6
Tahun 2301
.
.
.
[POV 3 : Ryn, Jack, Ace ]
Mereka bertiga disambut dengan pemandangan latar stasiun kapsul terbang yang terlihat sangat modern, 180 derajat berbeda dengan hutan pelangi bermonster yang primitif. Kali itu, mereka berada persis di kawasan pemberhentian kapsul. Tidak banyak orang yang berlalu lalang, kebanyakan dari mereka juga sibuk dengan layar hologram di hadapan mereka masing-masing. Bahkan, sama sekali tidak ada yang heboh saat mereka melihat ada tiga anak remaja basah kuyup yang tiba-tiba saja keluar dari tembok stasiun.
Dan setelah diperhatikan lagi, rupanya tidak hanya manusia yang ada di sekitar mereka, tapi juga beberapa robot yang menyerupai manusia. Hampir saja tidak bisa dibedakan dengan manusia asli, kalau saja Ryn tidak melihat kode barcode dan nomor seri di tengkuk mereka.
Tanpa sadar, mereka menghela napas lega secara bersamaan dan mendudukkan diri di kursi gabung stasiun tersebut. Setidaknya mereka aman untuk sementara ini. Jack melepas kekuatan sihir apinya menjadi panas, agar mereka bertiga dapat mengeringkan diri seperti semula. Kalau terlalu panas, barulah Ryn ikut memberi sedikit kekuatan esnya.
Setelah dirasa cukup, Ace dan Ryn bangkit untuk melihat-lihat sekitar. Ryn memilih untuk berjalan mendekati kapsul terbang yang kini menurunkan beberapa penumpang sambil mengamatinya. Sementara itu, Ace lebih tertarik menatap benda persegi panjang yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka beristirahat.
Jack?
Tidak usah ditanya lagi. Ia tampak tidak peduli dan lebih memilih untuk duduk diam di tempat awalnya. Selama sepasang matanya masih bisa mengawasi keberadaan Ryn dan Ace, ia akan lebih memilih diam.
Kini Ace berkutat pada sebuah benda persegi panjang layar sentuh seukurannya yang menampilkan beberapa judul berita hari itu. Ace tertarik untuk membacanya, karena siapa tahu ada informasi yang bisa ia dapatkan di sana.
Tujuan awalnya masih sama. Mencari Natasha yang jatuh ke dalam sebuah lubang di pekarangan rumah gadis itu. Karena tidak kunjung kembali, Ace memutuskan untuk turut ikut masuk, berhubung ia juga dapat melihat eksistensi lubang tersebut--tak seperti anak lainnya.
Ace membaca cepat beberapa judul berita yang ditampilkan, hingga tangannya berhenti menggeser layar saat sebuah judul yang menyita perhatiannya muncul.
Hot News!
Ledakan Sihir Penyihir Amatir yang Menggemparkan Warga Non Magis di Pusat Frostlandia
Diterbitkan pukul 23.00
23 Qirtyawia, 2301
Terjadi ledakan sihir besar di arah portal utama, kota Frostlandia pada pukul 04.50 dini hari. Diduga ada penyalahgunaan akses portal utama yang menyebabkan masuknya total lima penyihir tingkat 4! Setelah sesi interogasi, dikabarkan bahwa mereka sengaja membuat ledakan setelah berhasil melewati portal utama di kawasan non magis, Frostlandia.
Alasannya, karena mereka ingin membuat suatu kejutan bagi kaum non magis yang tinggal khusus di kawasan ini. Tidak ada korban jiwa, kerusakan material juga berhasil ditangani dalam waktu tiga jam pasca kejadian.
Saat ini mereka masih ditahan dan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Ace, Jack!!" Seru Ryn yang membuat keduanya sontak menoleh.
Sepasang mata biru gadis itu berbinar, sesuatu yang belum pernah dilihat Ace sebelumnya, sehingga ia jadi terheran.
"Kita bisa mengelilingi kota ini naik kapsul terbang. Tadi aku sempat bertanya, katanya rutenya memutar dan tidak dipungut biaya. Kita hanya perlu mendaftarkan nama kita, mengambil tiket, dan menunggu kapsul terbang selanjutnya datang," jelas Ryn panjang lebar.
Jack tidak menjawab, tapi ia melirik Ace. Lelaki itu mengajaknya berbicara lewat batin, yang seolah berkata, "bagaimana pendapatmu?" yang kebetulan dapat ditangkap oleh Ace.
Ace memperhatikan sekali lagi, sebuah kapsul terbang yang kini menurunkan penumpangnya. Sepertinya, kapasitas satu kapsul hanya berkisar antara satu sampai lima orang saja. Namun jumlah unitnya banyak. Jadi tidak heran, bila tiap sepuluh menit ada sekitar lima sampai sepuluh unit kapsul yang menurunkan penumpangnya.
