10th: KNOW & NOW
15 Juli BabyWon ulang tahun barengan sama Midoriya Izuku /lempar mercon/ Sweet Seventeen ini heh :))
.
Kihyun duduk didekat jendela rumah Hyunwoo, sesekali lelaki berparas manis itu memperhatikan beberapa ekor burung yang bersarang pada pohon dekat rumah tersebut.
"Disini menyenangkan tapi kenapa aku merasa ada yang kurang?" gumam Kihyun pelan.
Dia sungguh tidak tau apa-apa, dia tidak tau apa yang terjadi padanya. Yang dia ingat hanyalah ketika dia terbangun dirumah sakit dan didepannya ada sosok pria yang mengaku bernama Hyunwoo. Pria itu mengatakan jika Kihyun kecelakaan saat hendak pergi ke supermarket, lalu dia juga mengatakan kalau Kihyun adalah kekasihnya.
Baiklah, sebagai seorang yang tak ingat apa-apa, Kihyun memilih untuk percaya, lagi pula Hyunwoo memang benar-benar baik padanya. Tidak salah kan jika Kihyun saat ini benar-benar mempercayainya?
Tapi beberapa waktu ini Kihyun merasa jika ada sesuatu yang kurang. Dia merasa bahagia bersama Hyunwoo namun dia juga merasakan beberapa kejanggalan.
Kihyun merasa aneh ketika dia melihat data-data kejahatan pada dokumen milik Hyunwoo, terutama ketika ada kata-kata yang menyinggung tentang Black Rabbit. Dia –Kihyun, merasa memang ada yang kurang beres dengan apa yang menimpanya.
"Aku ingin mencintai dan dicintai tanpa ada kebohongan." Lirih Kihyun pelan seraya berdiri dan menatap kosong pada lapangan luas disamping rumah Hyunwoo.
"Ini menyenangkan, tapi ada kebohongan."
Lelaki itu menatap tangannya sendiri, "Ini tidak terlihat seperti tangan seorang yang baik. Hei tangan, apa saja yang sudah kau lakukan?" Kihyun menatap miris pada tangannya sendiri, katakan saja dia gila tapi dia sudah tidak sanggup menahan rasa ingin tahu ini.
Setiap kali dia melihat darah atau perkelahian, dia sama sekali tidak takut atau jijik. Yang ada malah rasa ingin bergabung dan seolah syarafnya bekerja sendiri untuk berusaha memukul sesuatu.
"Siapa saja, tolong selamatkan aku."
***
"Ayo persiapkan segala keperluan kalian. Bawa barang yang diperlukan dan buang saja yang tidak perlu, kalian bisa minta belikan Wonho lagi nanti." Ucap Hyungwon seraya menepuk tangannya berulang kali memberi isyarat agar anak-anak gadisnya bergegas. Terutama Hyura yang baru saja bangun tidur, dia bahkan masih memeluk sebuah boneka dan wajahnya benar-benar kusut.
"Hyungwon, apa kau senang disini?" tanya Wonho seraya berjalan disamping Hyungwon. Lelaki manis itu sedang membongkar koper bajunya, dia tidak mau ini dilakukan oleh pelayan, baginya pakaian adalah hal yang privasi.
"Ya, disini menyenangkan." Jawab Hyungwon seadanya dan sibuk berkutat dengan pakaian-pakaiannya. Huh, seharusnya kemarin dia tidak membawa terlalu banyak pakaian.
Lelaki manis itu kini sudah duduk dilantai, tepat berhadapan dengan koper dan lipatan-lipatan bajunya. Wonho ikut duduk dan kini menyandarkan kepala seenak jidat di bahu Hyungwon. Apa Wonho tidak bersiap-siap? Tidak tidak. Wonho memilih untuk beli yang baru saja.
"Kalau begitu bagaimana jika nanti kita tinggal disini? Kita menikah kemudian membuat anak-anak yang lucu disini." gumam Wonho seraya tersenyum geli sendiri membayangkan dia mungkin nanti benar-benar akan memiliki anak bersama Hyungwon.
Detik selanjutnya yang terjadi adalah Wonho mendapat sebuah pukulan didahinya menggunakan sebuah baju. Hyungwon bersuara, "Aku ini laki-laki, mana bisa hamil heh!" gemas Hyungwon pada pria disampingnya.
