Eins - Hemorrhage
And I know it's hard when you're falling down
And it's a long way up when you hit the ground
Get up now, get up, get up now
And I know it's hard when you're falling down
And it's a long way up when you hit the ground
Get up now, get up, get up now 🎶🔊🔊
Sebuah lagu dari Imagine Dragon terputar keras dari sebuah speaker handphone.
"Arrgghhhh aku kesiangan!!!!"
Teriak seorang perempuan pada dirinya sendiri saat melihat jam di handphone-nya sembari melompat dari tempat tidurnya untuk menuju ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi perempuan tersebut hanya memiliki cukup waktu untuk membasuh wajahnya. Tak ada waktu untuknya mandi jika dia tidak ingin terlambat di hari pertamanya memulai program profesi yang akan dia jalani untuk waktu dua tahun kedepan.
Ya perempuan itu adalah Enisa Octaviani Lee. Perempuan berdarah Manado-Korea yang baru saja pindah ke Yogyakarta untuk menempuh program profesinya di salah satu rumah sakit pendidikan di kota tersebut.
Selesai membasuh mukanya, Enisa langsung berganti pakaian yang sesempatnya dia ambil di lemari. Setelah dirasa penampilannya cukup rapi dan mengunci pintu kamar tempatnya tinggal, dia lalu bergegas untuk berangkat.
Kamar yang ditinggali oleh Enisa cukup kecil hanya berukuran sekitar 3x3 meter. Jika masuk dari arah pintu maka di sisi kanan akan bisa ditemui dapur sederhana lalu ada sebuah meja multifungsi yang menghubungkan dapur dengan tempat tidur. Di seberang dapur terdapat kamar mandi kecil. Ya walaupun terlihat sangat sempit namun hanya tempat inilah yang yang cocok dengan keuangan Enisa saat memutuskan untuk menjalankan koasnya di Yogyakarta.
.
.
Enisa sedikit berlari untuk menuju ke halte bus dari tempat kosnya. Sembari mempercepat langkahnya Enisa terus merapalkan mantra 'Semoga busnya tepat waktu' berulang-ulang dalam hatinya.
Namun belum sampai dirinya ke halte bus Enisa malah terjebak dalam kerumunan orang yang tengah menyaksikan terjadinya penyanderaan pada seorang perempuan yang dilakukan oleh laki-laki bersenjata tajam.
Hari yang cukup sial bagi Enisa setelah bangun kesiangan di hari pertama koasnya nya sekarang dirinya harus terjebak di kejadian yang sangat tak terduga.
"Harusnya tadi aku jangan mengambil jalan pintas," runtuk Enisa dalam hati pada dirinya sendiri.
Sementara itu si lagi penyandera masih terus mengacungkan pisaunya pada kerumunan supaya tidak ada yang berani untuk mendekat. Sedangkan si perempuan masih terus menangis dan memohon supaya untuk dilepaskan karena sebentar lagi dirinya akan melangsungkan pernikahan.
Mendengar hal itu si penyandera malah semakin tersulut emosinya.
"Jika aku tidak bisa memiliki kamu maka semuanya juga tidak akan bisa. Lebih baik kita mati sekarang juga!!"
Selesai meneriakan kalimat tersebut si penyandera lalu menusuk korbannya tepat diperutnya.
Semua yang ada di lokasi tak terkecuali Enisa sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Suara rintihan si perempuan saat pisau menembus kulitnya terdengar sangat memilukan.
Namun tiba-tiba saja sebuah sepatu melayang mengenai kepala si penyandera, entah siapa yang melempar nya, namun hal itu sukses membuat si penyandera teralihkan fokusnya sehingga membuat dirinya melepaskan pisau yang masih menancap diperut korbannya.
Momen tersebut tak disia-siakan oleh beberapa orang yang langsung menghajar si penyandera, hajar lebih dulu urusan hukum belakangan. Penghakiman jalanan itu keras, bung.
Beberapa orang lainnya mencoba melihat keadaan si korban yang terduduk dengan pisau yang masih menancap diperutnya.
"Tolong minggir jangan mengerubungi korban, beri ruang," ucap Enisa mencoba memecah kerumunan orang disekitar korban.
"Kamu siapa?" tanya seorang pria paruh baya yang disertai tatapan bertanya dari beberapa orang lainnya.
"Saya dokter... uhm lebih tepatnya sedang menjalani pendidikan kedokteran di RSUD Mardjito."
Pria tersebut hanya mengangguk lalu menghalau kerumunan orang supaya menjauh dari korban, sedang Enisa mulai mengecek keadaan korban.
"Hmm.. darah yang keluar tidak terlalu banyak, sepertinya luka tusuknya tidak terlalu dalam dan tanda vitalnya juga masih normal." batin Enisa.
"Keadaan korban stabil, sepertinya luka tusuknya tidak terlalu dalam jadi lebih baik kita menunggu Ambulan saja," ucap Enisa kepada beberapa orang yang terlihat cemas namun langsung terlihat rona kelegaan diwajah mereka.
