19th: PREJUDICE & REALITY
Bugh!
"Aww!!" ujar Hyungwon saat tubuh kurus –coret, langsingnya menabrak sesuatu.
"Hyungwon? Kau tidak apa-apa?"
Dan ternyata si pelaku tabrak Hyungwon ini adalah Wonho.
Pria itu menatap Hyungwon dari ujung rambut hingga ujung kaki, mungkin takut lecet.
"Kenapa kau berjalan seperti itu? Apa ada yang salah?" tanya Hyungwon sambil menatap Wonho datar, yang disalahkan sepenuhnya disini adalah Wonho, bukan dia. Karena Hyungwon berjalan pada arus yang tepat, salah Wonho karena menabraknya, iya 'kan?
"Aku mau menemui sumber masalah Yuan." Ucap Wonho dengan polosnya dan Hyungwon pun mengerjapkan matanya berulang kali. "Masalah Yuan?" tanyanya kebingungan.
"Ah maksudku Younghye." Ujar Wonho membenarkan dan akhirnya Hyungwon pun mengangguk paham.
"Younghye! Benar, ada yang harus aku bicarakan denganmu tentang gadis itu!" histeris Hyungwon dan malah menyeret Wonho menjauh sedangkan Kwangmin sekaran galau, mau tetap mengikuti dua sejoli ini atau tidak?
"Hoi Hyungwon, ada apa?" tanya Wonho saat Hyungwon terus menarik tangannya menjauh dan berjalan ke arah tempat yang lebih sepi, hmm.. Baiklah sepertinya mereka menuju tempat kerja Wonho lagi dan pria itu hanya bisa menghela napas, baru saja dia keluar dari ruangan itu dan sekarang harus masuk lagi? Ayolah jangan bercanda.
Pada akhirnya Wonho pasrah dan kini dia sudah berada di ruangannya kembali, Hyungwon menatapnya dengan serius dan menghela napas. Wonho bingung, ada apa ini?
"Younghye—dia ingin keluar dari Black Rabbit." Ucap Hyungwon agak ragu dan Wonho langsung melotot. "Kau mendengar dari mana?!" tanya Wonho juga ikut panik apalagi melihat ekspresi Hyungwon yang seperti itu, bagaimana mungkin dia tidak panik heh?!
"Dia berbicara dengan Minhyuk di halaman." Jawab Hyungwon dan Wonho meneguk ludahnya kasar.
Jika Younghye benar-benar ingin mengundurkan diri dari Black Rabbit, bagaimana dia? Tidak—maksudnya bagaimana dengan Yuan? Siapa lagi yang akan menjinakkan anak itu? Hmm.. Wonho mengusap dagunya pelan.
"Aku akan bicara dengannya." Final Wonho membuat Hyungwon kebingungan. "Apa yang akan kau lakukan?" tanyanya pada Wonho dan pria itu hanya mengacungkan jempol, "Serahkan saja padaku. Dia adikku dan aku akan mengurusnya." Ucap Wonho dengan sangat pasti lalu meninggalkan Hyungwon.
Hyungwon kemudian tersenyum dan percaya kalau Wonho pasti bisa menyelesaikan masalah di keluarganya, Wonho adalah sosok pemimpin yang sempurna dan saudara yang luar biasa.
Lelaki manis itu kemudian berjalan-jalan di sekitar rumah, dia mendapat Hyura yang sedang berguling-guling diatas lantai dan Hyerin yang sedang bermain game sendirian didepan ps. Lalu ada Kihyun yang tengah mengupas timun untuk perawatan katanya. Sedangkan Kwangmin dan Changkyun entah kemana sekarang mereka.
