25th: ROAD & FEELING

        "Hyungwon?"

        Hyungwon mematung begitu pula dengan Jooheon. Sedangkan Wonho sudah tidak tau harus berbuat apa, begitu pula dengan semua eksekutifnya, sepertinya mereka juga tidak bisa banyak membantu dalam hal ini. Mungkin mereka memang bagus dalam hal misi namun mereka semua memiliki nilai nol besar dalam urusan perasaan dan percintaan.

        "Hyungwon! Hyungwon! Ahh syukurlah kau masih hidup." Ucap Jooheon selanjutnya memecah keheningan kala dia sadar kalau yang ada di hadapannya benar-benar Hyungwon, sosok lelaki tinggi dengan dua adik yang penurut. Chae Hyungwon, kepala polisi Seoul yang cerdas.

        "Joohe—maksudku sir? Kenapa kau bisa tertangkap?!" sahut Hyungwon dan kemudian menghampiri Jooheon. Wonho tidak menghentikannya, dia hanya memperhatikan bagaimana Hyungwon kini sudah berjongkok didepan Jooheon.

        "Hyungwon, Mingyu dan Youngmin sangat mencemaskanmu. Mayatmu tidak ditemukan dan tidak ada hal yang berkaitan denganmu, mereka yakin jika kau masih hidup dan ternyata benar." Jooheon tak menanggapi pertanyaan Hyungwon.

        Oh ayolah Hyungwon, kau saja yang terlalu aneh bertanya hal konyol seperti itu, tentu saja karena tiga orang eksekutif Black Rabbit memang sangat kuat dan mampu membantai banyak orang dalam sehari. Menangkap seorang seperti Jooheon dengan tiga eksekutif itu sudah sesuatu yang berlebihan.

        "Hyungwon, maafkan aku tapi bisa kah kau meninggalkannya?" Wonho berucap dengan tegas dan Hyungwon menatap pria yang sedang berdiri didekatnya itu.

        Tanpa di duga-duga kini dia malah tersenyum manis ke arah Hyungwon,

        "Hm! Tentu, Wonho." Ucapnya dan kali ini justru Wonho yang panik dalam diamnya. Tapi jika benar reaksi Hyungwon seperti itu, bukankah malah lebih bagus? Artinya Hyungwon menerima dengan apa yang dia lakukan. Ya, setidaknya itu yang dipikirkan oleh Wonho, pikiran yang sangat optimis.

        Lelaki manis itu kemudian berdiri dan berjalan menjauh dari sana. Benar-benar menjauh. Bahkan sudah tidak terlihat lagi kini dia dimana. Jooheon melirik kiri dan kanan hingga dia dapat menyadari kalau ada tekanan yang berbeda karena kedatangan Hyungwon. Suasana menjadi sedikit lebih tegang, mungkin?

        "Apa mau dibunuh sekarang juga?" tanya Changkyun memecah keheningan dan Jooheon terdiam. Dia sangat kenal dengan pemilik suara itu sehingga dia tidak perlu repot-repot menoleh untuk memastikannya.

        "Penjarakan saja dulu. Selanjutnya akan di pikirkan." Usul Kwangmin kemudian disambut anggukan oleh Wonho. Kihyun melirik ke arah Changkyun yang tidak menampakkan ekspresi, tidak ada ekspresi sedih, lega atau pun kecewa, tunggu dulu, apa anak ini benar-benar sudah mati rasa?

        Wonho lalu menoleh ke arah Changkyun, "Changkyun, bawa dia ke penjara dibawah." Ucapnya tegas dan Changkyun dengan senang hati melakukan hal tersebut. "Yes, my lord." Jawabnya dengan bangga.

       Sedangkan Jooheon ingin tertawa dalam hatinya, akhirnya dia benar-benar tertangkap. Hanya menunggu waktu sebelum pada akhirnya dia dibunuh oleh orang-orang sialan ini. Ah akan lebih baik jika dia dibunuh oleh Changkyun saja.

        "Seret dia!" perintah Changkyun pada anak buahnya seraya menunjuk Jooheon dengan pedang tajam. Bahkan Jooheon dapat merasakan dinginnya benda itu di lehernya.

        Anak buah Changkyun pun menyeret Jooheon dengan kasar, pria itu sudah di borgol tangan dan kakinya jadi hampir tidak mungkin untuk melawan. Yah jika bisa melawan, memangnya dia juga bisa apa?

       Mereka berjalan ke arah sebuah ruangan tertutup yang sepertinya menghubungkan dengan penjara bawah tanah, dibelakangnya ada Changkyun yang mengawasi. Sesekali Jooheon melirik Changkyun namun lelaki manis itu tidak pernah mau menatap ke arahnya.

