[SPESIAL] SHIZUYA'S LOVE STORY

Mungkin mengandung beberapa unsur yg gak kalian suka, jadi ini dibuat hanya untuk yg mau baca aja. Kalo gamau baca, ya gapapa :" Spesial Wedding YuanHye nanti juga disini, thanks :) Dan abaikan Typo

.

SHIZUYA'S LOVE STORY

"Shizuya! Aku pulang~" teriak Younghye sambil membawa beberapa barang belanjaannya dan menghampiri sang copycat -meski sekarang rambut Shizuya kembali hitam.

"Neesama, aku juga baru pulang dari misi." Ujar Shizuya dan dengan cekatan langsung membantu neesamanya membawa barang belanjaan.

Sudah beberapa bulan Black Rabbit pindah ke London dan semua eksekutif milik Yuan selain Shizuya dipindahkan ke Korea dibawah perintah Kihyun, karena laki-laki itu yang kini menjadi leader cabang Korea. Sedangkan Yuan nampak santai dan hanya mengurus kegiatan organisasi jika diperlukan.

"Apa Hyungwon dan Wonho masih disini?" tanya Younghye pada Shizuya yang entah mengapa kini terlihat lebih tinggi darinya. "Tidak, mereka sibuk berdebat kecil dan kemudian bermesraan." Shizuya menjawab sambil menghela napasnya. "Ckckck.. Kapan mereka pulang? Aku lelah serumah dengan mereka." gerutu Younghye.

Ya, saat ini Younghye lebih memilih tinggal bersama dengan para eksekutif sedangkan Hyungwon dan Wonho memiliki rumah sendiri. Akan tetapi, dua sejoli itu lebih senang berkunjung ke rumah para eksekutif dan kemudian menginap disana.

"Entah mengapa aku merindukan Vernon, hanya dia yang bisa menampung curhatku." Sambung Shizuya seraya mengusap kepalanya.

Semua perpindahan mendadak ini kadang membuatnya pusing, dia tidak terbiasa bekerja di bagian utama dan ini adalah salah satu alasan mengapa dia menjadi sangat frustasi. "Hei, kau bisa curhat denganku kapanpun kau mau." Dengan riangnya Younghye merangkul Shizuya. "Tapi neesama, aku malu jika harus curhat denganmu." Jawab Shizuya seraya menggembungkan pipinya dan kemudian disambut gelak tawa oleh Younghye.

"Ayolah Zuya, kau punya Hyerin dan Minhyuk, mereka tidak kemana-mana bukan?" hal itu langsung disambut rolling eyes oleh Shizuya. Dua manusia itu benar-benar menyebalkan dan dia tidak tau harus berbuat apa lagi, yang satu senang menyuruh-nyuruh dan yang satu selalu memasang wajah yang susah ditebak.

Kemudian Younghye teringat sesuatu, "Ah benar, aku harus menemui Yuan sekarang. Ada beberapa hal yang akan ku urus, dia ada diruangannya?" tanya Younghye pada Shizuya dan disambut anggukan dari gadis itu. "Master ada diruangannya, neesama. Dia terus menerus menerima telpon, aku tidak tau dari siapa." Jelas Shizuya. Dia masih memanggil Yuan dengan sebutan master karena menurutnya Yuan adalah orang yang paling berjasa dan dia tetap mengabdi pada Yuan jika urusan organisasi.

Lalu jika diluar organisasi? Entahlah.

"Semua barangku bisa kau serahkan kepada para pelayan, Zuya. Aku pergi dulu." Kemudian gadis itu berlalu meninggalkan Shizuya sendirian bersama barang belanjaannya.

Gadis dengan rambut hitam itu kemudian bergumam pelan, "Master, ya?"

Kehidupan rumah mereka benar-benar unik. Tidak ada satupun dari mereka yang cocok namun perbedaan itu yang membuat Black Rabbit menjadi hidup. Hyerin yang senang memasang wajah datar, Kwangmin dan Changkyun yang mulai hyper, Minhyuk dengan segala sikap bossynya, Yuan yang frustasi karena tugas menyebalkannya dan Shizuya yang akan membereskan semua kekacauan. Sedangkan Younghye? Dia tidak peduli bahkan jika rumah itu terbakar pun dia hanya akan pindah. Beruntungnya Hyura adalah satu-satunya orang yang nampak normal dan sering membantu Shizuya atau pun yang lainnya.

