3/3

Mengenal Dekis merupakan kebahagiaan tersendiri bagi [Name]. Bersama laki-laki itu adalah hal teristimewa di hidupnya. Sungguh, tak pernah sekalipun terlintas di pikiran [Name] bahwa Dekis akan menjadi miliknya.

[Full Name] hanya perempuan biasa yang tak bisa apa-apa, dan Dekis telah membuatnya merasa begitu berharga. Laki-laki itu adalah sosok luar biasa yang telah membuat [Name] jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.

[Name] ingin bisa terus ada di samping Dekis dan mengisi hari hari laki-laki itu. Namun sayang, harapannya hancur setelah Dekis memutuskan untuk pergi ke Medan perang atas perintah sang ayah.

Itu adalah syarat untuk mendapat restu, katanya. Mengingat [Name] dan Dekis memiliki kasta dan status yang sangat berbeda, tentu saja hal itu menjadi masalah 'kan?

Maka dari itu, mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus berpisah untuk sementara.

'Kenapa tidak kawin lari saja? Lagipula, Dekis juga ingin keluar dari rumah ayahnya, 'kan?'

Saat [Name] menyuarakan isi hatinya pada Dekis, laki-laki itu menolak. Alasannya tentu saja karena sang Ayah tidak akan tinggal diam. Dekis tahu betul bagaimana sifat buruk ayahnya tersebut. Mungkin saja Duke Beliard akan mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh mereka nanti jika mereka melakukan rencana itu.

Ayahnya tidak akan membiarkan mereka hidup tenang.

Pada akhirnya, [Name] harus menyetujui keputusan Dekis meskipun ia tidak mau.

Jujur, [Name] tidak rela bila harus melepas laki-laki itu. Karena entah kenapa ia memiliki firasat jika mereka berpisah, mereka tidak akan bisa bertemu lagi.

"Aku akan kembali untukmu," kata Dekis saat itu. Dia berjanji akan membawa kemenangan untuk mereka, tapi [Name] tidak peduli akan hal itu. [Name] hanya berharap Dekis baik-baik saja ketika laki-laki itu kembali.

Perang berlangsung sekitar satu bulan lamanya. Dalam kurun waktu itu, tak hentinya [Name] berdoa agar Dekis bisa kembali dengan selamat.

Namun sayang, harapannya tidak terkabul.

Dekis memang kembali, tapi hanya raganya saja. Jiwanya telah terenggut oleh bilah pedang lawan di Medan perang.

Tidak ada kata lain selain hancur yang saat itu [Name] rasakan. Airmata pun tak pernah surut dari wajahnya.

Perpisahan karena kematian merupakan patah hati terbesar dalam hidup. Maka orang-orang yang mengetahui seperti apa hubungan [Name] dan Dekis tidak akan heran jika gadis berhelai [hair color] itu merasa sangat kehilangan, kosong, bahkan kehilangan semangat untuk menjalani kehidupannya sendiri.

Layaknya siang dan malam, yang hanya berjumpa di ujung pagi. Waktu pun mulai tak bergumam, kini pertemuan itu telah menjadi perpisahan yang hanya akan dikebiri.

.....

[Name] menatap pusara itu dengan sendu. Wajahnya sangat pucat, dan air mata terus menetes― menyatu dengan air hujan yang seolah ikut berduka atas kepergian seseorang yang ia cintai.

Hari ini adalah hari peringatan kematian Dekis. Sudah 5 tahun sejak laki-laki yang dicintainya itu pergi meninggalkan dunia.

Dalam berlalunya waktu, rasa sakit [Name] tidak pernah hilang. Perasaan menyesakkan itu akan selalu membayanginya kapan pun dan dimana pun. Dirinya seolah terjebak dalam kubangan luka yang tidak akan pernah sembuh.

Ah, bagaimana bisa sembuh jika obatnya saja sudah tidak ada?

"Hai, Dekis? Apa kabar?" [Name] tersenyum tipis saat tangan gadis itu mengusap batu nisan di depannya. "Apa kau baik-baik saja disana?"

Hanya desau angin dan rintik air hujan yang menjawab pertanyaan itu.

"Aku tidak baik-baik saja disini." Senyum di bibir [Name] perlahan memudar, tergantikan oleh isakan tertahan yang terdengar sangat menyedihkan.

"Setiap hari, siang dan malam aku selalu merindukanmu. Rasanya sakit, Dekis. Rasa sesak ini tidak bisa hilang. Terasa sangat sakit hingga aku mau mati saja rasanya." [Name] menangis seraya mencengkram kuat dada sebelah kirinya.

Cinta adalah penyakit. Ia membuat orang lemah di hadapan insan yang dicintainya. Ia menyebabkan candu kehidupan, seakan-akan hidup tak punya arti tanpanya, dan seseorang harus memiliki kebergantungan dengannya.

Cinta, sebuah kata yang memiliki banyak makna. Bagi sebagian orang kata tersebut menggambarkan keindahan dan kebahagiaan. Tapi bagi [Name], cinta hanyalah kata yang menggambarkan kepahitan.

.
.
.

FIN

Words : 621
Jumat, 17 September 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top