019. Legenda Rubah Emas -2-

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Minato and Kushina
Setting : Heian/Kamakura Periode
***
inspired by story of
White Snake Legend

Helai demi helai kelopak bunga teratai merah itu merekah dari kuncupnya. Sesosok gadis berambut merah dengan tubuh putihnya yang polos tanpa terbalut seuntai benangpun muncul dari balik helaian kelopak teratai merah itu.

Uzumaki Kushina..., bocah kitsune itu kini telah memiliki wujud manusianya yang sangat cantik. Rambut merahnya yang tergerai melewati pinggul. Tubuh sintalnya yang putih mulus. Wajahnya terpahat sempurna dengan hidung mancung, iris violet yang berbinar, serta pipi mulus yang kemerahan.

Ia berputar-putar di atas teratai merah raksasa yang mekar. Meliukkan tubuhnya seolah menari hingga rambut merahnya yang bersinar itu menutupi seluruh tubuhnya. Memberi kekuatan untuk membentuk pakaian yang akan dikenakannya.

...


Kushina duduk bersimpuh dengan mengenakan nagajuban putih berobi merahnya. Menanti kepulangan sang kakak yang turun gunung mencari makanan.

"Okaerinasai Mito-nee....," Sapa Kushina hangat begitu sang kakak sampai di mulut goa dengan menenteng tiga ekor ayam kampung untuk makan malam mereka.

Mito langsung melepaskan ayam-ayam mati itu hingga jatuh ketanah. Ia berlarian menghampiri sang adik yang kini telah berubah menjadi gadis cantik.

Kushina bangkit dari duduk bersimpuhnya ia pun berhamburan kepelukan kakak perempuannya.

"Aku merindukan mu Mito-nee..." Ujar Kushina sambil terisak di pelukan Mito.

Mito mengelus lembut punggung Kushina. "Aku juga sangat merindukanmu rubah kecil yang nakal..." Mito melerai pelukan antara mereka berdua dan menghapus air mata di sudut matanya.

"Kemari..." Ajak Mito sambil menuntun Kushina duduk di batu panjang yang berfungsi sebagai tempat tidur mereka. "Kenapa membuat pakaian seperti ini dengan kekuatanmu yang sudah sempurna hmmm?" Tanya Mito saat melihat pakaian manusia sederhana yang di kenakan adiknya. "Berdiri disitu..." Perintah Mito.

Kushina menuruti permintaan sang kakak, dia berdiri tepat dihadapan Mito.

Mito memutarkan telunjuknya ke arah Kushina, dan dalam sekejap tubuh Kushina di lingkupi cahaya keemasan yang menyilaukan. Setelah cahaya itu mulai meredup. Muncullah Kushina dengan penampilan barunya, furisode putih ber obi merah, lengkap dengan kanzashi berwarna emas yang menghiasi rambut merahnya.

Kushina menatap pantulan dirinya melalui air di kolam. Ia menautkan alisnya melihat penampilan di pantulan air kolam. "Terlalu berlebihan Mito-nee, aku malu jika harus bertemu dengan Minato-kun jika berpakaian seperti ini." Kushina mengerucutkan bibirnya.

Tiba-tiba senyum sumringah terpatri di wajah cantiknya. "Aku tahu..." Ujarnya sambil menjentikkan jemarinya seolah mendapatkan ide cemerlang.

Dia berjalan menjauhi kolam. Dan mengarahkan telunjuknya ke tubuhnya sendiri. Dan seketika tubuhnya di lingkupi cahaya keemasan.

"Nah kalau begini bagaimana Nee-san..." Tanya Kushina sambil menampakkan penampilan barunya.

Melihat pakaian baru sang adik. Mito hanya mengerucutkan bibirnya. Pertanda jika dia tidak menyukai penampilan baru Kushina.

"Dia akan pergi ke Kyoto..." Ucapan Mito seketika menghentikan langkah Kushina yang sudah sampai ke bibir goa.

"Aku akan mengejarnya..." Jawab Kushina tanpa keraguan. Ia langkahkan kakinya keluar dari bibir goa. Tapi sebuah kekuatan besar menghalangi kakinya. Lingkupan cahaya keemasan yang berasal dari telunjuk sang kakak kini mengekang kakinya.