       Bugh!

       Jooheon ditendang masuk ke dalam satu-satunya penjara disana. Kepalanya membentur dinding hingga berdarah namun beruntung kesadarannya tidak hilang. Pria itu hanya mengaduh kesakitan kemudian menatap lagi ke arah Changkyun beserta anak buahnya.

       "Changky—"

       "Diam." Changkyun memotong ucapannya dingin. Lelaki manis itu kemudian menyimpan kembali pedangnya sementara pintu penjara di kunci. Dengan ini Jooheon tidak akan bisa keluar karena gembok sudah didesain khusus hanya merespon pada kunci asli jadi sehebat apapun seseorang dapat membuka atau menyalin kunci maka itu tidak berguna.

       "Kau tinggal menunggu keputusan Tuan-ku disini."

        Dan setelah mengucapkan hal itu Changkyun pun berbalik meninggalkan Jooheon. Membiarkannya sendirian ditengah dinginnya jeruji besi, padahal biasanya dia melihat para narapidana dari luar namun kali ini dia lah yang menjadi tahanannya.

       Dari semua nasib buruk yang dia punya, ini adalah yang terparah.

***

       Wonho memeluk erat Hyungwon seolah tidak mau melepaskannya apapun yang terjadi sementara si korban pelukan pun hanya diam sedari tadi. Hyungwon merespon apa yang di katakan oleh Wonho namun dia tidak bisa merespon perbuatan Wonho. Seolah-olah tubuhnya disini namun jiwanya ditempat lain.

       Setelah kemarin melihat Jooheon tertangkap, Hyungwon tidak ada mengungkit sama sekali hal itu didepan Wonho. Dia malah terlihat biasa saja dan mulai baikan dengan kekasihnya. Wonho tidak tau harus bagaimana, haruskah dia bahagia atau justru waspada?

       Mungkin saja ini semua adalah pelangi sebelum badai. Itu yang setidaknya dipikirkan oleh Wonho saat ini. Dia juga sudah mulai memikirkan segala kemungkinan, dari kemungkinan terburuk hingga kemungkinan terbaik.

       "Hyungwon?"

       "Hm?

       "Kau yakin tidak apa-apa saat ini?"

        Wonho memberanikan diri untuk menanyakan keadaan kekasihnya, dia membelai rambut Hyungwon penuh sayang namun hanya direspon sebuah anggukan dan kalimat singkat. "Aku tidak apa-apa." Setidaknya itu semakin membuat Wonho cemas.

       "Apa kau menginginkan sesuatu saat ini?" dia bertanya lagi dan kini Hyungwon terlihat berpikir.

       "Aku ingin—kau membebaskanku?"

       Itu adalah kalimat paling mengerikan yang pernah didengar Wonho.

       "K-kau kenapa?!" ucapnya sedikit panik namun terlihat kaku.

       Hyungwon menghela napasnya panjang, "Bisa kau membebaskanku? Pelukanmu ini membuatku sulit bernapas."

        "O-oh maaf." Wonho lekas melonggarkan pelukannya pada Hyungwon. Dia sudah berpikir yang aneh-aneh sedari tadi dan Hyungwon berucap dengan kalimat ambigu.

        Tapi jujur saja, jantungnya hampir bermasalah tadi. Untung saja dia tidak langsung meluapkan semua emosinya.

        "Hyungwon, aku mencintaimu." Bisiknya pelan dan Hyungwon kini tersenyum tipis dan mengusap rambut pirang kekasihnya.

        "Aku yang lebih tau segalanya tentangmu."

***

        Hyungwon melirik ke kiri dan ke kanan dengan hati-hati. Yang dia dapati adalah wajah tertidur Wonho disampingnya, sepertinya pria itu sudah tertidur lumayan pulas. Hal yang pertama kali Hyungwon lakikan adalah berbisik pelan,

        "Wonho?"

        "Wonho?"

        Bisiknya dua kali, namun Wonho tidak merespon. Hyungwon menghela napas dengan makna yang entahlah. Lelaki manis itu kemudian bangkit, bergerak dengan prlahan agar tidak membangunkan sang teman seranjang. Dia turun dari ranjang dan sesekali melihat ke arah Wonho, takut-takut pria itu sadar mendadak.

       Setelah di rasa aman, dia lalu berjalan perlahan ke arah pintu. Keluar dari kamar tersebut dan kembali menutup pintu. Di luar dia sudah menghela napas lega. Dan sekarang kakinya melangkah ke arah yang belum pernah dia tuju.

        Ya, dia akan ke penjara bawah tanah.