Dugaan Hyungwon memang sepertinya benar, semua leader Black Rabbit itu tidak ada yang beres.
"Siapa tau nanti kemajuan zaman membuatmu bisa hamil. Ada terapi atau serum atau obat misalnya? Untuk membuatmu hamil." Wonho makin tidak jelas dan Hyungwon ingin menyumpal pria ini sekarang dengan bajunya.
Tapi Hyungwon terdiam sejenak, yang dia ingat tentang Wonho saat pertama kali mereka bertemu adalah sosok yang keras, menyebalkan dan kasar. Namun melihat apa yang terjadi pada Wonho saat ini, mungkin Hyungwon merasa pria ini berubah 180 derajat dihadapannya.
Hyungwon tersenyum kecil, mungkin menyenangkan hati Wonho sesekali tidak masalah, iya kan?
"Jika aku punya anak, aku tidak mau anakku sepertimu. Kau mesum, bodoh, mesum, ceroboh, mesum, manja dan mesum." Ujar Hyungwon dengan wajah serius. Wonho langsung menatap Hyungwon tajam, "Tidak bisakah kau tidak mengulang kata mesum sebanyak empat kali? Apa aku semesum itu?" protesnya tidak terima.
"Kau memang mesum dan tidak sadar diri. Satu-satunya yang lebih dalam artian positif hanyalah wajahmu, beruntung kau tampan. Haha!" tawa Hyungwon lumayan keras dan Wonho sudah memberikan tatapan super datar.
"Tapi aku menyukai kebodohanmu, karena kau bodoh dan ceroboh kau jadi tidak ragu-ragu untuk menyelamatkanku kemarin. Mungkin aku telat mengatakan ini, tapi terima kasih sudah mempertaruhkan nyawamu untukku."
Dan Wonho pun K.O !!
Sekarang wajah Wonho memerah sendiri, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal dan berusaha menahan senyuman diwajah tampannya. "U-uhh.. I-itu bukan apa-apa, memang sudah tugasku untuk menyelamatkanmu." Ujarnya tak jelas. Hyungwon ingin mentertawakannya namun tak tega. Hahaha!
"Ah kembali lagi pada masalah anak, aku ingin anakku lurus." Ujar Hyungwon seraya mengusap-usap dagunya seolah berpikir. "Tapi jika dia gay, aku juga akan mendukungnya." Sambungnya lagi dan Wonho terkekeh.
"Apapun yang terjadi pada anakku, aku akan selalu mendukungnya." Ujar Wonho dengan senyuman.
Tiba-tiba Hyungwon teringat masalah Wonho dan ayahnya. Ya, Wonho pasti tidak ingin anaknya memiliki nasib yang sama dengannya, dia tidak akan memaksakan anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak anaknya inginkan.
"Jika dia gay, aku harap dia bukan bottom. Aku takut dia akan bernasib sepertiku, selalu dimesumi." Hyungwon melirik tajam dan Wonho tertawa selanjutnya.
"Anakku adalah top sepertimu tapi sifatnya baik sepertiku." Sambung Hyungwon dengan sinis pada Wonho. Pria itu kini terlihat tak terima, "Apanya yang baik?! Hei, apa aku ini kurang baik untukmu?"
"Kau mesum."
1-0 untuk Hyungwon dan Wonho.
"Uh.. Hyungwon, kau membuatku tidak sabar ingin memiliki anak." Wonho bergumam dan menatap langit-langit rumah sedangkan Hyungwon kembali melipat bajunya dan memasukkan ke dalam koper.
"Semoga saja anak kita nanti sabar memiliki ayah bodoh sepertimu." Cibir Hyungwon dan kali ini 2-0 untuk Hyungwon dan Wonho. (Baby: Anak kalian udah disiapkan pada story selanjutnya okd *uhuk)
Sementara itu tak jauh dari sana Yuan sudah siap bersama dengan Hyerin.
Kondisi Yuan saat ini dengan beberapa perbah ringan di tangan dan kakinya, ini karena ulah Younghye. Beruntung wajahnya yang membiru akibat Wonho sudah mulai sembuh.
"Jika tadi malam aku mendapat 5 sampai 10 tendangan lagi maka aku yakin saat ini aku pasti akan koma di rumah sakit." Gumam Yuan setengah bersyukur.
