemari.

Jalang! Jalang sialan!

Jeritan ibu membuatku takut. Suara benda-benda yang berjatuhan membuat tubuhku bergetar.

Kututup telingaku rapat-rapat. Semakin merapatkan diri keujung lemari. Nafasku sesak. Apa aku akan dipukul lagi? Apa aku akan disiksa lagi. Mainan robot merah yang dibeli ibu kemarin kugenggam erat-erat. Bayangan pria dengan celana kain hitam dan licin terlihat berdiri didepan lemari. Kubekap era-erat mulutku.berusaha tak mengekuarkan sura. Dia disana, dengan sepatu mengkilap yang terus berbunyi ketika ia berjalan.

Kapan dia pergi? Kenapa suara ibu tidak terdengar?

Dimana ibu?

Pria itu memaki pelan, ribuan kali aku bertemu dengannya, ribuan kali aku dipukul dan disiksa olehnya. Tapi tidak sedetikpun aku pernah melihat wajahnya.

Pria itu memaki pelan, menginjak benda berbau mengyengat dengan ujung terbakar dilantai. Melengos pergi begitu ia tidak menemukan apa yang ia cari.

Suara pintu tertutup disusul deru mobil mmbuat tubuhku berhenti bergetar, ku buka pintu lemari, merangkak keluar. Berjalan tertatih mencari keberadaan ibu.

Ibu disana, kepalanya tertempel diujung meja kayu ruang tamu.

Ibu tidur ....

Ibu bangun, tidurlah dikamar. Tidak seincipun ibu bergerak. Ibu lelah, kuarik selimut pamjang yang biasanya kupakai, menyelimuti ibu. Duduk disampingnya, menunggu ibu bangun.

Tapi hingga aku terbangun karena tertidur, ibu masih terlelap. Aku ingin minum, teko air terlalu tinggi untuk ku gapai.

Mengguncang tubuh ibu lagi, ia masih terlelap. Tubunya dingin, ibu sakit.

Dan ibu tidak mau bangun lagi ...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top