20th: FALL & OPINION

"Sir, sudah lama kau tidak membawa bekal lagi." sapa Youngmin dengan ramah pada Hyunwoo. Pria itu menoleh ke arah lelaki berambut pirang cerah yang tengah tersenyum seraya duduk disebelahnya. Hyunwoo hanya tersenyum canggung pada Youngmin.

"Ahaha.. Sudah tidak ada lagi yang membuatkannya." Jawab Hyunwoo canggung lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Youngmin terkekeh mendengarnya, dia kemudian berbincang-bincang sejenak dengan Hyunwoo. "Bagaimana keadaan adikmu?" tanya Hyunwoo tiba-tiba. Youngmin menghela napasnya berat, "Dia jadi sering marah akhir-akhir ini, apalagi setelah kejadian malam itu." Youngmin mengaduk-aduk teh es nya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Dia gagal membunuh Y.iE? Atau karena dia dilindungi oleh musuhnya itu?" tanya Hyunwoo membuat Youngmin menggidikkan bahunya pelan, "Entahlah. Kurasa keduanya." Jawab Youngmin enteng dan Hyunwoo tertawa gelak. "Seharusnya kau sedikit lebih prihatin dengan adikmu." Ucapnya sambil tertawa.

Tak lama kemudian Youngmin dipanggil oleh salah satu temannya dan Hyunwoo kembali sendiri duduk disalah satu meja kafetaria. Yang dia lakukan hanyalah mengaduk-aduk kopinya sambil melamun.

Sudah lama Kihyun meninggalkannya. Hanya satu kemungkinan, Black Rabbit sudah mengambilnya kembali. Sebenarnya hal itu sangat disayangkan oleh Hyunwoo. Baginya, tempat Kihyun adalah disini, bersamanya, tempat yang damai dan jauh dari yang namanya mempertaruhkan nyawa. Kihyun hanya harus berada dirumah dengan santai dan menunggu Hyunwoo pulang bekerja seperti biasanya. Bukannya mengabdi dengan organisasi gelap itu dan mempertaruhkan nyawa hampir setiap hari.

Baiklah Hyunwoo mungkin hanya tidak tau betapa absurdnya organisasi inti kesayangan kita ini.

Namun satu hal yang pasti, Kihyun tidak pernah menghubunginya sejak kepergiannya. Apakah ingatan Kihyun sudah kembali? Atau otaknya di cuci? Hyunwoo selalu berpikir mulai dari kemungkinan terbaik sampai kemungkinan terburuk dan tidak ada apa-apa yang dia dapati.

Kemudian disaat Hyunwoo sibuk melamun, datanglah Jooheon menghampirinya. "Kapan persiapan kita selesai?" tanya Jooheon tiba-tiba dan membuat Hyunwoo harus menjawab dengan serius pula, "80% sudah selesai." Jawab Hyunwoo mantap. Jooheon menganggukkan kepalanya paham.

"Apa kau benar-benar sudah yakin tentang ini?" tanya Hyunwoo setengah berbisik pada Jooheon, pria bermata sipit itu mengangguk lagi dengan sangat yakin. "Ya. Aku yang akan memimpinnya." Jawab Jooheon tegas dan Hyunwoo sudah menegak ludahnya.

Menyerang rumah pribadi satu pengusaha korea yang dicurigai sebagai Black Rabbit? Hyunwoo masih memikirkan kemungkinan terburuknya, bagaimana jika ternyata mereka salah orang? Orang yang akan mereka rusuh ini bukan sembarang orang, dia adalah pengusaha yang sudah berkancah sampai internasional, apa kata dunia jika sampai mereka salah orang?

"Bagaimana jika ternyata kita salah orang?" tanya Hyunwoo agak ragu, Jooheon menghela napasnya berat, "Tidak mungkin. Aku sudah sangat yakin."

Sementara itu tanpa mereka sadari, ada sepasang telinga yang tengah mendengarkan percakapan ini.

***

Changkyun terlihat dingin akhir-akhir ini. Hyungwon sangat menyadari perubahan itu. Lelaki berwajah manis itu biasanya bergabung dan ikut bercanda dikala santai namun kali ini dia hanya duduk dan memasang ekspresi yang kurang bersahabat.

