PLAN B! LET'S GO! [Spesial Chapter]

Para eksekutif, Hyungwon dan Wonho berkumpul menjadi satu dalam sebuah lingkaran, mereka semua duduk dilantai seperti tengah mendiskusikan hal yang sangat penting. Tak ketinggalan pula eksekutif cabang seperti Shizuya dan Hyerin.

"Aku semakin jengkel dengan Yuan saat tau kalau dia menyembunyikan gadis ini!" tunjuk Kihyun blak-blakan ke arah Hyerin yang duduk diam sambil menundukkan kepalanya disamping Shizuya.

"Wonho sudah menghajar Yuan habis-habisan." Celutuk Hyungwon menenangkan Kihyun.

"Maka dari itu, aku tidak sudi jika Younghye berkencan dengan Yuan. Huh, dia pantas menjadi perjaka abadi dasar tukang mainkan hati wanita!" geram Kihyun sekali lagi sambil mengepalkan tangannya.

"Kihyun, tidakkah kau terlihat seperti salah satu korban itu?" ujar Wonho seraya menatap Kihyun dan kini semua mata menatapnya, "Apa?! Yang benar saja! Aku ini peduli dengan seluruh wanita dimuka bumi, dan tidak akan aku biarkan mereka yang masih suci itu bersama Yuan yang penuh noda!" ucap Kihyun menyanggah.

"Anoo.. Tidakkah kalian terlalu menjelek-jelekkan master kami?" cicit Shizuya dengan senyuman canggung. Sebenarnya Hyerin ingin bersuara seperti itu juga tapi dia sadar diri.

"Dia adikku dan aku tau tentangnya." Kini Shizuya dan Hyerin merinding saat mendapat tatapa melotot dari Kihyun.

Kwangmin menggaruk kepalanya yang sudah gatal mendengar semua ocehan Kihyun, "Perasaanku saja atau kau semakin cerewet? Lebih baik kau menceritakan pengalamanmu saat amnesia." Ujar Kwangmin dengan nada ogah-ogahan.

Wajah Kihyun seketika memerah, "I—itu akan aku laporkan nanti pada Wonho. Kau tidak perlu tau!" jawabnya final dan membuat semua orang menghela napas.

"Apa inti dari pertemuan ini? Aku dibangunkan tengah malam padahal aku baru saja bermimpi." Akhirnya Hyura buka suara sambil mengangkat tangannya. Tidakkah ini terlihat seperti diskusi kelompok?

"Aku ingin membatalkan kencan Younghye dan Yuan." Ucap Wonho bersemangat dan disambut anggukan oleh Hyungwon serta Kihyun. Terutama Kihyun yang paling semangat.

Changkyun yang mendengar hal itu langsung menajamkan mata dan pendengarannya, "Hei hei kalian tidak boleh egois seperti itu, pikirkan perasaan mereka berdua juga." Changkyun merasa dirinya bijak malam ini. Yah setidaknya dia mau membalas budi pada Younghye yang berulang kali membantunya, lagi pula dia juga fine-fine saja dengan hubungan abstrak dua anak itu.

"Haii! Aku sangat mendukung keputusanmu Tuan! Younghye neesama tidak akan kuserahkan pada siapapun!" kali ini Shizuya masuk ke dalam squad HyungWonho dan Kihyun.

"Aku memang tidak melarang Yuan dan Younghye, tapi ini terlalu mendadak dan aku takut ini bukan dilandasi dengan cinta tapi hanya rasa penasaran." Suara Hyungwon terdengar bijak.

Disinilah dimulai pihak yang pro dan kontra dengan rencana Wonho.

"Aku rasa master tulus dengan Younghye." Cicit Hyerin yang berada di pihak kontra.

"Memberikan keduanya kesempatan kurasa bukan hal yang buruk, biarkan Younghye memilih keputusannya sendiri." Changkyun bersuara seraya berdehem pelan.

"Mencintai seseorang dari kejauhan itu menyakitkan. Jadi aku menolak keputusan ini." entah apa hubungannya kalimat pertama dan kalimat kedua, tapi yang jelas Kwangmin dipihak Changkyun.

"Biarkan saja dua orang idiot itu, paling-paling nanti Yuan kapok dan berhenti sendiri mengejar makhluk seperti Younghye." Hyura mengibas-ngibaskan tangannya ke udara. Dia masuk tim Changkyun.

Wonho menatap datar pihak seberang. Dan saat ini kubu mereka benar-benar terbagi menjadi dua.

"Kalau begitu kalian bisa tidur dan jangan dengarkan rencanaku." Ucap Wonho final namun sepertinya kubu kontra masih betah duduk. "Tidak akan kami biarkan kalian mengacau!" ucap Kwangmin lantang.

Baiklah, kita skip saja adegan drama penuh perjuangan dan air mata antara dua kubu ini. Objek yang sedang di gibah saat ini masih tidur nyenyak dan menunggu besok pagi untuk berkencan.

Uhhh hanya Younghye yang tidur nyenyak. Yuan bahkan belum bisa memejamkan matanya saat ini dikamar.

"Bagaimana ini bagaimana ini bagaimana ini.... Aku harus bagaimana? Apa yang harus ku lakukan besok? Apa wajahku akan terlihat aneh? Apa penampilanku besok tidak seperti orang tua? Apa Kihyun bro tidak akan marah kalau aku berken—can.. ahhh! Aku besok akan berkencaaaan~!"

Pria itu berguling-guling sendiri diatas ranjang sambil memeluk sebuah guling. Rasanya dia ingin matahari cepat terbit dan hari esok adalah selamanya. Ah indahnya dunia. Baiklah, Yuan kau terlalu lebay.

***

Keesokan harinya semua orang banun pagi-pagi sekali dengan rencana mereka masing-masing. Kihyun sudah menyiapkan segala macam alat yang dia rasa akan berguna nanti, begitu pula dengan Wonho dan Hyungwon serta Shizuya.

"Semua mobil harus dibawa pagi ini keluar. Perintahkan itu pada Blue Satan." Titah Wonho dan langsung disambut anggukan oleh Kihyun. "Aku sudah memerintahkannya tadi malam. Tapi mobil milik Younghye tidak bisa dibawa, kuncinya ada pada gadis itu." lapor Yuan.