"Kau tak boleh berada jauh dari Fuji!" Perintah Mito mutlak.

"Lepaskan aku Nee-san..., aku harus segera mengejar Minato-kun..." Kushina menghentakkan kakinya, sekuat tenaga mencoba melepaskan diri dari belenggu kekuatan sang kakak.

Namun apa daya, dirinya hanyalah kitsune betina yang baru berusia lima ratus tahun dan baru saja menyelesaikan pertapaannya. Jauh berbeda dengan Mito yang berusia seribu tahun dan telah lama menyelesaikan pertapaannya.

"Aku ingin bertemu dengan Minato-kun..., kumohon lepaskan aku...," Kushina menangis, air mata mengalir dari manik violetnya. Ia merasakan perasaan yang dirasakan oleh manusia. Ia tahu, tapi rasanya sakit sekali ketika tujuan pertapaannya selama sepuluh tahun harus berakhir sia-sia.

'Lebih baik aku menjadi rubah selamanya...' Kushina jatuh berlutut. Lalu tubuhnya terkulai dan ambruk. Dia kembali ke wujud asalnya, seekor rubah berekor sembilan.

"KUSHINA!!!!" Mito berlarian menghampiri sang adik yang telah kembali ke wujud asalnya. Rasa cemas yang mendalam melingkupi seluruh ruang hatinya.

oOo

"Kau terlalu keras padanya Mito..." Ujar Nagato, sambil memandang sendu tubuh Kushina yang terkulai lemas diatas ranjang batu.

"Dia jatuh cinta pada manusia..." Jawab Mito lirih.

"Begitu ya...," Nagato tertunduk mencoba mencari pemecahan dari masalah yang dialami saudara sepupunya.

"Izinkan saja dia pergi..." Suara baritone yang berwibawa itu seketika memenuhi goa yang mereka huni.

Uzumaki Kurama, kakek tua bersurai orange perwujudan dari Kitsune raksasa, pimpinan para Kitsune, penguasa alam siluman di Puncak Fuji.

"Tapi Kurama-sama..." Sela Mito.

"Minato adalah manusia berhati bersih, aku ingin menghadiahkan putri Kitsune cantik ini untuknya, atas pengabdian dan ketaatannya pada Kami-sama..." Kurama mengarahkan tangannya ke atas kepala Kushina yang terbaring dalam wujud rubah.

Cahaya keemasan kembali melingkupi tubuh rubah Kushina, dan dalam sekejap tubuh Kushina kembali menjadi sesosok gadis cantik.

"Turunlah, dan awasi Minato dan Kushina," perintah Kurama pada Mito sebelum meninggalkan goa itu.

oOo

Kushina berlarian dengan semangat menuruni puncak gunung Fuji. Berkali-kali dia meneriakan nama Minato. Seolah tak sabar lagi menemui belahan jiwanya.

Sementara Mito hanya bisa mengikuti dari belakang sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan adik perempuannya itu.

"Kushina berhenti berlarian dan melompat seperti itu !!!" Teriak Mito mengingatkan.

"Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Minato-kun... Dattebaneeeeee!!!!!!!!" Jawab Kushina dengan teriakan yang tak kalah nyaringnya. Saking nyaringnya hingga burung-burung yang bertengger di pepohonan Hutan Fuji pun berterbangan ke segala arah.

oOo

Violet cerah Kushina menatap haru pemandangan yang terpampang di hadapannya. Minato pria pujaannya tampak sedang berpelukan dengan kedua orang tuanya. Meminta izin pada ke dua orang yang telah membawanya kedunia.

"Dia sungguh berbakti dattebane..." Ucap Kushina haru dari balik pohon pinus yang menjadi tempat persembunyiannya selama mengintai keluarga Namikaze itu.

"Cinta membuat semuanya indah dimatamu Kushina." Ujar Mito yang sedang menyandarkan tubuhnya di pohon pinus. Ia sedikit bosan di tugaskan mengawal adiknya yang sedang jatuh cinta itu.

"Hei..., kau iri ya padaku ya Nee-san..." Goda Kushina sambil menyentil ujung hidung kakaknya ini.

