036. Jalan Pembalasan -1-
Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Hashirama and Mito
Setting : Heian/Kamakura Periode
Tak perlu usaha keras bagi Mito untuk masuk kedalam istana Heian yang disebut Daidairi itu. Wajah cantik dan tubuh moleknya memudahkannya di terima pihak istana sebagai dayang di kompleks resepsi istana yang disebut Buraku-in. Tapi peraturan ketat dayang istana melarang seorang dayang membawa keluarganya tinggal di dalam asrama para dayang.
Tapi Mito tidak setega itu pada keponakan yang hidup sebatang kara. Setiap menjelang malam ia akan menyusupkan Naruto untuk tidur bersamanya. Dan pagi-pagi sekali sebelum dayang lain terbangun, Naruto mandi di onsen khusus para dayang dan setelah memberikan bekal sarapan Naruto diantarkan Mito ke bawah pohon ginko di depan gerbang istana.
Di sela-sela waktunya sebelum tidur Mito selalu menyempatkan mengajari Naruto membaca, menulis dan berhitung. Beruntung Naruto adalah anak yang cerdas. Ia sangat mudah menyerap ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh Mito.
Tidak mudah bagi Mito untuk masuk begitu saja ke istana utama tempat kediaman keluarga kaisar yang disebut Dairi. Hampir satu tahun dia bekerja di kompleks resepsi istana dan selama itu pula Mito hanya bisa melihat Hashirama secara sekilas. Pengawalan samurai atas Hashirama begitu ketat. Hampir saja Mito memilih untuk menggunakan kekuatan kitsunenya untuk menemui Hashirama.
Tapi takdir berkata lain. Ia masih di berikan kesempatan untuk bertemu pujaan hatinya secara tidak sengaja.
Malam itu Mito di tugaskan untuk melayani keluarga putra mahkota yang akan menikmati festival menatap bulan dimusim gugur yang biasa disebut tsukimi. Tugasnya inilah yang mempertemukan kembali Mito dengan Hashirama.
Pintu balkon aula utama istana Buraku-in terbuka. Balkon aula itu dihiasi dengan lampion-lampion cantik. Bulan purnama terlihat jelas dari balkon bergaya arsitektur China ini. Pohon bambu kecil yang tertancap di pot sudah siap di gantungi permohonan yang akan di tulis di kertas warna-warni yang sudah di sediakan.
Hashirama menuju balkon bersama keluarga barunya, sang istri, Kaguya yang berjalan begitu congkak bersama anak laki-laki yang bernama Toneri.
Mito membungkuk memberi penghormatan pada keluarga calon Kaisar ini. Onixnya membulat ketika Mito menegakkan tubuhnya. Ia bertemu lagi dengan Mito. Pujaan hatinya, cinta pertamanya. Onix dan permata kelabu itu beradu. Hashirama tetap berjalan menuju meja jamuan yang telah di siapkan Mito. Tapi pandangannya tak pernah lepas dari gadis berambut merah yang selalu ia rindukan.
Sepanjang Tsukimi, pandangan Hashirama tak pernah lepas dari Mito. Setiap langkah Mito. Gerak-gerik Mito, bagaimana Mito menuangkan ocha di cawannya. Semua itu tidak luput dari pandangan onix Hashirama.
Hingga tanpa sadar setiap tatapan Hashirama pada Mito tertangkap basah oleh Kaguya. Kaguya murka melihatnya dan pergi meninggalkan balkon bersama putranya Toneri.
Tapi tidak dengan Hashirama. Putra mahkota itu tetap duduk di tempatnya. Tak berkutik sedikitpun ia hanya memandangi Mito dan mengabaikan kepergian Kaguya bersama Toneri.
"Ouji-sama..., anda tidak mengejar Denka-sama..." Tanya Mito lembut sambil menunduk.
Hashirama tak menjawab. Ia malah bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Mito. Tangannya terulur menuju dagu lancip Mito.
