Arigatou, Aishiteru Kara
"Kita.... Harus kuat Mitsu-kun. Kita.... Harus bertahan ya,"
Mereka berdua terus berjalan menyusuri koridor yang penuh puing-puing bangunan.
-
-
-
-
"Nii-san! Goto-san! Kalian dimana?!" Teriak Iori sambil terus menyusuri gedung yang sudah seperti kapal pecah itu. Sementara itu, si kembar juga menyusul Iori di ikuti anggota IDOLiSH7 dan TRIGGER yang lain.
-
-
-
-
"Itu... Suara Iori....,"
"Bertahanlah.... Kita.... Hampir sampai....!"
Mitsuki dan Saka berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari gedung itu, sampai akhirnya mereka sama-sama terjatuh. Beruntung Iori dan si kembar menemukan mereka berdua saat itu.
"Nii-san! Goto-san! / Mitsuki! /Izumi Mitsuki! / Saka-nee!" Teriak si trio Fure Fure yang bahkan bisa didengar oleh rombongan yang masih tertinggal jauh.
"Ya ampun bocah itu! Selalu saja membuat panik!"
"Diamlah dan ikuti arah suara mereka Yaotome,"
Meskipun agak ricuh karena Tamaki yang terus mengeluh kelelahan, Gaku yang terus mengoceh sepanjang jalan karena kesal dengan kelakuan Tenn dan Yamato yang terus saja berhenti untuk minum bir, tapi pada akhirnya mereka menemukan sumber suara berkat seretan keras dari Sougo, Nagi dan Ryuu.
"Akhirnya, kami menemukan kalian," Ucap Ryuu sambil mengelap keringat di pelipisnya.
Seketika terdengar suara ambulance dari luar gedung, dengan cepat Tenn dan Iori membawa Mitsuki keluar sedangkan Saka mengikuti mereka lalu disusul yang lain.
-
-
-
-
Sesampainya di Rumah Sakit, Saka dan Mitsuki langsung ditangani pihak medis. Iori dan si kembar makin panik. Yah walaupun hanya Saka yang mengalami luka ringan di pelipis akibat terkena potongan kayu kecil. Sementara Mitsuki mengalami luka di bagian kepala, tangan dan kaki.
"Sensei, apa aku boleh melihat Mitsu-kun?" Tanya Saka saat baru keluar dari ruang IGD dan mendapatkan penanganan medis.
"Silahkan," Jawab sang Dokter.
Sesampainya di dalam sana, Saka shock. Bagaimana tidak? Melihat sahabatnya sejak masih TK yang merupakan idol nya dengan kondisi yang amat mengkhawatirkan.
Bagaimana tidak? Ada perban di kepala dan tangan, sementara kakinya juga di perban namun tertutup selimut. Saka pun mendekat ke arah Mitsuki, sementara yang di hampiri hanya menatapnya saja.
"Mitsu-kun.... Maaf ya...,"
"Tak apa, itu bukan salahmu kok. Aku kan pria, jadi sudah sewajarnya aku melindungi wanita." Mitsuki terdiam sejenak, lalu ia tersenyum dan melanjutkan kalimatnya.
"Kau itu sahabatku, sahabat yang aku kenal sejak masih TK. Kita sudah dekat sejak kecil, walaupun setelah lulus SD kita berpisah karena kau pindah,"
Saka memegang tangan Mitsuki yang bebas infus, lalu menggenggamnya erat, namun tetap lembut agar tak menyakitinya.
"Sekali lagi maaf.... Aku... Malah membuatmu terluka,"
"Hora! Tak apa, jangan sungkan, simpan saja maaf mu itu,"
Saka terkejut mendengar kalimat terakhir Mitsuki.
"Eh?"
"Karena kau sahabatku," Imbuhnya lagi sambil tersenyum lembut.
-
-
-
-
Seminggu setelah insiden itu, Mitsuki dan Saka kembali beraktivitas seperti biasa. Yah, walaupun Saka masih saja mwraaa bersalah akibat insiden hari itu.
