4. Semoga Kita Bisa Berteman

Fraha menggeliat saat mendengar adzan subuh berkumandang, ia bergegas bangun untuk menunaikan kewajibannya. Setelah selesai ia baru menyadari kalau Farah tidak ada di kamar.

Fraha keluar kamar terkejut melihat Farah yang sedang tidur meringkuk di sofa kecil, Fraha yakin badan Farah saat bangun nanti akan pegal-pegal.

Fraha keluar untuk sekedar lari pagi dan mencari nasi uduk untuk sarapan karena belum ada satu pun bahan makanan di rumah.

Sampai Fraha kembali, Farah belum juga bangun. Fraha hanya meletakkan nasi uduknya di atas meja kemudian pergi mandi.

Fraha geleng-geleng kepala karena Farah masih saja tidur." Bangun loe."Fraha menendang sofa tempat dimana Farah tidur.

Farah langsung gelagapan seperti orang linglung. Maklum saja, nyawanya belum terkumpul seratus persen.

"Loe mau sekolah atau enggak."tegur Fraha.

Farah meraih ponselnya yang ada di meja, ia terkejut karena sudah jam enam lebih dua puluh menit, padahal biasanya setengah tujuh ia sudah ada di kelas."Gue kesiangan, belum masak juga buat bekal."Farah heboh sendiri.

"Loe cukup mandi dan itu ada sarapan buat loe,"ucap Fraha sembari mengenakan jaket dan helmnya.

"Mau kemana?"

"Apa loe buta, gue make seragam sekolah. Emangnya mau kemana lagi."ketus Fraha.

"Maksud gue, gue berangkatnya gimana."Farah meremas-remas ujung kaosnya.

"Loe punya kaki kan?"

Farah mengangguk cepat.

"Ya udah loe jalan kaki."Fraha meletakkan uang dua lembar sepuluh ribuan." Buat makan siang loe."Fraha pergi begitu aja.

Farah langsung bergegas mandi dan meraih uang saku plus nasi uduk dari Fraha kemudian memasukkannya ke dalam tas karena ia tidak sempat sarapan melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.

Dengan langkah cepat dan terburu-buru Farah menuju ke kelasnya. Farah bersyukur ternyata tempat tinggalnya dengan sekolah cukup dekat. Jadi uang yang di berikan Fraha lebih dari cukup jika sekedar untuk makan siang.

"Cupu datang....!!!"seru Delisa cukup keras sehingga anak-anak yang ada di koridor melihat ke arah Farah.

Banyak tatapan tak suka dari anak-anak SMK Bintara padanya. Tentu saja apalagi? Karena Farah orang miskin. Terdengar tak adil memang, Fraha juga bukan termasuk orang kaya, tapi Fraha memiliki kharisma dan tatapan yang mengintimidasi.

Farah terus saja berjalan denga menundukkan kepalanya tidak berani melihat.

Brukk.....

Hahahaha......

Semua tertawa puas ketika melihat Farah terjatuh akibat ulah Delisa. Farah bangun dan membersihkan roknya. Rasanya ia ingin sekali menangis tak ada yang memiliki setitik kebaikan untuk sekedar membantunya untuk bangun.

"Fraha liat badut itu lucu sekali."ucap Delisa saat Fraha dan temannya lewat.

Farah yang mendengar nama Fraha di sebut langsung mendongakkan kepalanya melihat ke arah Fraha.

Namun di luar dugaan, Fraha terus berjalan melewati semuanya begitu saja, baik dirinya ataupun Delisa.

"Ih Fraha jahat....!!"triak Delisa yang terus di abaikan oleh Fraha.

"Apa loe liat-liat."bentak Alina ke arah Farah.

Farah hanya menggeleng dan masuk ke dalam kelas. Masih ada waktu untuknya sarapan. Farah tidak bisa jika telat makan.

____________

Bel istirahat berbunyi, Farah membuka tasnya kemudian ia menepuk keningnya, ia lupa jika sekarang tidak membawa bekal makan siang. Ia merogoh tasnya dan mengambil uang dua puluh ribu rupiah pemberian Fraha tadi pagi. Ia bingung karena tidak pernah ke kantin selama ini. Farah menjadi pusat perhatian karena mereka pikir anak baru, mereka hampir tidak pernah melihat Farah sebelumnya kecuali teman sekelasnya dan tetangga kelas.

Farah duduk di bangku paling pojok sendirian. Maklum saja,Ia tidak memiliki teman. Farah memesan mie ayam dan air mineral. Sudah lama ia ingin sekali makan mie ayam tapi ia tidak berani meminta uang saku pada orangtuanya. Makanya saat memberikan uang padanya, ia sangat senang.

"Boleh gue ikut duduk?"

Farah mendongakkan kepalanya melihat cewek cantik berambut pirang ingin ikut duduk dengannya."Boleh."balas Farah sembari melirik name tag milik cewek itu.

"Angel. Gue angel kelas 11D."Angel memperkenalkan diri.

"Gue Farah."Farah mengulurkan tangannya yang di sambut antusias oleh Angel."Semoga kita bisa berteman."

"Iya semoga."Angel tersenyum manis.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top