Friendship With(out) Love part 12

Aku mengetuk-ngetuk kuku jariku di meja kantor. Siang ini kantor sepi sekali. Beberapa rekanku sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Dan pekerjaanku sedang tidak terlalu banyak. Aku menguap entah sudah keberapa kalinya.

Pikiranku melayang kepada Abi. Ini sudah hampir dua minggu sejak kami berpisah di pernikahan Fiona. Malam itu akhirnya aku di antar pulang ke Jakarta oleh Adrian, pria itu bukannya tidak tahu apa yang kusembunyikan, tapi Adrian cukup sopan untuk menahan mulutnya yang ingin bertanya padaku.

Beberapa kali Abi mengirim pesan singkat kepadaku yang mengabarkan keadaannya. Dia di Bandung kurang lebih seminggu dan keadaan papa Sofie masih kritis. Aku tidak tahu dan tidak mengerti mengapa Abi harus berada di sana. Sebenarnya aku bisa saja bertanya pada Fiona, namun sampai saat ini dia masih berada di Lombok untuk berbulan madu.

Dering ponselku berbunyi membuyarkan lamunanku. Melihat siapa yang menelepon membuat senyumku terkembang. Kami mungkin memang memiliki semacam kontak batin, jika aku sedang memikirkannya biasanya dia akan menelepon atau muncul di depanku.

"Hai.."

Suaranya menyapaku. Abi memiliki suara serak dan dalam yang belakangan ini terdengar seksi untukku.

"Bi, kamu dimana?"

"Di Medan, kemarin dari Bandung aku langsung lanjut kesini Gwen..ada rapat, besok sih udah balik ke Jakarta. Kamu apa kabar?"

Suaranya terdengar lelah. Seakan dia memiliki beban yang berat.

"Aku baik. Gimana papanya Sofie?"

"Kemarin udah sadar, tapi masih nggak stabil kondisinya."

Ada sesuatu yang di sembunyikannya. Pasti. Kami sudah terlalu lama berteman jadi sudah tahu gelagat satu sama lain ketika sedang menyimpan masalah.

"Ada apa bi? Ada yang salah?"

Dia menarik nafas tajam, "Gwen nanti aku telepon lagi ya, ada yang harus aku kerjain dulu.."

Dia menutup teleponnya tanpa menunggu kata-kata dariku. Dia menghindari pertanyaanku. Aku hanya bisa menghela nafas lemah. Dan mengalah untuk menelepon Fiona dan meminta sedikit info darinya. Mungkin sahabatku itu bisa memberitahukan apa yang terjadi dengan abi dan sepupunya di Bandung.

"Gweenny!! Apa kabar dear?"

Suara cemprengnya menyambutku saat mengangkat telepon.

"Baik Fi..gimana? Udah sukses bikin ponakan buat aku?"

Dia cekikikan geli. Tanpa di tanya pun aku sudah tahu jawabannya.

"Fi, aku mau tanya.."

"Tentang?"

"Sofie.."

ujarku lirih, terdengar tidak yakin.

Dia terdiam sesaat, kemudian mendecak kesal. "Ck..sudah kuduga. Info apa yang ingin kau dapatkan?"

"Semua, Fi.."

Aku sudah bersiap mendengar kabar yang tidak enak sekalipun.

"Okay..Sepupuku. Sepertinya. Jatuh. Cinta. Dengan. Sahabatmu."

Dia mengucapkannya kata demi kata. Aku tidak terkejut, dari cara Sofie memandang Abi terlihat jelas apa yang dia rasakan. Dia terlalu transparan.

"Lalu? Apa yang terjadi di Bandung Fi? Abi sampai seminggu lebih berada disana."

Fiona mendesah, "kamu yakin mau tahu, Gwen?"

"Ceritakan semuanya..please.."

"Omku -papa Sofie- kena serangan jantung, sebelum sakitpun dia sudah meminta Sofie untuk married karena hanya Sofie anak bungsunya yang belum married.. Dan saat akhirnya dia sadar, permintaan itu menjadi perintah dan harus segera di laksanakan. Papanya takut nggak ada umur lagi."

Aku terdiam. Kenapa ceritanya sama denganku. Beberapa waktu yang lalu, mama sakit dan memintaku untuk menikah.

Fiona melanjutkan, "Dan karena Abi ada di sana," Fiona diam sesaat. "Sofie meminta Abi menikahinya, Gwen.."

Double sial...

Ini jauh lebih buruk dari yang kukira..

Jadi ini yang Abi sembunyikan? Rencana pernikahannya dengan Sofie..

"Tapi Abi belum mengiyakannya Gwen. Sofie bilang Abi masih memikirkannya. Sofie berpikir ini adalah jalan keluar terbaik. Lagipula dia mencintai Abi."

"..."

"Gwen..kamu baik-baik aja kan? Sorry Gwen.."

Suara Fiona tercekat.

"Apa yang harus kulakukan Fi?"

Isakanku tertahan. dan meskipun aku sudah menahannya. Tangisanku akhirnya pecah juga. Aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Kutenggelamkan wajahku di meja kantor. Kali ini aku bersyukur bahwa kantorku sedang sepi.

-------------------------------------------

haai..

maaf yaa kalo part ini terlalu sedikit..

tapi ngeliat pembaca yang makin lama makin banyak, semangatku terpecut *halah*

hahahahaha...

mari bergalau ria di part selanjutnya ya..

ngebayangin JLEBnya jadi Gwen :'(

di tunggu vote dan commentnya yaa..

Love,

Vy

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: