Heboh
Frigophobia Syndrome.
Tsukinami Carla x Mukami Ruki
CarRu.
Diabolik Lovers milik ©Rejet.
Warning: Modern Au, Typo, OOC, Family, Yaoi, BxB, Shounen-ai, M-preg.
Rate: T
'Heboh'
Ruki mual.
Bukan, bukan.
Dia gak hamil tiba-tiba, maksudnya adalah dia sedang mengalami grogi yang tiba-tiba saja melanda.
Mungkin itu efek dia mau ketemu Carla lagi setelah ini dan mungkin bisa sedikit berbincang.
Kayak orang menjenguk pada umumnya? Atau suami-istri.
Tidak, tidak. Buat itu jadi suami-suami karena mereka sama-sama pria.
Ruki sampai melupakan makan malamnya karena terlalu sibuk membenahi dirinya sendiri. Mau dibilang dia norak ya emang soalnya dia emang sejarang itu dapet kesempatan ngobrol sama suaminya sendiri.
Jadinya kesempatan ini harus dia gunakan sebaik-baiknya.
Tok
Tok
Tok
"Ini aku."
Suara baritone milik Carla terdengar, Ruki langsung gelagapan. Dengan cepat membenarkan posisi duduknya sekarang dan bersikap seolah tak ada kejadian apa-apa.
"Masuk lah, Carla-kun."
Tak ada jawaban, tapi suara pintu di geser dan tapak kaki yang mendekat memberikan info bahwa sang suami dari Ruki itu telah masuk dan kini mendekat ke arahnya.
Mata emas milik Carla menganalisis sekitar, baru menyadari bahwa jendela sudah tertutup namun gorden masih terbuka dan menampakan pemandangan alun-alun kota yang basah akibat hujan.
"Hangat?" Satu kata dengan akhiran bertanya terucap, kasih isyarat ke Ruki.
"A? Ah iya, sudah cukup hangat kok."
Ruki gugupnya setengah mati, dari tadi dia aja cuma berani lirik-lirik Carla. Nggak berani natap langsung.
Rambut Carla sedikit basah, mungkin karena hujan yang masih turun.
Ruki jadi khawatir kalo suaminya bakal kenapa-kenapa.
Jadi dengan beberapa keberanian yang dia kumpulin, dia pun nyoba buka suara.
"Carla-kun, apa gak sebaiknya kamu mandi atau keringin rambutmu? Nanti kena demam." Kata Ruki pelan.
Carla langsung ngasih atensinya ke Ruki, baru sadar juga kalo dia basah dan dingin.
Carla emang selalu dingin sih.
Shiro itu menghela nafas, lalu menaruh beberapa paperbag yang tadi dia bawa ke sofa.
"Aku mandi dulu."
"I-iya."
Ruki gelagapan (lagi), gak tau dah kenapa kok dia jadi segugup ini daritadi. Padahal kalo diliat-liat juga percakapan mereka kan santai gak yang sampai bahas tatanan negara dan dampak korupsi di Wakanda.
Cuma sebatas ucapan singkat yang biasa.
Ah ya, kita melupakan satu fakta kalo Ruki itu baperan kalo sama Carla.
.
.
.
Gak lama kemudian Carla keluar, untungnya dia sengaja bawa pakaian lebih tadi jadi dia gak perlu bingung harus minjem baju dimana.
Kan gak lucu juga kalo dia harus pinjem baju rumah sakit, salah-salah ntar dia malah di ajak ke ruang operasi.
Dan disini, Ruki lagi-lagi terpesona sama Carla yang baru aja keluar dari kamar mandi.
Kalo inget dia gak lagi sakit mungkin sekarang dia bakal mimisan, bener-bener dah oknum Tsukinami Carla itu selalu bisa obrak-abrik hatinya Ruki.
"Sini aku bantu keringkan."
Entah ya kesambet apaan sih Ruki ini sampai bisa ngomong begitu, padahal dia biasanya diem aja karena gugup.
Tapi sekarang malah nawarin secara lancar.
Carla langsung naikin satu alisnya, dia bingung sebenernya kok bisa Ruki tiba-tiba kayak gini. Tapi dia tetep ngasih handuk kecil buat dia tadi keringin rambut dan duduk di tepi kasur Ruki.
