7th: SIN & ANGEL


Yuan kini duduk dengan tenang meski pun di tatap tajam oleh Wonho, Younghye dan Hyura. Hyungwon bingung dengan situasi saat ini sedangkan Changkyun dan Kwangmin masih ada di area berlatih bersama dengan Hoshi dan Vernon.

Ini semua terjadi ketika diketahui bahwa Evelyn adalah eksekutif Bloody Rose, tiba-tiba saja Wonho mengisyaratkan untuk pergi ke tempat ini dan meminta penjelasan dari Yuan.

"Wonho, kau terlihat sangat membencinya." Ujar Yuan membuka suara.

"Ya, dia melukai adikku. Siapa pun yang melukai keluargaku maka aku akan membencinya." Jawab Wonho tajam.

Yuan terkekeh lalu melirik ke arah Evelyn, "Seharusnya kau juga tidak membencinya karena dia adalah bagian dari keluargamu." Hyungwon kaget mendengar apa yang diucapkan Yuan. Wonho menatapnya menuntut.

"Dia adalah Evelyn—tidak, nama aslinya Choi Hyerin. Kau ingat?"

Seketika Wonho berdiri dan menunjuk Evelyn atau Hyerin dengan telunjuknya.

"Yuan, seharusnya dia sudah mati. Siapa yang membiarkannya hidup?" ujar Wonho dingin dan dari ekspresi wajahnya terlihat seperti dia ingin membunuh seseorang.

"Aku sudah membencinya dari dulu dan sekarang dia melukai adikku. Kenapa dia masih hidup?

"Apa keluargamu mengkhianatiku?" sambung Wonho lagi.

Dan detik itu juga Hyura dan Younghye sudah mengarahkan pisau dan pistolnya tepat ke arah Yuan.

"Tidak tentu saja. Ayahku atau aku atau siapa pun tidak akan berani mengkhianati keluargamu." Jawab Yuan tegas dan wajahnya terlihat serius, kali ini dia terlihat bersungguh-sungguh dan tidak ada wajah yang santai lagi.

"Aku bersumpah bahwa aku tidak pernah mengkhianatimu bahkan terbesit pun tidak." Yuan melanjutkan.

"Alasan Ayahku tidak membunuh Hyerin adalah karena dia memiliki potensi untuk menjadi pendukung Black Rabbit. Lagipula, dia tidak ada hubungannya dengan ibunya." Yuan membela Hyerin dan berusaha meyakinkan Wonho.

"Tidak ada hubungannya? Lalu denganku maksudmu dia memiliki hubungan?" Wonho mendecih dan mengayunkan tangannya kesamping agar Hyura dan Younghye menurunkan pisau serta pistol mereka.

Yuan menghela napasnya berat. Dia tau bahwa hari ini akan datang dan Wonho pasti akan memojokkannya habis-habisan. Jika dia salah menjawab maka kepalanya mungkin akan melayang itu adalah kemungkian terburuk. Jika Wonho bisa menerima alasannya maka dia tetap akan mendapatkan murka pria itu.

Ya, itulah Shin Wonho. Absolut dan tak terbantahkan. Apa pun yang dia lakukan adalah benar jika disituasi seperti ini. Hanya Hyungwon seorang yang bisa membuatnya tunduk dan bertingkah konyol.

"Dia adikmu." Ujar Yuan.

"Jangan membuatku tertawa. Bahkan dalam darahnya tidak ada setetespun darah keluarga Shin. Dia hanyalah orang asing yang tiba-tiba masuk ke keluargaku sementara. Adikku hanya tiga—tidak, adikku hanya dua. Seorang pengkhianat tidak pantas menjadi keluargaku."

Wonho berjalan ke arah Yuan dan kini berdiri tepat didepan pria itu. Yuan masih duduk dan membiarkan Wonho menatapnya dari atas. Kharisma sang leader tertinggi memang benar-benar beda.

"Jadi apa tujuanmu membesarkan sampah seperti dia?" kata-kata Wonho bahkan sangat menusuk untuk didengar, Hyungwon jadi tidak tega meskipun jujur dia juga tidak terlalu menyukai Evelyn atau Hyerin karena sudah membuat Younghye terluka.

"Younghye, dia itu memangnya siapa?" tanya Hyungwon pada Younghye namun gadis itu sepertinya memilih untuk bungkam dan hanya tersenyum hambar pada Hyungwon. begitu pula dengan yang dilakukan oleh Hyura.

"Tujuanku adalah menjadikan Black Rabbit semakin kuat! Dia adalah eksekutif yang kuat disini dan aku yakin dia mampu membuat Black Rabbit dengan 6 divisi." Jawab Yuan dengan lantang meskipun tangannya agak gemetar apalagi melihat Wonho sudah seperti mau melahap orang hidup-hidup.

Wonho mencengkram rambut Yuan kuat dan pria yang dicengkram hanya diam. Dia tau bahwa ini akibatnya. Lebih baik diam menerima kemurkaan Wonho akibat kesalahannya.

Bukan, ini adalah kesalahan ayahnya.

"Ayah sialan, ini kah yang kau tinggalkan untukku?" batin Yuan sesak.

Dia juga tidak mau melawan perintah Wonho, dia juga tidak mau diperlakukan seperti ini. Dia juga ingin menjadi orang yang dekat dengan Black Rabbit tertinggi. Tapi Ayahnya sudah membuat keputusan ini bahkan sejak dia masih kecil dulu.