Tapi tiba-tiba Hyungwon berpapasan dengan Minhyuk, lelaki yang pernah berada di hati Wonho itu pun menatap ke arah Hyungwon dengan teliti. Yang ditatap merasa risih dan hendak lekas menjauh namun Minhyuk lagi-lagi membuat ulah dengan Hyungwon,
"Apa kau tidak ada rencana kembali ke Kepolisian?" tanyanya dan mendadak membuat Hyungwon terdiam. Dia tidak akan menyangka mendapat pertanyaan seperti ini disaat sekarang oleh Minhyuk. Apa lelaki manis itu membencinya atau bagaimana?
"Mungkin tidak." jawab Hyungwon lalu berbalik dan menatap Minhyuk yang sudah melipat kedua tangannya di dada. Lelaki manis yang tadi terlihat akrab dengan Younghye itu menghela napas, "Mungkin? Apa kau ragu? Kenapa?" tanyanya bertubi-tubi membuat Hyungwon kesal. Minhyuk tidak seharusnya menanyainya seperti itu, memangnya apa masalahnya dengan Minhyuk?
Hyungwon menata Minhyuk tajam, "Bukan urusanmu." Ketusnya juga mencoba kasar pada orang dihadapannya. Jika dia selalu diam maka dia yang akan ditindas oleh Minhyuk, itu pikirnya.
Sang ladyboss kemudian berjalan melewati Minhyuk sambil menabrakkan bahu mereka dengan sengaja, Minhyuk masih diam namun pada akhirnya dia membuka suara lagi,
"Wonho sudah memberikan segalanya untukmu. Dan jika kau masih ragu dengan jawabanmu, tidak kah kau sangat kejam?" ucap Minhyuk cepat dan seketika Hyungwon membatu.
Dia terdiam seolah mencerna apa yang dikatakan oleh Minhyuk, dia tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Minhyuk namun dia juga tidak bisa menyangkal nya karena itu semua benar. Ya, jika dia masih ragu dengan jawabannya, bukankah itu artinya dia sangat jahat? Setelah Wonho memberikan dunianya kepada dirinya maka haruskah bersikap seperti ini?
"Aku tidak tau." Jawab Hyungwon pelan dan dia kemudian dapat mendengar suara tawa Minhyuk meremehkan, sepertinya Minhyuk juga terlihat kesal dengan tingkah Hyungwon yang seperti tidak memikirkan Wonho.
Minhyuk lalu berjalan mendekat ke arah lelaki tinggi dan kurus itu, dia menatap Hyungwon dengan tajam, "Lihat, kau tidak pantas untuk itu. Kau bahkan tidak menghargainya!" ucap Minhyuk marah dan itu mau tak mau membuat Hyungwon bereaksi. Oh maksudnya siapa yang tidak marah ketika di hujat seperti itu?
"Lalu bagaimana denganmu?! Bukankah kau juga meninggalkan Wonho dan bahkan membocorkan rahasia organisasi?!" ucap Hyungwon tak mau kalah, dia menatap Minhyuk nyalang. Mendengar kata yang meluncur dari bibir Hyungwon, Minhyuk terlihat kaget. Dia syok dengan kenyataan yang diketahui oleh Hyungwon.
"Aku meninggalkan Wonho dengan alasan. Setidaknya, dialah yang membuatku seperti itu." ucap Minhyuk mengakhirinya dan kemudian berlalu meninggalkan Hyungwon.
Hyungwon harus benar-benar berterimakasih dengan Yuan karena sudah memberikan informasi penting seperti tadi. Ya, dia terselamatkan berkat Yuan dan segala hal yang dibeberkannya. Hyungwon akan membalas Yuan kapan-kapan, mungkin dia –Hyungwon, akan membelikan hadiah saat pernikahan Yuan? Haha...
Namun lelaki manis itu masih terusik dengan kata-kata Minhyuk. Bohong jika dia tidak bisa memikirkannya.
Dan kini, Chae Hyungwon, mulai terbebani oleh kata-kata yang dilontarkan oleh Minhyuk.
"Sial!"