Sementara Hyura dan Hyerin sudah mulai akrab satu sama lain, ya hanya Hyura lah satu-satunya orang yang paling dekat dengan Hyerin saat ini, sementara yang lainnya mungkin Hyerin masih agak segan. Kihyun juga tidak terlihat padahal hari ini tidak ada hal yang harus di lakukan.

Hyungwon merasa rumah ini benar-benar terlihat lebih suram. Ditambah lagi dengan Wonho yang sepertinya mulai disibukkan dengan banyak masalah lalu si bunga matahari Black Rabbit yang sudah dipindahkan ke London. Hanya ada Hyura dan Kihyun yang seharusnya bisa menghidupkan suasana ini namun sepertinya keduanya juga sedang tidak bisa melakukan itu.

Rasanya seperti ini rumah yang berbeda. Bukan rumah yang dikenal oleh Hyungwon selama ini. Dan kini, dalam kesendirian dan kesepian, Hyungwon mulai bertanya-tanya, apakah Tuhan ingin mencoba menunjukkan bahwa jalan yang dia ambil ini sangat salah?

Disisi lain, Minhyuk terlihat biasa saja dengan segala hal kejadian di rumah ini. Dia masih betah berada disini dan melempar tatapan penuh makna pada Hyungwon, seolah ingin mengulitinya hidup-hidup.

Prang!

Sebuah guci yang lumayan besar pecah begitu saja ke lantai dan hancur berkeping-keping, menyisakan kotor dan berantakan saja. Beberapa pelayan langsung berkumpul sambil menjaga jarak kala melihat siapa pelaku perusakan barang ini.

"Sialan! Cabang London sudah bangkit dan sedang dalam masa paling stabil. Tapi kenapa disini malah kacau?!" teriak Wonho frustasi lalu menghempaskan dokumen di tangan Kwangmin hingga terlempar agak jauh.

Hyungwon menutup mulutnya dengan tangan saat melihat Wonho yang tengah marah. Tak jauh darinya Hyura dan Hyerin langsung berdiri menghampiri sang pimpinan, kecuali Changkyun yang malah menjauh keluar.

"Para komplotan penjahat dari kelas bawah hingga menengah pada wilayah perlindungan Bloody Rose menjadi agresif, mereka memberontak saat mengetahui pengawasnya diganti." ucap Kwangmin yang menjelaskan lebih detail karena Wonho sudah terlalu emosi dengan kekacauan di wilayahnya.

"Brengsek, gadis itu selalu membuat masalah bahkan saat tidak ada." Geram Wonho sambil mengepalkan tangannya kuat. "Kemungkinan besar, selama ini mereka diam dan patuh karena perlakukan Bloody Rose yang tidak mengekang dan memberikan macam-macam kegiatan serta penampungan. Itu informasi yang didapat." Sambung Kwangmin.

"HAH?! Para sampah itu?! Kenapa aku tidak tau kalau mereka diperlakukan seperti itu?! Aku memerintahkan untuk menekan mereka hingga mereka menjadi budak! Tidakkah ini malah terlihat seperti memelihara manusia?! Memangnya siapa yang memberikan semua kegiatan itu?! Dana dari mana?!"

Hyungwon terdiam. Dia terpaku. Hampir tidak bisa bergerak saat Wonho meluapkan amarahnya pada Kwangmin yang masih setia berdiri dibelakangnya. Hyura dan Hyerin pun tak berani berucap sepatah katapun.

Hyungwon bingung, apa yang harus dia lakukan?!

"Wilayah milik Bloody Rose terlihat seperti penampungan, Tuan. Bahkan Younghye membangunkan sebuah dusun untuk mereka. Dia yang membangun itu dengan uangnya saat melihat banyak penjahat yang tua atau pun memiliki banyak tanggungan hidup. Dia memberikan mereka pengajaran tentang menjahit, menenun, memberi modal berdagang dan hal lainnya hingga mereka kini menjadi seperti masyarakat biasa."

Wonho menggeram kesal. Dan sekarang para sampah itu mencoba untuk berontak kala dia mengganti pengawasnya?! Wonho menggantinya dengan Black Janus dan tentu saja kebijakan Kwangmin keras dan terkesan memperbudak dibandingkan dengan kebijakan Younghye, hal itu membuat mereka berontak dan tidak terima.

"Padahal semua wilayah ku perlakukan menjadi budak. Kenapa gadis setengah psiko itu malah bersikap seolah dia orang baik?!" bentak Wonho.

