Forget We Not - 3

Forget We Not |AkuAtsu|. © TauHali_AkuAtsu_2115

Bungou Stray Dogs (BSD) [文豪ストレイドッグス] © Asagiri Kafka and Harukawa Sango

Forget We Not © @Love_XiaoCheng [AO3]

Cover Editor + Story Translator/Translated : @TauHali_AkuAtsu_2115 (Me)

Pairing : AkuAtsu (Akutagawa Ryuunosuke × Nakajima Atsushi)

Other/Slight Pairing : DaChuu (Dazai Osamu × Nakahara Chuuya)

Rate : T (Almost Be Rated M)

Length : Multi-Chapters Story.

Genres : Future! AU, Shounen-ai, Romance, Fluff, Humor, Comedy, Drama, Etc.

Warnings : Shounen-ai (Boy × Boy), With Super Powers, No Aliens/Robots/Etc, Translation FanFiction, Out of Characters (OOCs), Standard Language (Bahasa Baku), Typo(s) Everywhere, Please Give Me (Us) Your Votes and Comments If Ya Like My (Our) Stories, and Please Press the 'Back' Button and Exit Well From This Story If Ya Don't Like My (Our) Stories, I (We) Don't Take Any Profits/Materials From This Story, I (We) Do Not Accept Gossipers/Haters and Plagiarists/Copy Paste (Or Later, I (Icy) Will Take Care of Y'All Directly!), Etc.

I (We) Have Warned Y'All, Baby~! <3

I (We) Hope Ya Like and Enjoy My (Our) Story~! ^^

Happy Reading, Min'na~san~! ^^

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

'Forget We Not - 3'

______~♡~______

Akutagawa menepi di depan sebuah kafe besar.

Atsushi melepaskan sabuk pengaman dan melompat keluar. "Sepertinya ini tempat yang bagus."

"Ya, kita adalah pelanggan tetap."

"Benarkah?"

"Mhm~ kamu suka sandwich khas mereka dan sering sarapan di sini."

"Oh! Kalau begitu, ayo masuk!" Atsushi dengan riang menyeret Akutagawa ke dalam.

Kafe itu sangat hangat dan nyaman, Atsushi sudah menyukai tempat itu karena suasananya yang seperti di rumah sendiri. Dia melangkah di depan bilah pemesanan dan melihat menu.

"Oh! Selamat pagi, Tuan Akutagawa Atsushi dan Tuan Akutagawa Ryuunosuke! Apakah Anda ingin memesan yang biasa?" Kasir perempuan menyambut mereka dengan senyuman.

Atsushi tersentak, dia baru saja memanggilnya apa?!

"Aku- uhh ... aku akan ...."

"Kami ingin memesan seperti biasa, terima kasih." Akutagawa angkat bicara, dan melingkarkan tangannya di pinggang Atsushi.

Tubuh Atsushi langsung rileks saat merasakan sentuhan orang lain.

"Baiklah, Lovebirds. Kami akan segera menyiapkan makanan kalian. Teman-teman kalian sudah datang, mereka duduk di meja belakang. Nikmati waktu kalian!"

"Terima kasih, kami akan melakukannya." Akutagawa kemudian memimpin Atsushi yang kebingungan.

"Kenapa ... kenapa dia memanggilku ... itu?!"

"Dia selalu berasumsi bahwa kamu dan aku sudah menikah, tak satu pun dari kita yang bisa meyakinkannya sebaliknya. Jadi, kita membiarkannya begitu saja setiap kali dia memanggilmu ... itu."

'Dan nama itu sangat cocok untukmu.' pikir Akutagawa. Tapi, dia tidak mengatakannya dengan lantang.

"Oh, man ... aku sangat malu ...."

"Jangan khawatir, ada seseorang yang bahkan lebih malu darimu sekarang."

"Siapa?"

Akutagawa menunjuk ke depan.

Di sana, di meja belakang, tidak ada orang lain selain mentor mereka, Dazai Osamu, dan dia sepertinya menempel pada anak laki-laki pendek dengan rambut oranye seperti lem. Meski si rambut merah berusaha meninju dan mengumpat, Dazai tetap tidak melepaskannya.

Dilihat dari interaksi mereka, Atsushi bisa tahu siapa orang itu.

Pasti sang manipulator gravitasi, Nakahara Chuuya.

Mulut Atsushi menganga, dia belum pernah melihat Dazai selekat ini pada seseorang sebelumnya.

Sedangkan Akutagawa hanya menonton saja, ia terlihat sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini.

"Lepaskan aku, Bodoh! Mereka ada di sini!"

"Chuuya~! Aku masih bisa bicara sambil memelukmu~!"

"Kita di depan umum, Bodoh! Berhentilah bersikap terlalu lengket!"

"Kenapa? Itu tidak ilegal."

"Itu membuatku kesal!"

"Oh, ayolah! Kamu mencintaiku karena itu, akui saja." Dazai menyeringai.

"Kau-"

"Ehem!" Akutagawa terbatuk.

Soukoku menoleh untuk melihat mereka.

"Biasanya, aku akan mengabaikan kalian berdua. Tapi, ada beberapa hal yang harus kita diskusikan, Dazai-san."

"Baiklah-baiklah." Dazai akhirnya melepaskan suaminya.

Chuuya menatap Akutagawa dengan tatapan berterima kasih.

Akutagawa dan Atsushi duduk di hadapan mereka.

"Jadi, aku punya kabar baik." Dazai menepuk tangannya.

"Kau tahu apa yang salah dengan Atsushi?" Akutagawa bertanya.

"Ya! Ingat misi yang kalian berdua lakukan bersama tadi malam? Atsushi-kun dilempar bom asap ke wajahnya, kan? Ternyata bom itu dibuat oleh pengguna kemampuan di organisasi itu, itu bisa membuatmu lupa banyak hal di dalam memorimu setelah kamu tertidur."