Ide untuk menaiki kapsul terbang berwarna putih itu tidak buruk juga. Tampak aman dan sepertinya menyenangkan. Apalagi aksesnya yang tergolong mudah, kalau berdasar pada penjelasan dari Ryn barusan.
"Baiklah, Aku setuju," jawab Ace pada akhirnya.
Jack tidak membalas, ia bangkit dan hanya menggerakkan jari tangannya, memberi kode pada Ryn kalau ia akan ikut pada rencana gadis itu.
Lagi-lagi Ace dibuat terheran.
Kenapa anak itu mendadak bisu?
Tapi ia hiraukan saja, karena memang sama sekali bukan urusannya.
"Omong-omong, aku punya rencana sendiri. Aku akan ikut naik kapsul, tapi akan berhenti di pusat kota."
"Pusat kota? Kalau begitu, sekalian saja kita ikut turun bersamamu," sahut Ryn dengan raut wajah polosnya.
Ace sendiri jadi ikut bingung. Tapi ia segera menjelaskan. "Ada masalah yang harus kuselesaikan. Di pisat kota, ada portal lain yang mungkin saja bisa membantuku mencari temanku yang hilang. Kalian tidak perlu repot-repot untuk membantuku mencarinya."
Ace buru-buru menambahkan saat Ryn hendak membuka mulutnya lagi.
"Omong-omong, terima kasih atas bantuan kalian tadi..." ia berhenti sejenak lalu melirik Jack,"dan juga ancamannya."
Jack menoleh dan menghela napasnya. Ia bangkit dari duduknya dan maju ke hadapan Ace yang lebih tinggi sekitar lima centi darinya.
Ace pikir, cowok api itu hendak mengancamnya kembali. Karena itu, ia sudah ancang-ancang untuk menimpuk wajah tampan cowok api itu dengan tanah pasir yang ia simpan segenggam dalam saku celananya--sudah ia siapkan sebelum masuk ke dalam lubang untuk situasi darurat. Tapi ternyata tidak. Jack malah mengulurkan tangannya terlebih dahulu seraya mengatakan, "maaf atas sikapku, aku Jack dan salam kenal."
Ace membenarkan letak kaca matanya dan menjabat tangan pemilik sihir api yang ternyata bernama Jack itu. "Aku Ace."
Selanjutnya, Ace dan Ryn ikut berkenalan. Meski, Ace sendiri telah mengetahui nama gadis itu secara tidak sengaja--saat Jack mengancamnya tadi.
"Selanjutnya bagaimana? Apa kau keberatan jika kami ikut membantumu, Ace?" tanya Ryn yang langsung dibalas dengan gelengan kencang cowok bermata onyx itu.
"Bukan seperti itu maksudku. Sudahlah... kalau kalian mau ikut, tak masalah. Justru aku yang sangat berterima kasih," jawab Ace, kali ini dengan senyum tipisnya.
.
.
.
Tbc
______________________________________
Notes :
23 Qirtyawia 2301 = 23 Januari 2301
************************************
Published : 6 Februari 2022
Tema : [ Buat cerita dengan setting tahun 2301 ]
A/N :
TOLONG INI AKU NULISNYA MULAI GA JELAS HIKS
MAAF...
Rina gatau harus nulis model gimana lagi waktu dapet latar waktu masa depan--serius, ga kepikiran sampe sana. Tapi ini DWC sih, jadi apapun bisa aja terjadi 👀🥲🤸
Buat nama bulannya, tolong gausa tanya itu bahasa apa, itu ngarang soalnya ini lagi di universe lain //maksa ngesot
Trus juga... aku ga ngerti gimana cara nulis berita tapi yodahlah yang penting kebayang.
Alasan macam apa itu? //dikeplak
Ngomong-ngomong.. maunya sih di chap ini ganti pov, tapi karna temanya kek gini, selamat!
Kalian ketemu lagi bareng trio baru kita, AJR! (Kok kek nama grupband) //slap
Garing bgt
Beruntung sih, soalnya kebetulan mereka masuk portal kemarin, jadi sekalian ajaa. Tpi harusnya sih di part ini rencananya udah pada ketemu tu mereka bersembilan, tapi yaa kudu mundur lagi karna temanya gini 🥲
Dan sebenarnya Rina sendiri heran kenapa tiap chapter (kecuali fictogemino dan tema kemaren) itu luber di atas 500 kata :") padahal, mauku pendek pendek aja asal nyambung, kayak dulu pas bikin dwc 2020.
Tapi okelah... pokoknya selesai! //memandang pasrah
Okeii
sampai jumpa besok di tema berikutnya!~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top