"Ohayou Maneja,"
"Ah, ohayou Mitsu-kun, baik, ayo kita berangkat,"
Mereka pun berangkat menuju studio tempat Mitsuki bekerja, namun, sepanjang jalan Saka hanya bengong sambil mengemudi mobil. Mitsuki yang merasa aneh langsung mengangkat sebelah alisnya, pasalnya gadis itu biasanya akak terus mengajak bicara sampai mereka tiba di tempat tujuan.
"Tumben kau diam saja, biasanya kau akan mengoceh sepanjang jalan," ujar pria berambut jingga itu dengan nada bercanda.
"Ah... Maaf,"
Mitsuki menoleh ke arah Saka. Ia menatap gadis yang sedang fokus mengemudi itu dengan intens.
"Apa kau masih belom bisa melupakan insiden seminggu lalu?" Tanya Mitsuki setelah terjadi keheningan selama beberapa saat.
"Ya... Aku masih tak enak hati, aku...."
Ucapan Saka cepat-cepat dipotong dan disanggah oleh Mitsuki.
"Tidak, aku begitu karena.... Karena kau berharga bagiku. Kau selalu ada saat aku terpuruk, walaupun beberapa tahun kebelakang kita hanya berbicara lewat telpon saja... Tapi aku senang,"
"Mitsu-kun... Kau...,"
"Aku senang memilikimu sebagai sahabatku,"
Saat kalimat terakhir terucap dari bibir Mitsuki, Saka memarkir mobil karena mereka sudah sampai di tempat kerja, tepat satu setengah jam sebelum acara dimulai. Setelah mereka turun, bukannya langsung masuk gedung, Mitsuki malah menarik Saka menuju ke belakang gedung.
"Ayo ikut aku,"
"Eh? Kemana?"
"Sudah ikut saja,"
Rupanya Mitsuki membawa gadis itu ke sebuah Taman dibelakang gedung tempat kerjanya hari ini. Lalu, ia memetik setangkai bunga berwarna putih yang indah. Lalu ia pakaikan ke atas telinga Saka.
"Eh?" Saka kebingungan dengan perlakuan Mitsuki. Sementara pria itu memegang kedua tangan Saka sambil menatapnya dalam.
"Terimakasih karena selalu setia sebagai sahabatku sejak TK. Terimakasih, kau masih menemani dan mendukungku. Sejujurnya.... Aku punya perasaan berbeda."
Mitsuki mengeratkan pegangan, lalu, ia tersenyum lembut.
"Aku mencintaimu, maukah kau menjadi kekasihku? Goto Saka?"
Deg
Seketika Saka merasakan jantungnya berdebar kencang, rasanya tubuhnya seperti akan melayang sekarang.
Bagaimana tidak? Orang yang ada di hadapannya ini mengungkapkan suatu hal yang mampu membuat siapa saja jadi salah tingkah setelah mendengarnya.
"Mitsu-kun....,"
"Kau tak perlu menjawabnya sekarang, aku akan sabar menunggu,"
Saka terdiam, ia mencoba mengendalikan dirinya. Hingga tercipta keheningan beberapa saat.
"Ya, aku mau jadi kekasihmu, Mitsu-kun,"
"Eh? Benarkah?!"
Saka mengangguk sebagai jawaban iya, lalu, Mitsuki langsung memeluk gadis yang lebih tinggi beberapa centi darinya itu meski tanpa memakai sepatu hak tinggi. Saka pun membalas pelukan Mitsuki dengan bahagia.
"Terimakasih,"
"Terimakasih kembali, baik, ayo masuk, kita harus bersiap untuk kerja,"
"Yosh!"
The End
..................................................
Alo~ akhirnya ini book beres juga. //ndlosor.
Semoga kalian suka ya, akhirnya satu uangku lunas. //muter gaya balerina.
Yak, sampe ketemu lagi di book ku yang lain ya~~
Sore jaa bye bye~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top