[14]:Bersiap:

"Nyonya Tsunade!" Sakura langsung saja terduduk di sebelah ranjang Tsunade yang tipis. Ia tidak habis pikir, bagaimana seorang Hokage yang seharusnya dilayani justru mendapatkan fasilitas yang kurang layak. "Astaga, kenapa bisa begini? Adakah yang bisa aku bantu?"

Tsunade mendengar suara Sakura, namun ia enggan menjawab dan membuka selimut tebal yang membungkus seluruh tubuhnya. Siput-siput Tsunade melingkar di sekitar ranjang, memberikan cakra untuk menyembuhkannya.

"Tsunade sedang masa pemulihan," ucap Shizune yang mewakili Tsunade untuk menjawab. "Kalian pasti tahu, mengapa Nyonya Tsunade tampak sangat muda di usianya yang sudah lebih setengah abad. Akibat penyakitnya, wajah dan juga tubuh Tsunade kembali ke umurnya yang seharusnya."

"Dan Danzo yang menggantikan Tsunade di kursi Hokage?" tanya Yamato yang terdengar seperti sentakan.

"Danzo adalah petinggi negara di desa ini. Kami setuju memilih Danzo karena kami percaya, Danzo sudah berpengalaman," jelas Shizune. "Terima kasih kalian sudah kembali secepat mungkin, walau misi kalian dibatalkan. Sekarang, kita harus kembali ke divisi masing-masing untuk mempersiapkan perang."

Mereka semua pun keluar dari tenda kecil tempat Tsunade menyembuhkan diri. Tenda tersebut dikawal ketat oleh empat orang Anbu di setiap sisi. Konoha yang dikenal sebagai desa paling hangat tersebut, tampak lebih dingin. Jarang sekali terlihat petokoan yang buku serta orang-orang berlalu-lalang.

"Naruto, Yamato, kalian coba bantu penduduk desa yang belum mendapatkan akses ke tempat perlindungan. Sai, kau ikut aku dan juga tim Anbu untuk membicarakan taktik perang nanti," perintah Shizune yang langsung mendapatkan pergerakan dari ketiga lelaki itu. "Lalu Sakura...."

"Ya?" jawab Sakura cepat.

"Lindungi Hokage, gantikan posisiku sebagai ketua tim medis."

Sakura melebarkan matanya. "Kau tidak salah Shizune-senpai?" tanya Sakura memastikan. "Apa tidak lebih baik aku ikut saja bersama Naruto dan Yamato mengamankan penduduk desa?"

"Tidak. Ninja medis harus bersiap." Shizune menepuk kedua pundak Sakura keras-keras. "Bahkan ninja media harus lebih siap bertugas dibandingkan para petarung di medan perang. Ketika satu petarung terluka, akan ada petarung lain yang menggantikan. Tapi jika satu ninja medis mati, akan ada banyak petarung sekarat. Ingat itu, Sakura," pesan Shizune sebelum ia menyusul Sai yang sudah bergabung dengan tim Anbu.

Pikiran Sakura dipenuhi dengan tanya, tetapi Shizune telah pergi di hadapannya. Pertanyaan itu terpaksa Sakura simpan dan ia jawab sendiri. Shizune benar, mau tidak mau, Sakura harus tetap menjalani tugas ini walau ia belum siap sepenuhnya. Sakura pun kembali ke dalam tenda tempat Tsunade berada. Ia duduk di samping Tsunade sambil menyalakan lilin-lilin aroma terapi yang sudah padam.

"Guru," panggil Sakura. "Jika aku tidak bertemu denganmu, mungkin aku tidak akan dipercayai Shizune memimpin pasukan tim medis." Sakura pun tertawa getir. "Mungkin aku hanyalah ninja yang akan terus mendapatkan misi tingkat D seperti mencari peliharaan hilang. Aku tidak akan bisa seperti ini tanpamu."

Di saat genting seperti ini, Sakura sempat mengingat momen-momennya menjadi seorang pecundang ketika ia belum bertemu Tsunade. Ia hanyalah gadis lemah yang berpaku pada teori dan payah soal praktik. Tidak mempunyai jurus andalan serta tidak punya bakat istimewa seperti Naruto yang diberkahi kyuubi. Atau Sasuke yang diberkahi sharingan. Dia gadis yang selalu berlindung di balik teman-temannya.

"Sakura." Tiba-tiba salah satu siput Tsunade memanggil namanya. "Tsunade berkata, ambil perkamen di tas Tsunade dan buka perkamen tersebut."