"A—aku.. Aku akan berusaha membuktikan kalau aku pantas untuk hidup dan bersama dengan Black Rabbit!"

Oh ini adalah suara Hyerin yang sepertinya tidak tega melihat Yuan, orang yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri ini semakin dipojokkan oleh Wonho.

Wonho menyunggingkan senyuman meremehkan miliknya.

"Kau berasal dari bibit yang cacat. Sampah juga melahirkan sampah. Tidak ada yang berani menjamin jika kau tidak akan mengkhianatiku." Desis Wonho sarkas.

"Aku bersumpah! Aku setia kepada Black Rabbit dan aku tidak peduli dengan yang terjadi dimasa lalu." ujar Hyerin lagi, tubuhnya bergetar ketakutan. Wajar saja, bahkan Younghye dan Hyura pun merinding melihat Wonho saat ini.

"Hyungwon, sebaiknya kau menyusul Kwangmin dan Changkyun. Ini adalah masalah yang rumit." Pinta Hyura seraya memegangi tangan Hyungwon. Lelaki manis itu ingin menolak namun sepertinya dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Baiklah, kalian jangan berlebihan." Titah Hyungwon kemudian dia menjauh dari mereka. Lebih baik Hyungwon menyusul Kwangmin dan Changkyun saja.

Kembali lagi pada dituasi yang menimpa Yuan saat ini.

Bugh!

Dihempaskan oleh Wonho kepala Yuan dengan keras, untung saja sofa yang dia duduki empuk.

"Lalu apa? Kau berharap aku menjadikanmu sebagai adik ketiga ku? Heh." Wonho mendecih.

"Jika kalian tidak bisa menerimaku sebagai keluarga, maka cukup perlakukan aku seperti seorang eksekutif." Jawab Hyerin pelan karena Wonho menatapnya sangat tajam.

"Aku—hanya ingin membalas budi pada Tuan Yoo. Keluarganya membesarkanku dan berharap aku akan menjadi bagian dari kalian, mendukung Black Rabbit dengan nyawaku. Aku akan melakukannya, karena aku menghargai mereka lebih dari siapa pun." Sambung Hyerin lagi. Tuan Yoo yang dia maksud disini tentunya adalah ayah Yuan dan Kihyun.

"Jika Kihyun hyung disini aku yakin dia langsung mematahkan tulang paha dan lenganku." Batin Yuan.

Yuan setengah bersyukur sebenarnya saat tau Kihyun tidak ikut kesini karena dia tau jika Kihyun menyayangi Black Rabbit lebih dari apa pun. Kecintaannya pada Black Rabbit membuatnya tidak mustahil untuk membunuh Yuan saat itu juga.

Kini Younghye dan Hyura sudah berdiri disamping Wonho dan memegangi lengan pria itu dengan bermaksud membuatnya kembali duduk dan mundur. Yuan menatap kedua gadis yang tengah mencoba menghentikan sang kakak.

"Wonho, dinginkan kepalamu dulu." Bisik Hyura pada Wonho.

Pria itu menghela napas berat sambil mengepalkan tangan. Kini dia sudah dibawa mundur oleh Younghye dan Hyura. Kembali duduk manis dan meskipun masih menatap nyalang ke arah Yuan.

"Dia berani mempertaruhkan nyawanya demi melindungiku beberapa waktu lalu. Dan aku menjamin dia tidak akan mengkhianatimu—tidak, dia tidak akan mengkhianati kita karena aku juga bagian dari Black Rabbit." Yuan membuat suara lagi berharap Wonho yakin.

"Jika dia melakukannya?" Wonho menaikkan alisnya dan memberi tatapan sinis.

"Maka bantai saja seluruh keluarga Yoo."

Hyerin membelalakkan matanya saat mendengar apa yang dipertaruhkan oleh Yuan.

Tiba-tiba gadis itu kini berjalan dan berdiri didepan Wonho, Hyura dan Younghye. Hal yang tak di duga adalah ketika dia bersujud didepan ketiga bersaudara itu.

"Tuan Yuan tidak perlu bertaruh untuk apapun karena aku tidak akan mengkhianati kalian. Aku bersumpah demi tuhan yang memberikan nyawa padaku. Aku akan mengabdikan hidupku untuk Black Rabbit, mendukung kalian dan mematuhi kalian. Aku mohon, jangan salahkan keluarga Yoo."

***

"Youngmin, bisa kau tolong ambilkan berkas di meja ku?" suara Mingyu tanpa menatap lelaki berwajah mendekati cantik didekatnya. "Tunggu sebentar." jawab Youngmin kemudian menjauh berjalan ke arah meja yang dimaksud dan kembali dengan membawa barang yang diinginkan.

Mereka berdua sedang memfotokopi beberapa berkas penting untuk banyak penyelidikan. Untuk kasus Black Rabbit sekarang sudah tidak mereka ambil lagi, karena kasus itu ditangani oleh kepala polisi dan beberapa petinggi lainnya. Hanya saja, selaku kepala polisi di prefektur, maka Mingyu juga masih ikut andil dalam kasus tersebut.

"Kenapa Younghye lama sekali tidak ada kabarnya ya?" ujar Youngmin seraya bersiul-siul kecil.