Ah indahnya Black Rabbit.

***

"Minhyuk! Bereskan semua kertas-kertasmu!" aku berteriak ketika melihat ruangan Minhyuk dipenuhi dengan kertas-kertas berhamburan dan si pelaku malah sudah tepar diatas sofa. Tch.. dia benar-benar menyebalkan, suka mengatur dan tentunya paling sok benar.

"MINHYUUUUUUK!!!" aku kembali mengulang teriakanku namun kali ini tepat di telinganya. Ku lihat Minhyuk membuka sebelah matanya, "Tidak mempan." Ejeknya seraya menunjuk penyumbat telinga yang sudah terpasang.

Aku mengepalkan kedua tangan saking geramnya, hampir saja aku memukul wajah lelaki itu tapi mendadak aku urungkan ketika melihat wajah lelah dan mata pandanya. Mungkin dia juga ikut sibuk mengurus organisasi karena pindah-pindah mendadak ini.

"Zuya, aku akan membantumu." Siapa itu? Oh ternyata Hyerin yang baru saja datang. Aku tersenyum lebar melihatnya, sejak Hyerin bergabung dengan Tuan Wonho, dia menjadi orang yang lebih baik dan lebih peduli dengan rekan.

Dia kemudian berjalan dan mengambil satu persatu kertas yang berhamburan, begitu pula denganku, aku juga mulai merapikan meja tempat bekerja Minhyuk. Menyusun berkas-berkas sesuai dengan tanggal mereka dan menyisihkan kertas-kertas coretan tak penting.

Hampir tidak ada percakapan diantara kami, yah Hyerin memang gadis yang pendiam dan Minhyuk sudah pingsan lagi. Memang tidak ada kecocokan sama sekali diantara kami. Tapi kemudian aku teringat sesuatu,

"Hyerin, dimana neesama?" tanyaku pada si gadis irit kata ini.

"Dia ada di laboratorium, bersama dengan master." Hyerin menjawab pertanyaanku.

Tak lama setelah itu beres-beres kami selesai dan aku langsung melesat meninggalkan Hyerin serta Minhyuk untuk menuju tempat dimana neesama ku berada. Sebuah laboratorium yang dibangun oleh master khusus untuknya. Kadang aku berpikir, sebesar apa cinta master untuk neesama?

"Neesa-" ucapanku terhenti saat melihat neesama nampaknya tengah sibuk dengan master. Mereka nampak canggung tapi intim, aku-aku tidak merasa iri!

"Yuan, wajahmu merah."

"Y-younghye, kau bisa membuatku pingsan."

"Heeee~ Mau ku cium?"

"Aku benar-benar akan pingsan!"

Mungkin ini konyol, tapi dengan bodohnya aku mengintip mereka berdua dari celah pintu, neesama berdiri dan memeluk master dari belakang sambil membelai dan menggodanya. Ku lihat wajah master sudah merah sempurna, dan tubuhnya nampak gelisah. Sebenarnya aku yakin dia bukan tipe laki-laki yang akan gemetar hanya karena dipeluk dan digoda oleh wanita, perlakuan itu sudah sering dia dapat di colosseum, tapi mungkin karena yang melakukannya adalah orang yang dia sukai maka akan beda ceritanya.

"Apa yang kau lihat, Zuya?" aku kaget setengah mati mendengar seseorang menegurku. Aku langsung berbalik cepat kemudian menemukan sosok tidak asing dihadapanku, Hyerin. Ah Hyerin lagi ternyata.

"Hyerin, apa yang kau lakukan?" tanyaku basa-basi sambil menggaruk kepalaku padahal tidak gatal sama sekali. "Sakit?" bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah mengajukan pertanyaan lain. Hyerin, kau memang aneh! T^T

"Sakit? Aku sangat sehat." Ujarku bangga seraya mengacungkan jempolku padanya, tapi dia langsung meraih tanganku dan meletakkannya di dadaku. Heh? Apa maksudnya?

"Disini? Apa disini sakit?" dia bertanya lagi dan aku semakin kebingungan dengan apa yang dia maksud. Aku hanya terdiam dan tak berniat untuk menjawab pertanyaannya.

"Apa menyakitkan ketika melihat orang yang kau suka malah bersama orang lain?"

Shit! Hyerin, kau dan Minhyuk memang orang paling menyebalkan!