"Kita bocorkan saja ban mobilnya!" sahut Hyungwon dan detik itu juga keempat manusia berhore ria bersama.

"YOSH!! FIGHTING! HOY!"

Sementara itu Younghye sudah duduk manis di meja makan sambil mengunyah roti bakar dan sesekali mengotak-atik ponselnya. "Kenapa aku makan sendirian?" gumamnya seraya menghela napas.

"YUAN! YUAN! CEPATLAH, BODOH!" teriaknya menggema diseluruh ruangan. Tidak ada yang tidak bisa mendengar suara melengking itu. Younghye bahkan tidak peduli kalau hari ini dia berkencan dengan Yuan tapi sikapnya masih saja seperti orang mau mengamuk.

Tak lama setelah itu datanglah seorang pria dengan tergesak-gesak. "A—aku.. m-maafkan aku! Aku terlalu bingung mau memakai baju apa. Aku tidak tau apa aku terlihat aneh atau bagaimana, aku terbiasa dengan pakaian yang formal." Cerita Yuan panjang lebar seraya menggaruk-garuk kepalanya saat berada didepan Younghye.

Pria itu memakai jeans hitam dan kaos putih polos, lalu diluarnya dengan kemeja berwarna merah-hitam selaras dengan wedges merah dan kaos hitam milik Younghye. Mereka terlihat mirip.

Younghye menatap Yuan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jarang-jarang dia melihat pria ini berpakaian santai. Dia tampan juga. Tidak seperti Kihyun yang terlihat manis.

"Younghye?" tanya Yuan seraya menatap gadis dihadapannya.

"A-ah... Ayo kita berangkat." Ucap Younghye kemudian berdiri dan berjalan mendahului Yuan.

"Kau belum mengomentariku, apa aku terlihat aneh? Apa aku ganti baju saja ya? Haruskah aku pakai tuxedo saja?" oceh Yuan seraya mengekori Younghye. Gadis itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Yuan.

"Kau—"

"Aku?"

"Emhh.. Kau lumayan hari ini. Tidak perlu diganti." Younghye menggaruk kepalanya dengan wajah yang terlihat mencoba untuk cool.

"Benarkah?" tanya Yuan senang.

"Ini jalan-jalan, bukan acara bisnis organisasi. Mana mungkin pakai tuxedo." Gerutunya pelan.

"Ah aku lupa mengecat rambutku. Aku akan menggunakan jaket saja." Ucap Younghye tiba-tiba kala menyadari kalau rambutnya masih merah.

Yuan menepuk kepala gadis yang lebih pendek darinya itu, meskipun sudah menggunakan wedges tetap saja Younghye pendek, dia yang paling pendek diantara yang lain. "Tidak perlu, banyak orang akhir-akhir ini yang menggunakan rambut warna merah." Ucap Yuan pelan seraya tersenyum canggung.

"E—emh.. Baiklah jika itu maumu." Cicitnya pelan.

"I-itu karena kau akan segera pulang! Jadi kurasa membuatmu senang sebentar itu tidak masalah!" ucap Younghye lagi selanjutnya dengan lantang.

Baiklah sudah di putuskan, dia ini Tsundere berbulu Yandere.

Mereka berdua lalu berjalan keluar rumah, Younghye lekas menghampiri lycant hypersport nya yang sudah terparkir manis didekat teras.

"Ban bocor, bagaimana bisa? Pagi tadi aku sudah mengeceknya." Ujar Younghye saat melihat keempat bannya. EMPAT ban-nya sekaligus bocor. Apa Younghye baru saja menjalankan mobilnya di area penuh paku? Heh, ada-ada saja.

Younghye berbalik dan menatap Yuan sambil bersandar pada mobilnya, wow dia terlihat keren dimata Yuan. "Kulihat semua mobil sudah tidak ada. Sepertinya kita harus mengganti ban dan mungkin memakan waktu lama." Younghye menghela napasnya berat.

Yuan terlihat kecewa dengan kemunduran waktu ini, memanggil pekerjanya juga sudah memakan waktu yang lama.

Kring

Kring

Kedua manusia itu menoleh kala mendengar suara lonceng sepeda, disana muncul Hyerin dan Hyura sambil menggiring sebuah sepeda.

"Jarak dari sini ke wahana bermain tidak terlalu jauh. Menaiki sepeda berdua kurasa itu bagus." Hyura berkokok penuh semangat sambil menepuk-nepuk sepeda yang ada disampingnya.

"Betul, akhir-akhir ini menggunakan sepeda untuk berkencan itu populer." Tambah Hyerin dan Hyura menganggukan kepalanya setuju. Yuan dan Younghye saling tatap sebelum akhirnya Yuan bersuara, "Sejak kapan kalian berdua akur?" tanyanya.

Jder

Rasanya Hyura lupa ingatan. Benar juga! Seharusnya dia masih tidak suka dengan Hyerin, lalu ada apa ini? Ah baiklah, mungkin dia memang sudah tidak terlalu mempermasalahkan itu sekarang, masalah utamanya adalah dia, Hyerin, Kwangmin dan Changkyun tidak boleh kalah dari empat rubah licik yang tengah bersembunyi dibalik semak-semak itu.

"Itu tidak perlu dipikirkan, karena Younghye sudah mengijinkan Hyerin untuk tinggal disini aku rasa aku juga perlu mengetesnya, ya seperti menyelidiki bagaimana keadaan mentalnya, apa makanan kesukaannya, bagaimana tipe pria idamannya dan semuanya!" jawab Hyura dalam satu tarikan napas.

Beruntungnya Yuan memang terlihat bodoh-bodoh cerdas, lebih banyak lemotnya daripada spontannya. Jadi dia hanya ber'O ria.

"Ini bersepedalah. Kami sudah memeriksanya, dan ini masih sangat bagus." Hyerin berjalan dan menyerahkan sebuah sepeda itu pada Yuan.

"Younghye, bukankah sangat romantis menaiki sepeda sambil menyisiri jalan? Seperti di MV Boyfriend dengan judul Don't Touch My Girl kesukaanmu itu!" Hyura semakin meyakinkan adiknya yang terlihat menatap jengah pada sepeda itu.

