11. Awal Masuk Sekolah
Ini hari yang paling ditunggu-tunggu untuk anak remaja sepertiku. Sekolah baru, suasana baru, teman baru, guru baru, dan gebetan baru.
Untuk yang terakhir diabaikan aja ya, mungkin cuma aku doang, hahaha....
Ini hari pertamaku masuk sekolah dengan memakai atribut SMA Bakti Airlangga. Semalam sudah kupersiapkan semua perlengkapan sekolahku. Jam wekerku juga sudah ku-setting dua jam sebelum jadwal bangun biasanya.
Sekarang aku di depan gerbang sekolah, tersenyum ceria dan merentangkan tanganku lebar-lebar sambil menatap logo SMA Bakti Airlangga. Tak kuhiraukan tatapan aneh dari setiap murid yang melewatiku. Aku hanya ingin menikmati rasa bangga dan bahagia ini.
Aku berjalan memasuki gerbang dan menyapa Pak Satpam penjaga gerbang yang bertubuh tinggi besar dan memiliki kumis mungil tersembul lucu dari atas bibirnya.
"Selamat pagi, Pak...," sapaku Ceria.
"Selamat pagi, Nona," kata Pak Satpam sambil tersenyum ramah.
Kulangkahkan kaki ini dengan ringan ke dalam bangunan sekolah dan bersenandung kecil. Sayup-sayup kudengar suara langkah orang berlarian.
Kupikir, orang aneh mana yang berlarian pagi-pagi seperti ini di sekolah? Jam masuk sekolah pun masih kurang setengah jam lagi.
Kuperlambat langkahku setelah kurasa langkah itu semakin mendekat. Aku terkejut begitu mendengar sebuah suara teriakan yang nyaring memanggil namaku dari arah belakang.
"Freeeeeeeeeellll...." Belum sempurna kutolehkan kepala ini, tubuhku sudah diterjang oleh tubuh lain dengan antusiasme yang terlalu tinggi.
Astaga, DARA...!!
Dara meringis lebar sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya secara bersamaan.
"Hehehe ... peace, Frel." Belum sempat aku menyampaikan rasa kagetku, Dara sudah membombardir dengan beraneka pertanyaan.
"Kemarin gimana, Frel? Lo diantar Kenn, ya? Lo diajak ke mana aja pakai motornya? Terus dia baik kan, orangnya? So, pastilah baik, ngapain juga gue tanya ke lo. Eh, Frel, lo tau nggak, lo itu beruntung banget loh bisa diboncengin Kenn. Gue juga mau dooonng...."
Ya Tuhan, tolong sembuhkanlah sahabatku ini. Otaknya benar-benar nggak waras, Tuhan....
Kuputar bola mataku, frustrasi melihat tingkah Dara. Semakin hari semakin parah penyakit lebaynya. Ini gara-gara Kenn. Ya, siapa lagi!
"Baik apaan? Dia itu cowoknya sengak nggak ketulungan, udah gitu kalo ngomong, tuh mulut rasanya pengen gue sumpal pakai terong." Iya, terong. Terong yang sering nenek pakai buat pelengkap sambalnya.
"Terus, terus...?"
Dan terpaksa mau tidak mau, kuceritakan semua kejadian yang kualami kemarin sambil berjalan menuju ruang kelas. Tanpa terkecuali. Karena jika tidak, sampai ke ujung dunia pun, anak satu ini pasti akan menemukanku dan meminta jawaban atas semua pertanyaannya.
Bahkan saat setelah kejadian pohon tumbang dan menghalangi motor Kenn, ia menuntut, meminta jawabanku yang sejelas-jelasnya.
"Ya udah, kita lewat jalan memutar aja, meski jauh, ya ... mau gimana lagi."
"Waaah, keren!" ucap Dara dengan antusiasnya.
Aku melotot tak percaya. Keren apaan?
Wah, ini anak benar-benar stres. Nggak nyambung. Orang kena apes malah dibilang keren.
