Chap 6 : Recognition

Menunggu, bukanlah sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini tetapi Reiga harus melakukannya jika ia ingin kembali ke kerajaannya dan pertemu para sahabatnya.

Lalu, dibalik ketidak sabaran untuk menunggu ada desakan yang menggunung di dadanya tentang bagaimana mengatakan yang sesungguhnya jika Renoa yang seorang Gnereid atau mengubur realita ini.

Percayalah, mereka telah menghabiskan waktu lebih dari 5 tahun hanya untuk mencari dimana keberadaan para Gnereid ini yang mereka tahu memilik keindahan dan kekayaan yang melimpah ruah. Mana mungkin Reiga ingin melepaskannya begitu saja, tapi saat melihat berjuanglah Renoa untuk menyelamatkannya, Reiga kembali bimbang.

Bahkan saat ini ia tidak tahu bagaimana keadaan gadis Gnereid tersebut. Apa ia baik-baik saja? Mengingat saat lautan saat itu mengerikan dan fakta bahwa pasukan Gnereid menyerbu mereka habis-habisan, belum lagi wanita Gnereid bersisik kekuningan itu jelas murka melihat Renoa mencoba untuk menyelamatkannya.

"Sesungguhnya apa yang terjadi? Apa informasi yang kami dapat ini salah?"

Selama ini Reiga dan kebanyakan pangeran lain, berpikiran jika Gnereid memang mahluk separuh ikan separuh manusia yang tidak begitu pintar atau memiliki kekuatan yang tinggi. Mereka pikir, jika mungkin mereka hanya akan kewalahan jika para Gnereid ini terlalu banyak, tapi anggapan itu salah besar! Mereka sosok wanita separuh ikan yang memikat, cerdas dan berkekuatan tinggi. Reiga sekarang semakin tidak yakin akan dapat menaklukan mereka.

"Pangeran ...." Reiga terkejut, ia tidak menyangka jika wanita yang ia pikirkan kini berada di hadapannya. Renoa memandangi Reiga dengan takut-takut, tapi ekspresinya itu cukup menggemaskan.

"Kau kembali?" tanya Reiga tak menyangka jika Renoa berani untuk kembali lagi kemari.

Renoa pun mengangguk dan tersenyum, senyum yang manis dan menyejukkan. "Ya, untuk membawamu ketepian," balasnya dengan kikuk.

Jika saja Reiga tak mengetahui bahwa Renoa adalah Gnereid mungkin saat ini ia akan berusaha untuk menggodanya habis-habisan. Tapi, melihat kondisi saat ini ... Terlihat sekali keduanya saling waspada dan ini terlihat cukup lucu.

"Dengan apa kau akan membawaku ke tepian?" Satu hal ini juga cukup membingungkan Reiga. Tidak mungkin kan Renoa membuatnya harus berenang di lautan dalam, sama seperti dirinya? Meskipun ia bisa berenang, tapi tentunya hanya pada tahap beberapa meter dari permukaan laut. Ia tidak bisa berenang dan menahan untuk tidak bernapas terlalu lama.

Renoa tersenyum, sepertinya ia menyadari kekhawatiran pria yang ia sukai ini. "Ayo ikut denganku, aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana cara kita akan pergi," ucapnya sembari berjalan lebih dulu.

Mereka telah sampai ditepian pantai dan tangan mungil Renoa menunjuk pada satu sudut di tengah lautan. "Kau tidak mabuk lautan kan?" tanyanya dengan polos dan Reiga menggeleng dengan cepat.

"Aku memiliki kendaraan yang kokoh, tapi aku ingin bertanya lagi kepadamu ... Kau tidak takut hiu kan?"

"Apa?" Reiga terkejut dan memandangi Hiu yang berputar-putar dari kejauhan dengan hati bimbangnya.

Sementara Renoa terlihat geli melihat ekspresi Reiga yang tak biasa ini.

---***---

Xena, memutuskan untuk tidak pulang ke istana. Gadis ini memilih untuk menyamar dan berkeliling sekitar kota Vixio bagian barat dimana di sana adalah pusat perdagangan, melihat beberapa pertukaran dan pembelian kebutuhan pokok yang begitu penting sebagai penggerak perekonomian kerajaan Volcan.

Tudung lusuhnya tak pernah lepas dari kepalanya, wajahnya yang sengaja ia beri sedikit bubuk kopi, membuatnya terlihat sedikit lusuh. Ia duduk dan mengamati persimpangan jalan, tempat dimana kereta kuda hilir mudik dengan angkutan berbagai jenis barang, hingga ia menemukan satu anak kecil yang berpakaian bangsawan, tapi wajahnya begitu lesu.