"A-apa maksudmu Hyerin? Aku hanya malas masuk karena takut mengganggu." Jawabku dengan yakin seraya menatap mata hitam gadis itu. Hyerin lalu menghela napas dan tangannya bergerak ke wajahku, "Kau menangis." Bisiknya pelan.

Eh? Aku menangis?

Kenapa aku tidak menyadarinya?

Aku langsung menepis tangan Hyerin dan memastikan sendiri dengan tanganku kalau aku memang menangis. Hasilnya? Wajahku ternyata basah. Aku menatap ke arah Hyerin dengan serius, "Jangan katakan apa-apa lagi." ucapku dengan nada agak kesal kemudian berlari meninggalkan Hyerin yang masih berdiri didepan laboratorium.

Untuk apa aku menangis? Ini adalah hal yang aneh. Oh ya, mungkin tadi saat membersihkan ruangan Minhyuk, mataku kelilipan! Ah benar sekali, pasti itu alasan kenapa aku menangis.

Kemudian aku memegangi dadaku sendiri.

Tapi-

Tapi kenapa disini benar-benar terasa sakit?

***

"Shizuuuyaaaaa~"

Aku menoleh ke arah orang yang memanggil namaku sangat keras, dan ketika aku berbalik aku langsung mendapati seseorang menerjang tubuhku dengan keras.

"Neesama!" aku memekik histeris ketika tubuh kami berdua tumbang. Sebenarnya neesama tidak terlalu besar, tapi terjangannya sangat kuat.

"Hahaha~ Zuya, kau masih lemah ternyata." Dia tertawa gelak kemudian berdiri dan membersihkan bajunya dari debu. Aku juga langsung berdiri dan melakukan apa yang dia lakukan.

"Aku tidak lemah, neesama saja yang terlalu kuat." ucapku memasang wajah cemberut.

"Hahaha... kau sangat lucu." Dia memeluk tubuhku erat dan memasang wajah seolah dia sangat bahagia.

Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya, dia benar-benar sosok yang mempesona. Dia adalah matahari Black Rabbit! Aku selalu kagum dengan apapun yang dia lakukan, dengan apapun yang dia katakan dan apapun yang dia perintahkan, Shin Younghye itu adalah sosok paling ideal di mataku.

"Kalian semakin hari semakin lengket saja." Aku mendengar suara Hyura yang tengah membaca novel berkomentar. Neesama menggandeng tanganku kemudian menjulurkan lidahnya pada Hyura, "Bilang saja kau iri karena Axel dipindahkan ke Korea."

Ah benar, Hyura memiliki rasa khusus kepada Axel, oh akan aku kenalkan, Axel Kim adalah eksekutif yang dulunya bekerja dibawah perintah master Yuan, dia adalah salah satu rekanku. Tapi sekarang dia sudah dipindahkan ke Korea untuk mengikuti Kihyun yang diangkat menjadi leader cabang disana. Sedangkan master Yuan melepas jabatannya di Black Rabbit, mungkin bahasa kasarnya adalah dia sudah keluar dari organisasi ini.

"Hei, aku tidak ada hubungan dengan Axel." Jawab Hyura sambil memalingkan wajahnya dengan kesal. Tentu saja, bagaimana bisa memiliki hubungan? Kau bahkan terlalu kaku hanya untuk mengobrol dengannya.

"Dan omong-omong, kalian nampak seperti kakak beradik." Sambung Hyura seraya menunjuk ke arah kami. Aku tersenyum lebar mendengarnya, benarkah aku terlihat seperti saudara dengan neesama?

"Tentu saja! Shizuya adalah adik paling manis yang diberikan Tuhan kepadaku, dia adalah hadiah terindah."

Aku langsung menahan napas ku sejenak. Apa yang dia ucapkan? Hei, dia tidak tau situasi sama sekali. Bagaimana jika aku tanpa sadar meloncat kegirangan saat mendengarnya? Tanpa sadar aku mengulum senyuman lebar, kenapa neesama begitu senang membuatku melayang?

"Younghye sebagai adiknya dan Shizuya jadi kakak, kau lebih pendek dari Zuya." Hyura mencibir sambil terkekeh pelan kemudian neesama menggembungkan pipinya. Dia sangat lucu! Tidak heran jika master Yuan tergila-gila karenanya.

