Fight
Axel menatap punggung Anella yang menjauh. Gadis itu berjalan setengah terpaksa karena ditarik oleh ketiga sahabatnya. Ingin rasanya Axel mengikutinya. Menarik gadis itu dalam pelukannya tapi tatapan Anella dengan senyum manisnya, seolah mengatakan bahwa gadis itu baik baik saja.
" I love you." Ucap Axel tanpa suara.
" I love you too." Balas Anella berbisik, tapi terdengar jelas oleh Rajulia dan membuat gadis itu memicingkan matanya.
Sepeninggal Anella dengan ketiga sahabatnya yang menarik gadis itu dengan paksa dan setelah bayangan gadis itu pun tidak terlihat lagi. Axel melangkahkan kakinya menuju hutan bakau. Dia penasaran dengan tebing karang yang menjulang di dekatnya.
Pandangannya teralih begitu melihat Jorgie, Gideon, Juna, Nick dan Roland berjalan ke arahnya. Tampak senyum mengejek terlihat jelas di bibir Jorgie.
" Hei, man. Tolong tidak mendekati Princess, apalagi berkhayal memilikinya. Lo harus tau diri, lo cuma bajingan. Trouble maker. Lo ga pantes.."
" Diem, bangsat." Potong Axel dengan tanpa berhenti melangkah. Tampak lelaki itu menahan amarah yang sudah terlihat mewarnai tatapannya.
Jorgie menarik kasar bahu Axel yang segera menepis tangan Jorgie. Keempat temannya terkekeh melihatnya. Gideon malah dengan berani mendorong tubuh Axel yang membuatnya sedikit terhuyung.
" Ouh, damn it." Rutuk Axel dengan amarah yang telah menguasainya. Pandangan matanya menggelap. Mata biru gelap itu nyalang menatap Jorgie dan keempat temannya.
Axel siap menyerang, tapi bayangan wajah Anella dengan senyumnya berkelebat. Axel mengepalkan tangannya erat. Dengan kesal kembali melangkah bermaksud meninggalkan Jorgie dan temannya.
" Dasar pengecut. Lo beraninya cuma gombalin cewek doang. Pecundang lo. Gombalan lo bikin Princess percaya sama lo. Cih." Jorgie berteriak sambil meludah sembarang. Keempat temannya tertawa keras.
Axel mengeratkan rahangnya. Kekesalannya telah memuncak. Amarah menguasai setiap desiran darahnya. Terlebih Jorgie mendorong dorong tubuhnya. Dengan sekali hentakan, akhirnya Axel menerjang Jorgie. Mendaratkan pukulan telak di wajah tampan lelaki itu.
Lalu ketika Jorgie terjatuh, keempat temannya menyerang Axel secara bersamaan. Pukulan dan tendangan mengenai wajah dan tubuh lelaki itu secara bertubi tubi. Axel mengerang menahan rasa sakit dan mual yang dirasakan menghantamnya bersamaan. Darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. Axel tersungkur ke pasir basah, tubuhnya tertelungkup. Napasnya tersenggal.
" Udah, udah cukup. Ntar kalau mati repot." Lerai Jorgie.
Kemudian mereka segera beranjak, meninggalkan Axel yang masih mengerang menahan rasa sakit yang menyerangnya.
" Bangsat banget." Maki Axel lirih. Tangannya terkepal dan memukul mukul dengan lemah.
Sementara itu, Anella masih bungkam setelah ketiga temannya menanyakan kelakuannya tadi.
" Kau berciuman dengan Axel, An. Lelaki yang kau bilang akan kau hindari."
Suara Rajulia terdengar lembut dan begitu sabar. Fanya dan Evi hanya menatapnya penuh tanya.
" Aku.."
" Anella, Axel dipukuli The five stars."
Ucapan Anella terpotong oleh suara Jack, teman sekamar Axel. Bergegas Anella berlari meninggalkan ketiga sahabatnya yang saling bertatapan karena ulah gadis itu. Ketiga gadis itu segera mengejar Anella yang berlari begitu cepat.
Anella berpapasan dengan Jorgie, Roland, Nick, Juna dan Gideon. Tatapan gadis itu begitu garang menatap kelima lelaki itu. Lalu dengan berani gadis itu melayangkan tamparan ke pipi Jorgie dan juga Gideon. Kamudian berlalu sambil berteriak keras.
" Untuk yang lain, yang belum kena tampar. Tolong diingatkan. Ayo Jack, cepat."
Anella menarik tangan Jack yang agak terbengong melihat ulahnya. Lelaki itu sedikit tergesa mengikuti Anella.
" Ke arah hutan bakau, Nel. Sebelah sini." Ucap Jack sambil menarik tangan Anella.
Anella berlari lebih cepat dengan raut wajah yang terlihat sangat cemas, begitu melihat sosok Axel tergeletak menelungkup beberapa meter di depannya.
Anella langsung bersimpuh di hadapan tubuh Axel, lalu dengan isyarat meminta bantuan Jack untuk membalikkan tubuh itu. Air matanya menggenang. Mulutnya bergetar.
" Axel..Axel..please.." Ucapnya lirih. Tangannya sibuk mengusapi wajah Axel yang berlumur pasir basah. Gadis itu tanpa ragu menghapus darah di sudut bibir dan juga hidung Axel dengan kaosnya.
" Axel, bangun. Axel.."
Suara Anella merengek sedih. Jack menatapnya dengan haru. Rajulia, Fanya dan Evi yang sampai di lokasi menatap Anella yang kini telah meluruhkan air matanya. Mereka menatap Axel yang bergeming dengan kepala di atas pangkuan Anella.
" Jack, tolong kabari Mr. Yonas, Miss Corrie dan yang lainnya. Sepertinya kita harus membawa Axel ke rumah sakit." Ucap Evi yang segera diangguki Jack. Lelaki itu segera beranjak.
" An, jangan menangis. Axel tidak apa apa. Dia kuat." Ucap Fanya berusaha menenangkan. Anella menggeleng dengan air mata yang mulai menderas. Lalu suara lirih Anella disela tangisnya membuat ketiga sahabatnya itu menghela napas.
" Axel, please. I love you."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top