"Ah baiklah-baiklah. Pergi sana." Usir Younghye pada keduanya dan detik itu juga mereka menghilang entah kemana.

Saat Younghye berbalik, Yuan sudah menaiki sepeda itu dengan semangat. "Ayo kita pergi!" ujarnya seraya tersenyum lebar. Tanpa sadar Younghye memutar bola matanya sambil tersenyum tipis, "Pastikan kau mengendarai dengan baik."

Yuan sudah ingin mulai mengayuh namun dia terdiam kala sepasang tangan melingkar di pinggangnya. "Y-younghye?" tanyanya pelan.

"Apa? Aku takut jatuh." Ketus yang dibelakang.

Pada akhirnya kedua insan itu pun mulai menjauh dari rumah dengan sebuah sepeda. Yuan adalah orang yang terlihat paling bahagia dengan hari ini.

Sementara disemak-semak terdekat,

"Tidaaaak! Princess-ku!! Jangan dekat-dekat dengan serigala berbulu marmut!" teriak Kihyun frustasi sambil menjulurkan tangannya seolah ingin menggapai anak bungsunya.

"Kita lanjut ke rencana B." Ujar Hyungwon seraya menganggukkan kepala.

"LET'S GO!"

***

"Apa yang kau lihat, Wonho?" tanya Hyungwon sedangkan Wonho sudah menggunakan teropongnya dengan sangat baik.

"Mereka menuju ke salah satu tenda bermain. Oh oh.. itu lempar kaleng!" seru Wonho heboh dan Hyungwon langsung merebut teropongnya. "Wah benar, mereka akan bermain. Apa Yuan bisa mendapatkan sesuatu untuk Younghye?" gumam Hyungwon.

"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh membiarkan master mengendalikan situasi!" seru Shizuya dengan penuh semangat.

"Bagaimana jika Yuan berhasil mendapatkan boneka besar untuk Younghye? Lalu gadis polos itu akan terlalu senang dan lupa diri, kemudian tanpa sadar dia akan dibawa Yuan ke hotel terdekat, lalu Younghye yang masih polos itu tidak tau apa-apa, kemudian si Yuan brengsek itu akan melakukan hal-hal bejat pada gadis polosku, lalu dia akan diberikan lolipop, lalu dia—"

"Cukup Kihyun, dia tidak akan mendapatkannya." Hyungwon menyumpal mulut Kihyun dengan dompetnya.

"Ayo kita mendekat dan lihat aapa yang terjadi." Usul Shizuya, ketiganya mengangguk patuh lalu perlahan berjalan semakin mendekat pada sang target.

Younghye menatap berbinar sebuah boneka kucing besar warna pink yang menjadi hadiah pada tenda itu. Dia tidak mengatakan apa-apa namun wajahnya mengekspresikan kalau dia benar-benar menginginkannya.

Yuan seketika merasa dibawah tekanan. Dia harus bisa mendapatkan boneka itu atau Younghye akan kecewa, jika dia kecewa mungkin dia akan menangis, jika dia menangis artinya dia akan merajuk, jika dia merajuk maka dia tidak akan mau pulang bersama Yuan, artinya dia akan minta jemput kakaknya, lalu kalau ternyata yang menjemputnya adalah Kihyun, maka nyawa Yuan benar-benar dipertaruhkan saat ini.

Baiklah dia benar-benar parno sekarang.

Pria itu mengambil sebuah senapan mainan dan mulai membidik kaleng yang berdiri tegak serta berjarak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat juga.

Pelatuk dilepaskan dan sebuah peluru karet keluar. Namun sayang sial nasib Yuan karena kaleng yang jatuh hanya dua buah. Younghye seketika menurunkan bahunya, dia terlihat kecewa.

"Aku akan melakukannya." Ujar Younghye dengan wajah datar.

Sial! Matilah Yuan! Dia –Yuan, adalah petarung jarak jauh, meskipun dia bisa menjadi petarung jarak dekat dengan menggunakan bakat menghancurkan syaraf dan juga senjata tajam. Tapi jika berurusan dengan jarak yang setengah-setengah seperti ini, dia bisa tidak fokus dalam membidik, karena jaraknya memang tidak terlalu jauh.

"T-tunggu! Aku coba sekali lagi!" ujar Yuan dengan wajah memelas. Jika itu Younghye, maka gadis itu pasti bisa mendapatkannya, Younghye pandai dalam tembak-menembak. Gadis itu petarung jarak dekat dan menengah namun kemampuan jarak jauhnya juga hebat meskipun dia bukan spesialis jarak jauh.

Yuan berusaha untuk fokus, dia menghirup napas dan mengeluarkannya dengan pelan.

"Aku harus berhasil!" batinnya.

Pria itu kemudian bersiap dan kini menarik pelatuknya perlahan.

Krang!

Tang!

Tuing!

Pemilik tenda itu bahkan sampai melongo kalah semua, SEMUA kaleng yang ada disana malah ikut terjatuh, disana ada tiga buah tumpukan kaleng dan semuanya terjatuh!

"Yes!" Changkyun dan Kwangmin bertos ria. "Nice, Hyerin!" teriak Hyura kegirangan seraya menepuk keras pundak gadis berwajah datar yang baru saja berhasil membidik sempurna tumpukan kaleng yang seharusnya dibidik oleh Yuan.

"Ini bukan apa-apa." Ujarnya bangga seraya mengacungkan jempol namun ekspresinya masih datar. "Dasar tidak punya ekspresi!" cibir Hyura lalu merangkul Hyerin, "Yah siapa yang peduli, kau akan memiliki banyak ekspresi nanti jika berhasil meluluhkan hati gadis berambut merah itu." sambungnya riang.

Mereka berempat tau jika Yuan tidak akan berhasil membidik, maka dari itu mereka langsung membeli sebuah pistol mainan berisi peluru karet demi membantu Yuan dalam memenangkan boneka—hati Younghye.

"Uwaahhh.. Berhasil! Yuan, kau hebat!" teriak Younghye kegirangan seraya menerima boneka kucing besar berwarna babypink dan berbulu-bulu halus itu.

