25. Yoongi, please don't go!

Chapter 25 ~
.

Author's pov.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan keberadaannya?" Taehyung mendesah kasar begitu melihat Yoongi menggelengkan kepalanya. Kedua lelaki ini menjambak rambutnya frustrasi karena masih belum menemukan keberadaan gadis yang mereka cintai, Kim Hyera.

Drrttt... Drrttt... Drrttt...

Panggilan masuk dari Taeyeon tertera diponsel Taehyung. Awalnya Taehyung tidak berniat menjawab telepon tersebut dalam situasi buruk seperti ini. Namun karena Taeyeon sudah menelepon berkali-kali, dengan berat hati Taehyung menjawab panggilan tersebut.

"Apa?"

"Kau dimana? Ini gawat!" Taehyung mengerutkan keningnya saat mendengar intonasi suara kakaknya yang terdengar seperti orang cemas.

"Maksudmu?"

"Seseorang telah memasuki dan sepertinya dia mengambil alih kekuasaan di club. Beberapa saat yang lalu dia menendangku keluar. Aku baru sadar dari masa pingsanku, dan entah kenapa begitu aku terbangun aku melihat seluruh staff menjadi patuh padanya. Sekarang aku dan J-Hope sedang berada diluar club. Kau harus kemari! Ini darurat!"

"Apa?!" Taehyung membelalakkan matanya karena kaget bukan main. Yoongi yang berada disamping Taehyung ikut heran akan apa yang terjadi.

"Seseorang siapa maksudmu? Kenapa bisa begitu?!"

"Akh kau tidak usah banyak bertanya. Segera datang kemari! Barusan J-Hope mengatakan padaku, dia datang membawa seorang gadis yang sedang pingsan."

"Aku akan segera kesana."

Pip.

"Ada apa?" Yoongi bertanya.

"Seseorang mengambil alih kuasa di club. Kurasa dia adalah si keparat Kai. J-Hope mengatakan dia membawa seorang gadis. Aku yakin itu pasti Hyera!"

"Apa?! Mau apa bajingan itu membawa Hyera ke club?"

"Lebih baik kita segera kesana. Sebelum semuanya terlambat. Pakai mobilku saja." Yoongi menyetujuinya. Dan tidak lama kemudian, mobil tersebut bergerak melaju dengan kecepatan sangat tinggi.

.

Hyera's pov.

Aku menangis merutuki nasibku yang begitu malang. Aku tidak ingin dilecehkan begini dan aku sangat berharap seseorang dapat menolongku. Tetapi kurasa itu mustahil. Aku berpikir keras disela-sela tangisanku agar bisa menghentikan Kai.

"Kim ... K-Kai!"

"Yes babe?" Berhasil. Kai menghentikan aktivitasnya yang tadi mengecupi bahuku. Namun sialnya dia meletakkan dagunya dibahuku dan membiarkan napasnya menerpa perpotongan leherku.

"Kenapa k-kau melakukan ini padaku?"

"Karena aku menginginkannya." Menginginkannya? Benar-benar seorang pria bajingan.

"Tapi aku sama sekali tidak pernah mengenalmu..." Lirihku pelan masih diiringi tangisanku.

"Haha. Tidak mengenalku? Apa kau yakin?" Aku mengangguk. Indera pendengaranku menangkap umpatan kasar darinya. Sejurus kemudian dia melepaskan penutup mata dari mataku. Aku mulai membiasakan cahaya masuk pada mataku.

"Lihatlah ini." Aku menolehkan pandanganku kearah jari telunjuknya. Aku melihat sebuah layar lebar yang hendak memutarkan sebuah video.

"Hyera, say hello to the world!" Terdengar suara seorang pria tengah memvideokan seorang gadis yang mengamati keindahan pantai Kanada. Dia menoleh ke kamera lalu menggerakkan kedua telapak tangannya, lalu berkata 'hello' sambil tersenyum manis.

