8. Jebakan Taik

Sejak putus sama pacar pertama, yang juga pacar terakhirnya, Rena strict ngehindari terikat hubungan asmara. Bomat mau secakep apa pun para cowok yang berusaha mendekatinya.

Di kampus itu nggak cuma satu dua tiga cowok yang berusaha mendekatinya. Ada banyak dengan berbagai kelakuan dan akhlak. Mulai dari cowok baik-baik-yawla sangat gentleman dan lovable sampai makhluk dajal dengan adab dan akhlak minus tak terbatas serta sangat brengsek.

Semua sudah pernah Rena hadapi tipe pedekate mereka. Ada yang kalem dan mulai dengan chat-an sampai bangsat betul ngajak vcs-an berujung Rena sembur si setan itu.

Bukannya Rena sok jual mahal. Cuma kejadian lima tahun dulu masih membekas sampai sekarang. Rena yang dulu lugu soal percintaan asmara kisah monyet, dikhianati pacarnya yang ternyata bermuka dua.

Di depan Rena, si pacar manis banget kayak gula dan nge-treat Rena dengan baik. Eh, di belakang ternyata malah main slebew ahoy sama cewek lain.

Itu waktu Rena SMA. Masa-masa muda segar haus ingin tau soal cinta tanpa mikir konsekuensinya gimana.

Alasan Rena diselingkuhi, kata mantannya, gara-gara Rena nggak ngasih afeksi yang cukup. Awalnya Rena emang diajak have sex sama si mantan pas itu. Namun, Rena nolak. Mereka emang pacaran tapi Rena ogah bawa-bawa selangkangan. Rena juga udah bilang kalau mantannya nggak terima, mereka bisa putus.

Tau nggak? Si mantan dengan manisnya bilang nggak apa-apa dan treat Rena baik banget.

Ternyata oh ternyata,

Suatu hari, Rena nangkap basah si mantan lagi ngewe sama cewek lain. Cewek kuliahan, dengan bodi ngingetin Rena sama Kim Kardashian.

Dan akhirnya hubungan Rena bersama si mantan yang dia ogah ogah ogah tiga kali tanda beneran jijik buat nyebut namanya berakhir di tempat saat itu juga. Tunai.

Cinta pertama Rena langsung berubah jadi awal Rena nutup hati sampai sekarang bertahun-tahun lamanya.

Rena nggak mau patah hati kayak dulu.

Sekarang pun Rena juga masih nggak minat buka hati. Rena juga nggak tau kapan dia bisa ngehilangin trust issue itu dari dirinya.

Bahkan meski itu ke abangnya Lisa, ye.

Walaupun centil dan suka godain abangnya Lisa, bukan berarti Rena mau coba buka hati buat Davin-nama abang Lisa. Rena lebih ke main-main aja dan Davin sendiri juga tau kalau Rena cuma usil.

Cuma tetep dong!

Namanya kebeningan hakiki dan ganteng bikin betah natap nggak bisa boong. Davin emang secakep itu. Rena mungkin nggak mau buka hati buat cowok mana pun, tapi nggak berarti dia nggak suka cowok ganteng. Cuci mata itu harus biar stay sane dan Davin adalah pemandangan segar nan masuk kriteria. Sangat ganteng bingbing.

Makanya Rena oke sama ajakan Lisa. Mana bisa minum-minum juga. Lumayan bisa santai sambil ngobrol sama Davin. Soalnya Davin itu juga enak diajak ngobrol a.k.a bisa diajak ngomongin topik apa saja. Mau Rena mereog atau kalem, Davin tetap ngeladeni. Dan, yang terpenting nggak bikin Rena emosi kayak pas ngobrol sama Joshua akhir-akhir ini.

So yeah. Leggo, baby!

Omong-omong soal Joshua ....

Rena melongok dari sela pintu, meriksa keadaan sekitar. Nggak ada tanda-tanda napas Joshua, yang artinya aman terkendali.

Buru-buru Rena keluar dan nutup pintu. Setelah mastiin kode akses juga udah diganti, Rena merapikan penampilan dan bergegas ke arah lift.

Finally! Malam ini, Rena bisa santai tanpa perlu mikirin hal-hal yang nggak penting banget. Misal,

Ciuman mabuk malam itu yang membuat Rena berdebar tiap ingat.

***

"Lilis baby! I'm hereee." Rena nyapa si empu kandang pas liat Lisa bukain pintu. Kedua tangan Rena terbuka lebar kayak mau nerjang, nerkam, dan ngedekap Lisa kuat-kuat sampai jadi ayam penyet. "Cipika-cipiki nggak, neh?"

Lisa langsung ngegaplok muka slengean Rena. "Alay. Insaf lo yang bener, Renata. Biar otaknya kagak mereng sebelah."

"Noh! Blush on lo naik sebelah," Rena nyahut sinis.

"ANJENG! MANA ADA GUE DANDAN DI RUMAH!" Lisa ngejambak rambut Rena dan langsung narik sampai bikin si punya rambut ngaduh. "Biar nggak tuman lu!"

Rena langsung nendang betis Lisa sebagai balas dendam. Sambil ngusap kepala yang nyat nyit nyut, dia ngeluh, "Heran gue kenapa kita bisa awet temenan kalo saban hari saban waktu kena aniaya mulu."

"Lo setan soalnya."

"Berarti lo lebih setan lagi!" Rena membalas.

Lisa ngibasin tangan. Dibukanya pintu lebih lebar. "Ayo! Kebiasaan ngaret mulu. Lama-lama gue kutuk juga lo."