"Apa kau tahu cara mengembalikan ingatanku?" Atsushi dengan gugup bertanya.

"Jangan khawatir! Pengguna kemampuan itu sudah ditangkap, katanya efeknya akan hilang dalam waktu sekitar seminggu. Sampai saat itu, kamu tidak masalah tinggal dengan Akutagawa-kun, kan? Juga, jika Akutagawa-kun belum memberitahumu, kamu punya jatah libur tiga hari. Jadi, tidak perlu pergi bekerja! Fokus saja dan bersantai dengan pacarmu, ya?"

"Dazai-san ... dia tidak ingat bahwa dia berkencan denganku, dia mungkin merasa tidak nyaman. Apa Agensi punya kamar asrama cadangan?"

"Tidak, itu tidak perlu, Akutagawa-kun. Kurasa Atsushi-kun tidak keberatan tinggal bersamamu."

"Ya, mungkin-"

"Akutagawa, Dazai, biarkan dia memutuskan sendiri." Chuuya memotongnya.

Tiga pasang mata menoleh untuk melihat Atsushi, yang membuatnya terkejut. "Yah ... aku tidak keberatan tinggal bersamamu, Ryuu ...." Atsushi menghindari tatapan mereka dan bergumam.

"Sudah kubilang, Akutagawa-kun."

"Atsushi, kamu tidak perlu memaksakan diri, kamu yakin?"

Atsushi mengangguk. "Aku yakin, aku percaya padamu."

"Aw, mereka manis sekali. Chuuya~ kau harus belajar dari mereka- oww-!"

Chuuya memukul kepalanya.

Atsushi tertawa kecil.

Akutagawa hanya menepukkan tangannya di dahinya.

Selama satu jam berikutnya, Soukoku dan Shin Soukoku hanya duduk dan berbicara dengan riang, sambil menyantap makanan mereka.

Nah, Dazai dan Atsushi kebanyakan berbicara. Sementara Chuuya dan Akutagawa hanya duduk dan menonton, terkadang menyatakan satu atau dua pendapat.

"Man, begitulah caramu mengalahkan Fyodor?! Dan Decay of Angels?!"

"Mhmmm~ aku jenius, bukan?"

"Ya, kamu sangat jenius!" Atsushi memuji.

"Jangan biarkan dia terlalu percaya diri, dia masih idiot dalam banyak hal." Chuuya memutar matanya.

"Oh, ayolah, Chuuya~! Apa kau harus menyakiti perasaanku seperti ini?"

"Jika kamu sangat pintar, kamu tidak akan membiarkan Akutagawa terbu-"

BRAK!

Akutagawa menggebrak meja dengan keras.

Chuuya segera menutup mulutnya.

Atsushi kaget, Akutagawa terlihat seperti baru saja melihat hantu.

"Dengar, bisakah kamu ... tidak membicarakannya?"

'Tidak saat Atsushi ada di sini.'

"Baiklah-baiklah, maaf ...." Chuuya meminta maaf.

"Aku juga tidak menyukai bagian rencanaku itu." Dazai menghela napas.

"Dengar, itu bukan salahmu. Itu adalah keputusanku dan pilihanku, bukan salah siapa-siapa. Dan aku masih duduk di sini, sangat sehat dan hidup. Jadi, tidak perlu bicara atau merasa bersalah karenanya. "

'Aku tidak ingin Atsushi merasa bersalah.'

Meja menjadi sunyi.

Atsushi merasa gelisah. "Uhh ...."

"Yah ... aku ingin sekali tinggal lebih lama. Tapi, kita harus pergi. Tugas... uhh... memanggil!" Chuuya berdiri.

"Benar, kita punya misi yang harus dilakukan." Dazai juga berdiri, dan Soukoku mengucapkan selamat tinggal pada mereka.

Saat pasangan suami-istri itu pergi, Atsushi menoleh ke Akutagawa. "Apa itu tadi?"

"Tidak apa-apa, Chuuya-san mengungkit beberapa kenangan buruk, itu saja."

Sepertinya bukan hanya kenangan buruk, Akutagawa pasti menyembunyikan sesuatu dari Atsushi. Tapi, jika dia tidak mau mengatakannya, Atsushi tidak akan memaksanya.

"Mau pesan yang lain?" Akutagawa bertanya dengan lembut.

"Tidak, aku sudah kenyang."

"Baiklah, kita punya waktu seharian untuk diri kita sendiri. Apakah kamu ingin ... pulang dan menonton Netflix? Ada serial yang kamu katakan ingin kamu tonton, atau ... kamu ingin bertemu dengan anggota Agensi dan melihat bagaimana keadaan mereka?"

Atsushi berpikir sejenak. "Ayo pulang dan nonton film, aku tidak ingin mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan sekarang. Aku akan mampir, saat mereka akan pulang kerja."

Tubuh Akutagawa menjadi rileks setelah mendengar jawabannya. 'Rumah ... ya?'

-

-

-

-

-

'Forget We Not [FWN]'

'To Be Continued (TBC)'

_____~♡~______

Wednesday. August 11st, 2023.
13 : 29 P.M.
Depok, West Java, Indonesia.

Sign,

1.) Hammy Intan Nur Permatasari (Hammy/My/Amy)

2.) Vanilla Putri Nabilla Azhari (Vanilla/Vani/Nilla/Illa)

3.) Icy Rahmawati Chandra Purnamasari (Icy/Cy/Cycy)

TauHali_AkuAtsu_2115

Words : 1.095 Words.

Next chapter :

'Forget We Not - 4'

"Harimau hanyalah kucing besar." Akutagawa tertawa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top