***
Yuan duduk didepan mejanya dengan setumpuk kertas menyebalkan. Dia memegangi kepalanya pusing. Sepertinya dia perlu bermain ke club-club malam untuk sekedar menghilangkan stres. Tapi lupakan itu, ada Shizuya yang terlihat mengawasinya. Dan gadis itu selalu berkata "Akan ku adukan pada Hyungwon niisama."
Bukannya apa-apa, jika Hyungwon tau mungkin dia akan marah besar dan kemungkinan terbesar adalah sifat Hyungwon padanya akan berubah sebagaimana sifat Wonho, maksudnya menentangnya dan selalu membullynya. Yah salah satu alasan Wonho kurang menyukainya adalah karena kebiasaannya yang terlihat buruk, meski tidak seburuk itu. Yuan termasuk orang yang baik-baik.
Shizuya berdiri menatapnya tak jauh dari sana, setelah kepergian Hyerin, gadis itu seolah menjadi pengganti Hyerin yang kemana-mana selalu membuntuti Yuan, mungkin kalau dalam kasus Wonho, Shizuya ini adalah Kwangmin. Padahal eksekutif terkuat adalah Black Janus dan seharusnya Vernon yang berada di posisi asisten Yuan ini.
"Shizuya, ambilkan dokumenku di dalam kamar. Aku lupa membawanya." Ucap Yuan memberi perintah dengan nada yang gelisah. Iya, dia sedang gelisah, kesal, frustasi sekaligus galau. Tugasnya banyak dan dia selalu tidak fokus akhir-akhir ini. Bahkan dia sampai membuat Vernon yang mengambil alih semua rencana.
Mungkin lama-lama Vernon akan membunuhnya dan menjadi leader Black Rabbit cabang London.
Gadis berambut merah itu mengangguk dan kemudian berjalan keluar dan Yuan memperhatikan rambut merah itu.
Merah.
Ah Yuan benar-benar menyukai warna merah, terutama merah dan jingga. Baiklah cukup, kita tau akan menuju ke mana arah kesukaan Yuan ini.
Yuan hanya sedang belajar untuk melupakannya, bukan melupakan dalam konteks yang rumit, hanya belajar untuk mencoba iklas jika dia memang tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau. Toh jika dia memaksa juga tidak akan berhasil karena orang itu terlalu jauh untuk digapai. Mengingat bagaimana penolakan keras dari keluarga orang itu dan bahkan keluarganya, akhirnya Yuan sadar diri.
Bukannya Yuan menyerah, hanya merelakan. Ya, itu saja sudah cukup. Masalahnya, itu ternyata tidak semudah yang Yuan pikirkan. Bukannya melupakan, orang itu justru menjadi beban pikiran Yuan.
Tak lama kemudian masuklah sosok gadis berambut merah tanpa membawa dokumen yang dimaksud oleh Yuan. Dia malah duduk di sofa dan menatap Yuan dengan ekspresi santai. Pria yang sudah kesal duluan itu pun bertanya setengah membentak,
"Shizuya, mana dokumennya?!" tanyanya sebal. Disaat seperti ini dia terlihat agak sensitif.
"Aku bukan Shizuya. Aku Younghye." Ucap si merah sambil memiringkan kepalanya.
Yuan menggeram kesal,
"Cukup, Shizuya. Jangan mengungkit masalah kemarin, aku memang sering salah mengira kau adalah Younghye tapi bukan berarti kali ini kau bisa mempermainkanku. Aku sudah bisa membedakan mana kenyataan dan mana halusinasi." Jelas Yuan panjang lebar sambil menatap gadis berambut merah dihadapannya.
Gadis itu lalu berdiri dan berjalan ke arah Yuan, bahkan kini berdiri tepat didepan pria itu. Dia membuka lebar kedua tangannya pada sisi kiri dan kanan wajah Yuan, seolah mau menangkupnya seperti pada adegan-adegan romantis drama Koriya.
PLAK!
Sebuah tangkupan super keras didapat oleh Yuan ada kedua sisi pipinya, rasanya sakit dan juga perih bahkan dia terlonjak kaget.