"Black Janus, Red Glass, Crown Clown. Bantai habis semua pemberontak itu dan jangan sampai ada suara." Ucap Wonho dingin lalu memasang jas nya dan berjalan cepat ke arah pintu, melewati Hyungwon begitu saja dengan tatapan dingin seolah ingin membunuh.

"Jangan lakukan itu Wonho!" teriak Hyungwon mencegah saat melihat kesungguhan dari ekspresi Wonho. Pria yang baru saja dipanggil namanya kemudian berbalik, "Apa? Apa kau juga mau melindungi mereka?!" jawab Wonho masih dengan kemarahan yang meluap.

"Memangnya ada yang salah jika mereka berbaur dengan masyarakat?! Selagi mereka tidak berbuat kegaduhan, kenapa harus kau kekang?!" tanya Hyungwon juga dengan kesal.

Minhyuk yang tadinya santai kini berjalan mendekati mereka dan mendengarkan dengan jelas apa yang terjadi disana.

"Hyungwon, kau tidak paham apa yang akan terjadi jika sampai mereka mengumpulkan kekuatan dan menjadi musuh dalam selimut." Jawab Wonho mencoba pelan. Namun Hyungwon menggeleng-gelengkan kepalanya ribut, "Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh penjahat kelas bawah dan menengah yang bahkan sudah lama pensiun? Black Rabbit bukanlah hal yang bisa mereka lawan." Jawabnya dengan sorot mata yang tajam.

"Mereka bisa melakukan apa saja!" suara Wonho kini meninggi. Dia kembali terbayang ingatan tentang para polisi yang menghancurkan keluarganya.

Seandainya saja—seandainya saja mereka lebih waspada, maka mimpi buruk itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Seandainya saja Wonho mengetahui hal itu—padahal kepolisian juga bukanlah tandingan yang pantas untuk mereka.

"Tapi kau tidak bisa! Kau tidak bisa merebut kebahagiaan mereka, Wonho." Lirih Hyungwon pelan dan kata-katanya itu sukses membuat Minhyuk melirik ke arahnya.

"Mereka sudah bahagia dengan kehidupan mereka. Younghye berani melakukan artinya dia berani bertanggung jawab, kenapa kau tidak mau memberikan kesempatan untuk mereka?" ujar Hyungwon dengan nada yang rendah.

"Apa kau memihak kepolisian? Apa-apaan dengan sikapmu itu, Hyungwon?" ujar Wonho lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Aku tidak memihak siapa-siapa! Mereka bukan tanggung jawab kepolisian tapi mereka adalah makhluk tuhan! Tidak bisa kah kau memberi mereka kesempatan? Bagaimana perasaanmu saat keluargamu direbut?!" Bentak Hyungwon tidak terima dengan perkataan yang terlontar oleh Wonho.

"Jika dia kembali ke kepolisian, maka orang yang membuat itu menjadi kenyataan adalah dirimu, Shin Wonho." Celutuk suara Minhyuk tiba-tiba dan menatap dingin ke arah Wonho.

"Jangan berlagak suci, Lee Minhyuk! Seharusnya kau paling tau, jika mereka dibiarkan bebas maka musuh-musuhku akan datang dan menghancurkan mereka lebih dulu, merebut wilayahku sama saja seperti menginjak harga diriku!" Wonho balik membentak Minhyuk yang kini sudah berdiri disamping Hyungwon. Dia –Minhyuk, melipat kedua tangannya di dada dan diam dengan ekspresi tak bersahabat.

Kwangmin, Hyura dan Hyerin masih diam di tempat mereka dan tidak ada yang berani menyela pembicaraan atau mungkin perdebatan serius ini. Ketiganya bahkan ikut tegang terbawa suasana, pikiran Wonho memang sedang kacau dan Hyungwon juga agak sensitif. Ditambah sifat Minhyuk yang kadang baik dan kadang buruk.

"Berhentilah memperlakukan semua orang seperti boneka! Jika mereka adalah musuhmu maka semua orang bisa memakluminya, tapi jika mereka adalah sekutu yang bahkan dilindungi oleh eksekutifmu, bukankah kau egois?" teriak Minhyuk tak mau kalah.

"Wonho, jangan lakukan itu. Jangan menodai kepercayaan adikmu. Jangan nodai kepercayaan semua sekutumu. Dan jangan seenaknya menuduh seseorang." Ucap Hyungwon tegas.

