Prolog
"Dengan ini, saya sah kan kalian berdua menjadi pasangan suami-istri"
Suara tepuk tangan kini memeriahkan gedung yang telah di sulap sedemikian rupa. Warna yang di dominasi oleh warna putih dan warna biru itu nampak anggun dan juga elegan di saat yang bersamaan.
Di atas sana terlihat dua mempelai yang nampaknya berbahagia atau lebih tepatnya hanya salah satu dari mereka yang hanya menunjukkan sebuah senyum tipis.
"Ruki!! Aku tak percaya kau mendahului kami! Dan, ya ampun kau cantik sekali memakai gaun itu" Pipinya di cubit keras oleh salah satu teman seangkatannya dahulu.
Pemuda yang tak kalah manis dengan dirinya itu nampak sangat gemas pada dirinya, dia bahkan tak menyadari pandangan terpesona dari tamu lain.
Ruki terkekeh kecil, walaupun pipinya bersemu merah saat Reiji menariknya tadi. Itu sudah biasa baginya karena sahabatnya itu selalu saja menarik pipinya sampai melar dulu.
"Reiji, kau bisa menyakiti Ruki kalau begitu" Sosok rupawan yang ada di belakang Reiji mengingatkan pemuda manis itu. Pipi Reiji sontak menggembung bulat yang malah membuat beberapa tamu mengucurkan darah dari hidung mereka karena keimutan Reiji.
"Mou~ Shuu-kun, aku kan masih merindukan Ruki. Kami sudah tak berkomunikasi sejak lulus SMA kalau Shuu-kun lupa" Pria yang dipanggil Shuu itu tersenyum tipis seraya mengacak surai hitam Reiji.
"Selamat Carla, tak kusangka kau yang akan mendahului kami" Ucapnya kepada sosok pria tampan dengan surai putih panjang dan iris emas yang menawan.
Dia Tsukinami Carla, seorang CEO tampan yang memiliki segala pesona dan jangan lupakan keramahannya pada semua orang. Diantara mereka berempat dulu hanya Carla yang memiliki sikap ramah pada semua orang sementara ketiga sahabatnya seperti es batu berjalan ataupun kulkas berjalan.
Kino merangkul bahu Carla sesaat setelah Shuu, dia menyeringai tipis ke arah pengantin Carla yang masih berbicara dengan Reiji dan juga Kou.
"Hey, kuharap kau menjaga Rukiku , kuharap kau tak menyakitinya" Nada sarkas terselip dalam ucapan Kino dan hal itu membuat Carla menyeringai tipis, dia tanpa aba-aba menarik pinggang ramping Ruki agar mendekat ke arahnya.
"Heh, dia sudah menjadi milikku Kino dan kau tak berhak mengatur ku" Ejeknya ganti.
Kino memandang datar Carla, dia mengendikkan bahunya sejenak sebelum berjalan menuju Ruki.
Senyum rupawan ia tunjukkan kepada sosok yang membuatnya gila dulu. Ruki yang melihat Kino ada di hadapannya entah mengapa menjadi gugup sendiri ditambah sebuah tangan yang mencengkram pinggangnya.
Berterima kasih pada suaminya yang membuatnya tambah gugup.
Kino menyeringai samar, dia dengan santainya menarik tengkuk Ruki yang mana membuat wajah pemuda itu maju ke hadapannya lalu dengan tanpa berdosanya dia mendaratkan satu buah kecupan pada kening pemuda dengan surai grey tersebut.
"Katakan saja padaku jika serigala ini menyakitimu" Iris mawar itu menatap langsung ke arah iris biru baja Ruki dalam, seolah menyampaikan perlindungan.
Tangan yang semula berada di tengkuk kini terangkat menuju puncak kepala, dia mengelus nya perlahan dan lembut. Seolah jika ia kasar sedikit saja maka akan rusak bak porselen.
"Jika dia menyakitimu maka aku yang akan bertindak" Bisiknya di telinga Ruki, alhasil tubuh pemuda mungil itu bergetar halus karena suara Kino yang berat dan serak.
Kepalanya mendongak guna melihat raut wajah Kino namun kalah cepat dengan Reiji yang malah menutup matanya saat itu.
"Tak kan kubiarkan tangan kotormu menyentuhnya" Yang ia dengar hanya suara datar penuh ancaman milik Carla, mengingat kondisi matanya yang kini di tutup oleh Reiji.