Yuan diam-diam keheranan, matanya jeli untuk melihat dan dia merasa jika tadi pelurunya meleset, lalu datang dari mana kah peluru yang sangat tepat itu? Ah Yuan tidak mau ambil pusing, mungkin Tuhan memang sudah menjodohkannya dengan Younghye. Haha!

"Mereka punya Hyerin. Huhuhu~" Shizuya menangis air mata buaya. Bagus, kau benar-benar mengkopi Younghye dengan baik. Kihyun sudah menggumam tak jelas sedari tadi.

".... Apa dia memperlakukan semua wanita seperti itu? Dasar buaya kadal komodo reptil ular cacing alaska." Dia benar-benar menggumam dengan nyaring dan Shizuya pun merinding.

"Tidak masalah, kita akan memenangkan kompetisi ini!" ujar Wonho membangkitkan semangat timnya.

Hyungwon, Wonho, Shizuya dan Kihyun kemudian berjalan mengikuti Yuan dan Younghye secara diam-diam. Mereka terlihat seperti penguntit tapi tidak masalah.

"Shizuya apa kau membawa pistol mainan yang kuminta?" tanya Wonho dan gadis berambut merah itu mengangguk seraya menyerahkan sebuah pistol mainan berwarna merah-hitam.

Wonho menatap semua anggota squadnya. "Siapa yang bersedia menembak? Isinya hanya beberapa peluru karet tapi ku jamin sakit jika mengenai kulit." Jelas Wonho dan tak menunggu waktu lama Hyungwon sudah mengangkat tangannya.

"Aku sudah lama tidak menembak, tapi tembakanku adalah yang paling akurat dari semua rekan-rekanku." Ujar Hyungwon bangga. Wonho menyerahkan pistol itu dan diambil dengan senang hati oleh sang lady-boss.

"Kau memang lady-boss terbaik yang ada didunia ini." Wonho mengecup sekilas kening Hyungwon dan membuat Kihyun menutup mata Shizuya.

"KAU SAMA SAJA DENGAN YUAN!"

Detik selanjutnya Wonho sudah mendapatkan sebuah sumpalan daun oleh Kihyun.

Dor!

Hyungwon menembakkan peluru karet itu ke arah leher belakang Yuan.

Namun ketika hampir dekat sebuah peluru lainnya datang dan sangat tepat menghantam peluru milik Hyungwon.

"Sial! Apa itu tadi?" gumam Hyungwon dan Kihyun lekas melihatnya dengan teropong.

"Changkyun kali ini yang menembak. Demi Tuhan, Im Changkyun aku sekarang kesal." Gerutu Kihyun seraya meremas-remas tangannya sendiri.

"Tidak masalah. Tembak terus. Semangat!" ujar Shizuya seraya mengepalkan kedua tangan dan menatap Hyungwon penuh harap.

Tembakan demi tembakan pun dilayangkan oleh kedua belah pihak namun sepertinya keduanya imbang. Karena buktinya sekarang Yuan dan Younghye masih tenang-tenang saja dan mau naik bianglala.

Keduanya kini menaiki bianglala dan tak mau kalah kedua tim pro dan kontra juga sudah naik demi melihat situasi katanya.

Yuan dan Younghye duduk berseberangan. Younghye menatap keluar sedangkan Yuan terlihat gelisah karena tidak tau harus berbicara apa.

"E-emhh.. A-apa kau senang hari ini?" tanyanya pelan. Younghye menolehkan kepalanya ke arah Yuan.

"Ini baru jam 12 siang Yuan. Aku mau kita jalan-jalan sampai sore. Jadi aku masih belum senang." Younghye pura-pura cemberut dan Yuan panik. Dasar baperan.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun untukmu." Ucap Yuan sungguh-sungguh. "Benarkah?" tanya Younghye seraya menyeringai licik. Yuan mengangguk ribut berulang kali. "Aku punya permintaan, tapi ku rasa nanti saja akan aku sebutkan." Younghye mengusap-usap dagunya kemudian tersenyum.

Yuan tidak menyadari sama sekali arti dari senyuman licik itu. Hanya Younghye dan Tuhan yang tau.

"Oh iya, terima kasih atas semuanya." Ucap Yuan seraya menundukkan kepalanya didepan Younghye.

"Terima kasih juga karena sudah mau menerima Hyerin." Sambungnya lagi.

Younghye tertawa selanjutnya, Yuan tidak paham dengan apa yang ditertawakan gadis itu namun detik selanjutnya Younghye tersenyum sinis. "Bukan berarti aku sudah menerimanya, aku hanya kasihan padamu jika harus membawa pulang seorang sampah." Bisik Younghye kemudian tangannya menjulur kedepan, meraih dagu Yuan dan menatapnya dengan senyuma licik.

"Maka dari itu, aku akan memoles sampah sepertinya menjadi sebuah permata." Sambungnya lagi.

"Aku melakukan ini karena kasihan denganmu, Yoo Han Yuan."

Yuan merasa jika dirinya saat ini hancur melebur dan terbang bersama angin.

Tatapan Younghye, bisa-bisa membuatnya serangan jantung. Tatapan gadis itu, seperti menusuknya. Dan Yuan menyukainya.

Baiklah, kini kita temukan fakta baru bahwa Yuan ini mungkin masuk golongan hampir masokis.

"Dan sebagai rasa terima kasih juga, karena dia sudah melindungiku saat dibandara dan memberiku beberapa saran." Younghye melepaskan tangannya dari wajah Yuan dan kini kembali duduk dengan manis.

Mata hitam pria itu tak bisa lepas menatap Younghye.

"Matamu." Ucapnya tanpa sadar. Younghye menoleh dan mengeryitkan alisnya. Dia saat ini menggunakan softlens agar warna matanya hitam.

"Aku menyukainya."

"Hah?"

"Matamu indah, aku menyukainya."

"M-maksudmu?"

"Merah-jingga. Aku suka merah dan jingga."

Seketika wajah angkuh itu menjadi merah karena malu sedangkan Yuan kini yang tersadar akan ucapannya menjadi salah tingkah sendiri.

