30. Bukan Akhir, Hanya Pamit.
Esok pagi, pukul 8 tepat.
Seperti biasanya, Keisha murung di depan rumah dengan secangkir kopi yang asapnya masih menguap-nguap di udara. Rumah kali ini begitu sepi, mengingat Mas Taeyong yang sudah tak bekerja disini lagi, Minhyung yang pulang ke Kanada bersama kakaknya, siapa lagi kalau bukan Mark.
Ya palingan cuma ada Mama sama Papa doang.
Jisung tadi sempat izin. Sekitar 7 menit yang lalu, ia pergi berdua dengan teman seper-duetannya di band. Namanya Liu, kata Jisung. Keisha mau tak mau harus mengiyakan. Sebab, Jisung bilang esok ada perlombaan antar sekolah.
Keisha tak tahu lagi. Rumahnya benar-benar kosong melompong. Tak ada figur yang mengisinya kecuali ia sendiri.
CIEEE MAO JD MABA, JD PACAR AK
NYA KAPAN?!
(4)
Keisha
Bulan depan, mau pada kuliah dimana?|
read by 2.
Casian
|Gua udah keterima di Unbraw sih. Hehe
|Alhamdulillah ya allah...
| lewat jalur virus tp.
Keisha
Aduh gua bingung ini |
Gua takut ga keterima |
Soalnya gua jawab soalan test ngasal semua njir yang matematikaaaa ga boonggg |
Seungmean
| hayo sia
| mana lo masuknya akuntan lagi.
Alenna
| Lo emg dimana min???
Seungmean
| UPI keknya
| soalnya ada om gue jd dosen disana
| tapi S2 nnti ngambil UI, psikolog
Casian
| oh psikolog yg kerjanya jadi cenayang yh?
Alenna
| bkn ajg
| kerjanya tuh yg ngurusin org sakit jiwa kek lo
| bagus min, gue dukung lo jd ahli dukun😀👍
Seungmean
| BACOT BANGSAT GUE NNTI JD HRD
| aamiin yang paling serius ya allah
Casian
| sOK RAJIN LU SOKSOKAN AMBIL S2
| gua yg mau lulusan propesor aja ga sombong :D
Alenna
| LO MAKE ORANG DALEM YA MIN? @Seungmean
Seungmean
| engga dajjal, asal aja
Alenna
| biasa aja dong nurdin, gosah ngegas!
| pada misah njirrrr
| gua di ugm :((((
Keisha
Gue daptar dua nih wkwk |
ugm ama ub, doain aja gue keterima di ui wkwk |
Alenna
| lo bacot, gue bacok @Keisha
| tapi gua keterimanya di ub
| satu sekolah sama lucas njir
| utg beda fakultas
Keisha
Bangsat |
Casian
| najis ente ngikut2 gwa. ga sudi
Alenna
| lo pikir univ tu gedung nenek lo? Enga njirrr!!
Keisha
berisik nurdin gblg, gue doain lo berdua jodoh anak sebelas mampus |
Casian
| amiin
| holi syith, beach
| amiit*
Seungmean
| wkwk amit tah amin lucaseu?
Casian
| ya emang engga! Siapa yg bilang iyh?! @Alenna
| AMIT LAH MIN, UDH GILA KALI Y GUE SUKA SM BERUDU KEK LENA?
Keisha
WKWKWK SAMPE SOLO |
Alenna
| seungmin! Shut down!
Seungmean
| tau kalo gua dewasa salah mulu, mnding gua balik jd sperma aja njir
read by 3
Alenna
| yang sider bukan temen kita
Keisha mengetik...
sadgirl |
rumah gue se|
Keisha menggeleng pelan. Ia rasa, ia tak perlu menceritakan bahwa kediamannya kali ini sangatlah sepi. Ia juga hendak bercerita tentang keadaan Mark dan Minhyung. Namun, tak apa lah. Ia bisa memendamnya sendiri.
Keisha mengembuskan napasnya perlahan. Ia ambil secawan berisi kopi lalu ia hirup wewangiannya. Cukup menenangkan. Ia pun jadi terteatik untuk meminumnya.
Begitu tenang dan damai. Namun jua ada sekelebat rasa rindu. Bagaimana kabar Mas Taeyong beserta kedua anaknya? Aneh tapi nyata. Mas Taeyong saja sampai terkejut tatkala Mark bergandengan dengan Minhyung. Ia ingat sekali, Mas Taeyong sampai nangis hingga menjerit.
"I'll be righg back, sweetie pie."