Perlahan Ruki mulai ngeringin rambut panjang Carla, Ruki seneng. Dia bahkan hampir jerit kesenengan kalo aja gak langsung sadar kalo di depannya ini suaminya.
Ditambah dia juga gak percaya, bakal ada hari dimana dia bisa sedeket itu sama Carla.
Dari tempatnya, Ruki udah bisa nyium sisa aroma parfum punya Carla. Dia puyeng, kok bisa suaminya seharum dan secandu ini buat dia.
Dia makin gak waras ini.
"Sudah makan?"
Bahkan sangking fokusnya dia ngeringin rambut Carla dia jadi nggak sadar dan langsung kaget pas Carla ngomong.
"Ah. Iya?"
"Kamu... Udah makan?" Carla ngulangin pertanyaannya.
Kayaknya Carla lagi di mode dimana dia lagi sabar jadinya dia nggak diem atau langsung pergi.
"Oh! Belum... Aku lupa." Jawab Ruki agak pelan, dia juga mikir kenapa kok Carla sampai nanya begini.
Mau geer tapi takut gk sesuai ekspektasi nanti.
Abis itu Carla nggak jawab, dia langsung berdiri dan pergi ke luar gitu aja. Ninggalin Ruki yang ngang ngong sendiri.
"Lah kok ilang."
Wahh gak beres ini.
Ruki salah ngomong apa gimana dah? Kok Carla sampai keluar begitu? Dia kaget loh.
Akhirnya dia cuma ngehela nafas, mungkin emang kayak gini kali bahtera rumah tangga dia.
Kayaknya 3/5 bulan nanti dia minta cerai aja sama Carla.
Dengan gitu Carla pasti seneng kan? Mungkin aja dia bakal ngejar Komori lagi terus bakal nikah dan bahagia.
"Nt ygy" Gumamnya ngenes.
Dia jadi tau sekarang gimana perasaan kaum nt yang pedih-pedih sepet.
Kayak gw.
"Lain kali makan."
Ruki kaget, Tiba-tiba aja Carla dateng lagi sambil bawa nampan makan rumah sakit yang isinya makan malem Ruki.
Ruki loading, "Hah?"
Carla diem, manic emas miliknya beri atensi ke handuk punyanya tadi. Nampan langsung dia taruh dan ngambil handuk tadi buat di gantung di kamar mandi.
Ruki masih nyoba buat proses semua tingkah Carla. Anggep aja otak dia lagi lemot.
"Diem dan makan." Itu katanya Carla pas dia duduk lagi di deket Ruki sambil mangku nampan.
Dia kemudian mulai nyendok nasi sama sayur disana terus dia sodorin ke arah Ruki.
"A"
Ruki gugup, dia akhirnya tau maksud Carla. Dan itu malah ngebuat pipinya merah malu bak apel ranum.
Wajah datar Carla ada di depannya, satu tanganya megang sendok isi nasi sama sayur. Ruki gak bisa di giniin!
Dia bisa pingsan sangking gugupnya.
.
.
.
"Mukamu merah, dingin?"
Mereka udah selesai makan malam, Carla juga ikut makan karena titah Ruki. Ditambah dia juga udah laper.
Ruki sendiri entah kenapa yang dari dulu anti sama makanan rumah sakit aja pas di suapin Carla habis semua.
Agak wow.
"Eh? Eng-enggak kok." Dia hampir keselek pas pertanyaan itu muncul.
Sialnya, wajahnya tambah merah dan itu ngebuat Carla makin khawatir.
Dia berdiri lagi, ngambil jaket punya dia di sofa dan makaiin jaketnya ke Ruki.
Carla sampai bela-belain bantuin Ruki makai sangking ngeblanknya otak Ruki sekarang.
Setelah kedua tangannya masuk, resleting jaket dia naikin nggak lupa juga masangin tudung jaket ke kepala Ruki.
"Hangat?"
"BANGET! E-eh..."
Ruki salting sendiri, padahal dia tadi cuma mau ngangguk tapi entah kenapa mulutnya malah teriak begitu.
Sementara Carla yang awalnya wajahnya datar pas denger jawaban Ruki langsung narik senyum tipis.
"Good for you." Dia kemudian ngelus-ngelus kepala Ruki beberapa kali setelah itu berdiri lagi.
"Aku pulang. Tak apa?" Tanya Shiro itu, dia sudah mengantongi kunci mobil punyanya. Bersiap pulang.
