31th: TRAITOR & DEFENSE
Hyungwon terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin bercucuran. Lelaki manis itu nampak menghirup udara dengan rakus kemudian mengeluarkan juga dengan boros. Hyungwon melihat ke kiri dan ke kanan dengan waspada.
"Hanya mimpi." Gumamnya kemudian.
Sedikit bersyukur, lelaki manis itu menghela napas lega. Namun dia masih terbayang-bayang dengan mimpi tersebut.
Mimpi dimana Wonho mati dan rekan-rekan polisinya di bantai habis.
Lalu, apa yang dia dapatkan? Kekasihnya mati dan rekan-rekan yang dia bela pun juga dibantai habis. Itu adalah hal paling buruk jika sampai terjadi. Hyungwon menggelengkan kepalanya berulang kali.
Kemudian Hyungwon mendengar seseorang berjalan didepan pintu kamarnya. Pendengaran Hyungwon memang cukup bagus di malam hari hingga dia dapat merasakan gerakan-gerakan sekecil itu. Lelaki manis tersebut kemudian berdiri dan turun dari ranjang. Dia bergegas membuka pintu untuk melihat siapa yang tengah malam begini mengendap-endap.
"Youngmin?" ucapnya saat melihat sosok adik angkat blondenya lah pelaku yang berjalan di malam hari tersebut. Youngmin langsung menghentikan langkahnya dan memberikan cengiran ke arah Hyungwon.
"A-ah.. Maaf, apa aku membangunkanmu?" tanya Youngmin dengan sopan. Hyungwon lebih memilih untuk menatap adiknya dengan seksama terlebih dahulu sebelum lanjut bertanya, "Kau dari mana? Kau tidak dalam keadaan seperti orang baru selesai latihan bukan?" Hyungwon bertanya tepat sasaran dan membuat Youngmin hanya kikuk dan menggaruk kepalanya yang bahkan tak gatal. Ya, kepalanya tidak gatal tapi pusing, dia bingung harus menjawab apa.
"Maaf, aku tidak bisa menjawab." Youngmin bersuara rendah sambil menundukkan kepalanya. Terlihat ekspresi bersalah di wajahnya karena tidak bisa menjawab jujur pertanyaan Hyungwon.
Lelaki yang tadi terbangun tidurnya kini menatap Youngmin dengan tajam, "Youngmin, kenapa sekarang kau bermain rahasia seperti ini?" Hyungwon sedikit meninggikan suaranya namun hal itu sepertinya tidak membuat Youngmin merubah pemikirannya.
"Kau pasti juga memiliki rahasia yang tidak akan kau ceritakan padaku bukan? Jadi, aku harap kau mengerti posisiku juga." Youngmin nampak menyahut dengan sangat lancar meskipun jauh di lubuk hatinya dia merasa tidak enak berbicara seperti ini dengan Hyungwon.
"Aku permisi." Sambungnya lagi sebelum Hyungwon sempat berucap dan dengan ini Youngmin pun lekas meninggalkan Hyungwon yang terdiam didepan pintunya.
Hyungwon menundukkan kepalanya dalam. Dia sudah merasakan ada yang aneh dari Youngmin. Adiknya tidak terlihat seperti ini terakhir kali dia bertemu sebelum masuk ke Black Rabbit. Mungkin ada sesuatu yang membuat Youngmin berubah?
***
Suara ponsel berulang kali membuat keheningan di ruang tamu menjadi rusak. Tidak tidak. Ruang tamunya tidak hening, hanya saja suara ponsel ini cukup mengganggu. Terutama bagi Changkyun.
"Ah! Brengsek!"
Dan ponsel pun di lemparkan ke ujung sofa setelah sebelumnya Changkyun mematikan benda tersebut. Sudah berapa ratus panggilan yang dia dapat sehari ini? Dan pelakunya hanya satu orang. Siapa lagi jika bukan Lee Jooheon.
"Hei jangan begitu, mungkin dia benar-benar merindukanmu." Kicau Younghye yang kebetulan lewat di sana. Changkyun melirik gadis berambut merah yang tengah mengunyah keripik kentang itu dan menghela napas kesal. "Peduli setan dengannya." Cibir Changkyun kemudian kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang lalu menutup wajah dengan lengannya. Dia benar-benar berniat untuk tidur.