"Tunggu sebentar, jadi dia benar-benar akan ikut?" tanya Hyura sinis seraya melirik Hyerin yang ada disamping Yuan. Gadis itu masih terdiam sedari tadi namun dari cara berpakaiannya, dia sepertinya juga akan ikut ke Korea.
Yuan melirik Hyerin, "Ya, dia memang eksekutifku dan aku membawanya untuk mengawalku." Jawab pria itu tenang.
"Kalau begitu aku akan membawa Shizuya!" teriak Younghye yang tiba-tiba keluar dari arah dapur. Gadis itu datang bersama Shizuya dibelakangnya juga. Kini Younghye berhadapan dengan Yuan sambil melipat kedua tangan di dada.
"Tidak bisa, aku hanya membawa satu orang dan aku tidak membawa Shizuya." Jawab Yuan tegas.
"Aku membawanya untukku. Iyakan, Hyura?" Younghye melirik Hyura yang kini mengacungkan jempolnya setuju.
"Aku leadernya disini, Shizuya dibawah pengawasanku dan aku tidak memberi izin dia pergi karena dia akan membantu Vernon dalam memimpin."
Lama-lama Yuan benar-benar menyebalkan. Younghye menggertakkan giginya kesal.
"Aku akan menggunakan kekerasan." Gadis bermata merah-jingga itu meraih pisau perak disakunya dan seketika Hyerin juga langsung maju untuk melindungi Yuan.
"Apa ini? Jangan ribut-ribut!" suara Hyungwon terdengar membuat Younghye segera menoleh pada sumber suara. Hyungwon sudah datang bersama Wonho dan memberi tatapan minta penjelasan.
"Aku ingin membawa Shizuya tapi Yuan tidak mengijinkan sedang dia sendiri membawa Hyerin." Jelas Younghye singkat. "Aku tidak mengijinkannya ikut. Dia berada dibawah perintahku." Sahut Yuan tak mau kalah dan dua insan itu sekarang sudah adu tatap.
Wonho menghela napasnya berat, "Aku tidak akan ikut campur." Wonho sepertinya sudah lepas tangan ketika mendapat tatapan super memelas dari Hyura yang kebetulan mendukung Younghye.
"Hyungwon niisama." Kini suara memelas lainnya terdengar dan entah sejak kapan Shizuya sudah berada disamping Hyungwon dengan segala jurus puppy eyesnya. Dia benar-benar mengkopi Younghye dengan baik.
"Shizuya, dia lady-boss." Suara Yuan memanggilnya dengan nada teguran.
Hyungwon langsung mengangkat tangannya mengisyaratkan bahwa dia mengambil keputusan.
"Shizuya ikut ke Korea." Ucapan yang keluar dari bibir Hyungwon membuat tiga buah mata berbinar, Younghye, Shizuya dan Hyura.
"Tapi Hyu—" Yuan hendak protes namun dipotong Hyungwon lagi.
"Wonho, ini adalah bentuk keegoisanku."
"Sesukamu sayang. Aku sudah meminta Kwangmin dan Changkyun menyiapkan jet pribadi." Jawab pria dengan tahta tertinggi tersebut seraya mengetik sesuatu diponselnya, mungkin dia memastikan keadaan jetnya dari informasi Kwangmin dan Changkyun.
"Hyungwon! Kau yang terbaik!" teriak Younghye yang sudah memasukkan pisaunya dan kini berhamburan memeluk Hyungwon. Shizuya juga ikut seenaknya memeluk lelaki tinggi itu dan tak mau ketinggalan kini Hyura sudah ikut menempel dibelakang Hyungwon.
"Omong-omong, Shizuya, maafkan aku hanya bisa memberimu 97 anak buah baru." Ujar Younghye dan kini memeluk Shizuya pura-pura sedih.
"97 Fighter yang kau kalahkan itu memiliki kemampuan berbeda, dan mereka sangat kuat. Aku sangat senang! Mereka lebih kuat dari anak buah biasa." Ujar Shizuya berseru.
Ya, tadi malam di colosseum 97 orang fighter masuk ke arena untuk melawan seorang Shin Younghye dan mereka berhasil di kalahkan semuanya dalam waktu kurang lebih 1 jam. Permintaan sang pemenang –Younghye, adalah mengambil setiap fighter yang kalah dan menjadikannya bagian dari Black Rabbit.
"Beruntung tidak ada yang mati, aku sudah berhati-hati." gumam Younghye pelan.