"Nona manis, kau sedang apa?" Kamera tersebut semakin mendekat ke wajah sang gadis.

"Sedang mengamati keindahan dunia!" Suara tawa kecil terdengar. Lalu terlihat sebuah tangan tengah mengelus puncak kepala gadis tersebut dengan sayang.

"Aigoo, nona kau sangat cantik! Apa kau mau jadi kekasihku?" Gadis itu menempelkan jari telunjuknya pada dagunya seakan terlihat sedang berpikir.

"Sayang sekali aku sudah dimiliki seseorang. Kita berteman saja, okay?"

"Who?!" Gadis itu tertawa kecil, lalu merebut kamera tersebut dari tangan sang pria. Sekarang terlihatlah seorang pria berkacamata berkulit tan sedang cemberut.

"Ini dia lelaki yang kumaksud! Namanya Kim Jongin. Omo, jangan cemberut begitu. Kau terlihat sangat menggemaskan hahaha."

"Oh? Sekarang kau malah mengejekku? Kemari kau! Aku akan menangkapmu!" Sang gadis pun berlari dan diikuti oleh sang pria. Mereka tertawa bahagia disela-sela kegiatan lari-mengejar mereka.

Aku terdiam. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Jantungku berhenti berdetak. Ternyata pria ini...

"Kim Jongin?"

"Kau baru mengingatku? Haha, aku tahu dari dulu kau memang tidak tulus mencintaiku sampai dengan mudahnya kau melupakanku."

"Tapi, bukankah kau..."

"Apa? Kau berpikir aku sudah mati karena Ibumu?"

Ya. Saat itu Ibuku memang sangat tidak menyukai Jongin. Kali pertama kami bertemu adalah disaat hari pertamaku masuk sekolah di Kanada. Saat itu semuanya melakukan tindakan bullying pada Jongin. Semua menanggap remeh pada Jongin yang hanya karena berpenampilan nerd.

Jongin sangat baik padaku. Setiap aku ada masalah, dia selalu menolongku. Sampai akhirnya dia mengungkapkan perasaannya padaku, dan aku menerimanya agar semua orang tidak lagi semena-mena pada Jongin. Aku bersikap manis padanya karena aku ingin menjadi obat dari penderitaannya yang dibully sana sini.

Suatu ketika Ibuku melihat dan mengetahui hubungan kami saat Jongin mengantarku pulang saat di Kanada dulu. Ibuku sangat tidak suka pada Jongin. Ibu berkata bahwa Jongin sangat tidak pantas untukku. Namun Jongin tetap saja bersikeras untuk meminta restu atas hubungan kami pada Ibu.

Oleh karena itu, Ibu memikirkan cara untuk memisahkan kami. Ibu menyuruh orang suruhannya untuk menghajar Jongin sampai tiada. Sampai berita itu beredar, bahwa Jongin telah meninggal dunia. Itulah salah satu alasanku ingin kembali ke korea. Mencoba melupakan kenangan burukku di Kanada dan berniat bertemu kembali dengan Taehyung.

"Kim Jongin..."

"Hm? Kau ingin meminta maaf padaku karena khawatir aku akan dendam padamu? Haha tenang saja." Kai berjalan menjauh dariku, lalu membelakangiku.

"Setidaknya aku sudah mengurangi rasa dendamku. Perihal kematian Ayah kandungmu, dan juga penyiksaan oleh Ayah tirimu. Ah satu lagi. Kegagalan perusahan Ibumu di Kanada. Hahaha."

Apa dia bilang? Jadi semua itu, Kai yang melakukannya? Pria berengsek! Dengan emosi yang meluap-luap, aku berjalan cepat menghampirinya, dan-

Plak!

"Tega sekali kau melakukan itu semua padaku! Kau membunuh Ayahku dan kau menyiksa Ibuku! Jika kau dendam padaku, kenapa tidak aku saja? Kenapa harus keluargaku?!"