"Jadi karet gelang?" tanya Rena sembari masuk.

"Jadi taik kucing kena lindas delman."

"LISA ANJENG!" Rena ngelempar tas tangan ke kepala Lisa Untung isinya ringan. "Gue sodok juga lu dari belakang." Cewek itu mungut tasnya dari lantai.

"Lo aja nggak ada burung," Lisa mengejek.

"Noh! Abang lo punya."

"BANGSAT, RENA!" Lisa hap! nyubit mulut liar dan berdosa Rena. "Kayak dapat dari jalur belakang pas pembagian bibir."

"VVIP, neh!" Rena nepis tangan Lisa.

"Dari neraka."

"Diri niriki." Rena nyebik.

Sama kayak pas sama geboy yang lain a.k.a Aleya dan Kifa, Rena ke Lisa juga akhlaknya nggak jauh beda. Ricuh sahut-nyahut no jelas-jelas club, saling ejek, tapi di sisi lain mereka udah deket banget.

Rena ketemu Lisa pertama kali pas ospek. Satu fakultas, satu jurusan, dan takdir juga cewek satu itu satu kelompok ospek sama Rena. Awalnya, Rena biasa aja. Jadinya ke Lisa atau anggota lain dia cuma sekadar tau nama.

Khusus Lisa dia langsung tuing! soalnya makhluk sebiji ini dulu ponian dan ngingetin Rena sama Lalisa Manoban. Jadilah dia langsung ingat yang namanya Lisa itu, oh ini, rupanya.

Sampai di tengah ospek, mereka semua diomeli sama kating yang ngurus kegiatan mereka. Rena nggak tau apa masalahnya tapi dia ngedumel dalam hati karena namanya juga maba ye, wak. Mau ngomel langsung cas cis cus balas bacot tapi dia pendatang. Jadilah dia dongkol dalam hati kayak,

Hedeeeh.

Sampai,

Lisa yang berdiri di depannya ngecebik plus ngegerutu rada menjurus kejulidan hakiki. Kalau para kating yang ngurus ospek sok banget. Muka kayak daki juga sok teriak-teriak nggak jelas. Dikira keren apa.

Dari situ Rena jadi berani ngomel pelan juga, dan ternyata mancing Lisa buat noleh. Mereka saling tatap-tatapan kayak "oh my God! Are you even real, sistur?" dan voila. Diawali sejak saat itu, Lisa dan Rena jadi akrab. Mereka jadi sering julid di sepanjang pelaksanaan ospek soal apa saja. Dan pertemanan mereka berlanjut sampai sekarang.

"Lo nggak bawa buku?" tanya Lisa buyarin Rena yang sempat ngelamun.

Rena ngangkat bahu, nyahut santai, "Mabok buat apaan bawa buku."

"YEEEU! SI ANJING!" Lisa ngegeplak kepala Rena. "Tobat lu, setan! Kapan kelakuan lo berakhlak dan berbudi baik?"

"NTAR LU BILANG GUE KESURUPAN LAGI YA!" Rena ngamok dan balas jitak kepala Lisa.

Lisa ngusap kepalanya. "Bener juga sih. Malah aneh kalo lo nggak kayak reog."

"Kiyik riig. Noh! Muka lo kayak buntut sapi!" Rena mencebik. "Mana amernya?" Cewek itu langsung duduk di sofa.

"Ameeeer." Lisa berseloroh panjang. "Soju dong, sayang."

"Mabok, nggak?"

"Ya tergantung lo minumnya segelas apa ngabisin stok gue."

"Keluarin semuanya."

"JAGA COCOTMU ITU, SISTUR!" Lisa nendang kaki Rena tanpa ragu. "Lo mabok, gue yang riweuh."

Rena nyengir sebelum ngalihin tatapan ke sekitar. "Bang Davin mana, Lis? Katanya pulang."

"Masih nongki." Lisa nyahut sambil main ponsel. Lisa kelihatan fokus ke layar. "Nape? Mau centilin abang gue, ya?"

"Tau aja lo."

"NAJES GUE PUNYA ABANG PACARAN SAMA TAIK KAYAK LO!" Lisa nolak mentah-mentah.

Rena nggak mau kalah. "BERANTEM SINI KITA."

Dan, mereka gelut. Untungnya cuma sebentar.

Habis puas saling jambak sampai capek, Lisa ngerapiin rambut. "Gue mau keluar dulu, deh."

Rena ngernyit. "Ngapain?"

"Ada yang mau dibeli." Lisa beranjak. "Lo tunggu di sini aja."

"Gosah ngatur kalau nggak ngeluarin amer." Rena ngedelik sinis.

"Sabar, anjer! Ngebet banget?" Lisa mau heran tapi namanya juga Rena. "Abis ini deh."

Rena ngangkat bahu. "Iya, deh."

"Gue cabut bentar," Lisa pamitan lalu keluar.

Lima menit berlalu dan ting bel di depan rumah bunyi. Nandain kalau ada yang datang.

Rena yang lagi asik chat-an sama dua geboy lain langsung noleh.

Mungkin Davin. Soalnya kalau Lisa buat apa juga pake segala mencet bel dulu. Ye 'kan?

Rena nggak ada pilihan selain inisiatif bangun dan ngebukain pintu. Dikiranya yang akan dia lihat si Davin a.k.a abangnya Lisa yang cakep bingbing itu.

Ternyata,

Dia meleset jauh.

Memang di depannya sekarang ini spesies cowok, tapi jelas bukan orang yang Rena mau.

Rena terbeliak seketika

Joshua.







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top