"Kemana Kwangmin?" tanyanya saat mendengar TV dibuka, bahkan tanpa perlu melihat pun Changkyun sudah tau jika Younghye kini duduk didepan televisi sambil mengunyah keripik kentang dan memeluk boneka.
"Kwangmin sedang melakukan misi untuk membantai sebuah keluarga di Wonju." Sahut Younghye santai.
"Sial, seharusnya itu tugasku." Gerutu Changkyun kesal. Younghye hanya tertawa, "Sudahlah, Kwangmin tidak bisa diganggu gugat jika memutuskan sesuatu."
Changkyun kembali diam, dia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Mungkin memang fokusnya agak kurang dan emosinya jadi susah di kontrol akhir-akhir ini. Sepertinya dia kurang istirahat, ya tentu saja!
"Sebentar lagi akan datang." Ucap Younghye dan membuat Changkyun membuka matanya, "Apa?" tanyanya penasaran.
"Ramuan penghilang ingatan yang ku buat di London. Aku akan menyelesaikan pembuatan gas nya disini. Keren bukan? Kau bisa menghilangkan sesuatu yang tidak ingin kau ingat." Younghye mulai berkokok bangga dengan penemuan miliknya. Changkyun yakin ramuan ini diracik oleh Younghye dengan bantuan Yuan, siapa lagi memangnya yang bisa merusak syaraf manusia?
"Kalau begitu, apa aku bisa menggunakannya?" tawar Changkyun dan kini menatap ke atas, menerawang kosong langit-langit rumah yang tinggi. Younghye menggelengkan kepalanya pelan, "Sayangnya ramuanku hanya bekerja untuk ingatan satu sampai dua bulan kebelakang saja. Ingatan jangka lama sepertimu, mustahil dihilangkan. Lagi pula, kau mau amnesia? Bagaimana dengan organisasi?" gadis itu menjelaskan sekaligus berceloteh ria.
Lelaki yang diajak bicara kemudian menghela napas kecewa. Dia tidak menyahut kata-kata Younghye lagi, akan menjadi hal yang sia-sia jika meladeni gadis ini bicara, dia lebih pandai berbicara dari orang lain.
"Changkyun, kapan kau akan berhenti membohongi dirimu sendiri?"
Oh sial!
***
"Mungkin ini lancang tapi aku tidak bisa menerima perbuatanmu, kenapa kau menyiksa tahanan padahal dia juga sudah hampir di eksekusi?" Hyungwon mengajukan protes pada Hyunwoo dan kali ini didepan Jooheon langsung.
Si pemilik pangkat tertinggi langsung menoleh pada Hyunwoo, "Kau menyiksanya?" tanya Jooheon serius. Hyunwoo menghela napas kemudian membela dirinya, "Kurasa wajar jika dia merasakan banyak kesakitan setelah apa yang dia lakukan pada orang-orang. Kenapa kau jadi membelanya?" Hyunwoo kini balik menyerang Hyungwon.
Sepertinya Jooheon merasa jika dua orang ini kurang akur. Mereka sedari tadi nampak mengeluarkan aura yang tidak baik.
"Black Rabbit memang banyak membunuh orang, tapi setidaknya orang-orang itu tidak disiksa." Bela Hyungwon dengan sangat yakin.
Dia percaya jika itu tidak akan terjadi karena dia yang tahu bagaimana kerja eksekutifnya. Mungkin memang akan terjadi sedikit penyiksaan jika mood Younghye dan Hyura kurang bagus, tapi itu hanya untuk dua Shin bersaudara. Sedangkan eksekutif yang tersisa lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
"Tapi yang disiksa adalah keluarga yang ditinggalkan. Apa kau memikirkan perasaan mereka?" tanya Hyunwoo seolah menyanggah.
Hyungwon sebenarnya agak heran dengan Hyunwoo. Bukankah pria itu juga dekat dengan Kihyun? Kenapa dia malah menyalahkan Black Rabbit habis-habisan seperti ini? Bertemu dengan Wonho saja dia tidak pernah, bagaimana bisa dia menvonis seseorang seperti itu?
"Maaf jika aku mengganggu, tapi setahuku kau adalah orang yang selalu tenang dalam menghadapi hal ini. Apa yang membuatmu terlihat sangat frustasi?" tanya Jooheon kepada Hyunwoo. Dia menyela karena sudah tidak sanggup membiarkan perkelahian ini lagi.