Keisha terperanjat. Ia menoleh ke arah suara, namun tak ada satu pun figur yang berdiri disana. Ia menoleh lagi ke segala arah. Nihil. Mungkin, ini hanyalah halusinasi.
Keisha pun teringat. Ia harus menelpon Jeno sekarang juga.
"Jen!"
Jeno berdeham untuk membalas sautan Keisha dari ponselnya. "Hm?"
"Sibuk?"
"I'm free now. Kenapa? Kalo mau ke rumah, sok aja. Cuma ada Bunda doang, kok. Dan itu juga Bunda udah mau otw ke pasar."
Keisha sumringah. "Oke! Gua kesana, ya? Sekalian gua bawa catur punya bokap gua. Kita main bareng." ajak Keisha sekalian mengusulkan.
Jeno hanya berdeham singkat. "Iya. Gua juga mau nunjukkin sesuatu buat lo."
"Ape niii?"
"Inget gak, waktu pas lo sama gua pertama kaliii banget satu kelas?" Tanya Jeno. "Waktu pas SD. Bukan SMP."
"Inget. Kelas 3?"
Jeno terkekeh kecil kemudian mengembuskan napasnya perlahan, "Hahaha. Sebelum hari-hari itu. Gua sempet bilang ke lo, kalo misalkan nanti kenaikan kelas lo sama gua satu kelas, gua bakal tunjukkin ke lo kalo gua bisa main gitar."
"Oooo iya, iya."
"Terus lo kayak masang muka fakgerl gitu, kayak ga percaya. Terus lo nanya, 'emang bisaa?' gua bilang aja, 'itu mah ditunjukkinnya entar, pas aku udah ada rasa suka sama kamu gitu.' Nah abis itu, lo kayak senyum aja. Terus gu---"
"Iya. Terus lo ngelanjutin, 'tapi itu bakal aku mainin, pas aku sama kamu jadian terus kita putus. Itu bakal jadi lagu terakhir, dari aku buat kamu.' DAN ITU CRINGE BANGET GUA BARU SADAR SEKARANG." lanjut Keisha, dengan memotong ucapan Jeno.
Jeno tertahan. Setelahnya, ia tertawa puas. "HAHAHAHA!" tawanya melengking, hingga Keisha menjauhkan gawainya dari telinga. Tak lama setelahnya, Jeno melanjutkan. "So... see it by yourself. Buruan ke rumah gua! Udah ga sabar nih!"
"Udah jadi mantan sok bat nyuruh gua. Dulu mah belagak jemput mulu, hilih."
. . .
Seperti yang sudah direncanakan, Keisha bergegas pergi ke kediaman Jeno tanpa meninggalkan secarik kertas atau bahkan izin langsung kepada Chaeyeon dan Jaehyun.
Izin gak izin juga, mereka gak bakal nyariin. Hanya itu yang Keisha pikir.
Kediaman Jeno dan Keisha hanya berbeda dua gang saja. Namun, letak blok si taruna begitu jauh. Ibaratnya ada blok A-Z. Nah, Jeno itu yang X-nya.
Sudah sampai di tujuan. Tangan Keisha akhirnya terulur untuk mengetuk pintu rumah Jeno. Oh iya, sebelum itu, Keisha sempat mengintip lewat jendela Jeno yang sedikit terbuka. Sepertinya benar, pria itu lagi sendiri di rumahnya.
"Jen! Woy, jancok!"
Tok. Tok. Tok.
"Jenoooo~"
Tak lama setelah itu, sahutan Jeno mulai terdengar. "SABAR DULU BEGO, GUE BELOM PAKE BAJU!!"
"YAUDAH BIASA AJA DONG, GAUSAH NYOLOT!"
"LO DULUAN YANG NYOLOT!"
"KAPAN?! KAPAN GUE NYOLOT?!"
Persekon setelahnya, pintu terbuka lebar. Menampilkan wajah Jeno yang basah, seperti baru mandi. "Barusan itu apa? Tak tahu diri!"
"Bodo. Wle!" acuh Keisha, dan langsung menyambar masuk saja ke rumah Jeno.
Jeno terlihat sebal, lalu mencibir Keisha. Pria itu melihat Keisha yang sedang asyik mengambil alih televisinya dengan menyetel CD spongebob milik Jeno dulu waktu kecil.
"Yah, anjing, Jen. Kok runyek sih?"
"CD lama itu, gimana gak runyek gambarnya."
"Oh. Bukan tivi lo yang gangguan?"
"Bukan anjing. Tivi mahal ini!"