"Kenapa kau kesini....?" Tanya Hashirama sarkastis ketika onixnya berhasil beradu pandang dengan Mito.
"Hamba hanya bekerja..., karena di desa hamba tak ada lagi lahan untuk bertani. Semua penduduk di jadikan budak. Dan semua lahan di kuasai oleh Keshogunan." Mito tak berbohong tentang itu. Semua desa kecil diluar Heian, tanahnya sudah direnggut paksa oleh keshogunan yang di kuasai oleh klan Uchiha.
Jemari Hashirama terlepas dari dagu Mito. Ia bebalik membelakangi Mito. "Aku...a...aku...," Suara Hashirama bergetar. Ia mencoba menjawab ucapan Mito. Namun lidahnya terasa berat untuk mengucapkan satu kata pun.
"Kau terlalu lemah. Ouji-sama.." Jawab Mito santai sambil membersihkan meja jamuan. Menurut Mito itulah yang harus dilakukan. Karena Kaguya tak mungkin kembali ke balkon untuk menikmati Tsukimi.
"Kau!!!, beraninya kau!!!" Hashirama menggeram dan menunjuk wajah Mito.
"Kenapa Ouji-sama..., mau menjatuhkan hukuman padaku?, bahkan untuk menjatuhkan hukuman pada seorang dayang kau harus meminta izin pada majelis hukum dan keshogunan kan?, kau sendiri saja belum di nobatkan menjadi Kaisar." Mito melenggang pergi dari balkon itu meninggalkan sang putra mahkota yang kini tengah merutuki ketidak berdayaannya.
Sebelum sampai di pintu Mito membalikkan tubuhnya. "Kau bahkan tidak tahu apa yang mereka lakukan pada keluarga bibimu, yang juga keluarga adikku ketika kau berada di Silla." Mito melangkah menjauhi balkon itu, meninggallan ribuan tanda tanya di kepala Hashirama tentang nasib klan Namikaze yang tak pernah terdengar kabarnya lagi setelah ia kembali dari Silla.
Uchiha dan Hyuuga, mereka memang sengaja mengeluarkan ultimatum untuk menutupi kasus Minato dari sang putra mahkota. Tidak ada alasan yang jelas. Tapi rakyat menurut karena hukuman keji pasti akan menimpa keluarga mereka jika menentang. Dan sejak kematian Minato. Uchiha dan Hyuuga kembali ke tabiat asalnya memeras rakyat kecil.
Hingga mereka sadar bahwa keberadaan Minatolah yang selama ini membantu mereka. Mereka telah dengan kejam memberikan cap pengkhianat pada orang yang selama ini menjadi pahlawan bagi mereka. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Minato telah tiada bersama keluarganya. Dan mereka tak bisa berbuat banyak untuk mengembalikan nama baik klan Namikaze.
o0o
Tak ada angin, tak ada hujan, keesokkan paginya setelah mengantarkan Naruto ke gerbang istana. Mito di berikan kabar mengejutkan dari Dairi, istana dalam kekaisaran. Seorang dayang dari Dairi menyampaikan pesan bahwa Mito harus segera menemui putra mahkota sekarang juga.
o0o
Mito berjalan dengan anggunnya di teras haluan yang menghubungkan satu paviliun dengan paviliun lain di istana dalam kekaisaran yang disebut Dairi. Semalaman ia berfikir bahwa besok pagi Kaguyalah yang akan memanggilnya dan memecatnya. Tapi rupanya Hashirama mengambil langkah cepat dari sang istri untuk memanggil Mito kehadapannya.
...
"Ohayou gozaimasu , Ouji sama..." Mito membungkuk sopan memberi salam pada sang putra mahkota yang berada dibalik meja kerjanya.