"Oh? Maaf, aku tidak sengaja." Lagi-lagi dia tertawa. Lelaki kejam! Dimana letak hati nuraninya?!

"Kau ingin aku juga melakukan ajang pembalasan dendamku padamu? Ah, arra arra. Aku akan melakukannya. Tadinya aku ingin menghukummu diruangan kebanggan Yoongi dan Taehyung ini. Tapi kurasa kita akan terganggu jika terlalu lama disini. Ikut aku!"

"Akh!"

.

Author's pov.

"Noona, apa yang terjadi?!"

"Yoongi? Taehyung? Kalian datang bersama?" Taeyeon tampak heran atas kedatangan Yoongi dan adiknya diwaktu yang sama. Dan juga, mereka tampak sudah akur.

"Noona, beritahu aku dimana keberadaan Hyera sekarang?!"

"Hyera? Maksudmu?"

"Apa yang dimaksud Yoongi adalah gadis pingsan yang tadi?" Sekarang J-Hope selaku tangan kanan Taehyung dan Taeyeon membuka suara.

"Dimana dia?!" Yoongi terlihat frustrasi dengan emosi yang tidak terkontrol. Sekarang lelaki ini malah memarahi J-Hope sambil mengguncang-guncang keras tubuh J-Hope.

"Aku juga tidak tau Yoon. Tapi kurasa dia memasuki ruangan 'V - Y.K' karena dia mengambil paksa kunci ruangan itu dariku."

"Keparat!"

Langsung saja mereka berempat; Yoongi, Taehyung, Taeyeon, dan J-Hope memasuki club tersebut. Tentu saja kedatangan mereka ini akan mengundang keributan. Dengan emosi yang kelewat batas, Taehyung dan Yoongi menghabisi para anak buah Kai disana.

Para pengunjung dan seluruh pekerja disana berteriak histeris menyaksikan kegaduhan tersebut. Namun tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka berempat berhasil menuntaskan segalanya.

Setelah sampai di depan pintu bertuliskan 'V - Y.K' tersebut, Yoongi dan Taehyung berusaha membuka pintunya. Sialnya pintunya terkunci. Sepersekon kemudian, dengan penuh inisiatif Yoongi mendobrak pintu tersebut sampai terbuka.

"Hyera!"

"Kim Hyera! Kau dimana?!" Panggil Yoongi dengan suara yang amat keras.

"Shit! Kita terlambat!" Taehyung menendang dan meninju kencang dinding tak bersalah itu. Taeyeon berusaha menenangkan adiknya walau sesungguhnya dia amat takut melihat keadaan Taehyung saat ini.

Drrttt... Drrttt... Drrttt...

Ponsel Yoongi berdering. Panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

"Halo sobat. Perjuangan yang amat mengharukan kau bisa sampai disini. Hahaha. Aku memberikan apresiasi untukmu. Kau naik level. Sekarang temui aku dihalaman belakang sebelum aku melakukan hal yang sama dengan Jimin pada gadismu ini. Temui aku dalam waktu sembilan puluh detik dari sekarang!"

Tut ... Tut ... Tut...

"Fuck! Berengsek!" Diluar kesadarannya, Yoongi melemparkan ponselnya sampai benda persegi panjang tak bersalah itu hancur lebur. Hal ini membuat orang disekitarnya kebingungan.

"Kau kenapa?"

"Siapa yang meneleponmu barusan?"

"Ada apa? Beritahu aku!"

Yoongi tidak mengubris pertanyaan J-Hope, Taeyeon, dan Taehyung barusan. Langsung saja dia menuruni anak tangga dengan cepat menuju halaman belakang club sebelum Kai menyakiti gadis yang amat dia cintai. Ketiga orang yang bersamanya tadi pun mengikuti arah langkah Yoongi.

"Aku disini! Kau dimana?!" Ucap Yoongi setengah berteriak. Disini sangat hening. Hanya terdengar suara deruan napasnya yang memburu.