"Aku adalah kakak Zuya, dan selamanya akan terus seperti itu. Zuya, aku akan selalu bersamamu sampai kapan pun." Ujar neesama seraya memeluk tubuhku erat. Dia memang benar-benar senang memeluk sesuatu, hahaha.. tapi aku menyukainya.

Tapi tunggu dulu, dia akan selalu bersamaku?

Entah kenapa aku merasa seperti Neesama juga memiliki rasa yang sama denganku.

Jika kalian berpikir aku seorang lesbi maka kalian salah, aku hanya mengaguminya. Tapi rasa kagum ku itu mungkin agak berlebihan, karena rasa kagum ku padanya jauh lebih besar daripada rasa ku terhadap semua laki-laki yang pernah ku temui.

Ya, aku sangat mengaguminya.

Dia adalah dewi penyelamatku.

***

"Kudengar Yuan akan segera menikahi Younghye."

Aku hampir saja tersedak saat mendengar suara Kwangmin yang tengah bermain poker dengan I.M.

"M-menikah?" tanpa sadar aku menyahut dan langsung disambut anggukan oleh Kwangmin. "Ya, dia akan menikahi Younghye." Dia kembali mengulang kata-katanya.

"Bukankah dia tidak berhasil membawa seekor panda?" aku bertanya sekali lagi dan langsung disambut gidikan bahu oleh Kwangmin. "Younghye bilang panda nya bisa belakangan." Aku terdiam saat mendengarnya. Jadi master benar-benar akan menikahi neesama, tapi-tapi kenapa dia tidak memberitahuku?

Aku langsung berlari meninggalkan Kwangmin dan I.M, aku akan menanyakan langsung kepada Neesama!

***

"Kwangmin, dia kenapa?" tanya Changkyun saat melihat Shizuya berlari meninggalkan mereka.

"Ah mungkin dia menyukai master Yuan?" celutuk Hoshi yang kebetulan sedang berada di London karen beberapa keperluan. Changkyun langsung membelalakkan matanya lebar, "Hah?! Menyukai Yuan?" tanyanya dengan mata melotot.

"Entahlah, semua eksekutif master Yuan hanya bisa memikirkan hal ini. Karena dia paling dekat dengan master saat Hyerin pergi." Jelas Hoshi lagi kemudian berguling ke depan TV.

"Kau yakin?" tanya Kwangmin dan Changkyun menggelengkan kepalanya, "Entahlah."

Sementara itu Shizuya sudah sampai didepan kamar Younghye, sebuah kamar besar yang diberikan langsung oleh Yuan kepadanya. Rumah eksekutif ketika di London adalah rumah Yuan, tapi lelaki itu akan segera membuat rumah baru yang sama-atau mungkin lebih megah dari rumah ini, tentu saja untuk dia dan Younghye.

Shizuya memandang pintu berwarna babypink itu dan kemudian mengetuknya pelan. "Neesa-" pintu langsung terbuka sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. Nampaknya Younghye tidak mengunci pintu kamarnya.

Perlahan pintu di dorong oleh Shizuya dan dia mendapati sosok Younghye tengah tertidur pulas diatas ranjang. "Ah dia tidur." Suara Shizuya agak kecewa, dia padahal ingin menanyakan kebenaran ini pada Younghye tapi gadis itu malah sudah tidur pada jam 9 malam.

Dia berjalan ke arah Younghye, menghampiri sosok berambut merah yang tengah tidur dengan tenang itu. Shizuya berlutut dan melihat dengan jelas wajah cantik Younghye kala itu. Dia tanpa sadar tersenyum melihatnya namun detik itu juga dia merasa agak sesak, betapa beruntungnya Yuan yang akan selalu melihat wajah cantik ini kapanpun dia mau.

Air mata turun tanpa di komando dari mata Shizuya, nampaknya dia tidak bisa membendung cairan-cairan bening itu lagi. "Kenapa? Kenapa aku tidak bisa berhenti mengagumimu, neesama?" ujarnya pelan disela tangis.

Detak jarum jam adalah saksi bisu dari tangisan pilu Shizuya malam ini. Dia tidak menyangka Younghye akan melepaskan tangannya begitu cepat untuk menggenggam tangan orang lain.

Shizuya kemudian mengusap pipi Younghye pelan, dia berusaha agar gadis dengan mata dwiwarna itu tidak terbangun. Dia -Shizuya, kemudian mendekat ke arah Younghye.

Kemudian Shizuya menindih bibirnya pada bibir Younghye. Dia menciumnya!

