PART 23
Nuy tersenyum saat melihat pancaran kebahagiaan dari wajah Bosnya itu, biasanya dia selalu heboh sendiri saat melihat sahabat sekaligus bosnya jika sedang ada masalah dan hanya kepada Anandalah Nuy bisa berbagi ceritanya.
"heii Nuy akhirnya kamu disini juga." Ananda berlari dan memeluk sahabatnya.
"masa iya bos sekaligus sahabatku akan honeymoon aku engga ada di sampingnya untuk mengantarkan kepergiannya." Ucap Nuy sambil tersenyum tetapi matanya menyorotkan kesedihan.
"ekhem sepertinya ada yang kamu sembunyikan dari aku yah Nuy, oke nanti saat aku sampai bali kamu harus menelponku dan menyampaikan semua masalah kalian. Apakah Rangga yang telah membuat sahabatku seperti ini, awas saja jika aku sudah kembali akan aku beri dia pelajaran." Ucap Ananda sontak membuat senyuman manis terukir di bibir Nuy.
"terimakasih Ana kamu memang sahabatku dari masa Smk sampai sekarang alhamdulillah selalu dukung aku." Nuy memeluk Ananda tersendu.
"sudah sudah Nuy sebentar lagi Ananda takeoff sebaiknya kita bersiap." Ucap bunda Nia pada kedua sahabat itu, bunda sangat menyayangi Nuy sama halnya seperti Ananda.
"hehehe maaf bunda, soalnya selama satu minggu Nuy ditinggalkan Ana." Sontak semua orang tertawa.
Aditya berlari dari parkiran mobil menuju tempat dimana keluarganya dan Ananda berdiri, dia melihat dari kejauhan senyuman yang terukir dari bibir adiknya.
"Ananda! Maaf kakak telat hehehe, tadi dijalan macet banget. Nih bunga pesanan kamu." Ujar Aditya duduk dan langsung mengambil minuman Alvin lalu meneguknya.
"Kebiasaankan Kak Aditya mah minum Alvin terus yang jadi korban." Gerutu Alvin dan mengambil alih gelas yang di genggam Aditya.
"Hehehehe, haus Vin! Maaf yah pesan lagi sana minumnya nanti Kakak yang teraktir." Sesal Aditya dan memesan minuman yang dia minum tadi.
"dek kamu kalau sudah sampai bali kabari Kakak yaa! Dan kamu Farhan jagain adik saya. Kamu hati-hati disana jaga pola makan, jaga pola tidur, jangan keluar hotel tanpa sepengetahuan Farhan karena saat ini tanggung jawab mu berada pada di tangan Farhan, kamu harus menjadi istri yang penurut pada dia. Dan ingat satu hal." Aditya memberi wejangan pada Farhan dan Ananda, lalu mengusap pucuk kepala Ananda yang tertutup khimar.
"jangan lupa setelah kembali honneymoon membawa kabar gembira yaitu adanya calon ponakan Alvin dalam rahim kak Ananda." Semua orang tertawa mendengar gurauan Alvin tetapi tidak dengan Ananda dia hanya menundukkan pandangannya.
"hush Vin kamu kebiasaan kalau kakak lagi berbicara selalu saja dipotong engga sopan kamu ini." Aditya menjewer adiknya membuat Alvin meringis kesakitan.
"udah kak Aditya, apa yang di ucapkan Alvin tidak salah tetapi jika Allah sudah menganugrahkan kami memomong anak secepatnya maka akan kami terima, tetapi jika Allah belum menganugrahkan kami mempunyai anak berarti kami harus lebih bersabar dan lebih tepatnya menghabiskan masa pacaran kami setelah halal." Farhan tertawa sambil merangkul Ananda, mereka akhirnya pamit pada keluarga dua belah pihak. Ananda dan Farhan memasuki bandara dimana lima menit lagi pesawat mereka akan lepas landas.
##############
Perjalanan Jakarta-Bali tidak terlalu lama, menggunakan jalur udara. Dan sorenya Ananda beserta suaminya sudah berada disebuah pantai yang tentunya sangat indah, pesona alam Indonesia akan budaya dan keindahannya sangatlah lekat, membuat Ananda selalu bersyukur atas ciptaan Allah Swt.
bahkan dalam Surat Ar-Rahman Ayat 16 :
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
" Fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān"
" Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?."
Begitupun dengan Farhan yang tak berhenti terus memandangi kekasih halalnya itu siapa lagi kalau bukan Ananda Sekar Pratama dengan denyum manis wanita kesayangannya pun membuat Farhan sangat bahagia.
"Subhanallah pantainya sangat indah, jadi pantai diBali seperti ini." Lirih Ananda menikmati semilir angin yang menghembus ujung hijabnya.
"Meurutku, hanya wajahmulah yang indah wahai istriku." Ujar Farhan merangkul Ananda, namun dengan cepat Ananda menepisnya dan sedikit menjauh.
"Farhan! Kau sedang tidak merayuku kan." Ucap Ananda penuh selidik.
"Hahaha, kau ini lucu sekali Humaira. Tidak aku hanya memuji ciptaan Allah Swt, seperti kau memuji keindahan pantai ini." Sahut Farhan tersenyum.
Mereka berdua terhanyut dalam candaan dan penuh tawa. Tampak Ananda tertawa dengan kekonyolan yang Farhan buat, jarang sekali melihat prilaku suaminya yang penuh dengan kejutan seperti ini. Yang Ananda tahu dari beberapa perawat dan Kak Aditya bahwa suaminya itu orang yang sangat humble tetapi dia selalu menjaga jarak pada wanita lain, Ananda sangat bersyukur memiliki suami seperti Farhan. Dia berusaha membuat kebahagiaan pada keluarga kecilnya.