"Aku?" Mito menunjuk hidungnya sendiri. "Hanya dalam mimpi mu..." Mito menepis tangan Kushina yang terpampang di hadapannya. Lalu berjalan hingga ke depan Kushina. "Aku bahkan bisa membuat putra mahkota bertekuk lutut dihadapanku..." Mito menampakkan seringai rubahnya.

"Hontou?" Kushina memiringkan kepalanya.

"Heh!, bocah kau meragukan ku?" Mito menunjuk wajah imut adik perempuannya.

"Kalau begitu..., buktikan saat tiba di Kyoto..., Kami-sama.." Kushina menjambak halus surai sewarna darahnya. Matanya membulat terkejut. Saat keberadaan Minato luput dari manik violetnya "Gara-gara meladenimu aku telat menguntit Minato-kun. Hueeeeee...."

oOo

Dua gadis jelmaan Kitsune itu melompati dahan demi dahan pohon yang berjajar rapi di tepi jalan setapak yang menghubungkan desa kecil di dekat Fuji menuju Kyoto. Ibu kota dinasti Heian. Mengikuti pemuda pirang yang sedang menyusuri jalan perantauannyan.

Beberapa kali Kushina berdecak kagum melihat kebaikan hati Minato. Pria pirang itu terlihat berhenti di tengah perjalanannya ketika bertemu dengan musafir yang tua renta. Ia bahkan dengan senang hati membagi bekalnya dengan pria tua itu.

"Mito-nee..., aku boleh menampakkan diri pada nya...." Mohon Kushina dengan iris violet yang berkaca-kaca bagai mata anak kucing.

"Belum saatnya..." Jawab Mito datar sambil tetap melompati dahan demi dahan.

"Hueeeee...," Kushina merengek kesal karena masih dilarang sang kakak.

Karena asik merengek, Kushina tidak sadar bahwa ranting yang menjadi pijakannya selanjutnya sangat rapuh. Ia cukup menggunakan tenaga yang sebesar saat menginjak ranting rapuh itu dan...

Crackkkkk

"Kyaaaaaaaa"

...

"Wah sepertinya mau hujan ya....." Minato menengadahkan kedua tangan terbukanya dengan kepala yang mendongak, menatap langit yang sedang mendung. Tiba-tiba....

Brukkkkk

"Kyaaaaaa"

Sesosok tubuh gadis sintal jatuh ke dalam gendongannya. Safir dan violet dua insan ini beradu. Hati mereka bergetar. Seolah telah lama saling mengenal. Ikatan yang telah terikat sebelumnya kini semakin kuat.

Mereka dipertemukan kembali, jalinan takdir yang teranyam di kehidupan mereka kini semakin kokoh. Dari sinilah kisah cinta Namikaze Minato sang pemudah gigih dinasti Heian dengan Uzumaki Kushina sang kitsune betina terjalin.

oOo

'Apa dia bidadari yang jatuh dari langit...?' Gumam Minato dalam hatinya. Tiba-tiba jantungnya berdebar saat menatap wajah cantik Kushina.

'Minato-kun..., kau sungguh tampan. Hatimu sungguh bersih. Bahkan Kurama jii-san sudah mengakuinya. Bolehkah aku berharap menjadi pasangan hidupmu...' Violet Kushina menatap penuh kagum biru safir Minato. Ia jatuh cinta. Benar-benar mencintai pemuda sederhana berhati lembut ini.

Mito benar -benar risih melihat pemanadangan sang adik yang tengah berada dalam gendongan seorang pria. Ia menghentakkan kakinya ke tanah dan dalam sekejap gempa lokal terjadi di sekitar Minato dan Kushina.

"Kyaaa...."

Brukkk

Bokong Kushina sukses mendarat di tanah akibat Minato yang oleng menggendongnya.

'Ini pasti ulah Mito-nee..' Gerutu Kushina dalam hati sambil mengelus bokongnya. Wajahnya sudah merah padam akibat malu jatuh terjengkang di hadapan pria yang dicintainya.

"Kau tak apa nona?" Minato kini, berlutut dihadapan Kushina dengan senyuman amat menawannya. Tangannya terulur menawarkan bantuan.