"Aku tidak tau. Aku tidak suka dengan orang yang mmebuat orang-orang bergerak dibawah perintahnya demi keuntungan sendiri." Jawab Hyunwoo agak pelan kemudian meneguk kopi yang ada didepannya.
Lelaki manis yang pernah hidup bersama Black Rabbit nampak tidak bisa menerima hal ini. Apa maksudnya? Apa Hyunwoo mengira jika Wonho memaksa semua eksekutif demi keuntungannya? Bukankah yang biasa Hyungwon lihat justru Black Rabbit bergerak bebas? Wonho memang member perintah namun mereka juga bisa menolak atau mengajukan sesuatu. Bukan salah Wonho, iya kan?
"Bicara apa kau? Apa kau tidak menanyakan bagaimana Black Rabbit bekerja pada Kihyun?" cibir Hyungwon sinis dengan senyuman terpatri di bibir tebalnya.
Hyunwoo menatap lelaki itu dengan marah. Dia berdiri dan kini menarik kerah baju Hyungwon, mencengkramnya kuat dan membuat Jooheon tediam sementara. Namun sepertinya hanya Jooheon yang agak panik dnegan kejadian ini, buktinya Hyungwon masih saja diam dan tidak bergeming.
"Kau tidak akan pernah tau sesuatu jika hanya melihat dari luar. Dunia tidak sekecil itu." sambung Hyungwon tanpa ada rasa takut sama sekali pada pria kekar dihadapannya.
Jooheon terdiam. Mendengar kata-kata yang Hyungwon lontarkan, sepertinya di tau alasan mengapa Changkyun sangat betah dengan organisasi gelap itu. Meskipun harus mempertaruhkan nyawa dan kebahagiaannya, dia tetap melindungi organisasi itu. Yah, tidak ada yang bisa menyalahkan kata-kata Hyungwon. Bagi Jooheon, jika yang dikatakan Hyungwon benar maka semuanya menjadi jelas.
Tidak semua yang hitam adalah kotor dan tidak semua yang putih itu bersih.
"Bisakah kalian berdua berh—"
"Kenapa tidak kau saja yang dijebloskan ke penjara?" ucapan Jooheon terpotong saat suara Hyunwoo dingin terucap pada Hyungwon. Lelaki manis itu hanya menarik sudut bibirnya dan kemudian membalas,
"Kau juga seharusnya masuk penjara karena pernah menyembunyikan salah satu eksekutif Black Rabbit di rumahmu."
Skakmat.
Hyunwoo benar-benar marah dengan sosok dihadapannya. Sosok yang seolah mengetahui semua hal yang berhubungan dengan Black Rabbit. Ya itu memang tidak salah, Hyungwon tau segalanya tentang Black Rabbit karena dia adalah si ladyboss.
Baiklah, sedangkan Jooheon saat ini juga sudah keringat dingin. Jika ada orang yang harus dijebloskan ke penjara maka dia lah orangnya, karena dia juga mengenal sangat dekat salah satu eksekutif milik Black Rabbit. Hal yang salah disini adalah mereka bertiga sama-sama menyembunyikan seseorang dari Black Rabbit.
Intinya, mereka bertiga memiliki nasib yang hampir mirip namun dengan sudut pandang masing-masing. Jika Hyungwon menganggap Black Rabbit adalah keluarga, maka Hyunwoo menganggap Black Rabbit adalah organisasi yang menggerakkan orang-orang didalamnya dengan paksaan dan kekerasan, sedangkan Jooheon menganggap bahwa Black Rabbit adalah organisasi dengan kesetiaan yang kuat.
Tidak ada yang salah dengan sudut pandang tersebut. Semua orang benar dengan sudut pandang dan pendapat masing-masing, meski pun sudut pandang milik Hyunwoo terasa paling kejam dari yang lainnya.
Hyunwoo kemudian melepaskan cengkramannya dan mendorong Hyungwon ke belakang. Lelaki manis itu hanya menatap sinis pada Hyunwoo. Tanpa mau berkata-kata lagi, Hyunwoo meninggalkan kedua orang itu menjauh.
Menghela napas lega, itu lah yang dilakukan oleh Jooheon. "Jarang-jarang aku melihat Hyunwoo tersulut emosi seperti itu." ujarnya saat melihat Hyungwon kembali meletakkan pantat pada kursi.
"Maafkan aku, aku juga terbawa emosi." dia juga mengakui kesalahannya dan Jooheon hanya tersenyum menanggapi.