Younghye lalu menjulurkan jari-jarinya pelan ke arah mata dan mengambil softlens hitam disana.Gadis itu lalu membuangnya ke samping dan kini terlihat lah kedua mata hetero miliknya.

"Tidakkah ini terlihat menyeramkan?" tanya Younghye. Yuan menggeleng kuat, "Itu indah, aku menyukainya." Entah kenapa sekarang dia sangat lancar memuji gadis berambut menyala itu, padahal tadi dia sudah salah tingkah.

Sekarang malah Younghye yang salah tingkah. Sesadis-sadisnya dia, segila-gilanya dia, dia tetap akan malu jika dipuji oleh seorang pria. Kecuali pujian dari Kihyun, Hyungwon, Wonho, Kwangmin dan Changkyun. Mereka tidak masuk hitungan.

"Ughh siaaaalll! Kenapa Younghye sampai tersipu begitu?!" heboh Kihyun dan setia dengan teropongnya.

"Neesama tidak pernah tersipu begitu didepanku!" rengek Shizuya dan kini dia dengan Kihyun sudah berpelukan.

"Shizuya, tidakkah rasa cintamu pada Younghye itu terlalu berlebihan?" ucap Wonho datar saat melihat gadis yang terobsesi dengan adiknya itu kini terlihat frustasi.

"Neesama adalah hidupku! Aku hidup demi dirinya!" ucap Shizuya lantang.

"Kalau begitu bagaimana dengan rasa cintamu padaku?" celutuk Hyungwon dan detik selanjutnya Wonho menggaruk kepala sambil memberikan cengiran terbaiknya.

Sementara di kapsul lain.

"Woah woah woah! Younghye sampai tersipu begitu! Apa yang dilakukan Yuan hei hei!" histeris Hyura kegirangan.

"Yuan memang pria sejati." Ucap Kwangmin berwibawa sedangkan Changkyun tiba-tiba galau jika melihat bianglala karena dia akan teringat beberapa kenangannya. Dasar gagal move on.

***

"Apa sudah mirip?" tanya Shizuya seraya menatap satu persatu pria dihadapannya.

"Kau persis sepertinya!" Hyungwon mengacungkan jempol pada Shizuya.

Mereka memasuki strategi selanjutnya, sekarang Yuan dan Younghye sudah ada di sebuah mall besar, jadi Wonho memutuskan untuk mengecoh kubu lawan, dia memiliki Shizuya sang copycat disini, dia agak diuntungkan sekarang.

"Kuharap ini bisa luntur." Gerutu Kihyun saat melihat rambut pinknya berubah warna menjadi hitam, persis seperti Yuan. "Itu adalah colour hairspray yang biasa Younghye pakai, aku yakin pasti bisa luntur." Jawab Wonho meyakinkan.

Baik Shizuya maupun Kihyun sudah dibelikan baju oleh Hyungwon yang dirasa mirip atau sama dengan apa yang dipakai dengan Younghye dan Yuan. Yosh! Kali ini mereka harus berhasil!

"FIGHTING!"

"YOSH!"

Sementara itu disisi lain,

"Yuan, lebih bagus warna pink atau warna babypink?" tanya Younghye seraya mengangkat dua buah baju pada tangannya.

Yuan berpikir sangat keras, dia memutar otaknya secepat mungkin. Ini adalah saat dimana gadis-gadis mulai merepotkan, jika Yuan menjawab pink maka Younghye pasti akan keberatan tapi jika Yuan selanjutnya memilih babypink pasti akan ada sanggahan lagi. Wanita itu salah satu makhluk Tuhan yang susah dibaca jalan pikirannya.

"Jika aku menyuruhnya beli keduanya, nanti dia juga akan protes. Apa yang harus ku jawab?" raung Yuan dalam hatinya sementara Younghye sudah menatapnya datar karena sedari tadi tidak dijawab.

"Babypink atau pink?"

"B-babypink!" jawab Yuan kaget dan dia keceplosan mengatakan apa yang ada dipikirannya.

"E-ehh ti-tidak maksu—"

"Oke, babypink, aku beli ini."

Dan Yuan pun ditinggalkan Younghye yang sudah pergi untuk membayar bajunya.

"Eh? Dia tidak protes? Bagaimana bisa? Bukannya semua gadis cerewet?" Yuan menggaruk kepalanya dan tak lama kemudian datanglah Younghye dengan membawa wadah kecil berisi baju tadi.

"Ada apa?" tanyanya. Ekspresi heran Yuan tercetak dengan sangat jelas diwajahnya, dasar tidak pandai menjaga ekspresi.

"Kau tidak cerewet? Biasanya para gadis akan cerewet jika menanyakan masalah barang yang akan dibeli." Jujur Yuan dengan ekspresi tak berdosa saat berjalan disamping Younghye.

"Oh begitu? Jadi Tuan Yoo, sudah berapa banyak gadis yang kau ajak kencan?"

Sial!

Yuan salah bicara!

"H-hey apa yang terjadi?" tanya Hyura saat melihat Younghye menatap Yuan dingin. Jarak mereka tidak terlalu jauh jadi mereka dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi pada kedua manusia itu.

"Aku tau tentang wanita bukan berarti aku mengencani mereka. Aku hanya sekedar tau."

"Tau dari pengalaman maksudmu?"

"Kau bisa tanyakan pada Shizuya, aku tidak pernah berkencan!"

"Tapi kau pernah tidur bersama wanita."

"Apa aku harus menangis dan bersujud dihadapanmu agar kau percaya?"

"Lakukan saja."

"Arghh! Aku masih polos tentang cinta."

"Maksudmu sering mempolosi wanita?"

"Tidakkah kau lihat mataku sudah berair, aku mau menangis!"

Changkyun pura-pura tidak mendengar saja, entah kenapa dia merasa kasihan sekarang dengan Yuan, kenapa pria sehebat dia malah tertambat hatinya pada gadis denial berbulu yandere itu? Changkyun benar-benar mentertawakan Yuan dalam hatinya.

Sedangkan Kwangmin menghela napasnya, "Apa semua leader Black Rabbit seperti ini?" gumamnya seraya menggeleng-gelengkan kepala. "Younghye adalah perwujudan sempurna dari gadis yandere namun tsundere." Hyura mengangguk-anggukan kepalanya. Sekarang dia paham kenapa adiknya masih menjomblo sampai sekarang—hehe.. Dia juga jomblo.

"Bumbu-bumbu rumah tangga." Ucap Hyerin tanpa ekspresi. Hyura melirik gadis disampingnya prihatin, "Aku tau kau ingin membuat kata-kata lucu, tapi ekspresimu tidak mendukung sama sekali. Tidakkah kau terlihat seperti ikan yang mati?" ujarnya seraya menepuk bahu Hyerin, Kwangmin dan Changkyun ingin tertawa, tapi yang dikatakan Hyura memang benar, bisa apa mereka?

"Tapi tidak masalah, jika kau sudah berhasil meluluhkan hati adikku, maka kau akan tau warna dunia. Kau mungkin akan menjadi cerewet sepertiku juga nanti. Yah terlalu lama disampingnya membuatku mau tak mau tertular penyakitnya." Celoteh Hyura sekali lagi.

"Ya, aku akan berusaha agar diterima disini. Mohon bantuannya!" Hyerin membungkukkan badannya 90 derajat dihadapan Hyura, "Aku masih belum menerimamu, bodoh. Tapi aku juga tidak menolakmu jika saudara ku yang lain tidak. Bersemangatlah dan buktikan kalau kau pantas berdiri disamping kami."

Kwangmin dan Changkyun saling tatap, mungkin ini pertama kalinya mereka melihat Hyura mengeluarkan petuah yang sangat berfaedah— maksudnya baik.

"Hei mereka sudah beranjak, ayo cepat ikuti!" ujar Kwangmin seraya menunjuk Younghye dan Yuan yang kian menjauh.

Empat eksekutif hebat itupun terus berjalan dari belakang mengikuti targetnya. Saat ini Hyura berada didepan dilanjukan dengan Kwangmin, Changkyun lalu Hyerin dipaling belakang. Hyerin bertugas mengawasi kubu lawan karena dia pandai dalam pertarungan jarak jauh.

"Apa mereka mau membaca buku?" tanya Kwangmin saat Yuan dan Younghye memasuki tempat penuh buku itu. "Ikut saja." Suara Changkyun yang terus berjalan.

Hyura menyipitkan matanya sejenak, "Tunggu sebentar! Seingatku Yuan lebih tinggi!" teriak Hyura seraya menunjuk-nunjuk target dihadapannya.

Mendengar kata 'tinggi', pria yang tadi mereka sangka Yuan pun berbalik.

"Sialan, ku bunuh kalian disini." ucapnya sambil tersenyum manis, sangat manis bahkan mampu membuat Kwangmin bergidik.

"Shizuya dan Kihyun?!" histeris Hyura kala mendapati Shizuya tersenyum penuh kemenangan berhasil mengecoh mereka.

"Kalian sudah terpisah dari Neesama, dan aku yakin kini Hyungwon niisama sedang menjalankan aksinya!" ucap Shizuya dengan bangga dan semua dari kubu Changkyun pun saling tatap. Tidak! Mereka harus mengejar Yuan dan Younghye yang asli.

"Kita lengah dan kehilangan yang asli. Ayo kita cari mereka!"

"Mau kemana kalian hah?" tanya Kihyun yang sudah membunyikan jari-jarinya. "Sial." Changkyun meneguk ludahnya dan menatap satu persatu anggota mereka.

"RUN FOR YOUR LIFE BRUH!"

Kita kembali pada Younghye dan Yuan yang asli, setelah Yuan nekat mau bersujud dihadapan Younghye sambil menangis akhirnya Younghye tidak mau mengambil resiko malu dan lebih memilih untuk menyeret Yuan menjauh sebelum melancakan aksi nekatnya.

"Yuan, bukankah disini terlalu ramai?" tanya Younghye pada Yuan yang ada disampingnya. Mereka entah kenapa tiba ditempat yang lumayan ramai.

"Oh disana bagus." Younghye tiba-tiba melihat sebuah boneka yang ditawarkan dan melesat kesana tanpa peduli dengan Yuan yang berteriak memanggil namanya.

"Halo Nona~ Apa yang kau inginkan?" tanya sang pegawai yang entah kenapa memakai pajamas hewan, kodok lebih tepatnya.

Younghye menyipitkan matanya, "Hyungwon?" tanyanya langsung tanpa basa basi. "E-eh? B-bukan! Namaku Hayoun." Jawab pegawai itu gelagapan.

"Itu seperti nama perempuan." Jawab Younghye lagi. "Kebetulan ibu dan ayah saya senang dengan nama itu bahkan sebelum saya dilahirkan." Jawabnya dengan cepat, dan belum sempat Younghye mau bertanya dia sudah bersuara lebih dulu, "Apa nona ingin kucing ini?" tanyanya ramah seraya mengiming-imingi Younghye dengan boneka kucing yang lucu.

"Ya! Ya! Aku ingin!" teriaknya girang.

"Yes berhasil." Ujar sang pegawai kodok dalam hatinya dan mengacungkan jempol diam-diam pada pria diseberangnya yang memakai pakaian kelinci berwarna pink.

Benar sekali, itu memang Hyungwon dan kelinci itu adalah Wonho. Ada yang mau protes? Ayo maju!

"Kau bisa mendapatkannya gratis, tapi syaratnya harus mengambil langsung barang aslinya disana." ujar Hyungwon seraya menunjuk tempat lain. Younghye nampak berpikir, "Aku kemari bersama temanku, akan kupanggil dia dulu." Ujar Younghye.

"Tidak perlu, ini tidak akan memakan waktu lama." Hyungwon meyakinkan. "Lihatlah, apa kau ingin kucing yang lucu ini diambil orang lain yang lebih cepat?" bagus sekali Hyungwon, kau sangat berbakat dalam mengompori seseorang.

"Tidak mau! Kucing itu milikku." Younghye mulai menangis air mata buaya dan artinya Hyungwon menang telak.