"Ya ga peduli juga sih. Btw, ambilin minum, Jen!" Seru Keisha tiba-tiba, lalu dihadiahi tatapan tajam dari Jeno.
Jeno menghela napas panjang, "Tujuan lo kesini ngapain sih? Pikun lo?"
"Tujuan gue kesini? Ancurin rumah lo."
"KEISHA SUMPAH ASTAGFIRULLAH GUE KESEL..."
"Awokawok, yaudah iya! Mana gitar lo, sono nyanyi, ntar tak saweri kowe!" guyon sang gadis. Itulah yang membuat Jeno memutar bola matanya malas.
"Najis. Dikira gue biduan kali." Katanya. Lalu pergi meninggalkan Keisha untuk mengambil gitar yang letaknya berada di kamar.
"Berisik. Gue sumpelin catur juga nih lama-lama."
Keisha ikut-ikutan tuk memutar bola matanya malas, lalu memejamkan mata sebentar sembari menunggu Jeno yang tengah mengambil gitarnya.
"Jen! Udah belom? Lama banget!"
"Ini lagi turun tangga bego!"
Keisha menoleh ke belakang, oh iya, bener.
Jeno cuma mencibir, lalu pria itu duduk di sebelah Keisha. Membuat Keisha merengut kesal, karena pantat Jeno yang cukup semok.
"Semok banget lo, Jen."
"Semokan lo kali."
"Yeee, ngelunjak lo!"
Jeno tertawa kecil, lalu jarinya mulai memetik gitar. Ia menatap Keisha sekilas, kemudian mendengus. "Tapi sumpah, gue geli anjir buat maininnya! Mending nyanyiin buat Herin sekalian."
"Bawel lo tangki gas! Udah buruan,"
Terdengar suara Jeno yang berat, mulai bernyanyi. Awalnya, Keisha menilai suara Jeno itu seperti suara knalpot bajaj. Namun, tak lama kemudian, suara Jeno mulai terdengar indah di rungunya.
Tak terasa gelap pun jatuh,
Di ujung malam, menuju pagi yang dingin.
Hanya ada sedikit bintang malam ini,
Mungkin karena kau,
Sedang cantik-cantiknya...
Petikan gitar, masih tersengar. Namun, mata Keisha sudah mulai berair. Karena bagaimana pun, hanya Jeno yang tahu lagu kesukaan Keisha dulu.
Lalu mataku merasa ... malu.
Semakin dalam, dia malu kali ini.
Kadang juga ia takut...
Tatkala harus, berpapasan di tengah pelariannya.
Di malam hari...
Menuju pagi...
Sedikit cemas,
Banyak rindunya...
Hoooo~ hooo~
(Untuk Perempuan Yang Sedang Dipelukkan - Payung Teduh.)
Jreng,
Petikan terakhir mulai terdengar. Keisha justru menunduk dalam sambil mencubit paha Jeno yang menimbulkan sebuah pekikan pelan.
"Ah! Sakit!"
"Huaaaa, tanggung jenab anda!"
"Kena---heh, lo mewek?!"
Keisha mengangguk kuat sambil menyeka air matanya yang mulai rebah di kedua pipinya.
Jeno tersenyum tipis, lalu pemuda ini bertanya dengan nada hati-hati. "Gue ramal, Lo pasti kangen Mark ya?"
Keisha mendongak. "S-sedikit,"
Gelengan kecil Jeno pun menjadi pertanda. "Kebiasaan, bucin." Lelaki itu akhirnya menaruh gitarnya di samping sofa, kemudian menyerogoh sesuatu dari kantongnya.
Keisha termenung.
Jeno akhirnya mengulurkan tangan kanannya, memberika. secarik kertas kepada Keisha.
Keisha menerima kertas tersebut. Namun dengan wajah yang bingung. "I-ini apaan? Bon utang lo?"
"Bukan ya elah, su'udzon aja." katanya. "Ini surat dari Mark. Tadi tuh jam 6 kurang dia nyamperin rumah gue, katanya, titip kasih ke lo. Dia tuh lupa gitu, males bolak ke rumah lo, jadi ya kebetulan lewat rumah gue, yaudah gue kasih."
Keisha tersenyum tipis. "Makasih, Jen."
"Anything, Kei."
Hening. Suasana benar-benar sepi. Hanya terdengar petikan gitar yang membentuk sebuah irama yang indah.
Keisha berdehan, "Ekhm, Jen,"
"Oit?"
"Gimana lo sama Herin?"
"Oke-oke aja."
Keisha mendengus. "Ya maksud gue bukan itu,"
Jeno menatap Keisha sekilas, kemudian bertanya. "Terus?"