Mingyu membatu seketika. Dia tidak mengatakan kebenarannya pada Youngmin, lelaki berambut pirang itu sepertinya terlalu polos untuk diberitahukan hal-hal seperti itu. Meskipun kenyataannya Youngmin lebih tua dari Mingyu.

"Mu-mungkin dia sedang sibuk." Jawab Mingyu gugup.

"Tugas kita akhir-akhir ini menjadi lebih menyebalkan kau tau?" sambung Mingyu mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kau benar, sejak Sir Jooheon pergi tugas kita jadi makin berat." Gerutu Youngmin sambil mengerucutkan bibirnya. Keduanya lalu terkekeh sambil melanjutkan kegiatan mereka yaitu memfotokopi.

***

Hyungwon berjalan ke tempat dimana Changkyun dan Kwangmin berlatih bersama. Selama perjalanan dia masih saja memikirkan tentang apa yang terjadi antara keluarga Wonho dan keluarga Yoo ini. Mengingat usia Yuan yang lebih muda dua tahun dari Kihyun dan Kihyun hampir seumuran dengan Wonho, artinya masalah rumit ini tidak dimulai dari Yuan melainkan dari ayahnya.

Sesampainya Hyungwon ditempat latihan dia sudah melihat Kwangmin dan Changkyun masih beradu dengan eksekutif lainnya.

"Kwangmin niichan! Kwangmin niichan! Aku duluan!"

Hyungwon melihat gadis berambut merah yang merengek-rengek pada Kwangmin, gadis itu adalah Shizuya. Sejauh yang Hyungwon tau, Shizuya adalah orang yang paling mengagumi Younghye lebih dari apa pun dan itu adalah alasan kenapa dia juga meniru Younghye dalam segala hal.

"Shizuya sialan! Kenapa aku yang berdiri disini?!" teriakan dari Vernon membuat Hyungwon terkekeh, lelaki bule itu berdiri didepan pohon dengan sebuah apel dikepalanya sedangkan Kwangmin dan Shizuya sudah bersiap menembak dengan pistol mereka dari jarak 10 meter.

Lelaki manis itu kemudian mencari tempat duduk yang berada didekat sebuah pohon rindang, Hyungwon memperhatikan semua eksekutif disini dan kelakuan mereka tidak jauh berbeda dengan eksekutif milik Wonho. Mereka terlihat ceria. Hanya saja, eksekutif milik Wonho kelewat ajaib. Bahkan kelakuan mereka tidak ada sopan-sopannya dihadapan Wonho kecuali saat bertugas.

"I.M hyung ternyata tidak sehebat yang ku dengar." Suara Hoshi mencibir dan Hyungwon mulai memperhatikan keduanya. Mereka terlibat dalam adu pedang, meskipun pedang kayu tapi itu tetap menarik.

Yang dilihat Hyungwon saat ini adalah Changkyun terlihat sering melamun dan agak kurang fokus. Sepertinya lelaki itu ada banyak pikiran atau apa pun itu.

"Eh? Ahaha.. Maafkan aku, aku tidak konsentrasi." Jawab Changkyun tersenyum hampa melihat ekspresi agak kecewa dari Hoshi.

"Changkyun! Jangan sampai kalah ya!" teriak Hyungwon dan semua mata kini menoleh ke arahnya.

Mereka menatap sosok lelaki kurus tinggi yang asing dan tiba-tiba berteriak di area latihan mereka. Area ini tidak boleh didatangi oleh sembarang orang kecuali Tuan Yuan mereka.

Namun semua kebingungan mereka buyar ketika Changkyun membalas teriakan Hyungwon, "YES! MY LORD!" jawab Changkyun lantang dan tahulah mereka kalau lelaki asing tersebut memiliki hubungan dengan I.M yang notabenenya adalah Dewan Eksekutif tertinggi Half Demon.

Ya, kemungkinan besar dia lah sang Lady-boss Black Rabbit yang didapatkan King dengan susah payah.

Dan kemudian Changkyun memulai serangan pertamanya kembali pada Hoshi.

"Wow, kau berubah drastis." Ujar Hoshi saat mendapati serangan acak beruntun dari Changkyun, dia bahkan tidak bisa membaca dengan benar kemana arah itu sebenarnya.

"Aku tidak boleh mengecewakan Tuan-ku karena dia sudah berteriak seperti itu." Jawab Changkyun bersemangat.

Hyungwon tersenyum melihat Changkyun sudah mulai fokus dan dia berhasil memojokkan Hoshi hanya dalam waktu beberapa saat.

"Hello~"

Hyungwon menoleh dan tiba-tiba dia mendapati Shizuya disampingnya tengah tersenyum, entah ini senyuman manis atau senyuman yang agak menyeramkan. Dia terlihat mirip dengan Younghye, mungkin karena efek dia sangat mengagumi gadis bermata beda warna itu.

"Shizuya?" ujar Hyungwon seraya tersenyum dan bergeser agar Shizuya bisa duduk disampingnya. Gadis itu lalu menjatuhkan dirinya disamping Hyungwon.

"Hyungwon niisama?" tanya Shizuya memastikan dan Hyungwon mengangguk lembut.

"Aku sudah banyak mendengar tentangmu dari kabar simpang siur. Tuan Yuan mengatakan jika kau adalah orang yang berada disamping Tuan Wonho saat dia tidak sadar. Aku berterima kasih sekali." ujar Shizuya mulai bergumam.