Wonho mengepalkan tangannya kuat.

"CUKUP! KALIAN BERDUA PERGI SEKARANG JUGA!!"

Hyungwon membelalakkan matanya saat sebuah peluru dilayangkan hingga mengenai televisi. Sedangkan Minhyuk sudah bersiap juga dengan revolvernya.

"W-wonho.." lirih Hyungwon tak percaya. Sedangkan Minhyuk menatapnya dan berkata,

"Sepertinya kau sudah benar-benar siap kehilangan segalanya, Shin Wonho."

***

Sementara itu Changkyun sudah melajukan mobilnya secepat yang dia bisa. Membawa perasaan yang campur aduk dan kebimbangan. Lelaki manis itu memukul stirnya keras kala lampu merah, "SIAL!" raungnya kesal.

Dia tidak lari dari kenyataan.

Dia tidak lari dari masalah.

Hanya saja,

Melihat apa yang baru saja terjadi, membuatnya semakin yakin kalau sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Kemarahan Wonho bukan hanya semata tentang wilayah Bloody Rose, tapi ada beberapa penyelundupan dan beberapa pemberontak di dalam organisasinya. Belum lagi eksekutif milik Younghye yang sangat sulit diperintah karena mereka bersumpah didepan Tuhan untuk hanya mengukuti perintah gadis itu. Wonho pasti semakin kesal.

Dan kini dia –Wonho, lah yang harus mengurus semua kekacauan. Tugas nya menumpuk dan dia tidak bisa menyerahkan pada sembarang orang, belum lagi laporan tentang pergerakan mencurigakan para polisi. Changkyun menggigit bibir bawahnya keras hingga berdarah, dia akan benar-benar terbangun dari mimpi indahnya.

Sedangkan cabang London kini malah berada dalam kestabilan luar biasa. Kepemimpinan Yuan yang mendadak bijaksana sejak diawasi oleh Younghye membuat Wonho sedikit tertekan, dia tidak boleh kalah dari cabangnya.

Belum laporan yang mengatakan sekarang eksekutif di London mendapat menu latihan neraka oleh Younghye, dan bodohnya lagi Yuan saat ini tengah membangun laboratorium pribadi super megah untuk Younghye, strategi agar gadis itu siap berlama-lama di London.

Pihak Wonho kekurangan eksekutif dengan ide paling gila. Dan Wonho juga kekurangan orang untuk diperintah mengingat banyaknya anggota divisi Bloody Rose yang hanya mau patuh dengan Nona Muda mereka.

"Ini keadaan terburuk. Jika hal yang lebih buruk terjadi, maka Black Rabbit mungkin akan hancur." Gumamnya seraya memegang stir dengan kuat.

Dan tak lama kemudian ponselnya bergetar, sebuah pesan baru masuk membuat Changkyun dengan malas meraih benda tersebut.

Sebuah pesan dari nomor yang dia kenal.

Changkyun, masih belum terlambat jika kau ingin jujur padaku. Aku berjanji, untuk tidak akan kalah darimu.

Changkyun melemparkan ponselnya keluar dan langsung hancur berkeping-keping setelah dilindas oleh ban mobil pengemudi lainnya.

"DASAR KERAS KEPALA!"

***

Hyunwoo pulang malam. Dia mengurus banyak hal sebelum bisa benar-benar istirahat. Penyerangan super rahasia ini seharusnya bisa dilaksanakan tak lama lagi. Meskipun sejujurnya Hyunwoo agak ragu melakukan hal ini, entah kenapa dia merasakan firasat yang kurang enak.

Apakah dia harus ikut dalam penyerangan ini? Atau dia hanya akan menjadi penonton?

Tidak. Dia seorang polisi, dan dia harus melakukan hal itu. Dia tidak boleh berkhianat. Meskipun alasannya adalah orang itu. Meskipun alasannya adalah Kihyun.

Pria itu mengepalkan tangannya kuat. Semuanya terasa sepi tanpa lelaki manis berambut pink itu. Dan bahkan ketika dia melangkah masuk ke dalam rumah, dia seperti tidak memijak apa-apa.

Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di rumahnya. Yang jelas dia lelah, Jooheon sialan, tugas apa lagi yang harus dia kerjakan nantinya?

Hyunwoo membuka pintu kamarnya dengan lesu dan tiba-tiba dia dikejutkan oleh sesuatu di dalam sana.