Xena menyeringai, sebelum akhirnya mengikuti langkah anak kecil tersebut. "Kena kau sekarang Baron Malroco Nierge" gumamnya yang semenjak tadi mencoba mencari beberapa orang sesuai dengan informasi yang diberikan oleh mata-mata yang sengaja ia sebar di beberapa wilayah.

Anak kecil itu terus berjalan dengan tas rangselnya, hingga ia sampai di sebuah gang sempit dan melemparkan tas itu dan berlari menjauh. Seseorang budak pria pun mengambil tas tersebut, memasukan tas mungil itu pada tas lusuh dan membawanya dan lagi-lagi Xena mengikutinya saat ia memasuki gang sempit lainnya yang ternyata memiliki pintu. Xena dengan kekuatan yang bisa melelehkan apa pun, sedikit melelehkan tembok dan menciptakan lubang kecil di sana agar ia bisa melihat apa yang terjadi.

Xena mengamati pria budak itu yang nampak menunggu seseorang, ia memakan dan meminum minuman yang telah disediakan dan seketika ia kejang-kejang dan mati. Tak lama, sosok lain muncul dan itu adalah kaki tangan Baron Nierge dan Xena pun menyeringai.

Ia sekarang tahu apa yang membuat ayah palsunya itu keracunan dan bukti itu pun ada di depan matanya. Xena pun menunggu sampai kaki tangan Baron Nierge itu keluar. Xena yang memiliki sedikit sihir segera melakukan aksinya dengan mengambil barang itu dari jarak yang bisa ia jangkau.

Satu kantong racun telah ia dapatkan dengan mudah, tapi saat berbalik ia terkejut bukan main. Sosok yang beberapa waktu ia temui, memandangnya dengan penuh selidik. "Apa ini pekerjaan seorang anak nelayan? Menjadi pencuri?" tanyanya yang tentu membuat Xena bingung harus mengatakan apa padanya.

Sosok tinggi nan tegap, dengan tampang rupawan yang tak biasa. Ia adalah Cleon, pria yang pernah Xena temui dan membantunya melarikan diri dari menyihir misterius. Kenapa ia harus berada di sini disaat Xena harus segera menyelesaikan misi yang begitu penting.

"Ah, aku lupa mengucapkan rasa terima kasihku kepadamu." Xena pun membungkuk dan membalikkan badan segera, tapi Cleon tentunya tidak akan melepaskan gadis ini begitu saja.

"Bukan itu yang ku ingin, tapi aku ingin tahu siapa dirimu? Keluargamu dan tentu saja namamu," ucapnya yang membuat kesabaran Xena menipis dan Cleon sedikit tersenyum saat melihat reaksi Xena yang selama ini tidak pernah ia tunjukkan.

Xena menghela napas, sebelum akhirnya membungkuk. "Perkenalkan, namaku Ella dan aku hanya seorang yang bekerja untuk seseorang dan aku tidak bisa mengatakan siapa itu? Orang tuaku, aku tak memilikinya," terang Xena yang tak peduli jika Cleon mempercayainya atau tidak.

Tapi Cleon mengangguk " Dan perkenalkan namaku adalah Baron Cleon," ucapnya yang sedikit menyamarkan posisinya yang seorang pangeran dan apakah Xena peduli itu? tentu saja tidak.

Dengan sangat terpaksa Xena tersenyum. "Senang mengenal anda tuan Baron," ucap Xena, lagi-lagi ia memberikan hormat.

"Tapi aneh, kenapa kau memiliki tata cara bangsawan dalam menghormatiku?" celetuknya yang sepertinya sengaja ingin mempermainkan Xena.

Xena pun tersenyum. "Benarkah? Sepertinya saya pantas menjadi bangsawan," ucap Xena sembari berjalan mundur, tapi entah mengapa ia tidak bisa bergerak barang selangkah.

Kali ini Cleon yang berjalan mendekat dan Xena semakin geram dibuatnya. "Apa yang tuan Baron mau sebenarnya?" tanyanya. 

Cleon pun mencondongkan badannya. "Pengakuan," bisiknya.


-Tbc-

Hai, temen-temen aku balik

Semoga bisa terus selesaian cerita ya, soalnya aku lagi aktif-aktifnya di dreame.

Juga buat ceritaku yang lainnya juga.

Oh iya jangan lupa buat mengunjungi dreame dan ceritaku.

Judul

"Janji Lintas Dimensi"

by; Organic Greens



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top