064. Pertarungan Pertama -2-

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Air mata bening merembes dari mutiara lavendernya saat menatap punggung tegap sang suami yang berjalan menjauh darinya. Ya, Naruto benar-benar pergi tanpa menyelamatkannya dan buah hati mereka. Tak ada beban sedikitpun pada langkah kaki tegap sang Jenderal Samurai yang menyusuri bukit Fushimi bersama sahabat merah mudanya. Naruto membawa Sakura pergi bersamanya. Dan itu lah kenyataan yang Hinata terima saat ini. Ia kembali di buang oleh pria yang paling ia cintai.

"Agggghhhhh!!!! Sialan!!!!" Sasuke menggeram marah. Tanpa belas kasihan ia mendorong tubuh Hinata yang tengah hamil tua hingga ia hampir tersungkur.

Beruntung Hinata segera tersadar dari lamunannya, dan bersiaga menggunakan lengan untuk menopang tubuhnya agar perutnya yang berisi janin itu tak menghantam tanah.

"Untuk apa lagi kau menawanku?" Suara Hinata di paksakan tegas kendati sekarang ia tengah menahan tangis. "Kau lihat sendirikan Uchiha-sama, suamiku bahkan sudah tak peduli padaku, khe..." Hinata tertawa kecut diantara air matanya yang berlinang. "Aku dan anakku hanya akan menjadi bebanmu jika kau tetap menawanku." Dengan perlahan Hinata berdiri sambil memegangi perut besarnya. Ia beranikan mutiara lavendernya menatap nyalang onix Sasuke yang berhadapan dengannya. Ini demi anaknya.

"Khe...," Sasuke menertawakan Hinata remeh. "Kau benar-benar tidak berguna Hinata." Hinata mencengkram erat dadanya terasa sakit. Saat kata-kata menyakitkan itu terlontar dari mulut Sasuke. "Kau mengkhianati klanmu untuk pria yang hanya memanfaatkanmu demi balas dendamnya."

Hinata tersenyum tipis menahan rasa sesak di dadanya. Ia menghirup nafas perlahan. Mencoba mengontrol emosinya agar tak berbicara dengan Sasuke dalam keadaan terisak.

"Kau benar, aku di buang oleh orang yang selama ini ku bela. Tapi setidaknya aku sudah melalukan hal yang benar. Aku berada di pihak kebenaran. Sementara kau, aku kasihan padamu. Kau menyerang membabi buta tanpa tahu kebenaran."

"Apa maksudmu?!" Sasuke menghunuskan katananya tepat di wajah Hinata. Ia sama sekali tidak iba dengan keadaan Hinata yang tengah membawa kehidupan kecil di perutnya.

Hinata menarik dalam nafasnya mengatur kembali emosinya dan mengelus sekilas perut besarnya. "Kau tak pernah tahu klan macam apa Hyuuga dan Uchiha itu-"

"OMONG KOSONG!!!" Sasuke berteriak murka ketika Hinata mencoba membongkar kebusukan klan mereka. "Kau sudah terlalu banyak bicara Hidenka-sama!" Sasuke mengayunkan katananya tinggi, ia sudah bersiap untuk menebas leher Hinata. "Aku akan mengirim mu bersama bayi sialan itu keneraka!"

Tubuh Hinata menegang. Ia peluk erat perut besarnya dimana sang anak tengah bergelung nyaman di dalamnya. Kakinya melangkah mundur. Tapi dengan cepat katana Sasuke menuju ke lehernya. Ia memejamkan kelopak matanya. Hinata sudah pasrah jika ia harus mati dengan membawa nyawa kecil yang ada di perutnya.

Bruk

Trang

Punggung Hinata bertabrakan dengan tubuh lain yang menopangnya dari belakang. Suara peraduan katana terdengar jelas di telinganya. Ia beranikan membuka matanya. Ada tangan kekar disamping lehernya yang tengah menghunuskan katana. Menghalau katana Sasuke yang hampir menebas leher mulusnya.

Hinata menolehkan kepalanya kesamping. Mutiara bulannya menangkap jelas wajah yang berada disamping wajahnya. Wajah tan sang Jenderal Samurai. Suaminya. 'Naruto-kun tak meninggalkan kami, dia tak membuangku dan anak kami...'

Bibir merah kecoklatan milik sang Jenderal Samurai menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. Dalam sekali tarikan tangannya yang tak menggenggam katana, membawa tubuh mungil sang istri kedalam rengkuhannya. "Kau lupa Teme?, aku tak akan pernah melepaskan apa yang menjadi milikku."

Prang

Sasuke menghantamkan kembali katananya. Tapi lagi-lagi katana Naruto menangkis serangan Sasuke. Naruto mendekap erat tubuh Hinata dengan satu tangannya. Tangannya yang lain bergerak cepat menangkis tiap serangan dari yang dilayangkan oleh Sasuke.

Kini tubuh Naruto sendirilah yang menjadi tameng bagi Hinata. Pria itu kembali. Ia melindungi Hinata dengan caranya sendiri, tanpa melibatkan Sakura.

Naruto datang ke Fushimi untuk hanya menyelamatkan Hinata. Bukan menumbalkan Sakura agar anak dan istrinya bisa selamat. Ia masih memiliki hati untuk tidak melakukan hal keji seperti itu. Ia tak sanggup melihat dua wanita hamil itu terus menerus di jadikan tameng.

...

Trang

Crass

Katana hasil tempaan Kakashi itu saling beradu. Sasuke yang tak harus melindungi siapapun jauh lebih leluasa menyerang. Pundak, bahu, lengan Naruto sudah berkali-kali tergores oleh katana Sasuke. Tapi Naruto tak tinggal diam kemampuannya sebagai Jenderal Samurai tak dapat di pungkiri.