Meskipun korban bukanlah orang yang dikenal namun sisi humanis seorang manusia pasti akan merasa lega saat melihat seorang korban tindak kejahatan atau kecelakaan, selamat.
Setelah sekian menit ditunggu, ambulan dan kepolisian tidak kunjung tiba sedangkan kondisi korban mulai menunjukkan tanda yg tidak baik-baik saja.
"Mbak dokter, itu si mbaknya kok wajahnya terlihat makin pucat ya?" tanya seorang ibu sembari mencolek bahu Enisa.
Enisa langsung berjingkat menuju ketempat korban dibaringkan lalu mengecek keadaannya.
Wajah mulai memucat.
Denyut nadi meningkat.
Nafas menjadi tidak teratur.
Kulit disekitar luka tusuk terlihat sedikit membiru dan menggembung. Saat dilihat lebih teliti ada darah yang keluar dari luka tusuknya. Sepertinya pisau yang tertancap menghalangi darah untuk keluar.
"Sial, Internal Hemorrhage!" umpat Enisa. Beberapa orang yang berdiri tak jauh dari Enisa menatapnya bingung. Istilah apa pula itu?
"Pak, tolong cepat cari mobil kita harus segera membawanya ke rumah sakit. Kita tidak bisa menunggu ambulan sampai datang," ucap Enisa sedikit panik.
Siapa yang tidak panik coba, baru hari pertama koasnya sudah menghadapi situasi hidup mati seperti ini.
"Saya ada mobil pick-up mbak, sebentar saya ambil." Dua orang lalu berlari kearah pertokoan.
Setelah mobil datang, Enisa meminta beberapa orang untuk memindahkan korban untuk dibaringkan pada sebuah papan lalu baru papannya diangkat keatas bak belakang mobil.
Sesaat setelah diangkat keatas mobil, luka tusuknya mengalami perdarahan. Darah keluar dengan cukup masif.
Melihat itu Enisa reflek melepas sweater yang dia kenakan lalu digunakannya untuk sedikit menekan pada area lukanya untuk meminimalisir darah yang keluar.
"Bro.. gas bro! Ngebut-ngebut!" teriak salah seorang pria pada pengemudi sambil memukul-mukul bodi mobil.
Mobil melaju cukup kencang kearah RSUD Mardjito tanpa halangan karena di depan mobil ada beberapa pemotor yang membukakan jalan.
Sesampainya di rumah sakit, keadaan sudah cukup riuh karena pemotor didepan sudah lebih dulu memberikan pemberitahuan pada petugas jaga UGD.
2 orang perawat laki-laki terlihat mendorong brankar yang diikuti oleh 3 orang perawat perempuan mendekati mobil. Mereka berlima sedikit kaget melihat keadaan pakaian Enisa yang bersimbah darah.
Setelah memindahkan korban keatas brankar lalu mendorongnya masuk menuju UGD, seorang dokter mendekati mereka menanyakan apa yang terjadi.
"Korban penusukan, sempat terjadi internal hemorrhage dan kuat dugaan saat ini mengalami Hemoperitoneum," jawab Enisa cepat dan jelas.
Dokter tersebut menatap penuh tanya pada Enisa.
"Saya Enisa Octaviani yang hari ini seharusnya mengikuti acara pembukaan program profesi tahun ini." Jawab Enisa seperti tahu maksud dari tatapan dokter tersebut.
"Baiklah, setelah kamu nanti dari bagian administrasi jangan kemana-mana, kamu butuh menjelaskan masalah ini." Enisa hanya menjawab dengan anggukan.
"Oh satu lagi, sebaiknya kamu segera berganti pakaian." Enisa melihat ke pakaiannya yang terkena banyak darah lalu tersenyum kecut.
Kemudian dokter tersebut memberikan perintah untuk segera menyiapkan ruang operasi kepada seorang perawat.
Enisa masih berdiri ditempatnya, melihat orang yang baru saja ditolongnya didorong masuk ke ruang operasi.
"Kamu pasti sanggup melewatinya, banyak orang yang menyayangimu menunggu di rumah. Kamu pasti bisa!" gumam Enisa.
Akhirnya chapter 1 selesai juga 👏🏻👏🏻
Maaf kalau ada typo dan sebangsanya
Pusing banget sama istilah-istilah medisnya😖 ahaha
Biar saia gak makin pusing jangan lupa vote, komen, dan kritik-sarannya ya ehehe
Kyra
Note:
Internal Hemorrhage
Hemorrhage itu perdarahan, jadi internal hemorrhage artinya perdarahan internal/dalam, perdarahan yang terjadi di dalam tubuh seperti luka akibat hantaman benda tumpul atau pukulan pada kepala, perdarahan di paru-paru.
Hemoperitoneum
Hemoperitoneum adalah jenis perdarahan intra-abdomen atau bagian dalam perut. Kondisi ini dapat dikenali dengan adanya darah terakumulasi di rongga peritoneal. Rongga peritoneum adalah daerah kecil ruang terletak antara organ perut dan dinding perut. Jika perdarahan sudah akut maka perlu dilakukan operasi secepatnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top