Tidak lama kemudian, pria setan tersebut muncul dari persembunyiannya bersama dengan Hyera dengan posisi menodong Hyera dengan pistol dikepalanya.

"Beruntung kau masih memiliki dua detik tersisa. Hahaha." Taehyung yang baru sampai dan melihat nyawa Hyera berada diujung tanduk memasang ancang-ancang untuk menghabisi Kai. Untung saja Taeyeon berhasil menggagalkan niatnya.

"Hohoho. Ternyata ada kau, kau, dan kau juga disini. Sekali kalian bergerak, aku akan menembak kepala gadis ini. Sangat menyenangkan jika kematiannya disaksikan banyak orang, bukan?"

Mati-matian Yoongi dan Taehyung menahan amarahnya. Apalagi ketika melihat Hyera kesakitan didalam rengkuhan Kai. Hyera terlihat seperti kekurangan oksigen.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan, keparat?!" Tanya Taeyeon geram.

"Permintaanku? Tidak. Tidak terlalu sulit," Kai memberi jeda pada ucapannya. Seluruh orang melempari tatapan sangat tajam pada Kai. Sementara pria itu lagi-lagi tertawa licik.

"-nyawa kalian."

Taeyeon menampilkan ekspresi shock. Dia sangat tidak habis pikir pada pria setan didepannya ini. Dimana letak hati nurani ini sebenarnya? Pikir Taeyeon.

"Baik, aku akan memberikan keringanan. Aku akan memberi kalian waktu sepuluh detik untung berunding, siapa diantara Yoongi dan Taehyung yang bersedia menjadi kambing hitam setelah Jimin."

"Aku! Kau boleh membunuhku sekarang, asal kau tidak menyakiti Hyera seujung rambutpun."

Semuanya melemparkan tatapan horror pada Yoongi. Ya, bagaimana bisa dengan mudahnya dia berserah diri begitu. Sementara Kai? Dia menyeringai, lalu terkekeh puas.

"Astaga sobat? Ternyata kau sangat mencintai perempuan ini. Kupikir tadi kau akan memaksa Taehyung. Tapi kenyataannya kau sangat bodoh, hahaha."

"Aku tidak masalah. Lakukan saja."

"Baiklah, jika itu maumu. Sebelumnya maafkan aku sobat. Kupikir kau adalah teman baik bagiku. Ternyata kau termasuk ke dalam daftar orang yang harus ku musnahkan dengan segera. Baiklah, tanpa berbasa-basi panjang, ucapkan kalimat terakhirmu sebelum kau mengakhiri hidupmu."

"Kai, kau gila!" Sekarang giliran Hyera yang berbicara. Tangisannya pecah dan semakin menjadi-jadi. Dadanya terasa sangat sesak. Dia tidak tahu bagaimana jadinya jika nanti menyaksikan peristiwa terbunuhnya sosok yang amat dicintainya.

Sementara Taehyung, dia masih diam seakan tak percaya dengan keputusan Yoongi. Taeyeon dan J-Hope masih tidak kalah shock nya disituasi menegangkan ini.

Yoongi maju dua langkah. Dia menunduk dan memejamkan kedua matanya, lalu mengepalkan kedua tangannya. Sepertinya dia tengah meyakinkan dirinya sendiri. Sepersekon kemudian, dia menarik nafas panjang dan berkata-

"Kim Hyera, aku mencintaimu!" Semuanya sangat kaget mendengar penuturan terakhir Yoongi. Apalagi Hyera, air matanya kembali menetes mendengar kalimat Yoongi. Kai tertawa miris dan bersiap menembakkan peluru dari pistol ditangannya ke tubuh Yoongi.

Dor! Dor! Dor!

"Akh!"

Brukk.

.

To be continue ~

Maafkan diriku please :). Ada yg mau protes? Silahkan. Vote + coment sangat diharapkan.

Lilly Chan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top