Hashirama turun dari meja kerjanya yang terletak di lantai berundak lebih tinggi dari lantai yang pijak oleh Mito. Ia berjalan mendekati Mito. Kian dekat hingga jarak diantara mereka tak berarti. Tanpa aba-aba Hashirama menempelkan bibirnya dengan bibir Mito, ia melepaskan Kanzashi yang menggelung rambut merah panjang Mito. Helaian sewarna kelopak bunga mawar itu terurai hingga melewati pinggul sintalnya yang tertutup obi hijau komon seragam dayangnya.
Mito terengah karena kehabisan pasokan udara. Hanya Hashirama, hanya sang putra mahkotalah yang mampu membuatnya tak berdaya seperti ini. Ia lemah. Ia menjadi lemah saat jemari kekar Hashirama menjelajahi tiap inci tubuhnya.
Hashirama melepaskan pautan dengan bibir Mito. Tangannya menangkup pipi mulus Mito. Ia mengadu pandangannya dengan permata kelabu Mito.
"Kenapa kau menyiksaku seperti ini Mito..., kau tak pernah tahu sebesar apa aku mencintaimu. Bagaimana selama ini aku merindukanmu, kau tak pernah tahu." Ujar Hashirama sambil menatap Mito dengan tatapan penuh harap.
Mito melepaskan tangan Hashirama dari pipi porselennya.
"Kau sudah menikah Ouji-sama, kau bahkan sudah memiliki seorang putra..." Kilah Mito sambil membalikkan tubuhnya membelakangi Hashirama.
"Persetan dengan semua itu!" Hashirama menggeram sambil mengepalkan tinjunya. "Aku tak pernah mencintainya!"
"Hontou?, lalu bagaimana anak itu bisa lahir? Turun dari langit, kau bercinta bersamanyakan?" Tuding Mito dengan sarkastis.
Hashirama mengusap wajahnya kasar untuk mengurangi gusarnya.
"Tak bisa menjawab Ouji-sama?" Tantang Mito. Ia mencoba melenggang keluar dari ruang kerja sang putra mahkota. Tapi Hashirama tidak tinggal diam secepat kilat ia memeluk tubuh sintal Mito dari belakang. Mengecup pundak Mito sangat dalam mencoba menghirup aroma mawar yang menguar dari tubuh siluman rubah betina itu.
"Aku mencintai mu Mito..., sangat, sangat mencintaimu.." Bisikkan Hashirama tepat di telinga Mito membuat hati siluman rubah betina ini terasa hangat. Tangan lentiknya mengusap lembut tangan kekar yang melingkar di pinggang rampingnya.
"Keluarga Namikaze telah di bantai oleh Uchiha dan Hyuuga..." Jawaban yang tidak sesuai dengan pernyataan Hashirama. Namun mampu membuat sang putra mahkota tersentak.
Hashirama mendongakkan kepalanya dan membalikkan tubuh Mito berhadapan dengannya. "Apa maksudmu?" Tanya Hashirama penuh tuntutan.
Mito tersenyum kecut. Ia memalingkan wajahnya agar menghindar dari tatapan sang putra mahkota. "Pernah kau bertanya pada rapat terbuka mu kemana menteri Namikaze?, dimana keberadaannya?"
Air mata Mito merembes dari manik kelabunya. "Kau tidak beranikan Ouji-sama?, Apa mereka melaporkan pada mu kasus rencana pemberontakan yang dituduhkan pada saudaramu?, Apa mereka melaporkan bahwa mereka yang menyebabkan ayahmu mati karena di racuni, dan Minato lah yang mereka tuduh mengirim guna-guna pada Kaisar?, kau tidak tahu, kau terima saja ketika pulang, ayahmu sudah menjadi abu dan mereka mengatakan bahwa ayahmu meninggal karena sakit. Uchiha dan Hyuuga itu berkonspirasi membunuh ayahmu dan menjadikan Minato sebagai kambing hitamnnya?"