"Buka matamu lebar-lebar, bodoh. Ini aku, bukan Shizuya!" teriaknya melotot tepat dihadapan Yuan dengan seram.
Yuan membatu seketika dan detik itu juga terdengar suara pintu dibuka,
"Master, ini doku— NEESAMA?!!" teriak Shizuya heboh saat gadis berambut merah panjang itu menoleh ke arahnya tanpa melepaskan tangannya dari wajah Yuan.
"Oh Shizuya, letakkan dokumennya disini. Yuan akan segera mengerjakannya." Ucap Younghye dan Shizuya segera menurut. Dia ingin sekali bertanya tapi di urungkan sejenak karena melihat ekspresi sang idola yang sepertinya kurang bersahabat.
Plak
Plak
Younghye memberikan dua buat tamparan bolak balik pada wajah Yuan hingga pria itu meringis kesakitan. Shizuya memperhatikannya dan terkagum-kagum, sejauh ini hanya Younghye dan Wonho yang bisa memukul Yuan tanpa rasa dosa. Neesamanya memang yang terbaik!
"Younghye! Apa yang kau laku—"
"Aku akan menemanimu mengerjakan semua ini. Jadi segera kumpulkan fokusmu atau aku akan menamparmu lagi." ucap Younghye datar lalu memberikan isyarat pada Shizuya untuk mengambilkan sebuah kursi agar dia bisa duduk.
Gadis itu duduk dihadapan Yuan dan Yuan meneguk ludahnya kasar, apalagi ekspresi Younghye yang tidak bersahabat, gadis itu merubah ekspresinya kala Yuan tidak percaya dengannya. Baiklah, Yuan sepertinya harus membuat kacamata besok.
"Shizuya, kau bisa meninggalkan kami. Dan kau Yuan, jika pekerjaanmu masih tidak beres maka aku akan menggantungmu." Ucap Younghye bengis. Shizuya mengangkat tangannya hormat dan setelah itu berlari kecil keluar ruangan.
Yuan mulai tidak karuan tapi dia segera mengerjakan tugas-tugasnya dengan cekatan. Memeriksa laporan ini dan itu, menandatangani ini dan itu, juga menerima dan menolak permintaan ini dan itu. Entah dari perusahaan bersih atau bisnis kotor Black Rabbit. Sedangkan Younghye mengoreksi semua pekerjaan Yuan, jika salah maka sebuah tamparan pasti akan melayang.
"Hmm... Pekerjaanmu baik-baik saja. Aku heran kenapa Wonho mengatakan pekerjaanmu tidak ada yang beres." Celoteh Younghye saat melihat semua yang Yuan kerjakan, hampir sempurna. Dia benar-benar fokus dan teliti.
Yuan tidak menjawab, dia hanya diam.
"Hei Yuan, apa benar kau salah mengira Shizuya adalah aku?" tanya Younghye mendadak dan Yuan salah tingkah. Namun pada akhirnya dia mengangguk pelan. "Apa kau melakukan sesuatu padanya?" Yuan menggeleng.
"Jangan lakukan itu lagi." ucap Younghye tegas dengan ekspresi datar. Yuan menganggukan kepala sangat patuh, mirip anak anjing. Dia berpikir mungkin Younghye tidak mau disamakan dengan Shizuya, atau apapun itu. Tapi dia tidak tau alasan apa yang ternyata yang Younghye miliki,
"Jangan lakukan itu lagi atau aku akan cemburu."
Dan detik itu juga Yuan merasa tersedak oksigen.
***
Beberapa hari berlalu setelah kepergian Younghye ke London. Benar saja, Hyungwon merasa agak kesepian karena kehilangan salah satu anggota keluarganya.
Hyura dan Hyerin itu kurang bisa diandalkan, percayalah.
Wonho menanyakan masalah yang kemarin diadukan oleh Hyungwon pada Younghye dan gadis itu tidak menyangkal, sampai pada bagian Wonho ingin mengirimnya ke London, dia tidak menolak dan menganggap itu sebagai liburannya.