Kushina balas mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Minato. Dengan sangat lembut Minato memapah tubuh sintal Kushina untuk berdiri. Dan menuntunnya duduk di atas batu besar di bawah pohon pinus.

"Apa ada yang terluka?" Tanya Minato dengan wajah yang sangat khawatir.

Kushina menggeleng, sambil tercengir lebar, gigi-giginya tampak seperti mutiara. Sementara netranya, tidak pernah lepas dari safir biru Minato yang sewarna samudra yang menenangkan.

"Syukurlah kau tak apa..., hmmm, ano... sebenarnya aku bingung kau itu apa turun dari langit ya..., kenapa tiba-tiba jatuh dari atas?" Tanya Minato sambil menunjuk langit.

"Mungkin Kami-sama yang menghadiahkan ku untukmu..." Jawab Kushina sambil memicingkan sebelah matanya.

Minato gemas melihat tingkah gadis dihadapanya ini dan mengusak surai merahnya. Melihat perlakuan Minato yang sama seperti sepuluh tahun lalu membuat Kushina menatap haru biru safir Minato.

'Tidak kah kau ingat siapa aku, Minato-kun...?'

"Kau benar-benar lucu nona..." Minato terkekeh. "Ngomong-ngomong kita belum berkenalan, Namikaze Minato, desu.." Minato mengulurkan tangannya mengajak Kushina berjabat tangan dengannya.

"Uzumaki Kushina, desu..." Jawab Kushina sambil membalas jabatan tangan Minato.

Sementara dari kejauhan Mito mengawasi gerak-gerik sang adik bersama sang pujaan hati. 'Kushina benar-benar genit!' Batin Mito tanpa melepaskan pandangannya dari sang adik.

"Kalau boleh saya tahu anda kenapa melewati jalan ini sendirian, ini sangat berbahaya Uzumaki-san..., jalur ini sering terjadi perampokan.."

"Kau tidak perlu sungkan, panggil aku Kushina saja...," jawab Kushina sambil terkikik kecil dan mengibaskan tangannya, sebagai
tanda Minato di perbolehkan memanggilnya dengan nama kecilnya.

"Baiklah Kushina, aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa turun dari langit seperti tadi, tapi aku harus segera berangkat ke Kyoto, karena hari akan semakin gelap. Dan kau.." Minato menyentil hidung Kushina. "Sebaiknya kau kembali ke desamu sekarang juga." Baru saja Minato akan beranjak dan meninggalkan Kushina, tiba-tiba gadis rubah itu berteriak kencang.

"TUNGGU DATTEBANE!!!!!" Lengkingan Kushina sontak membuat Minato bahkan Mito yang mengawasi dari balik pohon buru-buru menyelamatkan telinga mereka.

Minato menoleh ke sumber suara teriakkan itu. Ia menatap intens Kushina yang kini tercengir tanpa dosa. "Aku ikut ke Kyoto ya..., Minato-kun...." Ujar Kushina girang. "Aku janji tidak akan menyusahkanmu...." Pinta Kushina dengan imutnya.

Minato menghela nafasnya "Memangnya apa keperluanmu di Kyoto...?" Ah jangan bilang kau ingin menguntitku..." Selidik Minato sambil menyipitkan satu matanya.

'Memang aku ingin menguntitmu Minato-kun' Inner Kushina kegirangan. "Uhm... ano..." Kushina menggaruk-garuk kepalanya mencari alasan, violetnya lalu tak sengaja menangkap sosok sang kakak yang kini bersembunyi di balik pohon. Dan dia langsung menemukan alasan yang tepat untuk mengikuti Minato ke Kyoto.

"Katakan nona Kushina..., kenapa kau ingin ikut denganku ke Kyoto...?" Tanya Minato lembut sambil mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Kushina.

Kushina malu bukan kepalang, saat wajah pria yang dicintainya ini hanya berjarak tak lebih dari tiga centi meter. "A..a...aku... " Kushina mulai tergagap. Ia malu saat jarak wajahnya dengan wajah Minato begitu dekat.

"Kau kenapa...?" Tanya Minato penasaran. Untung saja ia segera menjauhkan wajahnya dari wajah Kushina.