Mito memceritakan semua kebenarannya kecuali kenyataan bahwa Kushina adalah kitsune. Rencananya menjadikan Naruto penguasa akan gagal bila identitasnya sebagai kitsune terbongkar. Karena bagaimanapun siluman dilarang ikut campur dalam pemerintahan. "Aku mohon diri, Ouji-sama, dan terimakasih untuk ucapan selamat datangmu." Mito meninggalkan Hashirama sendirian di ruang kerjanya. Putra mahkota itu termenung setelah mendengarkan pernyataan Mito. Tentang keluarga bibinya yang telah di bantai.
o0o
Mito sedang makan siang di ruang makan khusus untuk para dayang siang itu. Selera makannya tiba-tiba menghilang setelah insiden tadi pagi yang terjadi pada dirinya.
Dia memang berharap bertemu dengan Hashirama dan menceritakan semuanya. Tapi apa yang Hashirama lakukan padanya membuatnya benar-benar merasa tak bermartabat. Dan selera makannya kembali memburuk ketika sang kepala dayang di istana Buraku-in melemparkan sebuah gulungan dihadapannya.
"Itu surat kepindahanmu yang di stempel langsung oleh putra mahkota, mulai besok kau akan bertugas di istana Dairi. Aku tak tahu apa yang kau lakukan semalam hingga membuat Ouji-sama memindahkanmu ke istana Dairi dan menempatkanmu di paviliun Reikeden, tempat tinggal langsung putra mahkota." Kepala dayang itu berlalu begitu saja.
o0o
"Saya dengar Ouji-sama memanggil saya ke sini.." Mito berlarian meninggalkan tugasnya yang sedang membersihkan zanshiki paviliun Reikeden ketika mendapat pesan bahwa Hashirama memiliki tugas penting untuk nya.
"Punggungku sakit..., bisa kau pijitkan..." Pinta Hashirama dengan entengnya.
Dengan berat hati Mito menuruti perintah sang putra mahkota. Ia masih ingat dengan tujuan utamanya masuk kedalam istana. Menjadi seorang permaisuri.
Jemari lentik Mito dengan telaten memijat punggung tegap Hashirama. Tiba-tiba jemarin lentik itu mendapat elusan halus dari sang pemilik punggung yang sedang ia pijat. "Mito.., aku sangat mencintaimu..." Ucap Hashirama sambil mengecup lembut tangan Mito.
Mito seketika menarik tangannya. "Aku tak sudi menjadi selirmu Ouji-sama...." Mito mencoba menjauh dari Hashirama tapi ia kalah cepat. Tangan besar Hashirama kembali menariknya dan membawa Mito kedalam pangkuannya.
"Bersabarlah..." Hashirama mengelus sayang pipi porselen Mito. "Kau baru satu tahun di Dairi, tahun depan aku baru bisa menjadikanmu kepala dayang di Dairi, lalu disaat penobatanku menjadi kaisar, kita akan menikah."
"Dan aku akan menjadi selirmu, aku tidak sudi!" Mito berusaha bangkit dari pangkuan Hashirama. Tapi lagi-lagi Hashirama membawa Mito kepangkuannya.
"Bantu aku agar bisa mengusir wanita itu dari istana..." Pinta Hashirama sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Mito.
"Kau..., jadilah Kaisar yang bisa mengekang dua klan itu..." Ujar Mito sambil mengelus kepala Hashirama.
"Akan kulakukan...jika kau permaisuriku..., kita akan menghabisi mereka bersama-sama."
"Oh ya... bagaimana mau jadi permaisuri jika ada istrimu itu..." Rajuk Mito.
"Aku tak bisa dengan mudah mengeluarkannya dari Dairi, Toneri sangat bergantung padanya, bagaimanapun dia adalah putraku..."
"Bagaimana jika ku katakan bahwa Toneri bukanlah darah dagingmu...?"
"Apa maksudmu...???" Hashirama tersentak. Ia langsung menegakkan kepalanya dari ceruk leher Mito, ketika Mito mengatakan bahwa Toneri bukanlah anaknya.
"Akan aku buktikan padamu..., Anata..."
つづく
Tsudzuku
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top