"Sudah lah kalian berdua dan Kino jangan menggoda Carla lagi kau tahu kan si putih ini sangat kejam" Lerai Shuu yang sepertinya juga sudah jengah dengan kelakuan kedua sahabatnya yang sulit akur sejak dulu.
Kino mendengus kasar, tatapannya masih tak beralih dari Ruki yang sedang di tutup matanya. Seringainya kembali mengembang, "Oi, Sexy Four Eyes. Si Manis tak bisa melihat"
Wajah Reiji memerah, dia dengan perlahan melepaskan tangannya dari mata Ruki. Dengan segera mendekat ke arah Shuu dengan wajah memerah menggemaskan.
"Setelah 3 tahun tak bertemu kau semakin mesum saja Kino-kun!" Serunya seraya memelototi Kino ganas.
Kino tertawa kecil, tangannya terangkat dan mengacak surai gelap itu, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya Kitsu daripada kau harus menunggu lama karena si Ice Prince ini berego tinggi untuk mengatakannya"
Shuu mendengus jengkel, tahu bahwa dirinya lah yang di sindir oleh pemuda pemilik iris mawar tersebut. Dia baru saja akan membalas namun kalah cepat dengan salah satu adik Ruki.
"Kino-kun kau masih sama saja seperti dulu. Nanti kalau Carla-san dan Shuu-nii turun tangan kau langsung mengalah" Ejek pemuda dengan surai kuning, perawakannya yang tak kalah manis dari Ruki dan Reiji membuat banyak pasang mata tertuju padanya.
Kino berdecak lalu merangkul bahu Kou seenaknya, "Ayolah Neko, aku hanya bercanda lagipula aku masih bisa membuktikan kalau aku yang terbaik daripada kakak beradik serigala itu"
Perempatan siku halus muncul di pelipis Shin yang kala itu tak sengaja mendengar. Jadi dia diremehkan huh?
Ingin sekali dia memukul wajah Kino agar dia tak menganggu tunangannya itu sembarangan.
FYI, Shin dan Kou itu adalah tunangan dan berencana akan menikah 2-3 bulan mendatang sementara Shu dan Reiji masih sepasang kekasih, entah kenapa Shuu suka sekali menggantungkan perasaan Reiji ditambah pemuda pirang itu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menikahi Reiji.
Hal itu jugalah yang membuat Kino selalu saja mengolok Shuu karena dianggap hanya mempermainkan perasaan Reiji.
"Sudah, sudah kalian selalu saja bertengkar terus menerus tak enak dilihat orang" Nasehat si manis yang sedari tadi diam. Dia tersenyum kecil seraya mencoba memisahkan Shin yang terpancing omongan Kino.
"Ah ya, Ruki. Maaf karena adik-adik ku tak bisa datang ya. Kau tahu kan mereka semua sedang menyebar di berbagai dunia katanya sih ingin mencari pengalaman" Ruki mengangguk kecil tanda paham. Tak heran jika yang datang dari keluarga Sakamaki hanya Shuu dan Reiji karena saudaranya yang lain masih melanjutkan pendidikan mereka.
Dan maksud dari menyebar ke berbagai dunia adalah mereka berada di benua yang berbeda. Contohnya Laito dan Subaru yang sekarang ada di Eropa sementara Kanato ada di Amerika dan Ayato yang ada di Amerika Selatan.
Hal itu juga berlaku pada Yuuma dan Azusa yang notabenenya menemani kekasih masing-masing. Azusa dengan Kanato dan Yuuma dengan Ayato.
"Betsuni, Terima kasih karena sudah mau repot-repot mengirimiku hadiah" Reiji mengangguk seraya melemparkan senyum kecil.
Perbincangan kembali berlanjut walaupun hanya di dominasi oleh ejekan-ejekan Kino pada tiga seme yang dianggapnya culun itu. Dan dilanjut dengan para uke yang harus menenangkan seme mereka. Minus Carla yang darisana sudah bisa mengendalikan emosinya, dia hanya mendengus kecil dan hanya diam.
Tak memperhatikan jika pemuda disebelahnya tampak memamerkan senyum sendunya.
Seharusnya ini adalah hari bahagianya.
Seharusnya...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top