        Hyungwon sudah membuntuti Changkyun kemarin namun tidak sampai selesai, dia berhenti ditengah jalan karena tidak ingin mengundang curiga Changkyun, lelaki itu sangat pandai merasakan keberadaan seseorang dan Hyungwon tidak mau repot karena itu.

        Dia mengambil sesuatu dari sakunya dan tersenyum penuh makna. Sebuah kunci. Kunci yang dia dapatkan dari tempat Wonho dengan diam-diam.

        Tak mau lebih lama berbasa-basi, Hyungwon pun berjalan lebih cepat ke arah sebauh ruangan tertutup. Namun dia mengeryitkan keningnya heran kala melihat pintu ruangan itu terbuka. Mungkin ada seseorang yang sudah datang?

        Namun bukan Hyungwon namanya jika menyerah, dia berjalan ke ruangan itu dan mulai menuruni tangga penghubung ke penjara bawah tanah. Tapi saat sedikit lagi dia sampai, kakinya terhenti begitu saja kala mendengar sebuah suara.

        "Ternyata aku yang kalah ya."

        "Tch.. Kau hanya seorang pecundang yang bahkan tidak menyayangi nyawamu."

        "Terima kasih, ku anggap itu sebagai pujian atas keberanianku."

        Hyungwon terdiam ditempat saat mendengar suara Jooheon dan Changkyun bergantian. Dia mengintip sedikit dan benar saja dia melihat dua orang itu melakukan sebuah percakapan, terlihat Jooheon masih duduk bersandar pada tembok dan Changkyun berdiri didepan jeruji sambil melipat kedua tangan di dada.

        Mungkin ini adalah pemandangan yang mengejutkan tapi jujur saja setelah tau hal ini maka semua yang mengganjal jadi terasa lebih pas. Hyungwon tersenyum, setidaknya karena Changkyun dan Jooheon saling kenal lah mereka bisa mengetahui keberadaan Kihyun. Saat Kihyun amnesia, kalian ingat bukan?

        "Oh iya omong-omong soal ladyboss yang dulu kau khawatirkan. Apakah dia Hyungwon?"

        Pertanyaan itu sukses membuat Hyungwon membatu ditempat. Ah benar juga, mana mungkin Jooheon menganggapnya sebagai sandera bukan? Tapi kenapa Jooheon bisa mengetahui ini? Oh apakah dia tau tentang penculikan dia kemarin? Apa itu semua ulah Changkyun?

        "Itu bukan urusanmu." Cibir Changkyun menatap dingin ke arah Jooheon. Pria bermata sipit itu hanya tersenyum kecil kemudian, "Aku benar kan? Ah beruntungnya Hyungwon. Apakah kau tidak berniat menjadikanku eksekutif?"

        Sial! Dia sudah membuat Changkyun marah kali ini.

        Brang!

        Jeruji itu dipukul dengan sarung pedang oleh Changkyun sehingga terdengar bunyi yang keras. Hyungwon masih memperhatikan interaksi keduanya dan kini dia melihat Jooheon menjadi diam tapi tetap tersenyum.

        "Hentikan atau aku akan menebas kepalamu saat ini juga."

        Hyungwon merasa jika keadaan semakin buruk dan dia pun segera memilih untuk mundur. Yah jika dia ketahuan Changkyun kali ini maka akan sangat merepotkan.

        Lelaki manis itu berjalan menjauh sambil tersenyum penuh arti,

        "Mungkin nanti."

***

        Brak!

        Meja digebrak dengan keras oleh seseorang.

        "Maafkan aku! Ini semua karena kelalaianku!" ucap Youngmin setengah berteriak dengan perasaan yang amat bersalah. Dia sudah melakukan ini berulang kali namun itu masih belum cukup untuk mengurangi rasa bersalah yang dia tanggung.

        "Youngmin, itu bukan salahmu." Bisik Mingyu pelan.

       "Ini bukanlah hal yang harus kau tanggung sendirian. Aku juga bersalah karena meninggalkan kalian semua dan tentu saja aku mendapatkan imbalan yang sesuai." Ucap Hyunwoo yang duduk dengan tenang dikursinya. Di samping pria itu ada sebuah tiang infus dengan infus yang juga masih baru. Tubuhnya benar-benar terluka berat tapi dia tetap memaksakan diri untuk mengikuti segala macam pertemuan setelah kejadian diculiknya Jooheon. Siapa lagi memangnya yang akan menggantikan kepala polisi muda itu jika bukan dirinya? Haha.. Hanya untuk menghibur diri.