Dan sekarang resikonya adalah Hyungwon merasa kesepian. Namun sebenarnya bukan itu saja, Hyungwon akhir-akhir menjadi berbeda. Dia agak sering melamun dan kadang menghindari Wonho secara halus.
Dia sedang memikikirkan kata-kata Minhyuk. Bohong jika Hyungwon bisa tidak peduli dengan keberadaan lelaki itu. Dia –Minhyuk, masih betah ada di rumah Wonho dan terlihat lumayan akrab dengan semua orang meskipun mereka agak canggung dengannya.
"Hyungwon?" Wonho membuka pintu kamar dan mendapati mantan polisi muda itu duduk termenung diatas ranjangnya dengan ditangan sebuah novel terbalik, baiklah sudah jelas dia tidak sedang membaca novel itu.
"O-oh? Wonho?" ujar Hyungwon agak kaget saat pria tampan itu masuk ke kamar dan mendekat ke arahnya.
"Kau kenapa? Apa kau sakit?" tanya Wonho lalu memegangi dahi Hyungwon namun dia tidak merasakan adanya gejala aneh. Lelaki manis itu menggelengkan kepalanya perlahan, "Aku tidak apa-apa." Ucapnya mantap dan Wonho dengan bodohnya mengangguk.
Katakan saja Wonho tidak peka atau IQ nya terlalu jongkok untuk mengerti hal semacam ini.
Wonho lalu naik ke atas ranjang dan berbaring didekat Hyungwon, tepatnya dia merebahkan kepalanya diatas paha Hyungwon, lelaki manis itu sedikit kaget namun dia langsung dengan cekatan mengusap kepala pria itu dengan lembut. Wonho mungkin kelelahan.
"Ah, Hyungwon memang yang paling nyaman." Gumamnya pelan lalu mencoba menutup mata sedangkan Hyungwon tersenyum tipis. Dia juga merasa paling nyaman jika bersama pria mesum ini. Wonho memang seorang yang mampu mencampuradukkan perasaannya.
"Aku juga merasa nyaman bersamamu." Jawab Hyungwon dan Wonho terkekeh mendengarnya.
'Tapi aku tidak tau harus kemana aku melangkah.' Lanjut Hyungwon dalam hatinya.
***
"Hei Minhyuk kapan kau akan pergi?" cibir Kihyun kesal pada lelaki yang tak jauh darinya itu. Minhyuk hanya menggidikkan bahu tak peduli, "Aku masih penasaran dengan ladyboss Wonho, apa dia sesempurna aku atau tidak." ucap Minhyuk dengan penuh percaya diri dan Kihyun sudah memasang ekspresi jijik sekaligus jengkel.
Sementara itu Wonho dan Hyungwon sedang duduk di depan meja makan dan mendengar jelas apa yang dibicarakan dua orang lelaki tipe bot itu.
"Berhenti mencurigai Hyungwon atau aku akan mengusirmu paksa." Ucap Wonho tegas pada Minhyuk. Hyungwon hanya diam.
Dia memang orang yang pantas untuk dicurigai, sungguh. Kenapa? Karena dia sendiri bahkan heran dengan jalan yang diambilnya.
"Jangan lupa, organisasiku juga ada disini." ucap Minhyuk tak mau kalah dengan nada yang santai dan Wonho langsung menghela napasnya berat.
Hyungwon ingat betul dengan penjelasan yang diberikan oleh Yuan. Organisasi Minhyuk dipindahkan ke Black Rabbit karena organisasi itu sudah hampir diambang kehancuran.
"Tapi kau tidak perlu mencurigai Hyungwon. Apa kau berpikir dia akan kembali ke polisi dan melaporkan kami? Haha, lucu." Cibir Kihyun dan memberikan tatapan sinis pada Minhyuk. Lelaki manis itu tertawa gelak kemudian terdiam.
