8. What is V - Y.K?
Mulai dari sekarang, pov Hyera akan diperbanyak. Itu berarti aku = Hyera. Sekaligus kalian bisa berimagine bahwa aku = Hyera itu adalah kalian, hihi. Jikalaupun ada side pov yang lain, akan tetap dicantumkan. Oke langsung aja, happy reading ~
.
Chapter 8 ~
Terlihat seseorang yang telah memasuki kepala empat tengah mencoret coret papan tulis sembari menjelaskan materi pembelajaran hari ini. Banyak diantara mahasiswa/i yang berada disana sibuk dengan kegiatannya sendiri dan kembali fokus setelah alat tulis ditangannya melayang mengenai kepala mereka.
Aku, Kim Hyera salah satunya.
"JIKA KAU TIDAK BISA FOKUS, SILAHKAN KELUAR DARI KELASKU!" Aku berjalan cepat mengambil spidol yang tadi mengenaiku, berlalu kedepan dan mengembalikan ke sang empunyanya. Membungkuk minta maaf.
Lalu aku kembali ke bangku ku semula sambil meringis kesakitan kepalaku. Bisa kupastikan, pasti kepalaku akan membengkak.
Sementara Yoongi? Ia terlalu sibuk pada yeoja nya- siapa lagi kalau bukan si jalang, Nara. Gadis itu tengah bergelantung manja dilengan Yoongi. Cih, menjijikkan. Aku mencoba untuk tidak peduli.
"Dosen sialan." Desisku pelan. Namun Taehyung bisa mendengarnya.
"Kau kenapa melamun? Apa yang kau pikirkan?" Tanya Taehyung pelan padaku. Namun aku terlalu malas untuk mengubrisnya karna moodku mendadak tidak baik.
"Oh baik. Tidak mau mengaku, hm?" Aku menggeliat resah ketika tangan besar Taehyung menyibak rok ku dan mengelus pelan pahaku dibawah sana.
"Minggirkan tanganmu dari sana ah, Taehyung."
"Tidak akan sebelum kau bercerita." Dapat kurasakan tangannya yang semakin merambat naik ke atas yang sebentar lagi akan menyentuh daerah intimku.
"Iya. Lepaskan dulu tanganmu ssh baru aku bicara." Aku berbicara dengan desah yang tertahankan. Dan akhirnya ia melepaskan tangannya.
"Kemarikan telingamu."
"Jika kau mau mencumbuiku, dileherku saja. Ini." Taehyung malah memberikan lehernya padaku. Aku memutar bola mataku dengan malas.
"Aku serius bodoh." Sontak saja aku memukul kepalanya lalu menarik telinganya.
"Kemarin Yoongi menciumku. Dia mengambil ciuman pertamaku." Aku bergumam pelan didepan telinga Taehyung. Kini namja berkulit tan ini menatapku tidak percaya.
"Omo?! Jinjja?" Seisi kelas menjadikan kami berdua sebagai pusat perhatian. Jangan tanya lagi kenapa, ini karna suara bass dengan volume sangat besar milik Taehyung.
"Taehyung, jika mau mengobrol nanti saja ya. Atau jika kau mau silahkan. Tapi kecilkan suaramu, tampan." Mendengar ucapan dosen kami yang berada diseberang sana membuatku ingin muntah. Terdengar menjijikkan. Giliran Taehyung yang bahkan membuat kesalahan lebih besar dariku, ia masih memberi peringatan. Kenapa denganku tidak?
"Izinkan aku muntah sekarang." Ucapku pelan namun membuat Taehyung tertawa pelan.
"Kenapa? Kau cemburu?"
"Tidak." Aku kembali sibuk membolak - balikkan halaman demi halaman buku yang ku pegang.
"Mengaku sajalah sayang."
Merasa tidak ku acuhkan, ia kembali ke topik pembicaraan kami tadi.
"Bagaimana bisa ia mencium mu?"
Aku membaca sederet tulisan pada kertas yang barusan diberikan Taehyung padaku. Kemudian aku membalasnya dengan tulisan pula.
"Aku juga tidak tau. Kemarin dia menciumku dikamar mandi. Kurasa dia sudah gila."
Setelah selesai menuliskan kalimat itu, aku menggeser memberikannya pada Taehyung. Sementara sekarang lelaki itu malah memperlihatkan senyum tawa kotak khas miliknya seakan ia telah membaca lelucon lucu dariku. Balasan telah tiba.
"Kedengaannya menarik. Apakah kalian juga melakukannya? Bercinta maksudku. Kekekeke."
"Bercinta kepalamu. Dia kakakku. Dan dia tidak akan mungkin melakukannya padaku." Aku meremukkan kertas pesan konyol itu lalu memukul - mukulkan pada kepala Taehyung. Kapan lelaki ini akan berniat mengurangi otak mesumnya itu?
