8
[POV 3 : Lily ]
Lily pikir, ia sedang bermimpi buruk.
Ia terbangun dalam posisi duduk, di salah satu kursi pelanggan dengan kepala tertelungkup di atas meja. Ketika ia menengadahkan kepalanya, yang ia lihat hanyalah beberapa meja pelanggan kosong lainnya, serta pintu kaca yang masih meninggalkan kunci--lengkap dengan gantungan kunci berbentuk menyerupai pulau--tergantung di sana. Tanpa pikir panjang, ia menghampiri pintu tersebut. Namun saat tangannya sudah menggenggam kunci tersebut, keraguan datang menyelimuti dirinya.
Haruskah ia memutar kunci dan membuka pintu ruangan tersebut untuk meminta bantuan?
Lily bingung setengah mati.
Apa di luar sana juga aman?
Detik berikutnya, Lily akhirnya memilih untuk melakukannya dan disambut oleh embusan angin malam yang menerpa wajahnya. Rupanya, ia sedang berada di salah sebuah jalan besar yang dipenuhi oleh banyak toko, kedai, dan restoran berjejer di sepanjang jalan tersebut. Sayangnya, semuanya sedang tutup dan tidak ada tanda-tanda ada manusia lain yang lewat di sekitarnya. Benar-benar sunyi dan kosong melompong. Paling, hanya ada suara hewan malam dan cahaya lampu jalan yang kini menemaninya.
Jujur, sebagian isi pikirannya kini kosong, saat dihadapi oleh kenyataan seperti ini. Lily juga tak tahu harus bagaimana. Namun ia masih berusaha untuk berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang sedang terjadi, pada dirinya.
Ngomong-ngomong...
Bagaimana caranya ya, kok bisa terbangun di sana?
Sebelumnya, ia memang berharap untuk bisa pergi ke dunia lain yang penuh petualangan. Tapi tentu saja tidak pernah menyangka kalau ternyata harapannya akan terkabul secepat itu.
Apa ada yang terlewat?
Apa Hanya halusinasi?
Atau... sebenarnya ia sedang diculik?
Lily menepuk kedua pipinya sambil menggeleng keras. Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Mengingat ia adalah bagian dari makhluk yang sedang diburu manusia 'normal' saat ini. Maka, dengan segala resiko yang mungkin akan ia terima, Lily memberanikan diri untuk mengeluarkan kekuatan rahasianya.
Gadis bermata merah menyala itu kini menatap langit yang bertabur bintang. Dengan sengaja ia melepas petir merahnya, membuat langit malam itu menjadi merah, walau hanya sekejap.
satu menit...
dua menit...
lima menit...
sepuluh menit...
Tidak ada tanda-tanda kehadiran manusia-manusia pembunuh yang selalu ditakutinya.
Lily menghela napas lega sambil kembali masuk ke dalam kedai, mendudukkan dirinya di tempat awalnya terbangun sambil menelungkupkan kepalanya. Sepertinya ia akan menghabiskan sisa malam itu di sana sampai matahari terbit keesokan harinya. Lily memejamkan matanya dan berusaha untuk melanjutkan tidurnya. Setidaknya, kini ia bisa tenang sekarang. Meskipun masih tetap harus waspada dengan sekitarnya.
Entah ia berada di pulau para peneliti yang berhasil menculiknya atau dunia lain yang benar-benar mengabulkan harapannya, Lily tidak tahu. Tapi ia amat sangat berharap, kalau dugaan yang kedualah yang sedang ia alami saat ini.
.
.
.
TBC
*****************************
Published : 8 Februari 2022
Tema : [ Buat cerita yang mengandung tiga kata ini: Gantungan Kunci, Mimpi Buruk, Pulau. ]
A/N :
Hari ini lumayan hectic ya... beruntung temanya kek gini :
kalau engga bisa-bisa bolong aku.
BTW, HAMPIR DEDLEN OMG AAAAA
okee
sampai jumpa di tema berikutnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top