Shizuya mencium bibir Younghye untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya, air matanya turun lebih deras namun dia tetap mencoba untuk tidak bersuara.

Kenapa dia terlahir sebagai wanita? Kenapa dia tidak terlahir sebagai laki-laki saja sehingga dia memiliki lebih banyak kesempatan untuk menggenggam tangan gadis berisik ini lebih lama?

Kenapa Tuhan tidak memiliki belas kasihan kepadanya?

Shizuya melepaskan ciumannya dari Younghye dan dia bergegas menyapu air matanya dengan lengan. Gadis itu menangis tak bersuara tapi air matanya mengalir terus menerus tiada henti.

"Apa masuk ke kamar orang tanpa permisi itu perbuatan terpuji?" sebuah suara mengejutkan Shizuya. Dia langsung berbalik dan mendapati Minhyuk berdiri di ambang pintu, ah dia bersyukur bukan Yuan yang berdiri disana.

"Bukan urusanmu." Cicitnya sangat pelan seraya membersihkan wajahnya dari air mata, meski pun mata sembab itu tidak bisa berbohong.

"Ayo keluar dari sini, Zuya." Ujar Minhyuk kemudian meraih tangan gadis berambut hitam itu dan meninggalkan kamar Younghye.

"Apa masalahmu?! Aku hanya ingin berada di kamar neesama!" Shizuya membentak Minhyuk ketika mereka sudah ada di luar kamar. Minhyuk kemudian menepuk bahu Shizuya, dia tersenyum ke arah gadis berambut hitam itu.

"Aku adalah orang yang paling tau bagaimana rasanya ditinggalkan pergi oleh orang yang kau cintai."

Shizuya terdiam sejenak, dia menatap Minhyuk dengan seksama.

"Zuya, ada beberapa hal di dunia yang memang harus kau relakan untuk orang lain. Kau tidak bisa memaksanya mencintaimu ketika dia mencintai orang lain."

Plak!

Minhyuk mendapat sebuah tamparan dari Shizuya, gadis itu menatap Minhyuk dengan tatapan marah dan menahan tangis, "Kau tau apa tentang hidupku?! Kau hanya datang kemudian berlagak seperti bos dan sekarang sok memberi nasehat, jangan seenaknya memberikan masukan yang mustahil aku lakukan!"

Kemudian gadis itu pergi lagi meninggalkan Minhyuk dengan pipinya yang memerah. Dia -Minhyuk, lalu bersandar pada dinding, "Aku tau betapa sakitnya ketika orang yang ku sukai direbut oleh temanku sendiri."

***

Shizuya memasang wajah tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya pelan.

"Hyerin, aku mohon yang memperkeruh suasana hatiku." Ujarnya pelan namun Hyerin malah meraih tangannya.

"Zuya, aku serius. Maukah kau melupakan adikku? Lalu hidup bahagia denganku."

Tidak pernah terpikir oleh Shizuya seumur hidupnya bahwa dia akan di tembak oleh seorang GADIS! Ya jika itu adalah Younghye maka Shizuya mungkin hanya akan menderita jantungan mendadak, tapi kali ini Hyerin! Hyerin, gadis paling pendiam dan paling susah diajak bicara itu malah mengajaknya hidup bersama?! Dan Shizuya baru tau jika Hyerin itu Biseks!

"Hyerin, aku bukan lesbi atau pun biseks. Aku hanya mengangumi Neesama." Jawab Shizuya pelan.

"Kau mencintainya." Balas Hyerin tak mau kalah. "A-aku masih bisa jatuh cinta pada laki-laki." Shizuya membela diri namun Hyerin malah semakin menatapnya tajam, "Siapa? Kau jatuh cinta dengan siapa?" ujarnya menyelidik dan Shizuya kelabakan.

"A-aku-"

"Younghye, hanya dia yang selalu kau perhatikan." Potong Hyerin dengan cepat dan Shizuya langsung menundukkan kepalanya, "Aku menganguminya, tapi rasa kagum itu terlalu besar." dia mengakui perasaannya.

Hyerin menepuk kepala gadis itu lalu tersenyum tipis, "Zuya, kau pasti bisa melupakannya perlahan. Aku akan membantumu."

Shizuya hanya tersenyum hambar, "Aku masih bingung dengan diriku sendiri. Maaf, Hyerin."

Dan gadis berambut hitam itu berjalan meninggalkan Hyerin sendirian.