Dia menemukan sebuah kotak bekal bergambar beruang tergeletak sangat rapi diatas ranjangnya. Pria itu lekas menghampiri dan mengambil bekal tersebut.

"Masih hangat." Gumamnya saat menyentuh bekal tersebut. Dan disana ada sebuah surat singkat,

Jaga dirimu baik-baik karena setelah ini mungkin kita akan bertemu dengan situasi dan status yang berbeda.

Tiba-tiba saja dia merasakan sesak pada dadanya.

"Apakah ini artinya perpisahan?"

***

Mingyu terlihat fokus latihan menembak dibelakang rumah mereka. Bahkan dimalam hari. Youngmin memperhatikan adik angkatnya itu dengan seksama.

Dia kembali teringat dengan percakapan kedua atasannya.

Youngmin tau jika katanya mereka akan melakukan penyerangan pada Black Rabbit, mereka memang telah mengumpulkan kekuatan dan strategi. Tapi hal yang tidak Youngmin duga adalah ternyata mereka menyerang tepat ke markas milik musuh dan itu sangat tepat! Seandainya tujuan mereka adalah ketika Black Rabbit menampakkan diri, mungkin Youngmin biasa saja. Tapi melihat kenyataan ini, sepertinya Youngmin benar-benar sudah meremehkan rekan-rekan kerjanya.

"Hei Mingyu, tidakkah kau lelah?" teriak Youngmin pada Mingyu. Pria itu menggelengkan kepalanya menolak, "Kali ini, aku akan membunuh gadis merah itu." ucap Mingyu lantang dan Youngmin tersenyum kecil.

Youngmin tidak memihak siapa-siapa saat ini. Dia sayang dengan Mingyu dan dia juga sayang dengan organisasinya. Di organisasi itu masih ada adik kembarnya. Namun Youngmin sellau berharap, hal ini akan selesai tanpa mengorbankan banyak orang, Youngmin tidak sanggup jika harus melihat terlalu banyak kematian orang terdekatnya disana.

Meskipun ada hal yang masih mengganjal di pikiran Hyungwon. Dia lupa menanyakan sesuatu pada Younghye,

Apa yang terjadi pada kakak angkatnya? Apa yang terjadi pada Hyungwon saat penyerangan yang dilakukan Younghye dulu?

Hal itu masih terus berputar-putar, ada kemungkinan Hyungwon masih hidup dan Youngmin akan sangat bersyukur untuk itu.

"Mingyu,"

"Apa?"

"Perasaan dendam yang berlebihan hanya akan menimbulkan dendam lainnya dan akan menjadi dendam tiada akhir."

.

TBC

.

Padahal niatnya mau up kmren, tapi saya lagi sakit :(

Oh iya, maaf spesial chapternya juga belum diketik. Huhuhu~ Mungkin sehabis ini ya, itu lumayan penting soalnya :(

Maaf juga kalau kisah ini makin lama makin gaje, pemikiran saya memang bukan pemikiran seorang penulis pro.

Kalau ada yang mengatakan kisah saya di luar logika karena jadi hampir mirip fantasy/?, maka saya dengan sangat lantang akan mengakuinya, kenapa? Karena jika kamu mau kisah yang penuh dengan kenyataan, itu nama genrenya Slice of Life, jangan salah lapak, saya gamau blok2 orang, saya cuma baperan. Padahal kisah saya ini masih lumayan biasa dibanding beberapa kisah yang saya baca, ada malah yang beneran mustahil terjadi :( Jadi saya rasa, tidak masalah bermain-main dengan imajinasi selagi itu menyenangkan. Iya 'kan? Selagi itu asik, kenapa enggak?

Saya bukan orang yang selalu siap penerima kritik pedas. Kritikan boleh, tapi jangan dengan bahasa yang terlalu serius. Saya juga bukan pendendam kok, tapi saya cuma pengingat. Hehe.. 

Omong2, di baca + follow kuy akun stikbalado , itu akun punya pemilik instagram Mami.yunn . Dia bikin work, straight sih tapi seru kok. Cek ya ^^ Follow aja dulu, kali aja cocok.

>> stikbalado stikbalado stikbalado stikbalado <<

Sekian, terima kasih atas perhatiannya ^^

Minggu [17:41]
Kalsel, 4 September 2017
Love,
B A B Y O N E

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top