Hampir Saja

Bosaaaaaaaaaaaaaaaannnn.


Kali ini apa lagi si Futsuuno.


Gak ada yang menarik buat dijadiin refrensi. Aku butuh ide segar, ide segar! Mungkin main ke kelas sebelah bakal dapet sesuatu yang menarik.


Pengamatan Futsuuno-san ini sangat tajam, jadi ada kemungkinan dia menyadari kekuatanku jika dia mengamatiku—meski kemungkinannya kecil karena dia bukan cenayang yang bisa tahu dengan mudah kalau aku ini cenayang.

Intinya, akan lebih baik kalau aku tidak terlalu sering berurusan dengan dia.


Oh! Kalau dipikir-pikir lagi, Saiki-kun itu agak aneh gak sih. Dia sangat diam—tapi ... enggak juga deh. Eh? Dia kadang cukup banyak bicara, tapi kok rasanya aneh gitu ya, kayak dia punya kekuatan aja. Lagi pula kalau diperhatikan lagi, banyak kejadian aneh semenjak aku sekolah disini. Apa jangan-jangan Saiki-kun itu seorang cenayang?


Yep. Aku lebih baik pergi.


Tapi kalau menjadikan Saiki-kun sebagai model karakter, rasanya kurang menarik. Seandainya dia beneran punya kekuatan, gak mungkin dia menunjukannya ke sembarang orang.


Setidaknya orang ini berpikir logis. Tapi tetap saja aku harus pergi dari sini sebelum Futsuuno-san datang.

Dia orang yang berbahaya.

Mungkin ke toilet saja.

"Oh! Saiki, mau kemana?"


Saiki-kun?! Mana?


Toritsuka kampret.

Sekarang Futsuuno-san jadi benar-benar menyadariku.


"Toritsuka!"

"E-eh! Kenapa dia— ekhem. A-ada apa, Futsuuno-ojousama."


Adegan pelayan dan tuan macam apa yang aku lihat ini. Toritsuka langsung berlutut tanpa ragu begitu.

Lagian, Toritsuka beneran jadi mainannya Futsuuno rupanya.


"Eh, Saiki-kun. Apa kabar?"

Gak usah pura-pura baru menyadari keberadaanku, Futsuuno-san.

Dan...

Berhenti melirikku dari ujung kepala sampai ujung kaki kayak gitu. Menjijikkan!


"Futsuuno-ojousama. Barangkali ada kehendak yang anda inginkan?"

"Kebetulan sekali kau bertanya, Toritsuka. Apa kau punya usulan orang yang bisa aku jadikan model untuk nov—" Tunggu! Saiki-kun kan belum tahu aku nulis novel.


Tenang saja. Aku sudah tahu semuanya.


"P-pokoknya, aku butuh orang yang menarik."

"Kalau soal itu, bukannya orang yang berdiri di depanmu ini cukup menarik?"

"Tidak. Kau hanya orang mesum yang memanfaatkan hantu untuk melakukan hal mesum lainnya, Toritsuka."

"Geh!"


Aku lebih baik diam. Cewek itu udah mulai lirik-lirik gak jelas ke arahku.


"Apa Saiki-kun punya usulan?"

Tidak. Meski ada pun, aku tidak ingin berurusan denganmu.

Hm?

Sekarang apa?

Dia mulai mengintip kelasku.


Teruhashi Kokomi.


Kali ini dia menargetkan Teruhashi-san?


"Toritsuka."

"Baik. Futsuuno-ojousama."

"Ayo kita beli minum."

"K-kenapa tiba-tiba?"

"Gak apa-apa. Ingin aja. Aku bosen. Sekalian ceritakan hantu-hantumu yang menarik."

"B-baiklah." Aku gak tahu harus seneng atau takut ikut cewek ini. Tapi jarang-jarang ada cewek ngajak pergi bareng. Dapet jackpot! Mungkin aku bisa—

"Jangan berani berpikir apapun yang sedang kamu pikirkan saat ini, Toritsuka."

"HIIIH!! K-kau bisa telepati?!"

"Hah? Enggak lah. Dari ekspresimu saja sudah terlihat, bodoh."


Setidaknya Futsuuno bisa mengendalikan Toritsuka.

Sekarang, aku lebih baik pergi daripada ikut mereka.


"Oh iya, Saiki-kun, mau ikut? Eh— kemana dia?"

"Ada apa, Futsuuno-sama?"

"Tiba-tiba ilang. Di kelas ... juga gak ada."

"Maksudmu Saiki? Aahh... menghilang begitu saja itu wajar, dia kan bisa telepo—"


.....


"Apa? Kenapa tiba-tiba diam?"

".... telepon! Iya. Maksudku telepon! Saiki sering tiba-tiba dapat telepon, jadi dia sering tiba-tiba hilang."

"Gak nyambung." Dari reaksi Toritsuka, Saiki-kun memang mencurigakan.


Saiki. Maaf.

Tidak. Tidak akan aku maafkan kau, Toritsuka.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top