***

"Shizuya, bisa kau panggilkan Younghye?" pinta Hyura dan langsung membuat Shizuya mengerutkan dahinya. "Untuk apa?" dia bertanya. "Aku perlu bantuan, dia nampaknya pandai dengan racun-racun ini." Hyura memperlihatkan sebilah pisau yang dia dapatkan dari misi kemarin.

Awalnya Shizuya enggan, namun pada akhirnya dia pun menuruti kemauan Hyura dan bergegas berjalan mencari gadis merah berisik itu.

Tempat pertama yang didatangi Shizuya adalah laboratorium, dia yakin Younghye pasti ada disana karena sehari-hari gadis itu hanya berkutat untuk membuat berbagai macam temuan aneh.

Namun sayang ketika dia sampai di tempat tersebut, tidak ada Younghye yang sibuk dengan ramuannya.

Tempat kedua yang akan Shizuya datangi adalah kamar Younghye, mungkin dia sedang tidur siang?

Gadis itu berjalan ke arah kamar Younghye, tapi ketika dia melewati hendak melewati kamar persimpangan ke kamar Yuan, dia mendengar sesuatu yang aneh.

Dia -Shizuya, lalu mendekat dan bersembunyi di balik dinding. Matanya terbelalak, dia melihat disana ada Younghye dan Yuan. Gadis merah itu nampak dihimpit ke dinding samping pintu oleh Yuan.

"Yuan, kau mabuk!" tegur Younghye ketika menyadari lelaki dihadapannya ini bau alkohol.

"Younghye... Younghye... Aku mencintaimu." Ujar Yuan. Meskipun ditengah mabuk, nampaknya dia masih sadar bahwa gadis bernama Younghye itu adalah cinta matinya.

"Ya aku tau, aku juga mencintaimu."

Shizuya menutup mulutnya ketika mendengar kalimat itu meluncur pelan dari bibir Younghye. Dia tau Younghye tidak mengucapkannya dengan keras karena malu, tapi Shizuya bisa membaca itu dari gerakan bibirnya.

Dan-apa Younghye nampak malu-malu dihadapan Yuan yang tengah mabuk itu?

Mata Shizuya semakin melebar saat melihat Yuan terus menghimpit Younghye dan kemudian menciumi lehernya dengan penuh gairah. Hei apa dia benar-benar tidak sadar?!

"Yu-yuan..." Younghye melenguh pelan malah nampak tidak mau melawan. Shizuya padahal berharap Younghye menendang atau memukul laki-laki itu, tapi nampaknya Younghye tidak berniat sama sekali untuk menyakiti Yuan.

Shizuya masih betah memperhatikan bahkan kini dia melihat Yuan mencium Younghye dengan kasar, melumat bibirnya dan menekan tengkuk si gadis merah dengan kuat. Sedangkan Younghye hanya bisa memegangi bahu Yuan dan sesekali mencoba menggeliat.

Tidak tidak tidak!

Ini bukan adegan yang ingin dilihat oleh Shizuya!

Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, Shizuya tidak pingsan! Hanya saja sepertinya ada seseorang yang menutup matanya.

"Si-siapa?" tanya Shizuya dengan bibir bergetar.

"Jangan dilihat jika itu menyakitimu."

Oh ini adalah suara Minhyuk.

Minhyuk menutup kedua mata Shizuya kemudian melirik apa yang terjadi didalam sana, nampaknya Yuan benar-benar lelaki beruntung karena cintanya di balas oleh sang pujaan. Orang bilang, cinta pertama selalu gagal, tapi nampaknya Yuan mematahkan pendapat itu.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini?" Shizuya bertanya dengan suara pelan.

"Aku hanya tidak mau kau menyiksa dirimu." Jawab Minhyuk kemudian menarik Shizuya agar menjauh dari tempat itu.

"Berhenti mencampuri hidupku, Lee Minhyuk." Desis Shizuya kemudian menepis tangan kanan Minhyuk yang tadi menutup kedua matanya. Shizuya menatap Minhyuk dengan mata yang sembab. Ya, tanpa dia sadari dia malah menangis saat melihat Yuan dan Younghye.

Minhyuk menghela napasnya, "Ck.. Gadis sepertimu merepotkan." Cibirnya seraya menggaruk kepala.