Walau Ruki agak nggak rela Carla pulang, dia akhirnya ngangguk. Ngebolehin Carla.
Nggak mungkin juga dia maksa Carla buat disini nungguin dia semalemnya tanpa tempat tidur layak.
Carla pasti juga capek setelah bekerja seharian ini.
Dia dikunjungi begini saja sudah senang, jadi dia menekan perasaan inginnya itu dan melepaskan Carla untuk pulang ke rumah sendirian walau dia juga takut Carla bakal main di belakang.
#Rukiovtera.
Seolah tau kalau istrinya galau dia tidak, Carla kembali ngedekat ke arah Ruki. Tanpa aba-aba langsung ngasih Ruki pelukan erat sambil elus-elus rambut Ruki lagi.
"Besok aku bawakan sesuatu. Aku pulang.... ya." Ujar Carla seraya melepas pelukan mereka.
Ruki yang di gituin jelas kaget, alhasil dia cuma ngangguk-ngangguk doang dengan isi otak yang blank.
Sekali lagi Carla ngasih tepukan di kepalanya, baru setelah itu dia jalan keluar dari kamar inap Ruki dan jalan pulang.
Ninggalin Ruki yang wajahnya merah padam setelah otaknya terconnect lagi.
"HSJAPAMSOSNSKSBSHSBSKALA"
Isi pikiran Ruki sekarang karena baru saja dapat pelukan tiba-tiba dari Carla.
Mari kita do'akan semoga Ruki cepat waras kembali dan siap menghadapi realita untuk kedepannya.
.
.
.
Suara hujan mendominasi pagi hari ini, berliter-liter air jatuh ke bumi dan membasahi beberapa titik dimana banyak berkumpulnya awan hitam.
Carla tatap pemandangan hujan itu dari jendela dapur, mengira-ngira kapan hujan berenti.
Sayang, awan hujan pagi ini berwarna putih dan bisa dianggap hujan dengan awan putih itu awet alias lama.
Dia menghela nafas kasar, kegiatannya mencari hadiah untuk Ruki harus tertunda karena hujan.
Padahal dia sudah merencanakan ingin membelikan Ruki souffle pancake untuk Ruki.
Dan makanan itu hanya ada di stand terbuka di alun-alun kota. Tapi karena hujan bisa dipastikan kalau stand itu tak akan ada.
Berpikir kembali apa yang harus dia bawa sebagai buah tangan untuk Ruki. Dia membuka burung biru.
Barang kali netijen bisa membantu.
Beberapa menit berlalu dan dia tak mendapat jawaban yang sesuai, Carla mulai putus asa.
Ingin bertanya pada saudara Mukami tapi dia tak mau di curigai oleh mereka. Terutama Kou, bisa-bisa adiknya Shin juga akan melabrak dirinya dan cepu ke ibu mereka.
"Dasar"
Carla membuka kembali ponselnya, mencari di gugel bagaimana cara membuat souffle pancake.
Untungnya bahan di dapur selalu lengkap jadi dia tak usah pusing-pusing kekurangan bahan.
Entah atas dasar apa pula Carla melakukan hal ini, dia bahkan gak tau.
Kalo nanti Ruki nanya mungkin dia bakal jawab seadanya saja.
Carla mengkategorikan perlakuannya ini sebagai perhatian pada pasangannya. Bukan dalam hal romantis.
Hanya pasangan serumah, kayak sahabat.
Gak kepikir di kepalanya kalo itu perhatian dalam hal romantis.
Carla memang begitu, dia bisa saja memberikan perhatian dan sebuah pelukan cuma-cuma tanpa dasar suka atau cinta. Dia mengataskan itu semua pada dasar teman dan sahabat.
Itu sebabnya sejak dulu dia selalu di juluki Pangeran Kutub.
Tak seberapa lama, ponselnya berbunyi.
Carla segera mencuci tangannya dan mengangkat panggilan itu.
"Ada apa Shin?"
"NII-SAN! GAWAT! RUKI KUMAT!"
*~TBC~*
Speed run ygy
Gw baru sadar ada draf ni cerita anjig
Jadinga gw lanjutin dikit abis itu post.
Berguna juga draf gw dulu awikwowk.
Met ketemu lagi 🌚🗿🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top