36. Koalesens (1)
Setelah merencanakan bersama Attar selama beberapa minggu, akhirnya hari yang ditunggu datang juga. Jantung Sofi berdebar tidak karuan menyambutnya.
Sofia: Nggak bisa tidur, Bang. Deg2an soal besok.
Attar Thariq: Sini dikelonin biar bisa tidur
Sofia: Heh! Malah bercanda. Males ah.
Attar Thariq: Hahaha.
Attar Thariq: Santai aja, Sofia. Everything will be perfect!
Hari Minggu itu Attar dan Sofi sudah berencana untuk saling memperkenalkan keluarga masing-masing. Bukan perkenalan keluarga besar. Hanya ibu Attar dan Sarah yang akan datang berkunjung untuk menemui Sofi dan ibunya.
Meski sikap ibunya Attar kepada Sofi belum sehangat mentari, tapi sudah tidak lagi sedingin kutub utara. Dan persetujuan ibunya Attar untuk mengenal keluarga Sofi sungguh suatu lompatan luar biasa dalam hubungan mereka. Attar dan Sofi sangat berharap perkenalan keluarga kali ini akan berjalan lancar dan kedua ibu mereka dapat saling cocok. Penerimaan keluarga besar Attar terhadap Sofi masih dapat dikompromikan asalkan ibunya Attar sudah setuju. Itu mengapa pertemuan kali itu sangat penting dan sangat menentukan hubungan mereka berdua.
Bagi Attar, meski sudah berkali-kali berhubungan dengan perempuan, ini adalah pertama kalinya ia sampai ke tahap ini. Baru kali ini dia yakin melangkah sampai ke tahap ini. Perasaannya sama saja gugupnya dengan Sofi. Dia hanya tidak terlalu menunjukkannya saja supaya Sofi tidak ikutan panik.
Di rumahnya, ibu Sofi sudah mempersiapkan masakan terbaiknya. Bagi beliau, ini juga pengalaman pertamanya. Beliau tidak mengira prosesnya secepat ini. Sofi baru sekali ini pacaran, tapi sudah berniat serius melanjutkannya hingga ke pernikahan. Rasa haru memenuhi hatinya ketika Sofi menanyakan kesediaannya menerima keluarga Attar. Ternyata putri kecilnya sudah merencanakan pernikahan.
Jam 10 pagi semua masakan sudah siap meski belum disajikan di meja makan. Saat akan makan siang nanti, masakan-masakan tersebut hanya perlu dipanaskan saja. Kue sarang semut kesukaan ibunya Attar juga sudah siap dan dipotong-potong, disajikan bersama dengan kue andalan ibunya Sofi: lapis legit. Sejauh ini tidak ada orang yang tidak jatuh hati pada lapis legit buatan ibunya Sofi.
Setelah semua makanan siap, Sofi dan ibunya segera mandi dan mempersiapkan diri. Tiga puluh menit kemudian Sofia sudah siap dengan dress selutut berwarna peach yang terlihat sederhana tapi manis. Sopan,semi-formal tapi tidak berlebihan. Kali itu Sofi tidak menggelung rambutnya, alih-alih dia mengepang rambut panjangnya.
Ketika Attar dan keluarganya datang dan Sofi membukakan pintu, Attar terkesiap dengan penampilan Sofi yang sangat manis. Senyumnya otomatis merekah. Membuat Sofi tersipu diam-diam.
Sofi langsung mencium tangan ibunya Attar dan menyapa Sarah, kemudian mempersilakan mereka masuk. Setelahnya Sofi memberitahu ibunya yang sedang menata kue sarang semut dan lapis legit di piring, bahwa keluarga Attar sudah datang.
Sofi mengiringi ibunya untuk menemui Attar, Sarah dan ibunya di ruang tamu. Kejadian setelahnya terjadi dengan sangat cepat bahkan sebelum Sofi sempat benar-benar mencerna dan memahaminya.
Ketika ibu Attar melihat ibunya Sofi, senyum, yang sebelumnya sudah dipasangnya, lenyap seketika. Begitu juga wajah ibunya Sofi.
"Kamu.... " kata ibunya Attar terkesiap, sambil menudingkan telunjuknya pada ibunya Sofi. "... ini ibu kamu?" lalu ibunya Attar menoleh dan bertanya pada Sofi.
"I-iya, Ummi," jawab Sofi gugup karena harus menghadapi intonasi suara ibunya Attar yang naik 2 oktaf.
"Kita pulang, Attar!" kata ibunya Attar kemudian, memberi perintah pada Attar yang masih bengong bego. "Sekarang!"
Ibunya Attar membentak, membuat Attar terlonjak dari keterkejutannya. Kemudian ibunya Attar menyambar tangan Sarah yang juga masih terkejut, dan menariknya keluar dari rumah Sofi.
Attar, dengan wajah bingung karena hal ini terjadi begitu tiba-tiba, hanya bisa berpamitan cepat pada ibunya Sofi sambil meminta maaf. Lalu dia membelai pipi Sofi yang masih tampak syok.
"Nanti aku telepon ya," kata Attar.
Sofi hanya bisa mengangguk dengan wajah linglung.
* * *
"Ini ada apa sebenarnya, Ummi?" tanya Attar selagi mengemudikan mobilnya pulang. Sebenarnya Attar ingin memperjelas keadaan itu sebelum pulang, sehingga bisa diselesaikan saat masih di rumah Sofi. Tapi ibunya berkeras untuk pulang. "Ummi sudah setuju mengenal keluarga Sofia. Kenapa tiba-tiba minta pulang?"
"Kalau kamu tahu siapa ibunya Sofi, kamu juga nggak bakal sudi pacaran sama anaknya!" bentak ibunya Attar keras.
"Apa maksud Ummi?"
"Perempuan itu, ibunya Sofi, adalah mantan pacar Abi. Bahkan setelah Abi menikah dengan Ummi, perempuan itu masih kembali dan mengganggu Abi. Dia bekerja sebagai sekretaris Abi, dan menggoda Abi. Dia adalah perempuan itu, yang pernah menyebabkan Abi dan Ummi bertengkar hebat dulu. Kamu juga ingat kan? Ibunya Sofi itu yang sempat merusak ketenangan keluarga kita. Ummi bahkan sempat mendengar bahwa ada anak dari hasil hubungan terlarang mereka!"
Attar menghentikan mobilnya tiba-tiba. Sarah yang duduk di belakang tanpa seat belt harus menahan badannya agar tidak membentur kursi di depannya.
Attar menoleh ngeri kepada ibunya.
"Anak itu bukan Sofi kan, Ummi? Kami bukan saudara seayah kan?!"
* * *
Sinetron! Zoom in - zoom out!
* * *
Menurut Kakak2, apakah Attar dan Sofi saudara seayah? Apa alasan jawaban Kakak2?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top