Dan Hyungwon benar-benar yakin jika gadis ini sangat mirip dengan Younghye. Mudah akrab dan senang menggumam lebih dulu.

"Kau sudah ada sejak saudara kembar Hyura mati bukan?" tanya Shizuya membuat Hyungwon mengeryitkan alisnya.

"Seingatku Hyura tidak memiliki kembaran." Hyungwon mengingat-ingat.

"Kalau tidak salah namanya Hyoeun. Dia adalah kembaran tak identik Hyura."

Detik itu juga Hyungwon menganga ria. Sampai sekarang dia tidak tau jika Hyoeun dan Hyura adalah saudari kembar. Demi apa pun Hyungwon merasa jika mereka sangat beda, meskipun Hyura dan Hyoeun sama-sama terlihat agak tomboy.

"Aku baru tau jika mereka kembar." Gumam Hyungwon saat itu lalu Shizuya terkekeh kecil.

"Mereka memang tidak mirip. Aku setuju denganmu jika pernyataan kembar sangat mengejutkan." Ujar Shizuya dan selanjutnya mereka berdua terkekeh.

Hyungwon tiba-tiba teringat sesuatu, jika Shizuya adalah anak yang dibawa oleh Younghye padahal mereka hampir seumuran. Mungkin Shizuya sudah lama tinggal disini dan mengatahui sesuatu.

"Kapan kau dibawa kesini? Umur berapa?" tanya Hyungwon secara tiba-tiba.

Shizuya mengerutkan keningnya seolah mengingat.

"Kalau tidak salah saat umurku 10 tahun sedangkan Younghye neesama saat itu baru memasuki 11 tahun. Dia hebat sekali kan? Baru 11 tahun tapi sudah berhasil membantai seluruh keluargaku!"

Hyungwon membatu ditempat. Younghye yang membunuh keluarga Shizuya? Dan gadis itu malah mengagumi pembunuh keluarganya? Entah dia yang gila atau Hyungwon yang mulai tidak bisa berpikir.

"Kau—dia membunuh keluargamu?" lirih Hyungwon.

Membayangkan jika dia diposisi Shizuya mungkin dia hanya masuk Black Rabbit untuk menjadi kuat dan bisa balas dendam pada pembunuh keluarganya.

"Dia membantai keluargaku. Dan aku sangat mengaguminya, aku mengidolakannya, dia adalah panutanku. Dia itu malaikat yang berbaur dengan iblis. Dia adalah sosok malaikat yang sedang berbuat dosa."

Hyungwon makin tidak habis pikir. Entah apa yang Younghye lakukan, mungkinkah dia mencuci otak Shizuya agar gadis itu mengidolakannya?

"Bagaimana bisa kau menyukai orang yang sudah membunuh semua anggota keluargamu?" lirih Hyungwon mencoba untuk menyadarkan pada Shizuya bahwa yang dilakukan Younghye itu adalah salah.

Shizuya tersenyum lalu menatap Hyungwon, "Semua orang yang mendengar ceritaku pasti menganggapku gila karena aku malah mengagumi pembunuh keluargaku. Tapi bagiku dia tidak begitu."

Hyungwon mulai memperhatikan gadis berambut merah itu dengan seksama. Dia merasa sangat tertarik dengan perjalanan hidup gadis ini, sepertinya Shizuya adalah salah satu orang yang dipermainkan oleh yang namanya 'Takdir'.

"Orang tuaku adalah seorang konglomerat. Aku adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, semua kakakku laki-laki dan aku perempuan. Dari kecil aku sudah dipaksa melakukan hal-hal merepotkan yang berhubungan dengan perusahaan. Kau tau kan jika anak umur dibawa sepuluh tahun itu mana bisa diajak berbisnis." Hyungwon mengangguk. Orang tua mana yang terlalu gila untuk memaksa anak kecil melakukan bisnis? Hell..

"Ayah dan Ibu selalu menganggapku tidak berguna. Aku sering di pukul dan dihukum. Mereka sering menyekapku dalam sebuah kamar tanpa makan dan minum seharian jika aku melakukan kesalahan."

"Tapi suatu hari aku disekap digudang yang berdebu, ayah sangat marah karena aku mengacaukan pertemuan penting dia dan koleganya."

Shizuya terlihat sedih menceritakannya. Wajahnya agak muram namun dia tetap melanjutkan, dia ingin berbagi kisah dengan orang paling tinggi kedua di Black Rabbit, sang Lady-Boss yang sudah tersohor namanya di kalangan Black Rabbit. Dazzle, sang Polisi berlencana mafia, Permata raja iblis, Cahaya di kegelapan, dan lain-lain, mereka memberikan banyak julukan yang bahkan Hyungwon tidak tau.

"Aku menangis menyesal tapi tidak dihiraukan, semua orang mengacuhkanku. Namun malam itu, tiba-tiba aku mendengar suara tembakan, rintihan, jeritan dan teriakan. Aku pikir Dewa sedang menghukum keluargaku karena sudah memperlakukanku tidak baik. Aku sangat senang dan bersyukur karena Dewa menyayangiku." Dia melanjutkan ceritanya.

"Aku menangis terisak saking bahagianya."

Hyungwon benar-benar berpikir jika gadis ini sangat gila. Dia tak kalah sintingnya dari Younghye.