"Sudah sudah~ Wonho, kita akan berangkat kapan?" tanya Hyungwon melirik pria yang tengah memasukkan ponsel ke sakunya. Wonho menatap semua persiapan yang sepertinya sudah hampir selesai, dia mengusap dagunya, "Sekarang saja. Menunggu Shizuya mempersiapkan barangnya akan memakan waktu lama, suruh saja nanti Younghye berbagi dengannya. Kwangmin dan Changkyun sudah menunggu kita."
Hyungwon pun mengangguk dan menatap anak gadisnya yang bertambah satu orang, "Kalian dengar? Cepat berangkat."
"Yes! My lord." Teriak mereka semangat.
***
Changkyun duduk disamping Kwangmin seraya menatap layar ponselnya, terdapat banyak panggilan tak terjawab dari satu orang. Siapa lagi si penelpon jika bukan Lee Jooheon.
"Kenapa tidak kau angkat?" tanya Kwangmin tiba-tiba membuat Changkyun kaget setengah mati, dia buru-buru menutupi layar ponselnya dan sukses membuat Kwangmin tertawa geli.
"Oh kau terlihat seperti seorang gadis yang dipergoki tengah videocall dengan kekasihnya." Ujar Kwangmin disela tawanya dan Changkyun mendengus.
"Hanya seorang yang tidak penting." Cibir Changkyun lalu mematikan ponselnya dan duduk kembali dengan nyaman di jet yang sudah akan berangkat itu.
Kwangmin melirik ke arah Changkyun sebentar sebelum dia mulai memejamkan mata, "Setidaknya kalian harus saling memastikan kalau kalian baik-baik saja." Ujar Kwangmin seolah menasihati. Changkyun hanya mencibir kecil sambil memajukan bibirnya.
"Memangnya kau tau perasaanku?" tanya Changkyun dengan nada kesal. Kwangmin tak bisa menahan kekehannya, "Kau benar-benar seperti seorang gadis." Ujar Kwangmin memperburuk suasana.
"Aku juga memiliki seorang yang spesial. Meskipun dia tidak mengenalku, tapi memastikan bahwa dia baik-baik saja sudah menjadi tugasku." Jawab Kwangmin dengan bangga. Changkyun memberikan tatapan yang sulit diartikan, mungkin seperti tatapan, 'Hah? Emang gue peduli?'.
"Jadi, I.M, setidaknya izinkan dia tau bagaimana keadaanmu. Aku sangat mengerti perasaan kalian berdua." Sambung Kwangmin seraya mengangguk-angguk.
"Jangan membuatku terlihat seperti seorang gadis yang merajuk!" murka Changkyun lalu mencubit Kwangmin. Dan selanjutnya terjadilah aksi adu cubit dan adu gelitik.
Beruntungnya mereka berdua duduk di paling pojok jadi meskipun tertawa lepas mungkin tidak akan terlalu mengganggu yang lain. Hyungwon, Wonho dan Yuan duduk bersama, Hyura kebagian dengan Hyerin meskipun gadis bermarga Shin itu kini sudah menutupi wajahnya dengan majalah dan tidur, lalu si duo rambut merah Shizuya dan Younghye juga tak terpisahkan. Sedari tadi mereka terus mengoceh.
"Hey Lady, apa kau sudah paham dengan keadaan tadi malam? Aku tidak selingkuh." Suara Yuan memelas dan membuat Hyungwon memgangi perutnya menahan tawa. Wonho sudah menggeleng-gelengkan kepala, dia prihatin dengan Yuan.
"Selingkuh? Memangnya apa hubungan kita?" tepat menusuk. Dan Wonho benar-benar melepaskan tawanya.
"HAHAHAHA!!" bagus Shin Wonho, kau benar-benar membuat orang semakin terpuruk.
"Younghye itu tsundere, kau harus memahaminya." Suara Hyungwon mencoba bijak seraya berdehem berulang kali agar tidak terlihat bahwa dia ingin tertawa.
"Apa? Aku ini yandere! Iya kan Shizuya?" Younghye meminta bantuan eksekutif favoritnya.
"Iya, kau yandere tapi salah sasaran. Seharusnya kau menginjak gadis-gadis yang bersama Yuan, bukannya menginjak Yuan." Sanggah Hyungwon dan kini terjadilah adu tatap antara Hyungwon dan Younghye.