"Hyungwon, kau benar-benar sangat tau tentang Black Rabbit ya? Tapi entah mengapa aku yakin kau tidak akan membeberkan informasi tentang mereka meski nyawamu taruhannya." Jooheon memancing.
Lelaki manis itu malah terkekeh geli sekarang,
"Aku bisa saja memberitahu semuanya padamu, tapi aku tidak mau kalian semua mati sia-sia. Black Rabbit itu—lebih besar dari yang terlihat." Ucap Hyungwon dengan sangat yakin. Jooheon menganggukan kepalanya paham. Dia tidak kaget lagi karena dia juga pernah bertemu dengan Changkyun di London dan bagaiman Changkyun melarangnya mati-matian berurusan dengan organisasi bawah.
"Tapi apa aku boleh bertanya sesuatu?" Hyungwon menoleh dan melihat Jooheon menatapnya serius. Lelaki manis itu tidak memiliki pilihan selain menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana keadaan Changkyun disana? Apa dia baik-baik saja?" dia berucap pelan. Hyungwon menatapnya lalu tertawa kecil.
"Dia sangat bahagia disana, dia memiliki teman yang bisa diandalkan dalam setiap suasana. Dia juga tidak dikekang oleh organisasi. Semua eksekutif tidak dikekang oleh organisasi, mereka bisa menolak jika alasan mereka kuat." Hyungwon menjelaskan dengan pelan. Dia tau jika Jooheon mengkhawatirkan keadaan anak itu. Pasti.
"Syukurlah." Balas Jooheon dan menghela napas lega.
Hyungwon memperhatikan pria itu lalu bertanya,
"Hei, bagaimana jika suatu hari nanti Changkyun memberimu pilihan. Bergabung dengannya atau menjadi asing satu sama lain. Mana yang akan kau pilih?"
***
Hyungwon berjalan dengan santai melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Dia baru saja melihat adik bungsunya –Mingyu, tengah latihan bersama temannya yang lain. Hyungwon tersenyum tipis, Mingyu benar-benar berambisi membunuh Younghye sampai-sampai dia latihan lebih keras dari yang lain.
Dan setelah Hyungwon pikirkan baik-baik. Ternyata banyak orang disini yang memiliki hubungan dengan Black Rabbit, bohong jika selama ini mereka berpura-pura tidak tau dan menutup mata.
Diluar sudah gelap dan Hyungwon seharian ini disibukkan dengan berbagai hal yang harus dia urus. Dia mencoba untuk tidak bertemu dengan Wonho, hal itu hanya akan membuatnya semakin terpuruk.
Namun satu hal yang pasti ada pada dirinya.
Dia penasaran dengan keadaan pria itu.
Hyungwon tidak mau jika Wonho kembali diperlakukan buruk oleh para polisi.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan lelaki manis itu kini berjalan ke arah ruangan dimana Wonho ditahan. Dia tidak berniat untuk menemui Wonho, dia hanya ingin melihat keadaan pria itu meski hanya dari luar.
Dalam hatinya dia berdoa tidak ada hal buruk yang terjadi.
"Maaf!"
Hyungwon terhenti didepan pintu saat mendengar suara seseornag dari dalam sana. Pintu ruangan tersebut memiliki celah berbentuk segiempat sejajar wajah dan dibatasi oleh jeruji juga. Tapi jika untuk mendengar suara-suara serta melihat tanpa membuka pintu maka itu sudah sangat cukup.
Dan Hyungwon disini, mendengar sebuah percakapan dari orang yang sangat dia kenali suaranya didalam sana. Apa yang terjadi pada dunia ini?
"Jangan meminta maaf seperti itu." ujar Wonho mencoba menenangkan lelaki dihadapannya.
"Aku menyesal. Aku—aku menyesal sudah melakukan ini." balas lelaki itu dnegan pelan namun tetap terdengar.
"Aku yakin saat ini Kwangmin sedang berpesta dengan eksekutif lainnya, jadi kenapa kau yang merasa sedih disini? Bergembiralah, kau mendapat promosi karena menangkapku bukan?" Wonho menepuk-nepuk kepala blonde itu, Youngmin. Dia menepuk kepala kakak kembar eksekutifnya. Bagaimana pun juga, seharusnya Youngmin juga adalah bagian dari Black Rabbit. Keluarga Jo adalah keluarga yang mengabdi dengan Black Rabbit dari dulu.