"Dengarkan aku, berhenti menyakiti dirimu sendiri. Tidak bisa kah kau merelakan dia dengan orang yang dia cintai? Younghye itu mencintai Yuan! Bukan dirimu!"

Plak!

Sekali lagi Minhyuk mendapat sebuah tamparan, namun ketika Shizuya hendak lari lagi Minhyuk langsung menahan tangannya dan mencengkram dengan erat.

"Tidak peduli berapa kali pun kau memukulku, aku akan terus mengatakan ini dengan tegas. Berhenti mencampuri percintaan Younghye!" Minhyuk kali ini membentak dan Shizuya sukses menangis lagi untuk kesekian kalinya.

Gadis itu menutup matanya dengan lengan kemudian menangis dengan pilu. Dia bahkan tidak tau kenapa rasanya semakin sakit ketika sadar dengan kenyataan, ya kenyataan bahwa dia bukan orang yang cukup berharga untuk mendapat sebuah 'cinta' oleh Younghye.

"Lalu aku harus bagaimana?" ujar Shizuya ditengah tangisnya. "Tidak ada orang mau menerima ku seperti dia." Gadis itu kembali melanjutkan, "Hanya dia satu-satunya orang yang memberiku kasih sayang."

Shizuya lalu membuka matanya dan tersenyum miris, "Bagaimana mungkin aku tidak jatuh dalam pesonanya?"

Selanjutnya Minhyuk memeluk gadis itu dan menepuk-nepuk kepalanya, "Jika tidak ada yang menerimamu, maka buatlah orang mau menerimamu." Dia berbisik hingga Shizuya terdiam.

Minhyuk lalu tersenyum tipis dan mengingat bagaimana kisah cintanya selama ini.

Dia seorang gay.

Dan parahnya dia bot.

Disakiti berulang kali, ditinggalkan berulang kali, tidak ada yang mau menerimanya karena dia di cap sebagai jalang.

Keluarga yang dia miliki hanyalah Black Rabbit, dan ketika dia kembali, dia juga di cap sebagai pengkhianat.

Tapi pada akhirnya dia kembali mendapat kepercayaan dari Black Rabbit dan mereka masih mau menerimanya kembali. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan bagi Minhyuk selain hari itu, hari dimana dia diterima kembali sebagai bagian dari Black Rabbit, dipindahkan ke London dan bertemu dengan orang-orang baru, termasuk bertemu dengan Shizuya.

"Mencuri start duluan, Minhyuk?" Shizuya langsung menoleh ketika Hyerin berjalan ke arah mereka.

Minhyuk melepaskan Shizuya kemudian menatap Hyerin seolah mereka adalah musuh. "Aku hanya kebetulan lewat. Dan kenapa kau marah, Eve?" ujarnya seolah menantang gadis itu untuk melakukan sesuatu.

Hyerin menarik Shizuya hingga berada didekatnya, "Younghye menganggap Shizuya sebagai adiknya, dan aku yang paling pantas melanjutkan adikku untuk merawatnya." Suara Hyerin dengan sebuah senyuman menantang pada Minhyuk. Lelaki itu langsung tertawa pelan, "Baiklah, kau bisa merawatnya tapi dia hak milikku. Bagaimana?"

"Brengsek." ujar Hyerin tapi dia malah memberikan senyuman dan hal ini membuat Shizuya kebingungan.

"Kalian-apa yang kalian lakukan?! Jangan berkelahi! Neesama tidak akan menyukainya!" teriak Shizuya saat melihat kedua manusia itu siap untuk melakukan serangan fisik.

"Shizuya, kau lebih memilih dia atau aku?!" ujar keduanya bersamaan.

Shizuya sejenak terdiam, dia bahkan hampir tidak bisa mengedipkan matanya.

Apa mereka berdua bodoh?

Berkelahi hanya untuk memperebutkan dirinya yang hina ini?

Ah nampaknya Shizuya mulai mengerti perasaan apa yang dia miliki kali ini. Kesal? Ya dia sangat kesal karena harus ditinggal oleh Younghye, tapi ada perasaan lain, bahagia? Dari hati yang paling dalam dia merasa bahagia karena melihat orang yang dia sukai bahagia.

Dan dia juga harus bahagia, agar dia terus bisa tertawa bersama semua orang, bersama Younghye, bersama Black Rabbit.

Sekali lagi, Shizuya menangis.

"Kalian bodoh." Desisnya tapi dia langsung tertawa lebar.