Sakura meneguk ludahnya. Ia pun mengangguk dan mulai membongkar tas milik Tsunade yang tergantung di pojok tenda. Ketika menemukan perkamen yang dimaksud, Sakura pun membukanya lebar.

"Berikan darahmu pada perkamen itu. Gigit saja jarimu," ujar siput yang lain. "Tsunade akan memberikanmu Katsuyu."

"Apa? Apa maksudmu, Guru? Kau memberikanku Kuchiyose Jutsu-mu?" bentak Sakura. "Kau pikir hari ini kau akan mati dan memberikan segala ilmu yang kau punya padaku? Tidak! Kau tidak boleh mati!"

Katsuyu adalah hewan kepercayaan milik Tsunade. Bentuknya adalah siput raksasa berwarna putih. Cakra Katsuyu sangatlah besar, tidak kalah dari jumlah hewan kuchiyose lainnya. Katsuyu memang bukan hewan untuk bertarung, namun ia dapat menyembuhkan luka, sebesar apa pun luka tersebut. Tidak hanya itu, Katsuyu juga hewan yang bisa mengembalikan tenaga para ninja yang kelelahan. Sejujurnya, Sakura merasa jijik saat pertama kali bertemu siput itu,

"Haruno Sakura," panggil Tsunade pelan di dalam selimutnya. "Terima saja Katsuyu. Sekarang hewan itu akan tunduk padamu. Dan aku belum ingin mati, sialan!"

Sakura menahan isak tangisnya. "Tapi kenapa?"

"Kau akan lebih membutuhkan Katsuyu. Bukankah Shizune sudah menyerahkan tugas ketua tim medis padamu?"

"Aku ini lemah!" teriak Sakura tidak terkendali. "Kau tahu, aku sudah memantapkan hati untuk menjalani misi menangkap Sasuke. Namun, saat aku bertemu dengannya lagi, rasanya aku ingin menggagalkan misiku dan membiarkannya kabur. Hampir saja aku mengkhianati desaku sendiri."

Tsunade pun membuka selimutnya, memperlihatkan tubuh renta serta keriput di wajahnya. "Kau pikir aku ini kuat? Lihatlah aku sekarang."

Sakura menyeka air mata yang membasahi wajahnya. Ragu-ragu, ia menatap seluruh tubuh Tsunade, dari rambut hingga kaki.

"Kau berkata bahwa tanpa aku, kau tidak akan menjadi sekuat ini. Itu jelas salah." Perlahan-lahan keriput di wajah Tsunade menghilang. "Kau menjadi muridku bukan karena usahaku, tapi karena kau bersi keras membuatku percaya bahwa kau pantas jadi muridku. Dan kau bisa menjadi ninja medis berkat ketekunanmu."

Tsunade melempar selimutnya asal. Wanita itu pun berdiri tegap setelah seluruh keriput di tubuhnya menghilang. "Bahkan tanpaku, kau bisa menjadi hebat." Tsunade mengangkat dagu Sakura. "Percayalah pada dirimu. Buat perjanjian dengan Katsuyu."

Meskipun sedikit ragu, Sakura menggigit jempolnya. Ia meneteskan darahnya pada perkamen lalu melakukan kunci jurus seperti arahan yang ada di perkamen. Cahaya kehijauan melingkari seluruh tubuh Sakura. Angin besar yang entah dari mana asalnya, menerpa helaian rambut merah muda itu. Kemudian sebuah tanda permata berwarna ungu muncul di kening Sakura.

"Byakugo...." gumam Tsunade takjub. Setelah itu, Haruno Sakura--ninja yang dikenal tidak pernah memiliki jurus andalan tersebut, berubah menjadi ninja yang patut ditakuti.

***

Ini adalah rapat kelima Kage yang dihadiri oleh lima petinggi negara, termasuk perwakilan dari Konoha. Seharusnya Tsunade yang duduk di kursi, tetapi justru Danzo yang hadir. Lelaki dengan perban putih hampir di sekujur tubuhnya itu dengan percaya diri mewakili desa Konoha. Akan tetapi, baru saja kepercayaan diri itu dia dapatkan, Danzo harus menerima kenyataan bahwa rapat yang ia tunggu-tunggu justru hancur berantakan. Semuanya akibat ulah Uchiha Sasuke.

"Terkutuk kau Uchiha!" teriak Danzo frustasi sambil menyerang Sasuke dengan jurusnya. "Seharusnya aku membunuhmu sejak kecil!"