"Seharusnya aku tidak menangkapmu. Aku—saat ini aku merasa sangat bersalah. Aku bermimpi buruk kedua orangtuaku datang dan mengutukku berulang kali karena tindakan ini." Youngmin mengepalkan tangannya kuat.
"Kau hanya terlalu memikirkan masalah ini." balas Wonho kemudian tertawa geli. Dia mencoba menghibur lelaki dihadapannya ini.
"Tidak! Tuan, aku yakin mereka mengutukku karena aku satu-satunya pengkhianat disini!"
Pengkhianat.
Entah kenapa rasanya dada Hyungwon langsung sesak mendengar hal itu.
Bukan Youngmin yang bersalah, ini semua salahnya. DIA adalah pengkhiatannya, DIA! Hyungwon kembali sesak jika memikirkan hal itu.
"Heee? Tentu saja bukan, aku memang sudah bosan jadi bos, haha.. Lagi pula, aku tidak mau terlihat tua jadi mati muda mungkin adalah jalan keluarnya." Wonho berniat menghibur namun itu justru membuat Youngmin menangis diam.
Sama hal nya dengan si penguping yang ada di luar, Hyungwon. Tanpa sadar air matanya mengalir deras begitu saja.
"Jika aku mati sekarang, maka kalian tidak akan pernah melihat wajah jelekku yang tinggal gusi dan kulit keriput. Hahaha.. Bukankah bagus kalau wajahku selalu tampan dalam ingatan kalian?" kekeh Wonho.
Bagi Hyungwon, ini malah terlihat seperti Wonho menghibur dirinya sendiri. Tidak, Wonho tidak selemah itu. Dia benar-benar berniat untuk menghibur Youngmin dengan keadaannya.
"Tuan, aku sangat malu. Aku adalah pengkhianat." Lirihnya pelan.
Wonho menghela napasnya, "Justru aku berterimakasih padamu, jika kau tidak menangkapmu mungkin kembalinya Hyungwon adalah hal yang janggal. Tapi karena kau menangkapku Hyungwon bisa kembali diterima dengan baik di kepolisian."
"Youngmin, jika ada yang bertanya tentang apa yang terjadi dengan Hyungwon saat di Black Rabbit, maka katakan saja jika aku mengurungnya dan menjadikannya sebagai budak. Aku tidak mau orang-orang curiga pada Hyungwon dan membuatnya kesulitan."
Dan mendengar hal itu runtuh sudah semua pertahanan Hyungwon.
Semua dinding yang sudah ingin dia bangun untuk menjauhi Wonho kini sia-sia.
Bagaimana bisa orang seburuk dirinya mendapatkan rasa kasihan dari orang yang sudah membunuh banyak orang? Bukankah itu artinya Hyungwon adalah orang yang lebih buruk disini? Ya, Hyungwon mulai sadar diri. Dia bukanlah orang yang baik, dia adalah yang paling buruk.
Tanpa Wonho dan Youngmin sadari,
Seseorang tengah menangis pilu mendengar percakapan mereka. Seolah semua beban yang ditanggungnya kini bertambah banyak. Hari ini, Chae Hyungwon, tidak tau harus jadi apa dia kedepannya.
.
TBC
.
Padahal janjinya mau fast up eh ternyata gabisa :") Maafkeun ya, abisnya ini lagi keasikan nonton anime terus :") Saya nonton Magi, dan ulala saya jatuh cinta sama SinJa >< Sinbad nya yg koplak2 kampret dan Ja'far yg unyu2 sadis :") Unch sekali :") Heran juga, yg di tonton Magi, tapi sukanya sama SinJa dan bukannya Aladdin atau Alibaba :" Dan saya sangat suka sama Magi: Sinbad no Bouken xD Sampe saya bela2in donlot Mangacan supaya bisa baca manganya >< TAPI!.... Sinbad kemana pas di akhri chapter Magi? Kemanaaaa?! Kok gak ada?! Ya allah, lindungilah Sinbad :"
Oke selanjutnya saya nonton Katekyo Hitman Reborn, masih belum selese sih, baru aja sampe ep 13 xD Kayaknya sih lumayan kali ya, tapi di awal2 emang ngeboseinin :" Saya setia karena nungguin Kyoya ><
Sabtu [13:35]
Kalsel, 11 November 2017
love,
B A B Y O N E
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top