Annoyed
Anella tidak pernah lagi ingin mendekati murid baru itu. Dia kesal, sangat kesal. Murid baru itu sangat keterlaluan. Anella dibuat memerah wajahnya karena malu dan marah.
" Keterlaluan sekali dia. Masa seorang Anella dibuat kesal begini." Ketus Evi yang diangguki temannya.
" Bayangkan coba, bahkan dia tidak menyambut uluran tanganku. Dia acuh saja. Malahan menyulut rokoknya." Ucap Anella berapi api. Amarah terlihat jelas di wajahnya yang memerah.
" Kurang ajar sekali dia, Nel. Mungkin dia tidak mengenal siapa dirimu?"
Anella memutar bola matanya menatap Fanya yang kini terdiam.
" Ouh Fanya, Aku sudah dengan ramah memperkenalkan diri. Bahkan mengatakan siap membantunya jika ada yang dia butuhkan. Tapi dengan ketus dia berkata. Gua ga butuh bantuan lo. Ooohh, damn you, Axel."
Anella mendengus kesal. Dia berjalan cepat menuju kelas. Pagi ini suasana hatinya betul betul kacau. Dia tidak terima dengan perlakuan murid baru itu.
Selama ini, tidak ada yang pernah berani membuat Anella marah. Gadis itu begitu dipuja dan hargai. Dia selalu menjadi kebanggaan semua orang. Tapi kini, seorang murid baru yang bahkan bukan siapa siapa membuatnya marah dan malu.
" I'll remember, I'll remember what you did to me." Geramnya. Matanya berkaca kaca menahan rasa kesal.
Anella memasuki kelas diikuti ketiga sahabatnya. Wajahnya masih terlihat kesal.
" Hei, Princess. Apa kabarnya hari ini?"
Sapaan Jorgie tidak diacuhkannya. Anella berlalu menuju bangkunya. Jorgie menatap ketiga sahabat Anella dan seolah meminta penjelasan. Ketiga gadis itu mengangkat bahunya.
" Kenapa dia terlihat marah?" Tanya Jorgie dengan berbisik kepada Evi.
" Murid baru itu membuatnya marah." Jawab Evi dengan berbisik juga sambil melirik Anella yang terlihat sibuk mengeluarkan bukunya.
" Memang kenapa sampai dia marah?" Tanya Jorgie lagi.
Evi tidak sempat menjawab, karena Mr. Yonas sudah masuk dan duduk di bangkunya. Pandangan sangar guru itu menyapu seluruh ruang kelas.
" Anella, kemana murid baru itu. Apa kau tidak memberitahukan kelasnya di hari pertama dia masuk?"
Suara berat dan keras Mr. Yonas membuat kelas itu senyap. Anella menengadah menatap guru itu.
Mulut Anella sudah terbuka begitu pintu ruang kelas terbuka dan menampakkan sosok yang dibicarakan. Segera Anella mengatupkannya kembali dan membuang pandang dari tatapan tajam mata lelaki itu.
" Perkenalkan dirimu dulu, baru kau duduk di bangku kosong paling belakang itu." Ucap Mr. Yonas dengan suara sedikit keras.
Murid baru itu tidak menghiraukan perkataan Mr. Yonas. Dia berlalu begitu saja dengan wajah datarnya. Mr. Yonas menatapnya tanpa berkedip. Tampak ada kilatan kesal di mata yang terlindung oleh kaca mata itu. Semua mata menatap murid itu, lalu beralih menatap Anella yang dengan tanpa suara berkata dengan tangannya terbuka di depan dadanya.
" See."
Semua kembali menatap murid baru itu. Lalu Jorgie berdiri kemudian mengeluarkan suaranya dengan sedikit mengejek.
" Baiklah, aku saja yang akan memperkenalkan dirimu. Tuan Axel Griffin. Senang kau dapat bergabung dengan kami di tahun terakhir kita di sekolah ini. Semoga amarahmu dapat teredam oleh asrinya sekolah kami. Tidak seperti di Maestro..."
Buughh..bughh..
Belum selesai Jorgie bicara. Murid baru itu menghampirinya dengan langkah lebar dan dengan cepat dua pukulan telak mendarat di wajah gantengnya.
Mr. Yonas segera menhampiri dan melelainya. Dia menarik tangan murid baru itu yang menepiskan pegangan Mr. Yonas dengan keras. Lalu tanpa berkata apa pun dia keluar kelas dengan langkah tergesa. Wajahnya datar. Matanya menatap sinis berpasang mata yang menatapnya terpana. Lalu dia melirik sekilas ke arah Anella yang sedang menatapnya dengan manik mata biru beningnya sedikit melebar. Ada kilatan terlihat di mata lelaki itu.
Jorgie langsung dibantu berdiri oleh murid murid perempuan pemujanya. Ada darah keluar dari sudut bibirnya. Lelaki itu mengusapnya kasar. Dia akan mengejar murid baru itu, jika saja tidak dicegah Mr. Yonas.
" Jangan membuat reputasi Ayahmu sebagai pemilik sekolah ini jelek, hanya karena kau berkelahi dengan pembuat onar itu."
Ucapan Mr. Yonas membuat Jorgie kembali ke bangkunya. Anella menatap kesal keadaan ini.
" Aku akan bicara dengannya." Ucap Anella sambil melangkah keluar.
" Anella. Tidak perlu. Biarkan saja." Ucap Mr. Yonas tegas. Anella mengumpat kesal.
" Damn!"
Tapi tak urung kakinya membawa langkahnya kembali ke bangkunya.
" Ayo kita kembali fokus pada pelajaran." Ucap Mr. Yonas yang diangguki semua murid. Hanya Anella yang matanya masih menatap ke luar kelas. Menangkap sorot mata tajam di luar sana yang sedang menatapnya.
" Oh my gosh." Desis Anella.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top