Aku menepuk jidatku, nggak habis pikir dengan otak lemotnya yang tetap dipelihara sampai sekarang.
Setelah sampai rumah, sengaja hp-ku nggak aku aktifkan kembali, karena aku tahu bakalan jadi seperti ini akhirnya.
"Kenn nganternya sampai depan rumah lo, Frel?" tanya Dara dengan wajah polos.
"Ya, iyalah ... masa di depan rumah Pak Lurah," jawabku jengkel, sementara Dara hanya manggut-manggut.
"Terus, terus, lo suruh masuk nggak?" tanya Dara, lagi.
"Nggak mungkinlah, Ra. Lo kira gue bego, apa? Gue tutup pintu rumah gue, sebelum Nenek tau siapa yang datang." Seketika kami tergelak bersama.
Kami berdua memang sudah tahu bagaimana sikap nenek jika bertemu cowok keren sedikit aja. Biasanya Tomi yang sering jadi korbannya jika nenek di rumah, maksudnya bahan rayuannya hehehe....
***
Kalau di kegiatan MOS, anggota OSIS yang menentukan tempat duduk kita. Tapi kalau sekarang, kita bebas memilih di tempat mana dan dengan siapa kita duduk.
Bunyi bel masuk sekolah masih kurang dua puluh menit lagi, tapi di dalam kelas sudah seperti layaknya pasar. Tempat duduk hampir terisi semua.
Kami celangak-celinguk mencari bangku kosong, tapi kemudian kami menangkap suara yang tak asing lagi berasal dari bangku paling belakang, ia berdiri dan melambaikan tangan ke arah kami berdua, dan tak lupa di sekelilingnya terdapat banyak cewek yang berlomba merebut perhatiannya.
Aku dan Dara sudah terbiasa melihat kejadian seperti ini di sekolah sebelumnya, jadi kami nggak mau ambil pusing.
Kulihat Tomi mengatakan sesuatu kepada mereka, aku tak tahu apa yang dia katakan, yang jelas setelah selesai mengatakannya sambil memberikan senyuman playboy-nya, para gerombolan cewek itu langsung bubar menuju bangkunya masing-masing.
Dasar playboy tengik!
Kami diseret Tomi menuju bangku nomor dua dari belakang, dekat jendela. Katanya ini bangku sudah ada banyak cewek yang mau menempati, tapi ia tolak mentah-mentah demi kami berdua.
Dara menanggapi ucapan Tomi dengan angkat dua jempol sambil tertawa ngakak. Bilang aja biar gampang nyonteknya. Dikira aku nggak tahu apa, otak licik mereka!
Yeah ..., mereka ini memang kompak banget kalau urusan contek-mencontek.
Khusus bangku terakhir persis di belakang kami, siapa lagi kalau bukan bangkunya Tomi. Ia dari dulu memang paling jitu soal cari tempat terselubung dan aman.
Tapi, ada yang aneh.
Kenapa kursi di sebelah Tomi kosong, ya? Orangnya mana?
Keningku berkerut, saat aku ingin menanyakannya secara langsung, tiba-tiba kelas yang awalnya ramai mendadak sepi dalam sekejap.
Aku merasa déjà vu. Suasana seperti ini pernah terjadi. Sempat kulirik Dara yang mematung dengan mulut menganga lebar. Posisi kepala dan badanku masih dalam kondisi melihat kursi Tomi yang kosong. Tiba-tiba timbul perasaan tak enak. Aku berharap semoga pikiranku salah.
Perlahan kutolehkan kepalaku ke belakang, walaupun leherku terasa berat untuk digerakkan. Mataku membulat, saat melihat cowok yang baru memasuki pintu kelas sedang berjalan santai dan penuh percaya diri, sekarang menuju ke arah kami dan duduk tepat di sebelah Tomi.
Aduuuh ... mampus!
Cowok itu adalah Kenn.
Mimpi apa aku semalam?
Bagaimana bisa mimpi burukku mengikutiku sampai ke sekolah?
...........................***............................
Semoga suka. Comment ya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top