Dan sudah bisa ditebak akhirnya Younghye pun mengikuti Hyungwon untuk mengambil kucing pada salah satu tempat yang dimaksud. Hyungwon, entah dia yang pintar mengecoh Younghye atau kah justru Younghye yang terlalu bodoh untuk ditipu hanya dengan nama dan pajamas.

"Terima kasih." Ucap Younghye senang saat menerima boneka kucing yang dia inginkan.

Hyungwon pun meninggalkannya dan dia –Hyungwon, sedang kegirangan sendiri dengan boneka yang dia dapat secara gratis.

"Tunggu, aku meninggalkan Yuan! Bagaimana kalau dia tersesat?" Younghye kaget saat baru tersadar bahwa dia berpisah dengan Yuan.

Dia –Younghye, melihat ke kiri dan kanan dan tidak menemukan Yuan dimanapun.

"Aku harus ke—" dia terdiam sejenak.

"Rambutku, mataku." Gumamnya tersadar. Jika orang-orang menatapnya dengan seksama maka mereka pasti akan mengenalinya. Apa yang harus dia lakukan?

"Aku harus mencari Yuan."

Dan disaat yang lain, Yuan celingukan karena gadis nyentrik yang bersamanya kini menghilang.

"Younghye?" dia berteriak kecil sesekali menyuarakan nama gadis berpenampilan paling mencolok itu.

"Sial, dimana dia?" Yuan menggaruk kepalanya sendiri dan mulai kebingungan, "Aku meninggalkannya. Bagaimana ini?"

Keduanya pun terpisah hanya karena akting murahan dan strategi paling pasaran dari Hyungwon dan Wonho. Bahkan Hyungwon lupa jika apa yang dia lakukan itu salah, haha.. Dia hanya terlalu bersemangat memisahkan kedua insan itu.

"Baiklah, sekarang bagaimana Shizuya dan Kihyun ya?" tanya Wonho seraya melepaskan pajamas pinknya, begitu pula dengan Hyungwon dengan pajamas hijau muda miliknya.

"RUN!! RUN!"

Keduanya menoleh kala mendengar suara Changkyun yang nyaring, beberapa orang sudah meneriaki mereka agar tidak berlarian tapi bagi Changkyun, Kwangmin, Hyerin dan Hyura ini adalah pertarungan anara hidup dan mati, mereka tidak mau kehilangan organ tubuh mereka atau mengalami patah tulang serius. Tidak mau!

"O—oyy apa yang terja—WONHO! LARI!" teriak Hyungwon juga kemudian saat melihat Kihyun memasang wajah yang manis sambil tersenyum dan berlari, itu adalah wajah paling menyeramkan milik Kihyun. Belum lagi disebelahnya ada Shizuya dengan kuku-kuku panjang terawatnya.

"Kenapa kita harus lari juga?!" teriak Wonho tidak terima namun tetap berlari karena diseret oleh Hyungwon.

"Jika mereka tidak berhasil mendapatkan Kwangmin atau yang lainnya, maka kita yang akan jadi pelampiasan."

Dan begitu lah akhirnya kedua kubu pun bersatu demi menghindari amukan Kihyun dan serangan Shizuya yang sepertinya punya dendam pada semua orang yang sudah mendukung hubungan sang tuan dengan idolanya.

"AKU TIDAK MAU MATI!! AKU BELUM MENIKAHI HYUNGWON!"

***

Yuan mendorong pintu dihadapannya dan terlihatlah langit yang sudah hampir gelap. Dia berada tepat diatas atap mall. Kakinya berjalan lurus mengikuti perintah otaknya.

Pria itu tersenyum lega kala mendapati sosok berambut merah yah tengah duduk di pinggir atap sambil memeluk sebuah boneka baru.

"Younghye!" seru Yuan kemudian menghampiri gadis yang dia yakini sebagai Younghye itu.

Gadis itu menoleh ke arah Yuan,

"K-kenapa kau menangis?" histeris Yuan kala melihat wajah Younghye yang dipenuhi air mata.

"Huwaaaa.... Aku pikir hiks.. Yuan akan tersesat hikks.. hikss... dan hilang... hiks.. hikss... Huwaaaaaa..." dia menangis dengan ekspresi yang lucu seolah lega karena Yuan berhasil menemukannya.

"Bukankah seharusnya aku yang khawatir kau tersesat?" Yuan mengatakannya dengan ekspresi datar kala melihat Younghye menyapu ingusnya menggunakan telinga boneka kucing baru yang dia miliki.

"Dan bukankah disini yang ditemukan adalah dirimu? Artinya kau yang tersesat." Timpal Yuan lagi masih berekspresi datar.

Younghye tidak peduli, yang penting dia sudah berhasil menemukan Yuan

"Kau tidak berubah ya, jika merasa kesepian atau kesal kau pasti akan pergi ke atap" gumam Yuan, dia mengingat betul kebiasaan gadis berambut merah itu dari dulu.

Pria tersebut lalu duduk disamping Younghye dan memandang langit senja, Younghye masih sibuk dengan ingus dan air matanya.

"Hei Younghye,"

"Hm?"

"Jika kau menikah denganku, maka kau akan menjadi Nyonya Yoo, ah aku tidak sabar menantikannya."

Younghye tiba-tiba tersipu malu dan memukul bahu Yuan refleks, "Apa-apaan kau ini." gerutunya karena malu.

"Yoo Younghye kurasa bagus?" gumamnya sekali lagi tanpa memperdulikan Younghye.

Gadis berambut merah itu menggembungkan pipinya dan menatap Yuan, "Aku mau tinggal di London saja."

Yuan terlihat berpikir sejenak, "Kalau begitu namamu akan menjadi Vellona N. Arestha." Ujarnya menggumam. "Yang benar aja, aku tetap memakai Royalty sebagai nama keluargaku." Gerutu Younghye tidak terima.

Pria berambut hitam itu terkekeh, "Kurasa itu nama yang bagus." Ucapnya lembut seraya mengacak rambut Younghye.

"Tapi entah kenapa terasa sangat jauh." Sambungnya lagi dan kini menarik Younghye ke pelukannya, tidak, dia meletakkan dagunya di atas kepala Younghye dan mengusap rambut merah itu pelan.