"Semoga keluarga kecil kami selalu dilindungi oleh Allah swt dan mendapat keberkahan, semoga secepatnya Allah memberikan malaikat kecil untuk melengkapi hidup kami." Lirih Ananda dalam hati saat sepasang tangan kekar melingkar diperutnya dari belakang.
****
Dilain tempat di sebuah pesantren, tempat tinggal keluarga Farhan terdapat keramaian yang membuat seisi pesantren melingkari lapangan pesantren. Ada keributan yang sangat menggemparkan para santri tersebut, merek berbondong-bondong ingin melihat keributan apa yang ada dilapangan itu.
"Ini ada apaan sih ramai banget!" ujar Ria memandangi para santri terlihat berjalan cepat menuju lapangan.
"Teteh memangnya tidak tau, ada anak santri jago ngedance teh. Bagus banget gerakannya di tambah orang nya juga kece badai, Ayo! kita lihat teh" ajak salah satu santriwati menggandeng lengan Ria.
Lalu Ria mengikuti kearah mana beberapa santri berjalan menuju kerumunan santri lainnya, dengan rasa penasaran Ria meminta kepada beberapa santri untuk memberinya jalan agar bisa lebih mendekat kearah sumber keributan.
"Sudah mau adzan ashar ini tuh, kalian seharus sudah pada dimasjid malah pada nonton Bubar, bubar!" Ria yang memang sangat disiplin terhadap santri pun menyuruh mereka bubar dan menghampiri lelaki yang membuat seisi pesantren berbondong bondong menyaksikannya.
"Assalamu'alaikum, maaf anda siapa ya? bikin onar dipesantren Abi saya!" tegur Ria mencolek lengan lelaki itu.
"Wa'alaikum salam teteh cantik, Kenalin nama gue Bisma Karisma yang gantengnya pake maksimal, karisma nya tiada tara!" Bisma lelaki yang membuat keramaian itu menjulurkan tangannya namun dia tarik kembali saat Ria mengapit kedua telapak tangannya didepan dadanya.
"Bukan makhram, jadi mau ngapain anda kesini? jangan buat keramaian saat memasuki waktu adzan" ujar Ria ketus dan menatap sinis Bisma.
"Gue kesini dikirim sama kak Mega, Katanya biar gue insaf. Gila! emang kakak gue itu padahal gue gak pernah meninggalkan sholat" keluh Bisma dan terduduk di tengah tengah lapangan.
"Ohh, jadi anda itu santri disini juga. Mending sholat dulu curhatnya kapan-kapan aja atau Bisma aja yang adzan deh itung-itung belajar jadi santri disini bagaimana?" tantang Ria pada pria yang berada dihadapannya.
"Okey siap siapa takut, tapi gue tantang lo battle dance sama gue besok? Gimana setuju engga?" Bisma yang memang tidak bisa di tantang, menantang balik Ria.
Ria hanya mengangguk dan kemudian meninggalkan Bisma. "Saya tunggu anda di masjid lima menit lagi," ujar Ria kemudian berjalan menuju masjid.
Gadis berhijab itu berjalan menuju masjid sambil membawa mukena dan beberapa kitab untuk membahas kajian dimasjid bersama beberapa santri, setidaknya dengan menyibukkan diri seperti bisa mengumpulkan pahala , para santri menundukkan pandangannya saat Ria berjalan menuju masjid sambil tersenyum.
*****
Ditempat lain pria tinggi putih sedang mengendarai motor barunya menuju pekarangan toko bunganya, Dicky memarkirkan motor itu dan menghampiri seorang gadis berhijab dengan senyuman yang menawan diwajahnya.
Shanty yang melihat kedatangan Dicky dia langsung berlari dan hampir saja dia memeluk pria itu jika tidak ada Rangga diantara mereka berdua, Dicky yang tersenyum kikuk saat Shanty melebarkan kedua tangannya.
"Ekhem! Inget disini engga ada nyamuk yah, seenaknya banget peluk-pelukan didepan saya" ucap Rangga dengan nada menyindir.
"Yee, rese banget Kak bapau" ucap Shanty sambil menjulurkan lidahnya.
"Lama-lama Shanty ngeselin banget yah!" ucap Rangga lalu duduk di bangku yang telah disediakan.
"Oh iya Shan, ada hadiah untuk kamu nih. Aku membelikan motor buat kamu pakai yah" ucap Dicky setelah menaiki motor itu.
"Dicky, ini beneran motornya buat aku?" tanya Shanty pada Dicky yang sedang menstater motor scoopy coklat yang dia belikan untuk Shanty.
"Ya Allah, Dicky baik banget sih ke aku. Aku hutang budi banget ke kamu juga ke Ibun, terharu kan jadinya hiks" Shanty meneteskan air mata dengan senyum di bibirnya.
"Ya Allah ini anak yah malah nangis hahaha, ya udh ayo! di cobain dong motor barunya. Dicky beliin motor supaya kamu bisa mengantarkan bunga sendiri tanpa harus nungguin kurir" jelas Dicky dengan senyum tulusnya.
"Emang bisa naik motor?" tanya Rangga menghampiri mereka berdua.
Namun ditempat tersembunyi seorang wanita paruh baya memperhatikan mereka bertiga dari kejauhan dan tersenyum sinis. "Jadi kamu disini anak manis, lihat saja kau harusnya ku jual pada big boss itu pasti hutang hutang ku sudah lunas," lirih wanita itu dan pergi entah kemana.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top