Sasuke dengan santai menghindari jurus Danzo. "Kau tidak pantas disebut leluhur negara yang patut dihormati. Kau bahkan berniat membunuhku sejak kecil? Membunuh seorang anak kecil yang tidak berdaya adalah kasta terendah dari seorang ninja."

Dalam satu kali jentikan jari, Sasuke berhasil mengunci Danzo dengan ularnya yang bernama Aoda. "Jadi kau yang menyuruh Itachi untuk membunuh seluruh klan Uchiha karena klan Uchiha berpotensi menyerang desa Konoha?"

Dengan menahan sesak akibat lilitan ular Aoda, Danzo membalas. "M-Memang Uchiha pantas mati!"

"Sekarang aku tahu, kenapa dulu klan Uchiha berusaha menyerang desa Konoha." Sasuke berjalan mendekat ke arah Danzo yang tidak bisa bergerak. "Karena Konoha memiliki petinggi negara sepertimu. Kalau saja petinggi negara bukan manusia busuk sepertimu, mungkin Uchiha tidak akan memberontak."

"Setelah apa yang dilakukan Madara membangkitkan Kyuubi di tubuh Naruto dan membunuh banyak orang, bisakah aku memaafkan klan Uchiha?"

Sasuke terdiam. Ia tahu cerita itu. Kyuubi--monster yang ada di dalam diri Naruto sempat lepas kendali dan memakan banyak korban jiwa di Konoha. Meskipun dirinya masih kecil pada saat itu, namun cerita itu tentu tidak ada yang tidak mengetahuinya.

"Madara adalah representasi Uchiha yang gagal," sergah Sasuke. "Dan kau... adalah representasi petinggi negara yang gagal. Kalian sama saja. Seharusnya kalian berdua bisa bersama di neraka."

Sasuke paling benci banyak bicara. Tetapi ia harus melakukan ini di depan Danzo karena terlalu banyak yang harus ia utarakan. "Ameterasu!" Jurus pamungkas Sasuke pun pada akhirnya membakar hidup-hidup Danzo. Jurus yang diturunkan oleh Itachi--kakak yang sudah ia bunuh.

Semuanya salah. Sasuke sudah salah langkah. Pada mulanya, ia mengira Itachi penghianat desa yang membunuh seluruh klan Uchiha. Tetapi perintah pembunuhan masal klan Uchiha tersebut datang dari Danzo. Itachi tidak bisa menolak. Pada akhirnya, Itachi menuruti perintah Danzo demi mengabdi pada desanya. Alasan Danzo melakukan pembunuhan masal tersebut adalah mengantisipasi pemberontakan klan Uchiha pada pemerintah Konoha.

Sayangnya, rahasia tersebut baru Sasuke ketahui setelah ia membunuh kakaknya. Setelah ia pergi dari desa. Dan setelah ia kehilangan semua teman-temannya.

"Kau sudah selesai?" tanya Suigetsu. "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

Sasuke meninggalkan ruangan rapat kelima Kage dalam diam. "Aku telah mengirim Danzo ke neraka. Dan kita harus mengirim Madara agar bisa bersama menuju neraka dengan Danzo."

Suigetsu menaikan satu alisnya. "Maksudmu? Kita akan ikut berperang melawan Madara?"

Seorang ninja yang merupakan salah satu pengawal Danzo tampak terkapar di depan ruangan rapat. Tubuhnya penuh luka serta darah, namun ia masih sadar. Sasuke pun menarik krah baju ninja tersebut hingga ninja itu berdiri.

"Ampun! Tunggu! Jangan bunuh aku--"

"Beritahu Hokage Tsunade untuk mengambil kembali tahtanya. Danzo sudah kubunuh," ujar Sasuke dingin.

Ninja yang mulanya mengira dirinya akan dibunuh itu akhirnya bisa bernapas lega. "T-Tetapi, Nyonya Tsunade sedang sakit. Tidak ada yang bisa menemuinya sekarang. Dia dijaga ketat oleh muridnya," ucap ninja itu terbata-bata.

"Siapa muridnya?" tanya Sasuke.

"H-Haruno Sakura."

Mata Sasuke melebar mendengar nama yang tidak asing di telinganya. "Kalau begitu katakan padanya untuk membantu Tsunade kembali ke kursi Hokage." Sasuke pun melepas cengkramannya dari krah baju ninja itu. "Dan juga, beri tahu dia untuk bersiap menghadapi perang dunia shinobi."

Masih dengan kaki gemetar, ninja tersebut berlari. Membawa pesan dari Uchiha Sasuke untuk Haruno Sakura.

***

Ihiy. Sasuke main titip-titip salam aja disangka acara radio kali ah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top