"Lalu tiba-tiba gudang dibuka paksa setelah terdengar tembakan beberapa kali pada engsel-engselnya. Aku pikir Dewa akan membunuhku juga, suatu kehormatan dibunuh oleh Dewa. Tapi ternyata yang aku dapati adalah seorang Malaikat bersayap darah. Aku menatapnya dengan seksama, dia benar-benar menakjubkan!" Shizuya mulai bersemangat menceritakan bagian Younghye.

'Dan kau juga benar-benar gila!' batin Hyungwon.

"Dia melepaskanku dan detik itu juga aku tak bisa berkedip menatapnya. Padahal dia terlihat seumuranku tapi dia benar-benar seorang Malaikat! Hal baiknya adalah dia membawaku, dia menjagaku dan menjadikanku bagian darinya! Mulai hari itu aku bersumpah akan selalu mematuhinya, dia Malaikat-ku yang sedang berbuat dosa."

Hyungwon langsung mengusap kepala Shizuya dengan lembut. Hidup Shizuya berat. Dan yang dikatakan orang-orang diluar sana memang benar,

Tidak ada manusia yang terlahir sebagai penjahat.

Sesungguhnya orang-orang jahat adalah orang-orang baik yang dikecewakan.

"Dikeluargaku aku memiliki dua orang adik laki-laki. Dan kau tau? Mereka bukan saudara kandungku, tapi aku menyayangi mereka. Kami semua seperti keluarga."

"Seandainya kau lahir ditempat yang berbeda, seandainya kita dipertemukan lebih cepat, mungkin kau akan jadi adik bungsuku." Ujar Hyungwon lembut dan Shizuya tersenyum lebar. Lady-boss milik King memang benar-benar sesuai rumor, dia orang yang sangat baik dan lembut.

Tiba-tiba Hyungwon teringat sesuatu, tujuan dia bertanya pada Shizuya adalah untuk menanyakan masalah keluarga mereka, bukannya untuk menanyakan masa lalu Shizuya. Stupid Chae!

"Ahh! Evelyn! Ya, apa kau tau sesuatu tentangnya? Kenapa Wonho dan yang lainnya terlihat tidak menyukainya? Apa kau tau sesuatu?" Hyungwon memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Shizuya hingga gadis berumur 17 tahun itu menganga sebentar, mencoba memproses apa yang ditanyakan oleh Hyungwon.

"Hyerin dengan codename Evelyn. Aku pernah mendengar dari Tuan Yuan jika dia adalah anak yang diurus oleh ayah tuan Yuan, saat aku datang kesini dibawa oleh Younghye neesama dia belum ada, dia hidup bersama Tuan Yuan dan kami sekitar 4 tahun yang lalu." Shizuya mengusap-usap dagunya seolah berpikir.

"Tuan Yuan mengatakan jika Hyerin adalah saudari neesama, tapi Tuan Yuan mengatakan lagi jika neesama mungkin tidak akan menyukainya. Makanya aku juga tidak terlalu dekat dengannya. Aku mengagumi neesama lebih dari apapun." Ucapnya dengan riang dan Hyungwon benar-benar menyesal bertanya pada gadis maniak Younghye ini.

"Hah.. ku pikir kau tau sesuatu. Tapi terima kasih, aku akhirnya yakin jika Hyerin adalah saudari Younghye. Tapi kenapa mereka membencinya?" tanya Hyungwon lagi setelah menepuk dahinya.

Shizuya menatap Changkyun dan Hoshi yang sudah selesai beradu tanding. Changkyun menang mutlak dan Hoshi sudah tepar sambil tertawa lebar, dia bangga bisa bertarung bersama dengan orang yang dikaguminya.

"Tuan Yuan tau semuanya. Kau bisa menanyakannya pada Tuan Yuan. Karena menanyakan pada Tuan Wonho adalah ide yang buruk." Gadis itu mengangguk-angguk seolah yang paling pintar. Hyungwon terkekeh geli, dia benar-benar duplikat Younghye namun lebih berapi-api. Maksudnya, semangat dia ketika membahas sang malaikat itu tiada dua.

"Baiklah aku akan jalan-jalan sebentar, nanti malam aku akan bertanya diam-diam pada Yuan." Hyungwon mengacungkan jempolnya dan dibalas acungan jempol pula oleh Shizuya.

Lelaki manis itu lalu berdiri dan hendak berjalan menjauh. Moodnya bagus setelah berbincang dengan Shizuya, dia gadis yang menyenangkan dan benar-benar sosok adik yang lucu.

"Oh iya." Hyungwon berbalik lagi sebentar seolah ada yang dia lupakan. Dia menatap Shizuya yang sudah memiringkan kepala heran.

"Kenapa kau lebih memilih menggunakan kata 'Malaikat yang sedang berbuat dosa' dan 'Malaikat yang berbaur dengan iblis' dari pada menggunakan kata 'Iblis berhati malaikat' atau 'Iblis yang berbuat kebaikan'?"

Shizuya tersenyum miring,

"Karena tidak akan ada iblis yang bisa masuk ke surga."

***

Semua orang sedang makan dengan tenang namun bagi Hyungwon tidak seperti itu. Wajah Younghye, Hyura dan Wonho terlihat agak kalem dari biasanya. Hyungwon juga tidak mau mempertanyakan hal yang tidak-tidak.

