SI ANAK GEMBALA (hasil dari sambung kata)

Aku adalah anak gembala. Berlari-lari di tengah kota. Menggiring domba-domba ku ke padang rumput di tepi bukit.
Dan Duduk bersandar dipohon sambil memperhatikan Domba-domba makan rumput. Tapi tunggu, apa benar yang mereka makan itu rumput?

Aku rasa mereka memakan rumput yang salah. Tiba-tiba aku ingin mengambil sehelai rumput. Saat aku kunyah, ternyata ini rumput sintesis.
kemudian aku berfikir "apa mereka domba beneran?"
Ternyata mataku oleng, mereka itu hanya segumpalan permen kapas yang membuatku ngeces.

"Aku mencintaimu," kata seekor domba padaku.

Aku terbelalak karena ternyata ada satu domba diantara gumpalan kapas itu, dan dia bicara??

Sungguh keajaiban Tuhan. Setelah beberapa detik, domba itu tiba-tiba menggerakkan ekornya ke kanan dan ke kiri.

Domba yang berbicara itu langsung berjalan mendekatiku.

.
.
.

Waktu seolah terhenti, kepalaku mendadak blank.

Ternyata si domba kapas mencium pipiku.

Aku terkejut, dan seketika muka ku memerah, jantungku berdebar kencang.

Tangannya terangkat dan menyentuh bekas ciumannya tadi.

Tiba-tiba domba itu menjelma menjadi seorang wanita yang cantik jelita, lalu berkata, "Aku butuh bantuanmu, kangmas sukartono."

Aku begitu terkejut melihat wajah cantik di depanku saat ini. "Tapi...aku bukan sukartono."

"Oh, kalau begitu tolonglah aku. Aku sangat butuh bantuanmu kangmas" ucapnya memelas

" Emangnya aku harus bantuin apa?" Tanyaku.

Eh? Rasanya si sukartono itu terdengar familiar. Tunggu, dia kan domba yang kukurbani kemaren.

"Sebutkan saja permintaanmu. Aku akan membantumu, jika aku bisa," tanyaku lagi.

"Benarkah? Kalo begitu aku ingin Kangmas nikahi aku" APA?!!!!! Domba, e-eh wanita cantik ini minta kunikahi?

Sebenarnya aku tak masalah jika ia wanita beneran, tapi masalahnya dia itu jadi-jadian!

"Aku tak mau dijodohkan dengan datuk maringgih, kangmas."

Aku hanya bisa melongo melihat wanita cantik di depanku ini tersenyum setelah memintaku menikahinya. Tunggu dulu, ada yg aneh dengan senyumannya.

Aku segera memalingkan pandanganku dari wajahnya. Kurasa wanita ini bukanlah wanita asli. Awalnya saja berupa domba. Atau, ia pakai santet?

Aku memperhatikan lagi mukanya yang sedang tersenyum manis itu.
" Sepertinya dia memang Wanita jadi-jadian."

.
.
.

"Yak. Oke fix. Menurut lo gimana cerita gue? Keren kan?" kata anak perempuan itu kepada teman sebangkunya itu.

Temannya langsung memonyongkan bibir. "Mana ada domba kayak gitu!" Ucapnya.

"Ye.. terserah gue dong! Cerita cerita gue juga! Napa lo monyong-monyong gitu? Ngajak berantem lo?" Ujar anak perempuan yang diketahui bernama bintang sambil menyingsingkan lengan bajunya di hadapan temannya.

"Ah elah, emosian bgt sih lo," ujar temannya yg diketahui bernama rosini dari badge nama seragam sekolah. "Sini, gue tulisin ending yang keren."

" Yaelah lo lama amat dah, Cepet lanjutin tuh cerita." Ujar Seseorang siswa yang bernama Soufi.

"Etoo...kok gua jadi mager ngelanjutinnya. Auk ah elap. Gua bocan dulu" kata Bintang tau-tau saja sudah menelungkupkan kepalanya, ngantuk.

"Anjir ni anak, maen tidur aja." Seru Rosini dengan tangan yang menangkup wajah ala ceribel.

Soufi menggelengkan kepala. "Ya mau gimana lagi? Masa' harus ke kali citepung buat nyari kelanjutan ceritanya?"

Rosini menepuk jidatnya dengan frustasi. "Kali citepung?! Lu kepanasan ya? Jadi ampe mau nyemplung ke sana?"

"Lah, namanya juga kali citepung." Sahut Soufi, "tu kali penuh dengan tepung tau!"

"Berisik lo berdua! Ganggu tidur orang aja!" Sahut Bintang dalam keadaan tidak sadarkan diri karena mabok iler. Rosini dan Soufi yang melihatnya sampai membelalak lebar.

"Itu iler apa air terjun?!" Teriak Soufi.

"Bukan! Itu muaranya kali citepung!" Sahut Rosini.

Soufi menatap ke arah kamera (sejak kapan ada kamera?!) Dan berkata,

"Baiklah, karena saat ini kami harus membersihkan ilernya si Bintang yang kayaknya udah membanjiri kelas. Maka dengan ini kami akhiri cerita ini dengan tembakan penghormatan."

"Anjirr!" Sahut Rosini yang sudah berdiri di atas meja. "Ini sih bukannya kayak lagi, tapi udah beneran banjir!!!"

"Ya udah! Ceritanya juga udah selesai!" Sahut Soufi sambil ikut naik ke atas meja.

Sedangkan Bintang dan si kameraman sudah tenggelam dalam banjir iler.

TAMAT.

Dibuat oleh:

@HunyutheHamster27
@DF_Rost
@95Widya
@SoufiS01
@Linksyer
@Chimut07
@Birchlev23
@thestardim

Ditunggu saran dan masukannya!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top