Ia membuat Sasuke tersungkur berkali-kali, dan menggoreskan katananya di bagian tubuh Sasuke, kendati pria Uchiha itu dapat segera bangkit, karena tak harus melidungi siapapun pada pertarungan ini.

Beberapa kali Naruto mencoba berubah ke wujud kitsunenya, tapi tiap serangan yang di lancarkan Sasuke memiliki energi lain. Katana salju milik Sasuke telah di rapalkan matra penangkal kitsune. Hal ini membuat Naruto harus bertarung dengan seluruh kekuatan manusianya. Ia masih beruntung karena Sasuke tak menggunakan rantai-rantai emas laknat untuk menyerang Naruto.

Tak banyak serangan yang dapat Naruto lakukan, ia bertarung sambil melindungi Hinata dalam dekapannya, dan itu mebuatnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Crass

Crass

Mutiara lavender Hinata menangkap raut wajah sang suami yang menahan sakit kala katana Sasuke tergores di bahunya. Ia berbalik, memposisikan Hinata aman dalam rengkuhannya dan. Ia menghunuskan cepat katananya dihadapan Sasuke.

Crass

Pipi putih Sasuke tergores katana api milik Naruto. Sasuke menyentuh pipinya dan mendapati bercak darah di telapak tangannya. "Sialan!!!" Sasuke kembali menyerang membabi buta. Tapi dengan cepat katana Naruto menghalaunya. Jenderal Samurai itu mempertahankan kuda-kudanya. Hinata yang berada dalam rengkuhannya membuat bebannya semakin berat. Lutut sang Shogun bergetar hebat.

Sasuke tersenyum licik. Ia memanfaatkan posisi Naruto yang terjepit. Katana saljunya terayun, menuju betis Hinata, yang tertutup uchikake biru gelap. Tapi kaki Naruto yang lain bergerak lebih cepat.

Crasss

Betis Naruto yang melindungi kaki Hinata tersayat ayunan katana Sasuke. Rangkulannya pada Hinata terlepas. Ia berlutut tepat dihadapan sang istri.

Bahu Hinata bergetar hebat. Suaminya yang selalu tampak gagah dihadapannya kini berlutut dihadapannya.

Sasuke kembali tersenyum licik. Ia merasa diatas angin sekarang. Satu langkah lagi. Dendamnya akan kehancuran keluarganya akan terbalas. Ia ayunkan katana saljunya. Kali ini sasarannya adalah leher Hinata. Tapi sebelum semua itu terjadi. Naruto bangkit dengan kakinya yang bergetar hebat. Ia jadikan tubuhnya prisai untuk melindungi istri dan anaknya.

Crasssssss

Darah segar tersembur di wajah putih Hinata. Darah yang di muntahkan suaminya ketika bahu Naruto di hujam katana salju milik Sasuke.

"NARUTO-KUN!!!" Hinata terpekik kencang. Dengan sigap walaupun tubuhnya tengah berbadan dua, ia menangkap tubuh sang suami yang limbung kearahnya.

Bugh

Hinata terduduk menangkap tubuh sang suami yang kini tergolek di pangkuannya. Darah segar kian mengalir deras dari mulut manusia setengah kitsune ini. Sementara Sasuke, ia tertawa lepas seolah memperoleh kemenangan. Bayang-bayang masa lalu saat menyaksikan kematian Itachi di pangkuan Izumi yang kala itu tengah hamil besar, terlintas di kepalanya.

"Lihat Aniki aku telah berhasil melenyapkan orang yang membuatku membunuhmu, lihat dia jatuh di pangkuan istrinya seperti yang terjadi padamu." Sasuke terbahak-bahak. Mengabaikan Hinata yang menangis meraung-raung.

"Tolong...., siapapun tolong...." Hinata merengkuh kepala Naruto di pelukannya. Naruto memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Tak ada siapapun disana yang bersedia menolong mereka.

Hingga kehadiran sang tabib merah muda yang di lepaskan oleh Naruto menampakkan dirinya. Sakura berlarian kearah Naruto, ia mencoba melakukan pertolongan pertama pada Naruto. Tapi tangan kekar sang suami menggapai tangannya.

"Tinggalkan mereka!" Perintah Sasuke mutlak.

"Tapi Sasuke-kun..." Sakura mencoba membantah. Tapi sia-sia. Sasuke menariknya, dan membawa tubuhnya kedalam gendongan pria Uchiha itu.

"Tolong, siapun tolong, kumohon tolong suamiku...."

Emerald Sakura melirik iba pada sahabat indigonya yang meraung-raung pertolongan untuk suaminya. Dan ia hanya dapat diam berpangku tangan mengikuti perintah sang suami.

....

"Kau benar-benar biadab, kau membiarkan begitu saja istrimu mati di tangan orang lain"

Naruto menghentikan langkahnya yang menarik lengan Sakura. Tangannya terlepas dari pergelangan putih tabib merah muda yang mulai lecet itu.

"Pergilah!" Perintah Naruto tanpa melihat wajah Sakura.

Sakura masih terdiam melihat sikap aneh sang Jenderal.

"Aku bilang pergilah sebelum aku berubah pikiran!"

Sakura mulai berjalan mundur menjauhi Naruto. Tapi sebelum ia berbalik...

"Aku akan kembali untuk menyelamatkan Hinata. Kau berada jauhlah dari kami, sampai aku berhasil menyelamatkan istriku, baru kau boleh menghampiri suamimu. Aku akan mengampuninya kali ini."

Sakura terdiam sambil menunduk. "Arigatou....."

つづく
Tsudzuku

Pendek?

Ia emang sengaja, dipotong pas bagian itu, biar kalian baper.... 😆

Next Chap

"Menjelang Penyerangan"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top