Belum lagi Yuan dan Hyerin tidak terlihat sama sekali. Terasa seperti makan dirumah sendiri. Mereka hanya berenam. Hyungwon, Hyura, Younghye, Wonho, Kwangmin dan Changkyun. Namun sepertinya Changkyun dan Kwangmin tak mau ambil pusing dengan ekspresi tiga kakak-beradik itu.

"Sstt.. Kwangmin, Yuan dan eksekutifnya yang lain dimana?" bisik Hyungwo pelan, semoga saja Wonho tidak mendengarnya.

Kwangmin melirik Hyungwon sebentar, dia melirik ke arah Wonho yang duduk tepat dihadapan Hyungwon. Tak mau mengambil resiko dengan berbisik-bisik dengan sang permata raja saat makan, Kwangmin lekas merogoh ponselnya dan mengetik sesuatu disana lalu mengarahkannya diam-diam ke arah Hyungwon dan dia tetap pura-pura makan dengan khusyuk.

"Makan diruang makan lain heh? Jadi ini ruang makan utama dan masih ada ruang makan lainnya? Pantas saja pelayan diruangan ini paling banyak." Batin Hyungwon dan melirik kearah puluhan pelayan yang berjejer rapi dan sigap membawa atau mengambilkan sesuatu jika diminta.

Changkyun lalu menyelesaikan makannya dengan cepat dan segera berdiri,

"Aku mau keluar." Ucap Changkyun serius dan Wonho menatapnya seksama.

"Keluar apa?" tanya Wonho tajam.

"Ku dengar London Eye itu luar biasa jadi aku mau keluar dan melihatnya."

Jawaban polos dari seorang Im Changkyun sukses membuat Younghye dan Hyura terkekeh, apalagi melihat ekspresi bodoh kakaknya.

"Memangnya kau pikir dia mau keluar dari mana heh? Huahaaha!" ledek Hyura dan Wonho ingin menusuk mata gadis itu dengan garpu.

"Atau mungkin dalam pikiranmu Changkyun akan 'keluar didalam'? HUAHAHAAHAHA!!" Younghye lebih parah dan kini bahkan menggila. Wonho benar-benar sudah mengacungkan pisaunya ke wajah gadis itu.

Hyungwon bahkan terkekeh geli melihat mereka. Sepertinya memang mood mereka bisa berubah dengan cepat, seperti ini saja Hyungwon sudah senang.

***

"Sialan kau curang!" teriak Shizuya saat bermain game bersama Kwangmin.

Hyungwon duduk tak jauh dari mereka, dia duduk dibawa juga karena lebih nyaman, jika duduk disofa mungkin kurang sopan karena para eksekutif berkumpul diruang tamu untuk bermain atau berbincang. Salah satunya adalah Kwangmin yang diajak main game oleh Shizuya.

Younghye memperhatikan Kwangmin dan Shizuya bertanding semakin membuat Shizuya bersemangat untuk menang, Vernon dan Hoshi melakukan entahlah, mereka kurang jelas kelakuannya. Lalu Hyura yang tiba-tiba menjadi agak pemalu setelah kedatangan seorang laki-laki seumuran dengan Changkyun yang mengaku namanya adalah Axel Kim.

Sementara Hyerin dan Yuan tidak terlihat keberadaannya.

Tiba-tiba saja Hyungwon merasakan punggungnya berat. Ada sebuah kepala yang bersandar pada punggungnya.

"Wonho?" ujar Hyungwon dan mencoba meliik kebelakang, benar saja yang dia dapati adalah kepala berwarna yang tengah menjadikan punggungnya sandaran.

"Aku mengantuk." Rengek Wonho manja. Semua eksekutif Black Rabbit dibawah tanggung jawab Yuan langsung melirik ke arah mereka berdua.

"Abaikan saja! Mereka memang pasangan tak tau malu. Ayo Shizuya! Kalahkan Kwangmin!" seru Younghye setengah mencibir lalu kembali berteriak semangat.

"Ha'i! Neesama!" dan dijawab dengan kekuatan penuh oleh Shizuya.

"Kalau begitu pergi tidur sana." Jawab Hyungwon yang agak risih ditatap banyak mata.

"Tapi aku mau disini bersamamu." rengek Wonho sekali lagi.

Hyura yang tadinya agak kalem didekat Axel tiba-tiba melirik dan mulai mencibir, "Memalukan."

Dasar adik biadab kalian berdua.

"Wonho, ini memalukan. Hei lepaskan aku ugh!" Hyungwon mencoba untuk menjauhkan Wonho tapi pria itu malah melingkarkan tangannya pada pinggang Hyungwon.

"Tidak mau." Jawabnya manja dan makin mengundang tatapan jijik dari dua adik biadabnya.

Hyungwon terdiam dan disinilah Wonho mengakui kemenangannya. Wonho menempelkan pipinya pada punggung Hyungwon, terasa hangat dan nyaman. Padahal Hyungwon itu kurus dan dagingnya sedikit, tapi sepertinya bagi Wonho tetap nyaman.

Kalau sudah cinta, memeluk kaktus pun rasanya nikmat. Kata Younghye.

"Hyungwon,"

"Hm."

"Ich liebe dich."

"Ich liebe dich auch."

Dan kalian sudah bisa menebak ekspresi bodoh macam apa yang ditampakkan oleh Younghye dan kawan-kawannya.