"Ya, maksudnya, lo gak tau gosip Herin yang katanya seling---"
"Tau." kata Jeno. "Tapi gue tetep percaya sama Herin. Mana lagi sekarang kedainya Herin lagi bangkrut lagi, mau gue putusin juga gak etis."
Keisha mengangguk paham.
Jeno menyahut. "Lo tunggu apa lagi? Buka dong kertasnya, gue juga kepo sama tuh kertas."
"Iya, iya! Ini bakal gue baca."
---
Dikarang dengan tulus oleh jari jemari Mark.
Didedikasikan untuk Keisha, dan terima kasih untuk singgahmu yang berarti sungguh untukku.
Euhm, mungkin kamu bakal nanya ini Mark atau Minhyung. Tapi ini benar-benar aku, Mark.
Terdengar aneh atau menjijikan mungkin, namun aku mau tanya, kamu masih ada hubungan sama Minhyung?
Oh iya, dad bilang, dia mau ngebeliin aku ponsel. Pretty sure, i'm so happy to hear that.
Sebelumnya, aku mau minta maaf atas perpulanganku kembali ke Kanada yang terbilang mendadak. Ah engga juga sih, kamunya telat bangun jadi telat buat say a 'last' good bye.
I never thinking that i'm fallin' love with someone i should'nt. Because why? Ya, karena dulu kamu hak mutlak Jeno.
Tapi pas aku denger kabarmu putus dengannya, sedikit sedih, karena wajahmu begitu murung kala itu.
Aku kira kau menganggapku sebagai rumah abadimu, tempat singgah setiap keluh kesahmu. Hhh, mana mungkin.
Dan, untuk tempat yang dahulh kuanggap rumahmu ini, sudah bisa disemayamkan atas nama luka abadi.
Sebenarnya, disini bukan aku yang pergi. Namun kaulah yang pergi meninggalkanku lebih dulu. Jauh sebelum aku memanggilmu renjana.
Kepergianku ke Kanada bukan sebuah perkara yang sulit. Namun kepergianmu kepada pelukan orang lain-lah yang membuatku buta akan jalan pulang dan naik ke permukaan.
Seakan tersesat, sakit ketika ada orang yang satu darah memperebutkanmu.
Jika kamu benar-benar sayang Minhyung, aku hargai itu. Dan bersiap-siaplah untuk berpegangan kuat. Karena pada saat waktu yang pas, aku akan kembali merebutmu.
Inilah nawala dari langit, angan-angan yang berseru, enggan tuk kembali.
Jangan lupakan senjamu yang perlahan redup, dan bulan purnamaku yang sudah penuh seutuhnya. Karena disitulah garis pamit tanpa makna ditetapkan.
Doei,
Mark Lee.
---
"Gimana suratnya?
Jeno langsung merebut kertas itu dari tangan Keisha. Keisha terlihat menunduk dalam, lalu selamanya akan begitu.
Keisha merasa bersalah. Tapi, ia tetap taakan pernah menyesal untuk mencintai Minhyung.
Sejatinya, Minhyung-lah orang yang benar-benar menggantikan posisi Mark kala orang itu pamit tanpa izin.
Jeno menghela napas panjang, lalu memberikan sepucuk surat itu kembali pada Keisha. "Lo merasa bersalah?"
Keisha mengangguk ragu.
Jeno tersenyum tipis, lalu menepuk bahu Keisha dua kali. "Jangan ragu kalo lo suka sama Minhyung. Jangan sampe kalimat aku cinta kamu itu, udah gak ada maknanya lagi buat kalian." [] end.
×××
OKAY YEOROBUN, INILAH ENDING YANG SEBENARNYA-!
maaf kalo mengecewakan, humor ga ada, baper ga ada, maaf banget ... hanya ini yg saya bisa. sumpah.
im sorry for the very very very late update bcs im so busy. Banyak banget pts daring mengintai otakku
But, reason yg sebenernya sih karena aku stuck.
aku kalo ngetik from canada last chapt ini kudu ngehalu yang super-super. Gimana ya, pokoknya harus. Makanya aku writting ini nunggu waktu yg pas.
TYVM for all votes and comments. Makasih buat yg bertahm sampai akhir lakonan. Gardu from canada, sudah dibuka selebar-lebarnya. Yeheee!
TAPI-!
ini ada sequelnya.
YAP!
the title is, to jakarta.
ya mungkin supa different sama f.c
krna di t.j ada pelakon baru, siapa hayooo?!?
okay, sampai jumpa di lain karangan!♡
- c. keira ashari.
×××
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top