"Memangnya Younghye pernah menyukai seseorang? Aku sebagai kakaknya belum pernah mendengar dia jatuh cinta." Cibir Wonho kemudian menyamankan diri bersandar pada Hyungwon.
"A-aku menyukai seseorang." Ujar Younghye lantang kemudian terlihat ekspresi agak kecewa dari wajahnya.
"Aku menghancurkan hidup seseorang, kemudian aku menjadi orang lain untuk mempermainkannya, sampai suatu hari dia mengetahui fakta orang yang menjadi temannya adalah orang yang menghancurkan hidupnya, tapi tanpa ku sadari ternyata aku menyukainya, namun dia menyukai orang lain, dan orang yang dia sukai sudah mati karena menjadi musuh Black Rabbit." Cerita Younghye pelan seraya memainkan jarinya. Tepat seperti gadis yang tengah menyatakan perasaannya.
"Adikku?"
"Eh?"
"Mingyu 'kan?"
"E—eh?!"
Wonho langsung bangkit dari sandarannya dan menatap Hyungwon tajam. Yang di tatap malah mengerutkan alisnya seolah heran. "Kenapa? Aku salah bicara?" tanya Hyungwon pada Wonho yang menatapnya sangat dekat.
Sementara Younghye dan Yuan hanya bisa menyaksikan dua orang lelaki yang tengah saling menatap ini, "K—kau tau?" tanya Wonho dengan ekspresi kaku. Hyungwon langsung mendorong wajah pria tampan itu pelan dengan telapak tangannya.
"Tentu saja aku tau. Buku coretanmu itu juga memaparkan tentang strategi untuk membantai keluarga Mingyu." Jelas Hyungwon singkat kemudian mengambil kue kering dihadapannya.
Pria bernama lengkap Shin Wonho itu kini terdiam. Hyungwon sudah mengetahui segala hal buruk yang berhubungan dengan keluarganya. Seolah sekarang seperti Wonho yang memiliki kekuasaan diatas bumi dan dibawah langit namun dia sedang berada diambang kehancuran.
"Hyungwon, kenapa kau tidak mengatakannya padaku?" tanya Wonho pelan. Hyungwon menoleh, "Untuk apa? Meminta penjelasan? Pertanggung jawaban? Aku memandang dari sisi positif, jika Younghye tidak menghancurkan keluarga Mingyu, mungkin aku tidak pernah memiliki adik setampan dia." Jawab Hyungwon riang.
Lelaki manis itu benar-benar memiliki pemikiran yang dewasa. Dia selalu memandang sesuatu dari sudut pandang berbeda dan inilah yang membuat Wonho merasa bahwa dirinya semakin terjerat oleh lelaki yang memenangkan hatinya ini.
"Ya, kau benar. Itu Mingyu." Ujar Younghye seraya menggaruk kepalanya. "Baiklah, jadi sainganku nama Mingyu? Hm.. Aku akan menyusun strategi menyingkirkannya." Yuan bergumam sendirian dan kini langsung mendapat pukulan cantik dari Younghye.
"Aku setuju saja." Suara Hyungwon lagi kemudian tiba-tiba bersandar pada Wonho. Sesekali dia bersikap manja tidak masalah bukan?
"Maksudnya?" ujar Wonho.
"Aku setuju saja Younghye dengan adikku. Dan kau denganku." Seringai Hyungwon seraya melirik Yuan yang tengah memasang ekspresi paling memelas yang dia punya.
Mungkin Hyungwon tidak akan bisa melihat ekspresi seperti ini dari Kihyun, tapi jika Yuan, maka itu hal yang mudah.
"Itu mustahil." Celutuk Hyura yang sepertinya mendengar percakapan tersebut.
"Mustahil Mingyu mau dengan gadis tak jelas sepertimu. Haha!" tawa Hyura mengejek.
"Fuck you girl." Ucap Younghye dengan senyuman diwajahnya.
***
"Entah kenapa akhir-akhir ini kau selalu membawa bekal, sir." Ujar Mingyu seraya duduk disamping Hyunwoo. Pria yang tengah mengambil alih tugas Jooheon itu menoleh ke arah pria tinggi disampingnya.
"Ah ya, seseorang membuatkannya untukku." Jawab Hyunwoo senang kemudian membuka kotak bekal berwarna cokelat itu. Mingyu meliriknya dan dia ingin tertawa namun ditahan, bagaimana bisa seorang seperti Hyunwoo memiliki bekal bergambar beruang?