"Abaikan dua orang itu. Silakan fokus pada aktivitas masing-masing." Ucap Younghye memimpin barisan. Dan semuanya pun terkekeh dalam diam. Hanya Younghye yang berani mengejek sang Tuan Terbesar penguasa tahta Black Rabbit.

Selanjutnya Wonho pun makin mengeratkan pelukannya pada Hyungwon dan Hyungwon juga sudah menyerah, dia memilih tersenyum dan mengusap tangan Wonho yang melingkar diperutnya. Jika Wonho mulai bermanja-manja seperti sekarang, itu artinya pria ini tengah banyak pikiran atau sedang stres. Yah meskipun tidak menutup kemungkinan dia hanya ingin bersama Hyungwon.

"Tidurlah yang nyenyak, Wonho." Bisik Hyungwon pelan.

Benar saja, beberapa menit berlalu dan terdengarlah dengkuran halus dari Wonho. Dia benar-benar tertidur lelap sambil memeluk Hyungwon dari belakang.

"Hoi, Kwangmin tolong angkat Wonho dan bawa dia ke kamar." Bisik Hyungwon pada Kwangmin yang masih asik bermain game, kali ini dia main cooking mama bersama Shizuya.

"Vernon, Hoshi, Axel, cepat bawa dia. Aku sedang konsentrasi." Kwangmin balik memerintah dan dibalas wajah malas oleh mereka, namun mereka tak akan mengungkapkannya karena meskipun terlihat absurd begitu Kwangmin tetaplah seorang tangan kanan dari sang pemilik tahta Kelinci Hitam dan patut untuk disegani.

Wonho pun diangkat oleg tiga eksekutif Yuan itu, mereka menatap Hyungwon seolah bertanya sesuatu.

"Kamarnya yang paling besar, Wonho bilang seperti itu." Jawab Hyungwon polos.

"Bukankah itu kamar milik Tuan Yuan?" tanya Hoshi. Hyungwon menggidikkan bahunya, "Yuan juga bilang begitu, tapi Wonho tetap keukeuh untuk mengakui itu kamarnya." Jawab Hyungwon yang agak sedikit malu memiliki kekasih tak tau diri.

"Baiklah, terima kasih." Ujar Hoshi lalu membungkuk pelan pada Hyungwon.

Setelah ditinggal oleh mereka semua, kini Hyungwon lah yang beranjak. Shizuya, Kwangmin dan Younghye masih sibuk dengan game mereka sedangkan Hyura sudah muali beringsut dan duduk disamping Kwangmin. Sepertinya ini akan terjadi perang saudara ketika Younghye mendukung Shizuya dan Hyura mendukung Kwangmin.

Hyungwon berjalan dengan pelan takut membuat keempat makhluk astral itu menyadarinya. Setelah merasa jauh, Hyungwon pun mulai celingukan sendiri. Hingga dia berhasil mencegat salah satu pelayan dirumah ini,

"Ada apa Tuan?" tanya sang pelayan dengan sopan.

"Dimana kamar Yuan saat ini?" tanya Hyungwon tanpa basa-basi. Pelayan itu menunjuk ke arah kanan, "Tuan bisa kesana dan nanti diujung ada sebuah pintu besar dengan warna krim, itu adalah kamar tuan Yuan." Jawabnya sopan. Hyungwon mengangguk kecil, "Terima kasih."

Lelaki manis itu segera melangkahkan kakinya secepat mungkin agar dia bisa cepat sampai ke kamar Yuan. Tak lama setelah itu dia berhasil menemukan kamar yang dimaksud oleh pelayan, apalagi melihat ada beberapa pelayan yang setia berjaga didepan kamar tersebut. Sudah dipastikan, itu kamar Yuan.

"Ada yang bisa kami lakukan, Tuan?" tanya salah satu pelayan didepan pintu kamar.

"Aku ingin bertemu Yuan." Jawab Hyungwon.

Mereka saling pandang sebentar sebelum pada akhirnya beranjak kesamping dan mempersilakan Hyungwon untuk lewat, "Kamarnya tidak dikunci, Tuan." Ujar salah satunya dengan senyuman.

Hyungwon lekas membuka pintu besar itu dan segera masuk ke dalamnya. Dia menutup kembali pintu tersebut karena tidak mau ada yang tau dengan kegiatannya.

"Oh, Hyungwon." Hyungwon melirik ke arah Yuan yang sedang berbaring diatas ranjangnya dengan sebuah tablet ditangan.

Apa semua Leader Black Rabbit memiliki kesamaan seperti ini?

Eh tunggu! Bukan itu!

Hyungwon melotot saat mendapati wajah Yuan semakin bertambah lebamnya.

"Yuan, apa yang terjadi dengan wajahmu." Tunjuk Hyungwon dengan jarinya seraya dia berjalan ke arah ranjang Yuan.

"Aku dihajar oleh kekasihmu lagi, wow sekali bukan?" ujar Yuan seraya duduk dan menutup tabletnya. Hyungwon juga sudah duduk di sisi ranjang yang lain dan kini mereka berhadapan.

"Hoi hoi.. Itu bukan hal yang patut dijadikan candaan." Hyungwon bahkan merasa ngilu melihatnya. Bagaimana mungkin Wonho tega sekali melakukan kekerasan pada Yuan padahal dia sudah menghajarnya saat di colosseum kemarin.