Yang dipeluk diam saja tak bergeming sambil mencoba mencerna apa yang terjadi.

"Kurasa aku tau kenapa Wonho tidak rela melepaskanmu padaku." Ucap Yuan. Younghye mencoba untuk mengangkat kepalanya dan kini dia bisa menatap mata hitam Yuan. Pria itu tersenyum lalu kembali membawa Younghye ke pelukannya.

"Aku tidak bisa menemukanmu dalam waktu singkat, jika itu adalah dia aku yakin dia akan menemukanmu dalam waktu kurang dari setengah jam, tapi aku berhasil menemukanmu dalam waktu hampir 90 menit." Ucap Yuan seraya menghela napas.

"Aku tidak bisa melindungimu, aku tidak secekatan dan sespontan dia saat melindungimu di colosseum, dia langsung meloncat turun dan menghajarku, kau tau?" Yuan menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat betapa mengerikannya wajah dia saat itu sehabis dihajar Wonho.

"Lalu, apa kau mau menyerah dariku?" tanya Younghye pelan.

Yuan melepaskan Younghye dari pelukannya, kini dia menangkup wajah gadis itu dan tersenyum gemas melihatnya.

Tuk

Dahi mereka kini berbenturan dan Yuan masih menangkup pipi gadis dihadapannya,

"Jangan lupa jika aku pernah berjuang."

Younghye terdiam.

Yuan ini menjauhkan wajah mereka berdua dan membiarkan Younghye berpikir sejenak, "Maksudmu?" tanya Younghye seraya memiringkan wajahnya. Yuan menepuk-nepuk kepala itu dengan lembut,

"Carilah seseorang yang lebih baik untukmu, karena jika ada orang yang membuatmu menangis maka aku akan menghajarnya." Bisik Yuan.

Pria itu lalu mendekatkan wajahnya pada Younghye, gadis berambut merah itu lekas memejamkan mata namun beberapa saat selanjutnya dia tidak merasakan apa-apa.

Cup

Hanya sebuah kecupan singkat pada kening yang dia dapatkan. Saat dia membuka mata, yang dia lihat adalah senyuman tulus tanpa beban yang sangat jarang dia lihat dari orang-orang Black Rabbit. Mungkin hanya Hyungwon yang sering memberikan senyuman itu padanya.

"Jaga dirimu baik-baik, aku selalu mencintaimu."

***

"Woaaahhh~ Rasanya baru kemarin Yuan datang kesini dan sekarang dia sudah pulang." Celoteh Hyungwon saat melihat pesawat tujuan London baru saja berangkat pergi.

Younghye, Hyura, Hyungwon, Wonho, Kwangmin, Changkyun dan juga Hyerin ada dibandara itu untuk mengantar kepergian Yuan. Hyerin tinggal dikorea karena atas pertimbangan dari Hyungwon dan Wonho. Mereka sepakat akan melihat bagaimana Hyerin disini meski dengan perjanjian jika gadis itu macam-macam maka Wonho akan membunuhnya sendiri.

"Kau tidak sedih Yuan pergi?" tanya Changkyun seraya melirik gadis yang duduk disampingnya.

Dia –Changkyun, tengah menyetir dan dibelakang mereka duduk Hyura dan Hyerin. Sementara Wonho, Hyungwon dan Kwangmin ada di mobil lain.

Younghye membuang wajahnya ke samping dan tak berniat menjawab pertanyaan Changkyun,

"Oh aku baru melihat kalung barumu, dan buah kalungnya adalah huruf Y berwarna hitam. Apa maksudnya adalah 'Yuan'?" goda Changkyun seraya memberikan senyuman yang menyebalkan.

"Y maksudnya Younghye." Jawabnya tanpa ekspresi.

"Heee? Benarkah?"

"Lebih baik kau ceritakan padaku tentang berita orang-orang misterius yang adu tembak didalam mall kemarin."

Skakmat.

Bahkan Hyura dan Hyerin kini pura-pura tidur. Changkyun menggaruk kepalanya, "Err—aku tidak tau sama sekali, sungguh." Ucapnya dan kini kembali fokus pada jalan tanpa mau mengungkit soal Younghye lagi.

Dia tidak mau menceritakan kalau yang merusuh di mall kemarin adalah karena ulah Kihyun dan Shizuya yang mengejar mereka. Beruntungnya Changkyun selalu merusak setiap cctv yang ada agar tidak terekam, masalah adu tembak, itu memang terjadi dan benar-benar terjadi keributan. Hanya karena masalah sepele, mereka jadi berkelahi padahal sama-sama penjahat, dasar cerdas.

Sementara itu dipesawat.

Shizuya memperhatikan Tuannya yang tengah membaca salah satu tabloid bisnis dengan fokus.

"Master, kau memiliki kalung baru? Huruf Y berwarna merah? Apa maksudnya itu?" tanya Shizuya menyelidik menatap sang master.

"Younghye." Ucap Yuan seraya menatap Shizuya dan tersenyum lebar.

"Kenang-kenangan darinya, kurasa." Sambungnya lagi tenang.

Shizuya merasakan gelagat yang aneh pada masternya.

"Apa kau berhenti mencintainya?" tanya Shizuya blak-blakan. Yuan agak kaget mendapat pertanyaan itu namun dia kembali mencoba tenang,

"Tidak."

"???"

"Aku hanya sedang beristirahat."

"Karena aku sadar, jalan yang akan ku lalui terlalu jauh."

.

SPESIAL CHAPTER FINISH

.

Jujur saya sangat senang dengan perang saudara antar tim Wonho dan tim Hyura ini, rasanya mereka seperti bukannya mau menghancurkan/? acara kencan2an/? tapi malah kek orang ayan berjamaah :)

Baiklah, ini adalah spesial chapter yang saya ketik ngebut, kenapa? Karena saya sedang kejar waktu/? supaya bisa ngetik chapter 14 dan di post hari sabtu, btw, chapter 14 belum diketik sedikitpun :)

Hehe... hehe.. Yasudah, sampai bertemu di chapter 14, saya mencintai kalian semua ><

Kamis [20:34]
Kalsel, 3 Agustus 2017
Love,
B A B Y W O N

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top