"Aku sebenarnya pergi Kyoto untuk mencari kakak perempuanku yang tinggal disana..." Bohong Kushina. Sementara Mito yang di jadikan alasan sang adik membulatkan manik kelabunya menahan amarah.

"Baiklah kalau begitu kita akan melanjutkan perjalanan bersama. Lagi pula terlalu berbahaya bagi seorang gadis sepertimu berjalan sendirian di tengah hutan. Banyak perampok yang berkeliaran disini." Minato memperingatkan.

...

Minato dan Kushina pun akhirnya melanjutkan perjalanan. Gelak tawa mengiringi tiap langkah mereka ketika menyusuri jalan setapak menuju Kyoto.

"Ne, Minato-kun?, kenapa kau tidak menggunakan kuda saja, bukankah itu tidak melelahkan dattebane?" Tanya Kushina sambil berjalan di depan Minato. Ia sengaja berjalan mundur agar dapat melihat dengan jelas wajah tampan Minato.

Minato tersenyum tipis sambil memandang wajah cantik Kushina. "Kami tak punya cukup uang untuk memiliki seekor kuda."

Kushina mendengar jawaban Minato violet cerah Kushina berkaca-kaca. 'Tekadmu mengejar cita-cita sungguh bulat Minato-kun.., kau begitu gigih....'

"Aku yakin kau pasti akan lulus Minato-kun..." Kushina tercengir lebar memberikan semangat pada pujaan hatinya ini.

"Ya.., aku akan berusaha dengan baik." Jawab Minato sambil tersenyum hangat dan melangkahkan kakinya.

"Yosh... Ganbattekudasai !!!!" Girang Kushina sambil mengepalkan tinjunya ke udara.

Mito yang sedari tadi mengikuti dari belakang, hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul, melihat kelakuan adik perempuannya yang sedang jatuh cinta itu.

oOo

"Serahkan barang berharga kalian.." Hampir setengah perjalanan yang di lalui oleh Minato dan Kushina, kini mereka di hadang oleh sekawanan perampok.

Naluri siluman Kushina bangkit. Dua taringnya mulai tampak. Tapi tiba-tiba Minato berdiri dihadapannya menjadi tameng pelindung untuknya. "Mundurlah." Perintah Minato pada Kushina.

Kushina hanya memandang Minato dengan violetnya yang berkaca-kaca. Pria itu ingin melindunginya.

Minato menyerahkan buntalan yang berisi pakaian dan bekal yang di bawanya pada Kushina. Pria pirang itu lalu menarik Katananya yang tersimpan di sarung khusus di punggungnya.

Ia maju menghadapi para perampok itu. Sementara Kushina mundur beberapa langkah ke belakang sambil memeluk erat buntalan yang dititipkan Minato.

Tranggggg

Katana Minato beradu dengan katana para perampok itu. Satu persatu perampok itu mulai tumbang akibat serangan dari Minato.

Minato putra seorang mantan samurai istana kekaisaran. Ayahnya sendirilah yang mengajarinya menggunakan katana. Walau tak pernah dilantik secara resmi oleh keshogunan tapi kemampuan Minato sudah setara para samurai senior yang dilantik oleh Shogun.

Trang Trangggg Tranggg Trang

"MINATO-KUN HEBAT DATTEBANE !!!!!!!" Teriak Kushina semangat saat satu persatu perampok itu tumbang akibat serangan Minato.

Tapi pria Namikaze pirang itu terlalu berbaik hati. Tak ada satupun dari perampok itu yang ia buat cacat atau dia habisi nyawa. "Kali ini aku ampuni nyawa kalian!, tapi jangan pernah lagi mengganggu orang yang melewati jalan ini." Ancam Minato sambil menodongkan katananya di leher salah satu perampok.

"Ayo kita pergi.." Ajak Minato lembut. Tanpa sadar dia merangkul bahu Kushina.

Mito yang bosan melihat pemandangan romantis sang adik bersama pria yang dicintainya itu memutuskan untuk berjalan mendahului pasangan manusia yang sedang jatuh cinta itu.

Sementara Kushina, ia mendongakan kepalanya menatap kagum sosok Minato yang tingginya melampaui sepuluh centi meter dari tinggi tubuhnya.

...