Gadis itu menggandeng tangan Hyerin dan Minhyuk lalu bersuara,

"Ayo kita bangun keluarga yang menyenangkan!"

"T-tunggu, siapa yang akan kau nikahi?!" tanya Hyerin dengan ekspresi horor. Shizuya kemudian memberikan senyuman padanya, "Kalian berdua!"

Minhyuk dan Hyerin langsung memasang wajah 'what the hell, Zuya?!'

Shizuya memberikan sebuah senyuman yang lebar pada keduanya, dia tersenyum seolah semua beban berat yang dia dapat telah dipecahkan dengan mudah.

"Aku masih mengagumi neesama bahkan sampai detik ini, aku masih belum rela melepasnya dengan master. Tapi, aku harap aku juga bisa membangun kebahagiaanku sendiri, bersama dengan kalian berdua." Ucapnya dengan lantang seraya memegangi tangan Hyerin dan Minhyuk.

Gadis itu kemudian menarik napasnya dalam,

"Jadi Minhyuk, Hyerin, apa kalian mau bahagia bersamaku?"

***

Shizuya membuka album foto pernikahannya dan dia benar-benar tak bisa berhenti tertawa. Mungkin dia adalah satu-satunya wanita yang memiliki istri dan suami di dunia ini.

Di album tersebut nampak sangat jelas dia berdiri ditengah, sedangkan disamping kiri dan kanannya ada Minhyuk dan Hyerin. Ya, Shizuya benar-benar menikah dengan mereka berdua!

Dan ketika bersama mereka berdua, Shizuya menjadi bahwa perasaannya pada Younghye adalah sebuah rasa kagum -meskiberlebihan, tetapi perasaannya pada Minhyuk dan Hyerin adalah sebuah rasa cinta dan sayang.

Selama satu minggu Shizuya akan bersama Minhyuk dan minggu berikutnya dia akan bersama Hyerin. Minhyuk adalah suami yang baik, Hyerin juga top yang penyayang. Tidak ada hal yang lebih indah dari ini, Shizuya adalah wanita paling beruntung yang ada di dunia!

Shizuya juga bahagia, dia benar-benar mendapat banyak cinta dari keluarga uniknya. Minhyuk yang cerewet dan Hyerin yang pendiam benar-benar sebuah kombinasi paling aneh yang pernah dia temukan. Tapi dia berhasil hidup bersama mereka selama hampir 20 tahun.

"Mommy, aku akan pergi bersama Mama Eve ke rumah Mikaela!" Shizuya tersadar dari nostalgianya dan dia melihat ke arah pintu, disana ada anak laki-lakinya yang sudah berusia 16 tahun. Dia nampak lebih sering menempel dengan Hyerin.

"Mizuki, jangan merepotkan Mama Eve!" teriaknya mengingatkan dan hanya dibalas lambaian tangan oleh sang anak. Mereka berdua -MizukiHyerin, pun segera menghilang dari pintu.

Kemudian seseorang duduk disamping Shizuya,

"Zuya, kau sedang melihat foto pengantin kita?" oh ini adalah Minhyuk. Dia langsung tertawa gelak ketika melihat halaman yang dibuka Shizuya. "Hei apa yang lucu?" ujar si wanita dengan ekspresi kesal.

"Hahaha.. Kau lihat foto ini, tidakkah Wonho dan Kihyun terlihat sama tingginya dengan Hyungwon?" Shizuya memperhatikan foto yang ditunjuk oleh Minhyuk. "Ah kau benar!" ujarnya heboh.

"Mereka berdiri diatas kotak kayu! Huahahaha!!" dan ketika Shizuya melihat ke arah bawah, benar saja kotak yang disembunyikan dibalik gaun pengantin itu nampak sedikit menyembul.

Lalu detik selanjutnya mereka berdua tertawa lepas seolah mengejek tubuh pendek Wonho dan Kihyun.

"Ah omong-omong," Minhyuk berhenti tertawa seolah mengingat sesuatu,

"Ada apa?" tanya Shizuya penasaran.

"Peliharaan Younghye, buatkan aku teh."

Ini dia, Minhyuk dengan sifat menyebalkannya.

"BUAT SENDIRI, BODOH!"

F I N I S H

Sebenarnya aku cinta/? pas ngetik adegan YuanHye xD *gg

Minggu [16:50]
Kalsel, 20 Mei 2018
Love,
B A B Y O N E

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top