"Mati kau, terima ini! Rasakan." Aku masih memukul - mukulnya.
Namun berbalik dari respons yang kuharapkan. Dia malah tertawa geli menanggapinya.
"Hentikan, ini sangat geli hahaha." Lagi - lagi semua mereka menatap kearah kami. Beruntung saja dosen Kim baru saja keluar. Sementara Yoongi, ternyata dari tadi ia menyimak obrolanku dengan Taehyung tanpa kami sadari.
•••
Tubuhku terasa melayang dan bergerak diluar kesadaranku. Apakah aku sedang berada diroket? Bukan. Tidak mungkin aku berada diroket, sementara kedua telingaku menangkap suara bising. Dentuman keras musik kekinian, dan kekehan dari banyak orang. Sejak kapan dibulan ada club? Sepertinya seseorang sedang menggendongku.
Kepala dan mataku terasa memberat, membuka mataku saja aku tidak mampu. Bagaimana caranya aku bisa menyadari apa yang telah terjadi padaku? Dan siapa yang sedang menggendongku ini? Dia akan membawaku kemana?
Kurasakan tubuhku berhenti bergerak melayang untuk sesaat, dan sepertinya kami telah menjauhi suara bising tadi. Sepersekon kemudian, aku mendengar suara pintu terbuka. Sebentar, sepertinya aku tau kemana aku dibawa.
Tubuhku mendarat disebuah ranjang lembut nan empuk. Aroma mint ruangan ini menusuk kedalam hidungku. Perasaan resah bertebaran didada ku. Apa yang sedang terjadi?
Aku memberanikan diri membuka kedua kelopak mataku walau sebenarnya terasa amat berat. Aku mengamati setiap sudut ruangan ini. Tidak, maksudku kamar. Kamar yang cukup luas dengan nuansa cukup unik. Namun anehnya, aku tidak mendapati seorang pun disini. Aku sendiri.
Tidak, aku tidak sedang berhalusinasi. Aku merasa bahwa tadi tubuhku melayang, itu nyata. Mataku kembali bergerak menelusuri ruangan ini. Sehingga perhatianku tersita pada stiker kecil yang ada sudut dinding, bertuliskan 'V - Y.K'.
"V - Y.K?" Gumamku pelan.
Aku mencoba mengajak kepalaku berkerja sama untuk berpikir sejenak mengenai petunjuk stiker ini. Kira - kira, apa maksudnya? Apakah ini ada sangkutannya dengan kenapa aku bisa berada disini? Dan, argh. Memikirkannya saja aku sudah pusing. Kepalaku kembali memberat, aku meringis kesakitan.
Tubuhku hampir saja kembali ambruk jikalau seseorang ini tidak menahan tubuhku. Aku mendengar ia terkekeh, dan dapat kucium aroma maskulin dari tubuhnya. Aku memegangi kepalaku yang sakit, namun ia menepis tanganku. Sepersekon kemudian, pandanganku yang tadinya mengabur kembali gelap. Dia menutup mataku dengan penutup mata.
"Kau mau apa? Siapa kau? Kenapa kau membawaku kemari?" Aku berteriak seraya meronta - ronta berharap ia mau melepaskanku dari sini.
Namun hasilnya nihil. Ia kembali terkekeh. Parahnya, ia menempelkan dada bidangnya kepunggungku, memelukku dari belakang. Dapat kupastikan, pria ini tengah bertelanjang dada. Sial, tubuhku bergetar karna dadanya yang terasa hangat. Mungkin?
"Lepaskan aku! Kumohon ahjusshi, lepaskan aku ... " Suaraku terdengar melemah. Aku benar - benar lelah dan kehabisan tenaga. Nyaliku seketika menciut.
Bulu kudukku berdiri begitu merasakan deruan nafasnya tepat didepan telingaku. Tidak lama kemudian, ia mengecupi perpotongan leherku dan menghisapnya.
"nal pul-eo jwo... " Tubuhku bergetar hebat saat pria ini malah semakin gencar melakukan aksinya mengerayangi tubuhku. Aku benar - benar takut. Mendengar cicitan suaraku, ia kembali terkekeh. Lagi dan lagi. Mungkin melihatku menderita begini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri baginya. Layaknya seperti ahjusshi pedofil yang menyetubuhi anak dibawah umur.
.
"KIM HYERA, AWAS ADA ORANG GILA SEDANG BERTELANJANG HENDAK MEMELUKMU!" Seperti mendengar terompet hari kiamat, aku langsung tersentak kaget bukan main dari mimpiku lalu berdiri bersiap untuk berlari.