Mito yang berjalan sedikit jauh dari dua insan ini dan Kushina yang hanya sibuk memandang Minato. Membuat perampok yang masih berusaha merampas barang mereka denga leluasa kembali bergerak.

Karena merasa tak mungkin melukai Minato. Akhirnya perampok itu memilih Kushina yang dianggapnya sebagai gadis lemah untuk menjadi targetnya.

Perampok itu berlari mencoba menancapkan belati beracun itu pada punggung Kushina yang tengah lengah. Tapi tidak bagi Minato. Secepat kilat ia menjadikan tubuhnya tameng untuk melindungi Kushina.

Jleb.

Belati beracun itu sukses menusuk punggung Minato. Seketia tubuh kekar pria itu ambruk dan jatuh ketanah.

"Akkkkkkkkkkhhh" Kushina terpekik melihat Minato yang jatuh tersungkur. Pandangannya lalu beralih pada sang perampok yang telah lancang menusuk pujaan hatinya.

Emosinya meradang. Violet cerahnya kini telah berubah sewarna permata rubi yang merah menyala. Dua taringnya muncul, dan sembilan ekor merah keemasan muncul dari balik tubuhnya. Rambut merahnya berkibar.

Sang perampok yang hendak lari itu jatuh tersungkur saat kakinya di jerat oleh salah satu ekor panjang Kushina. Kushina mengamuk. Di tariknya perampok yang tadi menusuk Minato dengan belati beracun dengan menggunakan ekornya. Di bantingnya tubuh pria itu.

Berkali-kali Kushina menghempaskan tubuh perampok itu. Mencakar dengan ganas, bahkan ia hampir merobek perut perampok yang sudah tak berdaya itu jika saja ekor Mito tidak melilit pinggangnya.

"Lepaskan Nee-san..! lepaskan aku...!, dia sudah berani melukai Minato-kun...!" Kushina mengamuk, menyeringai dengan wujud kitsunenya.

"Kit....kit...su...su..sune...!!!" Para perampok yang lain datang untuk menyelamatkan teman mereka. Tapi malah mereka lari tunggang langgang karena melihat dua orang kitsune betina. Terlebih lagi salah satu kitsune itu sedang mengamuk.

"Kushina lepaskan dia!!!" Perintah Mito. Tapi Kushina sama sekali tak mengindahkannya.

"Kushina!, lepaskan!, jika Kurama Jii-san tau kau tak akan pernah diizinkan bersatu dengan Minato!" Ucapan terakhir Mito mampu membuat Kushina meredam emosinya.

"Aggggghhhhhh!!!!!" Kushina mengeram penuh amarah, di lemparnya perampok yang telah membuat Minato tak sadarkan diri dengan menggunakan ekornya.

oOo

"Hhhhhhhh..." Kushina terengah-engah. Ia habiskan banyak energi murninya untuk menetralisirkan racun yang membuat tubuh pria tercintanya itu membiru.

Kini mereka berada di salah satu kuil usang yang tak terawat. Minato duduk bersila bertelanjang dada, sementara Kushina hanya mengenakan kemben putih. Uap panas di keluarkan dari tubuh mereka ketika Kushina menghantarkan energi murninya melalui telapak tangannya ke punggung Minato.

Proses ini tidak dapat di lakukan bergantian dengan Mito. Karena begitu Kushina menghentikan aliran energi murninya maka dia dan juga Minato akan meninggal.

Mito memandang sendu sepasang manusia yang belum memiliki ikatan ini. Mereka berdua bahkan rela saling mengorbankan nyawa walau belum terikat oleh suatu hubungan.

oOo

Pagi menyongsong, sinar matari mulai menyusup melalui jendela kuil tua itu. Kelopak mata berwarna putih milik Kushina mengerjap. Perlahan violet cerahnya mulai tampak. Ia dudukkan dirinya di atas jerami. Tubuhnya sudah kembali di balut oleh Yukata warna salem yang di pakaikan sang kakak.

Kushina menyusuri pandangan di sekitar kuil itu. Ia tak juga mendapati keberadaan Mito di tempat itu.

"Mungkin Mito-nee sedang mencari makanan.." Gumamnya pelan.