"Seandainya tadi dia melayangkan serangan terakhirnya maka aku yakin tulang pipiku akan patah. Untung saja Lady menghentikannya. Ah aku semakin mencintainya." Raucau Yuan dan sepertinya Hyungwon juga ingin ikut menghajarnya saat ini.

"Apa yang kau lakukan sampai dia menghajarmu lagi?" desis Hyungwon.

"Hemh... Kurasa saat aku mencoba membela Hyerin, Wonho masih terdiam saat itu. Lalu saat dia berdiri dan pembicaraan kami berakhir, tiba-tiba dia menyerangku dan inilah hadiahnya." Cerita Yuan dengan eksepresi seperti anak kecil yang baru mendapatkan seratus dalam ulangan matematika.

"Ckk.. Aku gagal prihatin denganmu." Dengus Hyungwon seraya menepuk dahinya. "Jadi, apa yang dilakukan Lady-Boss malam-malam seperti ini? Jika Wonho tau maka aku akan dibakarnya hidup-hidup." Yuan menatap Hyungwon dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Aku perlu tau sesuatu. Aku perlu kejelasan. Ceritakan padaku tentang masalah Wonho agar aku tidak terlihat seperti orang paling bodoh disini." ujar Hyungwon yakin membuat Yuan semakin memasang wajah bodohnya.

"Hei hei.. Maksudmu tentang Wonho dan Hyerin? Masa lalu mereka? atau bagaimana?" tanya Yuan bertubi-tubi. "Masalah yang aku tidak ketahui. Yah, masa lalu juga termasuk. Intinya, aku sama sekali tidak tau tentang apa yang terjadi antara kalian berdua sampai-sampai berkelahi seperti ini." Hyungwon mendengus.

Yuan tersenyum licik. Dia ingat betul jika Hyungwon adalah orang yang paling dekat dengan Wonho dan eksekutifnya lebih dari siapapun.

"Ada syaratnya,"

"Hah?! Kau—"

"Lady harus menyukaiku."

"—Eh?"

"Bantu aku mendapatkan Lady. Karena kau adalah orang yang dekat dengannya! Tidak mungkin aku minta bantuan Kihyun, yang ada mungkin aku akan ditendangnya."

Hyungwon sekarang yang memasang wajah bodoh.

"Maksudmu aku mencomblangkan kalian berdua?" Yuan mengangguk ribut mendengar pertanyaan Hyungwon.

Lelaki manis itu menghela napas, sepertinya Black Rabbit memang tidak seseram kelihatannya. Mafia yang jenius dan orang bodoh itu beda tipis.

"Baik, akan ku bantu. Ceritakan sekarang."

Finally, Hyungwon pun menyetujuinya. Yah dia juga tidak tau bagaimana jadinya nanti, tapi menyetujui saat ini adalah yang terbaik.

"Hmm.. Jadi aku akan bercerita mulai mana? Aku juga tau kisah ini dari ayahku. Tapi ayahku tidak mungkin berbohong, hmm.."

"Terserah kau saja, cepatlah. Jika Wonho terbangun dan aku tidak ada disampingnya maka dia akan menemukan kita lalu kau akan mati bahkan sebelum bisa mengawini Younghye."

"Baiklah, aku akan mulai dari 12 tahun lalu. Aku menyebutnya Tragedi Seoul. Penyerangan yang dilakukan oleh Kepolisian Seoul, sepertinya oleh ayahmu."

Hyungwon terdiam. Sepertinya takdir bukanlah satu-satunya hal yang membawanya pada Black Rabbit.

"12 tahun lalu, saat ayahmu membumihanguskan salah satu Club milik Black Rabbit dan menewaskan ibu Wonho."

.

TBC

.

Uwaahh.. TBC disaat bikin penasaran itu adalah tipe BabyWon sekali :") Haha.. Karena sudah tau ending chapter ini gimana, pasti tau kan ya nanti apa yang akan di update? yes, Spin Off! Ulululu~ Disusul oleh Spin Off JooKyun Bagian 2 juga. 

Omong2 saya lagi mabok kapel MiyuSawa alias Miyuki Kazuya dan Sawamura Eijun. Mereka ini kiyodh sekali :)) Heran, kok bisa aku baru nemu? Hwhw... Nungguin summer juga nih, Hitorijime My Hero ya kalo gak salah itu judul anime humu Summer ini, terus anime sport nya juga ada. Sesungguhnya anime sport itu adalah kehumuan yg HQQ :)

Dan curhat lagi(?), aku juga mulai mabok sama hero unyu2 si Midoriya, duh padahal udah lama nonton S1 nya tapi kok aku baru peka/? sekarang sih xD Todoroki x Midoriya x Bakugou, mantep threesome si Midoriya nya digilir asik juga  /mimisan seember/. Tapi serius, itu si Todoroki sama Bakugou gans yarabb.. Cocok sama Midoriya yg onyoeh2 :") Alah udah ah, ini makin panjang bahasannya kalo aku curhat disini :))

SATU LAGI!

MALEM INI AKU BAKAL APLUT FANART OC YANG DIBIKIN SAMA TEMEN2 KITA >< MAKASIH BANYAK BUAT YG UDAH MAU BIKININ FANART YOUNGHYE DKK YA. TERHARU AKU TUHH T__T

Jumat [15:00]
Kalsel, 30 Juni 2017
Love,
B A B Y W O N

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top