        Youngmin menundukkan kepalanya dalam, dia merasa geram, kesal, kecewa dan semua perasaan itu campur aduk. "Maafkan aku. Seandainya saja aku mengalahkannya maka dia tidak akan menyelinap diantara kalian." Lirihnya lagi.

        Yang dimaksudnya tentu saja adalah Kwangmin, karena tentu saja siapa lagi kunci yang berhasil menangkap Jooheon jika bukan Kwangmin? Adik kembarnya yang satu itu sangat merepotkan.

        "Tapi kenapa kau dan dia memiliki wajah yang persis? Apa hanya perasaanku saja?" gumam Hyunwoo seraya mengusap dagunya. "Apa kau memiliki suatu hubungan dengannya?" sambungnya lagi bertanya.

        Youngmin terlihat ragu untuk menjawab dan dia berdiam sebentar,

       "Tidak tau." Jawabnya singkat.

        Mingyu menghela napasnya pelan, dia juga sudah pernah mengungkit hal ini sebelumnya namun tidak mendapat respon yang dia harapkan. Youngmin hanya berkata bahwa dia tidak tau namun wajahnya mengatakan bahwa dia tau semuanya. Tapi percuma saja memaksanya bicara karena Youngmin tidak akan mau membuka mulut.

       "Sir, jika aku boleh bertanya. Kenapa kau mendapat luka seberat itu? Seolah kau tidak melawan sama sekali." celutuk Mingyu memecah keheningan diantara mereka.

        Kemudian Hyunwoo tertawa. Ingin dia menjawab, mana mungkin aku bisa membunuh orang yang ku sukai? Ah itu hanya akan membuat pertemuan ini hancur. Dia lebih memilih untuk menjawab dengan jawaban yang norma-normal saja.

        "Dia sangat kuat. Dan kau juga bisa lihat bagaimana keadaan Youngmin." Itu adalah hal yang jujur. Mengingat keadaan Youngmin juga tidak lebih baik dari keadaan Hyunwoo.

       Beruntungnya dalam kejadian kali ini tidak banyak korban berjatuhan dan dua orang ini hanya menderita luka berat, tidak sampai mati maksudnya. Setelah ini Hyunwoo yakin penerimaan polisi akan semakin meningkat.

      "Tapi aku memiliki firasat." Youngmin membuka suara kemudian menatap ke arah Hyunwoo sambil tersenyum,

       "Dia tidak akan kenapa-napa."

***

       "Oneesama~"

       Sudah beberapa hari Hyura serta Hyerin disini dan mereka tidak pernah seharipun melihat pekerjaan yang benar-benar berguna. Apalagi Younghye yang setiap hari ditempeli Shizuya atau Yuan. Aneh juga melihat keadaan tempat yang seperti ini.

       Minhyuk menghela napas dipagi hari. Dia sudah melihat adik bungsu keluarga Shin itu ditempeli oleh gadis lainnya,

       "Hei peliharaan Younghye, bisakah kau mengambilkan ku koran?" ucap Minhyuk dan langsung mendapat rengutan dari Shizuya. Tapi meski begitu dia tidak membantah dan lebih memilih untuk menuruti kemauan sang anggota lama rasa baru ini. Yah meskipun Shizuya juga tidak terlalu keberatan mendapat julukan 'Peliharaan Younghye' oleh Minhyuk.

       "Cabang London dan markas utama kurasa tidak beda jauh. Leader yang sama-sama takut dengan kekasihnya, eksekutif yang tidak jelas pekerjaannya, misi yang dapat diselesaikan dengan mudah dan seorang gadis berisik. Aku rasa aku sudah menyukai tempat ini." sambungnya lagi seraya menyeruput teh panas.

       Younghye tersenyum mendengar hal itu, "Disini nyaman. Yuan juga tidak pelit seperti Wonho. Bahkan ramuan penghilang ingatan ku sudah selesai." Tambahnya dengan riang gembira. "Itu karena kau yang meminta." Cibir Hyura pelan lalu mengunyah cake dihadapannya.

       "Younghye, ku dengar markas utama berhasil menangkap kepala polisi." Tiba-tiba saja Vernon datang dan mengucapkan hal tersebut. Younghye membulatkan matanya, "Hah?! Bagaimana bisa?!" semburnya refleks lalu berdiri menghampiri Vernon.

       Pria yang baru datang itu kaget dan mengelus dadanya, "Aku tidak mengetahui detailnya tapi master sedang berkomunikasi dengan Kwangmin saat ini." ucapnya seraya menunjuk ke arah atas, maksudnya di ruang kerja Yuan.