Iris violetnya kemudia tertuju pada sesosok tubuh tegap yang kemarin menyelamatkan nyawanya dan semalam ia selamatkan nyawanya.

Namikaze Minato tertidur pulas setelah semalaman Kushina berhasil menetralisir racun yang bersarang di tubuh sang pria. Kushina memandang sendu wajah rupawan yang sedang terlelap itu. Tangannya terulur mengelus rahang tegas Minato.

"Bodoh.., kenapa kau harus menjadi tamengku..?, aku ini siluman..., lihat sekarang, malah aku yang repot karena mu..." Kushina terkikik kecil sambil menepuk pelan pipi Minato.

"Nggghhhh..." Minato melenguh pelan. Dia mengerjapkan kelopak mata sewarna madunya. Dan tak butuh waktu lama iris safir meneduhkanya menampakan cahayanya. Dan secara refleks tanganya mengenggam jemari Kushina yang sibuk mengelus rahangnya.

"Kau tak apa...?" Tanya Minato dengan suara paraunya.

Kushina menggeleng dengan wajah memerah, ia merasa sangat bahagia ketika sadar, Minato mengkhawatirkannya.

"Yokatta.." Minato mencoba mendudukan dirinya dengan di papah oleh Kushina. "Aku tidak bisa mengikuti ujian pegawai istana.." Ucap Minato sambil tertunduk lesu.

"Hei.., Kenapa kau bicara seperti itu...?" Kushina menangkup rahang Minato.

"Ujiannya siang ini dan kita belum tiba di Kyoto..." Jawab Minato pelan.

"Kau lihat itu..." Kushina menunjuk ke jendela kuil "Hanya tinggal berjalan kurang dari satu kilo meter kita sudah tiba di Kyoto, itu gerbang ibu kota kan?"

Minato terperanjat. Ia bingung bagaimana dia dan Kushina bisa secepat itu berjalan. Yang dia ingat dia jatuh terkapar setelah di tusuk oleh belati si perampok.

Minato tidak tahu bahwa gadis yang sekarang bersamanya ini adalah siluman rubah ekor sembilan.

"Kau yang membawaku kesini.." Tanya Minato lembut sambil menatap iris violet Kushina.

Kushina mengangguk. "Belati yang di gunakanan perampok itu beracun...kau tak sadarkan diri..."

"Kau yang merawatku...?" Tanya Minato lagi. Tatapannya safirnya makin lekat menatap violet Kushina.

Kushina kembali mengangguk. Dengan cepat Minato merengkuh kushina kedalam pelukannya. "Hontou ni arigatou.." Minato mengecup kening Kushina. Lalu kembali mendekapnya.

Sementara itu dari balik pintu kuil, Mito baru saja datang dengan menenteng banyak buah-buahan. 'Padahal aku juga yang membopong tubuhnya, dan membawanya melompati dahan pohon.'

"Kushina...." Minato menyebut nama Kushina dengan sangat lembut.

Kushina mendongakan kepalanya dalam dekapan Minato. Memandang sendu safir biru yang menenangkan.

"Aishiteru yo..." Bisik Minato lembut tepat di telinga Kushina. "Aku tak mengerti, kita baru saja bertemu, tapi aku merasakan kita telah lama saling mengenal dan ada ikatan yang kuat di antara kita, aku benar-benar takut saat perampok itu mengarahkan belatinya ke tubuhmu..."

Belum sempat Minato menyelesaikan ucapannya. Telunjuk Kushina menempel di bibirnya "Izinkan aku menjawab ungkapan cintamu dulu Minato-kun...".

Kushina menyandarkan kepalanya di dada bidang polos Minato. "Hontō ni Aishiteru yo, Nokori no jinsei,zutto ishou ni iyou"

"Hontou ni arigatou Kushina," Minato mengecup pucuk kepala Kushina dan melanjutkan perkataanya " Zettai ni shiawase ni suru kara."

つづく

Tsudzuku
*********************

Info :

1. Hontō ni Aishiteru yo, Nokori no jinsei,zutto ishou ni iyou : Aku sangat mencintaimu,
Aku ingin bersamamu selama sisa hidupku

2. Zettai ni shiawase ni suru kara : Aku berjanji akan membahagiakanmu

*************

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top