"Apa dia orang yang spesial? Hee.... Apa jangan-jangan kekasihmu?" goda Mingyu melihat ekspresi yang sangat bahagia dari Hyunwoo. Pria itu seketika salah tingkah. "Kau ini ada-ada saja." Gerutu Hyunwoo dan Mingyu benar-benar tertawa kali ini.
Kemudian Hyunwoo memakan bekalnya dan Mingyu juga memakan makanan yang dia pesan di kafetaria. Namun sayang belum lagi mereka menghabiskan makanan kini terlihat Youngmin datang setengah berlari ke arah keduanya.
"Ada apa?" tanya Hyunwoo.
"Ada pergerakan mencurigakan di bandara. Beberapa petugas disana juga ditemukan pingsan dengan baju yang sudah dicuri." Jelas Youngmin dengan napas yang tidak stabil.
Hyunwoo langsung berdiri dan memberi perintah, "Kirim divisi darurat untuk menangani kejadian mendadak ini. Pastikan keselamatan orang-orang apapun yang terjadi. Kita berangkat sekarang."
***
"Kita harus mendarat dibandara juga meskipun memakai barang pribadi?" gumam Yuan seraya menyeret kopernya. "Disini tempat paling nyaman untuk mendarat." Ujar Wonho seraya mengangguk-angguk. "Tenang saja Yuan, para petinggi disini adalah kolega bisnis kotor dan bersihku." Lanjut Wonho dengan seringaian.
"Aku tidak menyangka jika ternyata banyak orang yang melapisi bisnis kotornya dengan bisnis bersih." Cibir Hyungwon. Dia tidak pernah berpikir jika banyak orang yang menyembunyikan keburukannya sehebat ini, termasuk salah satunya adalah Wonho.
"Master, aku merasakan beberapa pergerakan aneh disini." suara Hyerin kemudian menoleh ke samping kiri dan kanan. Yuan dan lainnya pun berhenti sejenak. "Shizuya, kau merasakannya?" sambung Hyerin lagi dan kini Shizuya yang mengedarkan pandangannya.
"Kenapa para petugas itu terlihat menyembunyikan sesuatu? Pergerakan mereka juga tak beraturan." Ujar Shizuya kemudian diam-diam membuka koper kecil yang berisi pisau dan pistol. Pihak bandara tidak bisa membaca keberadaan benda-benda berbahaya itu karena koper tersebut memang sudah dirancang khusus untuk merusak sensor.
"Hoo.. Eksekutif yang terlatih memang beda ternyata." Celutuk Hyungwon dan Yuan tersenyum bangga sedangkan Wonho sudah membuka koper kecilnya juga.
Tiba-tiba terdengar bunyi aneh yang mungkin ditelinga orang awam itu biasa saja, namun di telinga para eksekutif itu adalah bunyi tak beres.
"Gawat!" pekik Shizuya dengan wajah memucat.
"Ledakan dari arah jam dua!"
BOMB!
DHUAR!!
.
TBC
.
Terima kasih buat yg sudah ngucapin hwhw.. Mamih, Papih, Eneng, Kak Nana dan Nanda :") Makasih banyak loh ya, terhura aku tuh :")
Karena Baby lagi seneng/? sekaligus sebagai penutup liburan panjang, aku bakalan up lagi besok >< Karena aku gatau setelah ini apakah bisa fast up atau enggak, soalnya udah mulai fullday T_T Semoga aja ttp bisa ngetik ya, amin amin. Hwhw.. Dan Baby juga udah kelas XII, doakan ya semuanya semoga taun depan bisa masuk univ yang diinginkan :))
Dan satu lagi, HAPPY BIRTHDAY juga buat Deku alias Midoriya Izuku, uke unyu dan inosen/? kesayangannya BabyWon, cie ultah kita samaan, gak nyangka aku tuh :)) Langgeng terus sama seme2mu ya nak, jadilah Uke sejuta Hero yg taat/?, tapi saya tetap TodoDekuBaku garis keras kok :") TodoDekuBakuShin leh ugha, foursome Deku ladenin 3 seme, ntaps /nyebur ke sungai/
Sabtu [17:13]
Kalsel, 15 Juli 2017
Love,
B A B Y W O N
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top