       "Apa hanya aku yang merasa ini gawat?" celutuk Hyura kemudian berdiri disusul oleh Hyerin. "Aku rasa ini tidak baik. Ayo kita pulang!" pinta Hyerin dan menatap Hyura penuh harap.

       Gadis berambut merah dengan mata dwiwarna itu mendecih, "Yuan! Yuan!" dia lalu berlari dan menaiki tangga menuju ruangan Yuan meninggalkan semua orang di ruang tamu.

      Minhyuk menatap koran yang baru saja diberikan oleh Shizuya seraya berucap,

       "Apa yang akan kalian lakukan, Black Rabbit?"

***

        Keesokan harinya. Tepat hari ketiga Jooheon diruang bawah tanahnya. Pria itu terlihat banyak berdiam dan sesekali berpikir keras, bukan tentang bagaimana dia bisa keluar, tidak, itu sangat mustahil untuk dia bisa keluar dari sini sendirian.

        Yang dia pikirkan adalah bagaimana keadaan markas besar saat ini. Dia kurang yakin tapi dia merasa jika banyak dari mereka yang sudah kehilangan nyawa. Melihat bagaimana keadaan eksekutif Black Rabbit yang hampir tak tergores, sepertinya pihaknya lah yang mendapat banyak kerugian.

        Tap

        Tap

        Langkah kaki terdengar samar-samar dan Jooheon mendongakkan kepalanya. Siapa lagi yang akan datang disaat seperti ini? Apakah Changkyun akan datang setiap hari dan hanya memberikan segala macam bentuk cibiran untuknya? Hmm.. Mungkin Jooheon akan menjadi masokis perlahan-lahan.

        Langkah itu kian mendekat hingga pada akhirnya Jooheon dapat melihat siapa yang datang.

        Sosok yang sangat dia kenali.

        Lelaki berambut blonde dan tubuh yang tinggi, Chae Hyungwon adalah pemilik tunggal langkah kaki tadi.

        "Hyungwon?" tanya Jooheon seolah kebingungan. Hyungwon kini mempercepat langkahnya dan berhenti tepat didepan sel Jooheon. Dia berjongkok hingga dapat melihat bagaimana bentukan orang dihadapannya, Jooheon yang terlihat babak belur.

       "Kenapa kau bisa mendapat banyak memar dan darah disana sini?" dia bertanya pelan dan Jooheon hanya tersenyum hambar. "Anak buah Changkyun datang dan memberiku pelayanan ini setiap malam." Ucapnya dengan cengiran.

       Hyungwon menghela napas, "Kau ambigu sekali." cibirnya pelan. Hyungwon melirik kiri dan kanan memastikan bahwa tidak ada yang membuntuti atau menguping pembicaraannya.

        "Bagaimana kau bisa tertangkap? Bagaimana Youngmin dan Mingyu?" tanyanya pada Jooheon kemudian. Pria bermata sipit itu menghela napasnya panjang, "Pertanyaan keduamu, keadaan Youngmin dan Mingyu baik-baik saja setidaknya sampai terakhir kali aku melihat. Dan untuk pertanyaan pertama, haruskah aku menjawabnya?! Bukankah kau yang paling kenal bagaimana eksekutif Black Rabbit?" Jooheon menjawab dengan satu tarikan napas. Hyungwon mengangguk-anggukan kepalanya seolah paham.

        "Jadi, kenapa kau kemari? Mau mengasihaniku?" kali ini Jooheon lah yang bertanya. Hyungwon tersenyum kecil,

       "Aku kemari untuk membebaskanmu."

.

TBC

.

Akhirnya sesuai janji saya :") saya bisa up setelah melewati mapel2 horor. Huhuhu.. Tinggal jumat nih Biologi sama B.Arab--" Plis, saya tuh 3 tahun belajar bahasa arab kok pahamnya cuma La sama Na'am doang ya :)) Doakan UTS saya lancar ya semuanya ><

Dan doakan juga semoga Hyungwon dan Jooheon bisa selamat :")

OH IYA SATU LAGI!! TEMEN2 KPOPERS, KUY LAH FOLLOW INSTAGRAM OLSHOP TEMENKU. NEW BUT TRUSTED KARENA AKU UDAH BELI DISANA JUGA ^-^

Folow aja dulu, stalk aja dulu, tanya2 aja dulu, siapa tau nanti kita jodoh xD Tapi serius loh, ownernya temen aku dan disana emang murah2~ Aku udah beli disana dan emang trusted ;;_;;

Sudah ya, saya mau semedi dulu buat bikin ending gaje ff ini. Hahaaha.. Kemungkinan besar ini FF terakhir saya :))

Rabu [17:29]
Kalsel, 18 Oktober 2017
Love,
B A B Y O N E

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top