{ 7 } END

Jefris berjalan seperti biasa di koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Ia bersama Oliver dengan pembahasan mereka terkait naskah drama untuk kelas mereka.

Oliver sudah selesai membuatkan naskah drama mereka dengan baik dan menarik. Tentunya semua jalan cerita sudah didiskusikan dengan para pemain yang akan mengambil peran-peran mereka nanti.

Hari ini, mereka akan memulai hari pertama untuk latihan teater mereka. Oliver akan menjadi sutradara mereka, sedangkan Jefris akan membantu Oliver juga untuk hal itu. Atau mungkin ia juga akan mengambil peran kalau mereka kekurangan anggota peran yang belum diisi.

Hanya saja di dalam kelas 3-A itu...

TAK!!

Masing-masing dua gagang sapu beradu tak mau mengalah. Namun karena dorongan sama-sama tidak mau kalah, kedua murid di dalam sana yang beradu sapu itu kemudian mundur dan mengatur posisi keren mereka masing-masing.

Arjuna menatap lawannya dengan tajam. Gagang sapu masih terpegang di tangan kanannya. "Cih. Kau pikir pedangmu bisa menghunusku? Akulah yang paling kuat di sini. Maka dari itu, kau yang akan mengepel kelas."

"Hmph." Qirani tersenyum angkuh kepada Arjuna dengan sapu di tangan kanannya juga. "Sepertinya terpaksa aku harus mengeluarkan sedikit kekuatanku agar kau mau mengepel."

"Grr! Kau bukan tandinganku! Pel itu akan berada di tanganmu!" seru Arjuna yang kembali mendekat maju untuk menyerang dan mereka kembali beradu gagang sapu, yang membuat pekerjaan piket pagi mereka jadi belum selesai.

Kelas masih sepi, jadi mereka dapat melakukan hal itu tanpa mengganggu orang lain. Sementara Jefris yang baru sampai ke kelasnya bersama Oliver, memandang bingung dan datar dengan apa yang sedang terjadi di kelasnya. Sedangkan Oliver yang melihat kejadian itu tampak kagum. Ia seperti melihat adegan dua pendekar pedang yang sedang berkelahi!

"Kalian sedang apa? Kelasnya masih berantakan," tanya Jefris yang membuat kedua orang itu berhenti beradu gagang sapu dan melihat ke arah Jefris dan Oliver.

"Oh, kami sedang latihan akting," ujar Arjuna menjawab mencoba memberitahu apa yang sedang mereka lakukan, mengingat ia dan Qirani ingin memilih memainkan peran dalam teater kelas mereka. "Tapi ini berdasarkan cerita nyata. Soalnya kami sedang malas untuk mengepel."

"Selamat pagi, Jefris, Oliver," ujar Qirani kepada mereka dengan lembut dan sopan.

"Tadi itu keren sekali, lho! Ah, selamat pagi juga, Qirani," balas Oliver menyapa setelah memuji akting mereka. "Hari ini kita akan mencoba latihan teater dari naskah yang akan kita tampilkan nanti. Kalian siap, kan?"

Arjuna mengangguk mantap. "Yap, kami siap untuk itu. Demi nilai kita semua juga."

Selamat bermain!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top