"AHAHAHAH" Taehyung menertawaiku. Tertawa lepas melihatku bangun dengan penampilan berantakan dan berlari berusaha memanjat pohon. Aku benar - benar terlihat seperti orang tolol.
"Sialan kau Taehyung." Aku mengumpat kasar. Taehyung mengerjaiku.
"Kemari kau brengsek!" Aku mengejar Taehyung yang masih saja tertawa geli padaku. Berputar mengelilingi taman kampus. Aku tidak memerdulikan tatapan orang - orang padaku. Yang jelas satu tujuanku, meraih Taehyung dan segera membunuhnya.
Aku berhenti mengejarnya untuk sesaat. Rongga pernapasanku terasa menyempit. Kakiku juga terasa lelah. Bayangkan saja, bagaimana ketika kau baru bangun tidur dan berlari mengelilingi kampus yang luas untuk mengejar namja kijang seperti Taehyung.
Aku menunduk memegangi kedua lututku sembari mengontrol pernapasanku. Sementara Taehyung? Ia masih saja menertawaiku, memperlambat kecepatan larinya seakan tengah mengejekku.
"Aku membencimu, Taehyung!"
"Ayo sini kemari tangkap aku jika kau bisa! Hahaha." Sahutnya dari seberang sana.
"Tunggu aku. Akan kubunuh kau!" Aku kembali mengumpulkan kekuatanku dan bersiap mengejarnya kembali. Namun sepertinya dewi fortuna memihak pada alien jelek itu. Niatku tergagalkan.
Bruuk.
Aku jatuh karna tersandung batu didepanku.
"Aishh." Aku menepuk nepuk lututku yang terluka, memisahkan luka dilututku dari pasir yang menempel. Sementara Taehyung, langsung saka ia berlari menghampiriku begitu melihat aku terjatuh dan lututku yang terluka.
"Gwaenchanayo? Aish." Ia memegangi lututku seakan sedang memastikan luka dilututku parah atau tidak.
"Pergi sana kau! Aku membencimu! Ini semua karnamu!" Aku berbicara keras seraya mendorongnya sekuat tenaga. Perlu kalian ketahui, terkadang Taehyung bisa menjadi namja yang jauh lebih menyebalkan daripada Yoongi.
"Tapi lututmu terluka, bodoh! Sudah diam saja. Ayo kubantu, kita ke UKS.
.
Yoongi's pov.
Aku berlari terengah - engah. Saat ini terasa sangat sulit bagiku untuk bernapas. Aku berlari meninggalkan para gadis gila itu yang tadi sedang bertengkar dengan Nara. Ya, aku tau aku memang tampan. Tapi jangan terlalu merendahkan diri padaku meminta tidur bersamaku. Ck, apakah mereka tidak punya harga diri?
Aku menghempaskan diriku diranjang ini. Walaupun tidak sebesar ranjang milikku, namun ini terasa cukup nyaman. Ya disinilah aku, diranjang bilik lima- paling ujung- di UKS. Aku meraih ponselku dan menghidupkan musik melalui headset yang selalu ku bawa kemana - mana. Beberapa saat kemudian, mataku terpejam.
Begini lebih baik, terasa nyaman. Daripada menyaksikan kehebohan para yeoja itu. Namun posisi nyamanku terganggu. Sepertinya aku mendengar sesuatu dari balik bilik seberang sana. Karna penasaran, aku melepaskan sebelah headset dari telinga kananku.
"Akh, pelan - pelan Taehyung!"
Tunggu dulu. Sepertinya aku mengenal suara ini. Bukankah ini suara gadis bodoh, si Kim Hyera? Tapi kenapa suaranya terdengar seperti sebuah erangan? Apa yang dia lakukan disini?
"Sebentar, tahan saja."
Deg. Suara namja sialan itu? Taehyung?
"Tapi ini sakit, tolong ah!"
"Ya aku tau itu. Tahan saja. Sakitnya tidak akan lama."
Sialan. Apa yang mereka lakukan disini? Apa mereka sedang melakukan seks disini? Brengsek. Bukankah sudah ku ingatkan waktu itu? Apakah pukulanku waktu itu masih kurang cukup? Sial. Amarahku tak dapat kutahan lagi. Tanganku mengepal. Aku memejamkan mataku barang sebentar lalu bersiap menyibak tirai ini dan menghabisi si brengsek Kim Taehyung.
.
To be continue~
.
.
Maaf jika ceritanya membosankan. Votement jika kalian suka. Atau ada yang mau request bagaimana kelanjutannya? Silahkan, dengan senang hati saya akan menampungnya ~
Sampai ketemu di chapter selanjutnya.
Xoxo, lilly chan!
Follow! LillyChan07
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top