"Iya, dia akan kembali. Lucu bukan?" ucap Minhyuk selanjutnya setelah puas tertawa. Kihyun terdiam melihat tingkah Minhyuk yang agak—agak—agak menyeramkan mungkin?
Tring!
Wonho melemparkan pisau untuk memotong steak nya tepat ke arah Minhyuk membuat lelaki manis itu menghindar dan pisau tersebut pun mendarat di lantai.
Kihyun menatap Wonho yang masih diam namun ekspresinya itu tersirat rasa jengkel luar biasa sedangkan Minhyuk malah seolah tidak tau sama sekali.
"Wonho." Ucap Hyungwon saat melihat pria itu. Dia tidak mau terjadi adegan bunuh membunuh dipagi yang indah ini, sarapan ya sarapan, tolong jangan campur adukkan dengan masalah pribadi kalian.
Tak lama kemudian datanglah Kwangmin meski disaat yang sangat tidak tepat, dia juga merasakan adanya tekanan yang berbeda pada tempat itu, hanya Minhyuk yang terlihat tak berdosa dan kini mengunyah keripik pisangnya.
"Tuan, semua laporan yang dari London sudah masuk, dan tidak ada kesalahan apapun. Semuanya dikerjakan dengan sempurna." Bisik Kwangmin pada Wonho dan membuat pria itu sejenak fokus pada perkataannya.
Hyungwon pun dapat mendengar laporan itu, sepertinya mengirim Younghye memang benar-benar solusi paling tepat. Hyungwon tersenyum, dia bersyukur masalah ini sudah beres karena Wonho yang akan di repotkan jika Yuan tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
"Apa kau tersenyum untuk kesuksesan musuhmu atau tersenyum karena kekuatan musuh berhasil disingkirkan?" tanya Minhyuk tiba-tiba sambil menyeruput jus lemonnya.
Semua orang langsung menatap Minhyuk nyalang bahkan Hyungwon saja langsung membelalakkan matanya. Bagaimana mungkin dia berpikir sepicik itu?! Oh hei, sepertinya Minhyuk memang memusuhinya habis-habisan.
"Lee Minhyuk! Aku tidak paham dengan a—"
Wonho menghentikan ucapannya saat Minhyuk berdiri dan malah berjalan menjauhi tempatnya semula. Lelaki manis itu kemudian menghentikan langkahnya sebentar,
"Dari dulu, instingku selalu benar. Bukankah aku mendapat julukan si 'penglihat masa depan'?"
Minhyuk tersenyum miring kemudian dia melirik ke arah Kihyun,
"Kau mungkin dicintai, tapi kau harus berjuang juga untuk itu." cibirnya dan Kihyun terdiam namun menatapnya benci.
"Kecuali Younghye, salah satu dari kalian entah itu Hyungwon, Changkyun atau bahkan Kihyun."
"Pasti akan disisi para polisi dan memusuhi Wonho."
"Dan jangan pernah meragukan analisaku."
.
TBC
.
Saya tidak pernah bosan mengoceh di setiap Chapter :") Semoga kalian juga tidak akan bosan membacanya agar kalian tau bagaimana 'istimewa'nya saya (esp Baperan, manja dll xD)
Omong2, setelah tamat ini ff, BabyOne bakal debut perdana~
BABYONE DEBUT PERDANA WANKAWAN ! MASIH VILLAIN SERIES >< Dengan karakter yang berbeda dan kisah yang saya usahakan lebih greget, karakternya juga tetap banyak hwhwh.. :') Villain vs Villain, let's go ! ><
Saya lagi sibuk, padahal saya udah bikin rencana kebut update karena libur :( Ternyata mamah saya malah nyeret kemana-mana, hwhwh.. Ini aja saya ngetik dan post nyuri2 waktu sambil makan di tambak ikan :")
Sabtu [17:12]
Kalsel, 2 September 2017
Love,
B A B Y O N E
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top