Prologue
Kalau ada yang bilang, cinta tak harus memiliki, aku tidak setuju dengan hal itu. Kalau cinta ya harusnya diperjuangkan, bukannya menangis dan bergalau ria macam orang yang sudah berada di ujung dunia. Sebab buatku, kalimat picisan semacam "cinta tak harus memiliki" itu hanya ada dalam lirik lagu. Kenyataannya, yang diperjuangkan saja belum tentu dapat dimiliki, apalagi kalau tidak diperjuangkan?
Ini bukan kisah perjuanganku, dia atau mereka. Ini kisah perjuangan kami, dimana aku berjuang untuk dia, tapi dia berjuang untuk orang lain.
Aku tahu yang kulakukan ini sia-sia, tapi aku tidak akan menyerah. Hujan badai akan kuterjang, panas dan dingin akan kuhadang, lautan kan ku sebrangi, gunung akan kudaki.
Kalau ada yang bilang aku berlebihan, aku sama sekali tidak berlebihan. Namanya juga berjuang. Apapun konsekuensinya akan kuhadapi.
Lelah? Sakit? Bukan itu kata yang tepat untukku.
Aku adalah daun yang telah terlanjur jatuh dari ranting, mau kemanapun angin membawaku, aku akan berjuang menemukan tempatku. Bukan marah dan menyalahkan keadaan, sampai aku tiba dan mendarat di tempat yang benar, aku akan terus berjuang.
Aku adalah hujan yang turun ke bumi, mau berapa kalipun aku jatuh, bukan sakit yang kurasa melainkan perasaan bahagia, karena telah membagi sejukku pada dunia.
Aku adalah insan, pecinta yang menuntut dicintai. Sebab itulah aku berjuang, meski tak akan mudah, aku akan berusaha.
Andra KusumaDinata—di penghujung Desember
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top